“Lili, kenapa bisa sampai di kantor polisi begini, Nak?” Bu Mutia ikut berlinang air mata melihat kondisi putrinya yang nampak berantakan.“Lili dilaporin sama Mas Dirham, Bu.” Lili tersedu, air mata yang jatuh di pipinya di hapus dengan sayang oleh sang ibu. Bagi orang tua, seorang anak meskipun sudah besar dan sudah berkeluarga, di mata mereka anak itu tetap seperti anak kecil.“Ibu belum tahu ceritanya yang sebenarnya bagaimana, Nak.” Bu Mutia memeluk lagi putrinya dan menciumnya. Perlakuan sayang itu tak luput dari penglihatan pak Cipto. Rasanya terharu juga melihat mantan istrinya datang dan memeluk putrinya di depan sana.Pak cipto menghela napas sebentar kemudian berjalan menghampiri putri dan mantan istrinya. Terlihat diatas sana, langit semakin tak ramah sore ini. pak Cipto berinistiatif untuk mengajak keduanya pulang.Pak Cipto berdehem sebentar, agar keduanya menyadari kehadirannya di antara ibu dan anak itu. Pak Cipto,mmm sedikit gugup melihat lagi mantan istrinya yang nam
“Selamat ya, Bu Kumala, Pak Dirham, dari pemeriksaan ini insya Allah positif hamil ya, tapi garisnya masih samar, dua minggu lagi boleh datang kesini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dirham terkejut sekaligus bahagia mendengar penjelasan dokter Dina, tak menyangka istrinya akan hamil lagi, padahal anak mereka baru akan berumur empat bulan minggu depan. Dirham memandang ke arah wajah istrinya yang nampak cemberut. Rupanya ini yang membuat Kumala terlihat marah dan tak suka padanya. Kumala berhasil dihamili lagi, makanya Dirham dapat marah.“Alhamdulillah,” ucap Dirham penuh rasa syukur. Ingin rasanya memeluk istrinya, meski sudah dipastikan tubuhnya akan dihujani tinju dari Kumala.“Namun kesehatan bu Kumala harus benar-benar diperhatikan ya, Pak Dirham. Karna kelahiran pertama yang lalu lewat operasi kan. Nanti vitamin dan penguat kandungannya harus rajin diminum.”“Insya Allah, siap dokter. Saya akan perhatikan istri saya.” sahut Dirham mantap, tak sadar saja, sejak tadi Kumala rasany
“Ayah juga mau minta maaf sama Lili, karna tak punya untuk perhatikan, Kamu. Ayah begitu sibuk mengejar dunia, sampai-sampai ayah ditinggalkan oleh wanita yang begitu ayah cintai.” Suara pak Cipto terdengar begitu penuh penyesalan. Bu Mutia yang mendengar, berusaha menekan perasaan cemburunya, meski sudah berlalu namun rasa itu tetap ada, bahkan sesekali mengintip dan mengejek sanubarinya. Bu Mutia fokus memainkan ujung rambut putrinya yang nampak pecah-pecah karna sering diwarnai dan di smoothing. Ah, pasti yang dimaksud wanita keduanya kan, bukan dirinya. Ada perasaan sedih yang menyeruak dan itu terlihat jelas di wajah wanita berhidung bangir itu, perasaan yang bisa pak Cipto lihat di wajah mantan istrinya.“Lili sementara mau tinggal sama, Ibu dulu.” Lili mengutarakan keinginannya pada kedua orang tuanya yang terlihat saling menahan perasaan itu.“Ibu dari kamu saja, Cuma seperti yang Lili lihat, hidup disana sederhana. Makannya juga sederhana tapi banyak singkong dan jagung ma
“Lepas, Mas.”“Nggak akan,” pak Cipto semakin kecupi jemari itu, ingin rasanya ia kecupi bibir ranum mantan istrinya yang sedang mengamuk itu. Tapi nanti mungkin tamparanlah yang akan didapat.“Kamu kan udah bahagia sama yang lain Mas, kenapa mesti mengharap balik sama perempuan miskin seperti aku.” Netra itu sudah mengeluarka air matanya.“Aku bahagianya sama kamu, Mutia, bukan yang lain. Maaf mas pernah mengecewakanmu.”“Simpan maafmu, Mas. Jangan ganggu aku lagi.”“Mas mohon kembali sama mas, kita rujuk Sayang, please.” Pak Cipto memohon dengan mendongak menatap wajah berlinang air mata itu.Dan…Cup!. Satu kecupan pak Cipto curi di pipi mulus mantan istrinya.“IH DASAR MESUM KAMU YA, MAS!” Bu Lili sudah berontak, memukul dada mantan suaminya itu dengan bertubi. Pukulan yang diterima pak Cipto dengan senang hati. Sebab kedua tangannya sudah melingkar di pinggang ramping bu Mutia tanpa wanita paruh baya cantik itu sadari.Adegan yang sungguh romantis sebenarnya. Adegan yang diam-dia
Bu Mutia menarik kursi plastik warna biru dan meletakkan di depan dipan tempat ibu dan mas Darsa duduk, sementara Lili duduk di sebelah kanan neneknya. Baru mas Darsa akan bicara muncul juga Utari, istrinya dari sebelah dengan baskom sedang berisi jagung rebus yang asapnya masih mengepul. Tadi ia sudah diberitahu suaminya jika akan bicara dengan adik iparnya itu mengenai niat baik mantan pak Cipto. Sementara dua hari yang lalu mbak Utari juga bertemu pak Rasyid, pensiunan tentara itu juga menyampaikan niat yang baik untuk adik iparnya dan sudah mbak Utari sampaikan pada bu Lili juga, namun bu Lili hanya menanggapi dengan senyum. Entahlah nanti siapa yang akan di pilih bu Mutia, atau mungkin hanya sendiri saja hingga semakin menua.Biasanya orang tua yang akan membujuk anak gadisnya untuk menerima perjodohan, namun untuk bu Mutia, putrinyalah yang membujuknya untuk berjodoh kembali dengan mantan suaminya. Hampir tiap malam Lili, berbicara dari hati ke hati bersama ibunya sebelum tidur
Dirham mengecup berulang perut Kumala yang semakin membola, kehamilan istrinya sudah memasuki bulan keempat. Rasa mual dan pusing sudah mulai hilang, hanya sesekali saja datang bila ada bau parfum yang menyengat. Bahkan Dirham juga sudah mengganti wangi parfumnnya yang lebih kalem.Putra pertama mereka juga semakin pintar dan tak rewel. Selalu anteng di tangan baby sitter yang menjaganya. Dirham memutuskan menambah seorang pekerja di rumahnya, khusus untuk menjaga putra pertamanya itu. Namun sudah sebulan ini Davin dan baby sitternya lebih banyak tidur di rumah Kirana.“Sementara Davin sama aku aja, Mala, rumah jadi rame, kalau ada dia nih, berasa punya anak aku sama mas Kahlil.” Ucap Kirana pada Kumala saat akan menjemput keponakannya itu. Awalnya agak berat hati Kumala melepaskan putranya tinggal bersama ipar dan mertuanya, namun kasih sayang yang diberikan oleh Kirana dan suaminya tujukkan untuk Davin juga meluluhkan hati Kumala. Bahkan mertuanya juga senang jadi tak perlu bolak ba
Alhamdulillah, sudah seminggu ini bu Mutia dan pak Cipto sudah resmi kembali menjadi suami istri. Setelah kedatangan pak Cipto minggu lalu di rumah mantan mertuanya. Niatnya yang ingin melamar kembali mantan istrinya itu, malah hari minggunya mas Darsa langsung menikahkan keduanya. Nikah secara agama dulu, biar keduanya bisa bebas kemana-mana berdua. Lili dan mbak Utari yang sigap mengurus konsumsi untuk pernikahan keduanya.Nikah secara agama namun semua keluarga di beritahu, termasuk saudara perempuan pak Cipto. Tujuan mas Darsa segera menikahkan mereka, tentunya untuk menghindari fitnah dan omongan tetangga. Dan malam seninnya pak Cipto langsung kembali lagi ke Surabaya, jika biasanya ia hanya akan pulang sendiri sambil membawa bayangan bu Mutia di benaknya, minggu lalu pak Cipto sudah berhasil membawa mantan isrtrinya itu kembali ke rumah besar mereka. Dan Lili begitu bahagia dengan pernikahan kembali kedua orang tuanya. Namun saat kedua orang tuanya pamit untuk pulang, Lili malah
Perut Kumala yang membola indah, membuatnya nampak semakin cantik dan berisi. Badan berisi itu semakin seksi saja di mata suaminya. Entah dengan kehamilan keduanya ini, bila di kehamilan pertamanya dulu, ia sempat berjauhan dengan Dirham, karna kesalahan fatal yang dibuat suaminya, namun di kehamilan kedua ini, keduanya seakan enggan berjauhan, sejak masalah dengan Lili kemarin itu selesai, ditambah Davian yang sekarang banyak tinggal dengan mbak Kirana, membuat Kumala jadi ikut-ikutan nempel mulu sama suaminya, jika lelakinya itu sedang di rumah.Dirham juga jadi susah mengendalikan diri sekarang. Perasaan cinta dan bahagia yang semakin membuncah dengan penerimaan Kumala padanya, malah membuatnya menjadi takut, sebab gairah yang sering minta di salurkan pada tubuh istrinya yang sedang hamil besar. Jengkelnya Dirham karna Kumala tak berusaha menolak keinginannya. Pria ini takut terjadi apa-apa dengan kandungan istrinya, sebab tuntunan birahinya kadang bergejolak dan kadang sedikit nak