Dirham sedikit heran, dengan sambutan pekerja yang biasanya menyambutnya dengan hormat dan menyapa dengan ramah, namun hari ini nampak semua memandang tak suka padanya, seperti sedang marah dan sedkit mengejek. Pun dengan pak Safri yang biasanya datang menyambut kini nampak diam saja, seperti sedang menghindarinya. Ada apa ini, apa firasat Kumala benar? Batin Dirham bertanya-tanya. Bahkan tadi sempat ia mendengar candaan yang tak sopan dari beberapa pekerja yang sedang mengecor pilar bangunan dua lantai diatas sana. “Nggak apalah punya bini dua, satunya kan anak bos, amanlah keuangan,” seloroh pekerja yang sedang mengayak pasir. “Hahaha, ya tapi dinikahi dulu kali, masa belum nikah udah di gasak aja.” Si Ujang yang terkenal suka ngebon gaji pada Dirham, ikut menimpali sambil tertawa. Siapa yang pekerja ini sedang bicarakan? Dirham jadi malu sendiri mendengarnya. Baru saja Dirham akan mnghampiri pak Safri yang nampak sibuk membantu salah seorang pekerja membuka karung semen, nampakl
“Kenapa kamu harus bohong, Mas? Sedangkan semua orang melihatmu mengajakku keluar makan siang hari itu.” Lili menangis tersedu, dihadapan Dirham dan ayahnya.Dirham yang terima permintaan pak Subroto, tentu saja menyangkal mati-matian tuduhan yang ditujukkan padanya.“Astagfirullah, saya tidak tahu rencana, Mbak apa sama saya, hingga begitu tega menfitnah saya.” Geram Dirham melihat sandiwara perempuan yang senang berpakain cukup terbuka ini. sementara pak Cipto yang melihat kesedihan putrinya, jadi ikut geram melihat penolakan Dirham. Pak Cipto yang tadinya tak terlalu percaya dengan cerita yang disampaikan putrinya, sekarang malah dirinya yang ingin memaksa Dirham untuk segera menikahi Lili, anak perempuan satu-satunya yang sudah yatim sejak SMP ini.“Terserah, Mas Dirham aja, mau terus menyangkal atau tanggung jawab sama aku, yang jelas banyak saksi yang melihat Mas bawa aku ke hotel Bintang hari itu.” Lili menyeka air matanya, yang hebatnya seperti tak ingin berhenti mengalir.“Ba
Dirham kalut, seolah semua menyalahkan dirinya. Bahkan pak Safri, asistennya yang cukup tahu tentang lika liku kehidupan rumah tangga Dirham, seolah bungkam, enggan membela. Padahal pembicaraannya dengan pria empat puluh lima tahun itu tempo hari tentang perselingkuhan dan tentang tabiat Lili sendiri, Dirham rasa bisa membuat pak Safri percaya dengan kata-katanya. Namun nyatanya asistennya itu bungkam dengan ekspresi yang tak bisa ditebak. Setelah mendengar ancaman pak Cipto padanya, Dirham balik menantang orang tua itu, bila dirinya akan membuat malu orang tua dan putrinya. tak perduli jika Dirham dianggap kurang ajar. sebab tuduhan pelecehan yang dilayangkan padanya sungguh melukai jiwa lelakinya. Seketika Dirham kembali merasa bersalah pada Kumala, ia tahu cepat atau lambat, istrinya itu harus tahu tentang kebohongan yang Lili buat dan Dirham takut Kumala salah paham lalu bertindak nekat.“Maaf pak Dirham, saya tidak tahu harus percaya pada siapa, namun semua pekerja melihat pak
“Ada apa, Yah?” Lili keluar dengan wajah yang sudah lebih segar setelah mandi tadi.“Ayah mau bicara sebentar.” Pak Cipto memberi kode pada anaknya agar mengikuti langkahnya ke bawah. Tampak mbok Min, pekerja rumah tangga mereka berjalan dari dapur membawa secangkir kopi pahit untuk tuannya. Semenjak perceraian pak Cipto dan istrinya, pelayan paruh baya itulah yang melayani makan minum untuknya.Tak ada lagi pertanyaan “Mas mau dimasakin apa sebentar? Atau suka nggak menunya? Bahkan istrinya dulu akan minta dipeluk setelah seharian memasak di dapur. Tak ada lagi semua itu, tak ada lagi kemanjaan dari istrinya tak ada lagi pelayanan paripurna untuknya. Semua sirna setelah Marina, gadis pemandu karaoke yang membuatnya tergila-gila memilih menikah dengan pria yang lebih kaya darinya.Lili memperhatikan ayahnya yang nampak menerawang sesaat. Terlihat gurat lelah dan sedih di wajah tua ayahnya. Namun Lili memilih abai. Bukankah ini yang diinginkan ayahnya, setelah bercerai dari ibunya seng
Bu Mutia baru saja selesai mencuci piring bekas makan ibunya, saat didengarnya satu nada pesan masuk di ponsel sederhana yang dibelikan putrinya tahun lalu. Wanita empat puluh delapan tahun ini melihat ke kamar ibunya sebentar, hendak memastikan apakah beliau sudah tidur atau belum, sebelum ia sendiri masuk ke kamar sederhana di rumah orang tuanya ini.Bu Mutia ini sudah empat puluh delapan tahun, namun kecantikannya masih begitu terjaga, tanpa polesan make up berlebih, juga tubuhnya tak gemuk juga tak kurus. Bahkan banyak orang yang mengira jika bu Mutia ini masih berumur tiga puluh lima. Bila jalan bersama Lili pun orang yang tak mengenal akan menyangka mereka adalah kakak adik, bukan ibu dan anak, apalagi keduanya jarang bersama.Semua kehidupan mewah, ponsel mahal, makanan yang enak-enak, perhiasan emas bahkan atm, bu Mutia tinggalkan semua, saat pak Cipto memilih menikah dengan selingkuhannya. Meski pernikahan itu tak terjadi, namun pak Cipto pernah begitu gilanya dengan wanita
Pak Ronald yang duluan tiba di lokasi proyek,padahal para pekerja dan pak Safri menunggu Dirham. Namun tak ada yang tahu dua hari yang lalu Dirham menemui pak Ronald dan menceritakan semua tentang kelakukan gila putri pak Cipto padanya.“Bahkan proyek kita akan di gagalkan,Pak.”“Siapa yang bilang pak Dirham?” tanya pak Ronald, ikut geram mendengar penuturan Dirham. Tak menyangka anak pak Cipto akan bertindak nekat seolah tak ada rasa malu sebagai perempuan.“Pak Cipto sendiri yang mengancam saya, Pak, dihadapan putrinya minggu lalu.”“Baiklah, pak Dirham tolong cari bukti di hotel Bintang, kebetulan hotel Bintang itu masih punya ipar saya, nanti saya berikan kontaknya, bila pak Dirham ingin lapor polisi, nanti saya akan bantu, kita bisa pakai pengacara perusahaan.”Dirham terharu, tak menyangka bosnya yang nampak slengean bila berhubungan dengan urusan perempuan, ternyata akan membantunya keluar dari masalah. Bagi pak Ronald sendiri, seorang laki-laki, bermain-main sedikit di luar ta
Lili masih meraung histeris saat pak Cipto tiba di kantor polisi. Wanita ini tak menyangka bila cinta butanya pada Dirham harus membuatnya berakhir di kantor polisi. Dulu saat masih bersama mantan suaminya, laki-laki itu selalu menuruti keinginan dan kehendaknya, hingga Lili merasa begitu mudah mendapatkan apa yang diinginkan, Lili pikir Dirham ini seperti mantan suaminya yang bisa ia atur kiri kanan dan semau hatinya, meski pada akhirnya mereka harus berpisah, sebab diam-diam mantan suaminya itu memiliki wanita idaman lain. Siapa juga yang tahan dengan istri egois seperti Lili ini.Dua orang polisi wanita tadi membawa Lili ke ruang belakang, agar wanita ini bisa tenang.“Kayanya stres ya,” Polwan berhijab coklat itu bertanya pada rekannya.“kaya depresi, harus ditangani psikiater sepertinya.”“Stres makanya bikin ulah sama pak Dirham, katanya sih gara-gara jatuh cinta sama teman SMA ku itu.”Lalu kedua polwan itu kembali mengawasi Lili, sesekali keduanya berusaha menenangkan wanita i
“Saya benar-benar minta maaf, Mas Dirham. Putri saya suah melakukan kesalahan yang fatal dengan coba masuk kedalam rumah tangga Mas Dirham. Saya juga mohon maaf pada istri mas Dirham, tolong maafkan putri saya, Mbak.” ucap pak Cipto penuh permohonan, sebab andai Dirham tak memberi maaf dan mencabut laporannya, putrinya jelas akan mendekam di penjara minimal tiga bulan, dan tentu Lili akan bertambah depresi di balik jeruji besi. Belum lagi rasa malu yang harus ditanggung.“Insya Allah saya maafkan, Pak. Asal putri bapak berjanji tak menganggu saya lagi.” Dirham mengucap itu sambil menggenggam jemari Kumala. Sementara Kumala yang merasa pusing sejak kemarin lebih banyak diam hari ini.“Saya janji akan menjaga dan menasehati putri saya, mas Dirham.” Pak Cipto merasa kecil di hadapan Dirham hari ini. “Saya mohon Mbak sudi, memaafkan putri saya.” Mohon pak Cipto pada Kumala sekali lagi.“Insya Allah saya maafkan, Pak.” Jawab Kumala dengan dengan lembut. Wanita ini bisa merabai rasa malu y
Ada rasa canggung yang menyeruak. Begitu jelas antara Shella dan Arzan. Semakin canggung sebab di ruangan ini Shella harus bertemu dengan mantan ibu mertuanya. Dulu Shella selalu tak mengannggap Arzan dan ibunya. Kurang menghargai dan menghormati.Andai ingin menuruti sakit hati yang dulu, mungkin mantan mertuanya ini tak menyambutnya dengan hangat.“Shella,” mama Atifa yang duluan maju, menyambut mantan menantunya dan mengangguk ramah pada Anton. laki-laki yang menjadi suami Shella sekarang.“Ma,” Shella mendekat, menjabat dan mencium tangan amma Atifa dengan takzim. “Aku minta maaf, Ma. Aku banyak slaah sama mama.”“Sudah, sudah. Jangan diingat lagi.” Mama Atifa menepuk pelan, pundak Shella lalu menyambut pelukan perempuan yang rambutnya tak lagi diwarnai.Sementara Arzan ikut mendekati Anton dan menyambut dengan baik. Tentu setelah ia memberi kode pada Yasmin yang masih terbaring.Hal memalukan pernah terjadi diantara mereka. Bagaimana dulu awal keduanya bertemu saat Arzan memergok
Baru Yasmin akan mencandai Arzan lagi namun mbak Mia sudah masuk membawa sekantong obat dengan wajah berkerut nampak marah. Membuat Yasmin dan Arzan menjadi heran.Dan keheranan keduanya berubah menjadi rasa terkejut saat dari belakang muncul mama Atifa dan juga Rita bersama suaminya. Anak om Aryo yang menikah kemarin.“Yas, ini Rita yang kemarin nikah. Yasmin mau lahiran Rit, jadi nggak bisa datang kemarin.” Mama Atifa yang memulai pembicaraan karna ia juga paham bila menantunya belum terlalu mengenal istri dari putranya. Kemudian Yasmin mengangguk ramah pada Rita dan suaminya.Nampak sesekali Rita mencuri pandang pada mbak Mia yang tak menggubris kedatangannya sejak tadi. Mbak Mia malah sibuk merapikan lemari yang digunakan Arzan untuk menaruh makanan, air minum dan obat-obatan.Kamar kelas satu yang dipilih Arzan untuk perawatan melahirkan Yasmin cukup lengkap. Ada lemari pakaian, kulkas mini, dan juga lemarin makanan, juga sudah disediakan dispenser air minum yang bisa panas dan d
“Kamu jahat banget, Mas. kamu sudah tipu aku.” Raung Shella di ruang tamu rumah sederhana itu. kepergian Anton yang tanpa kabar hampir sebulan, buat Shella dalam masalah dan dilema. Dan hari ini Anton sudah kembali tanpa memberi kabar juga pada istrinya.Shella terisak, menahan sakit. bukan hanya sakit namun juga merasa malu. Sebab dulu ia tega berzina di belakang Arzan. Ia lebih memilih kembali pada Anton, pria yang dulu menghamilinya tanpa tanggung jawab, dan hingga mereka menikah, Anton juga tak memberi nafkah yang layak pada Shella.Anton membuang pandang, tak tega melihat wajah istri sirinya yang bersimbah air mata. Kepulangannya kemarin adalah untuk mengunjungi istri sahnya di luar pulau secara diam-diam. Namun sungguh kejutan luar biasa yang Anton dapatkan. Apa yang dulu ia lakukan bersama Shella di depan Arzan. Seperti itu pula yang istrinya bersama pria lain tepat di depan mata Anton. Rumah mereka yang agak sepi dari penduduk, buat istrinya bebas memasukkan laki-laki kedalam
“Mbak Yasmin, nggak ada masalah ya, rahimnya bersih, sel telurnya juga bagus, mungkin dari waktu saja, harus lebih rajin lagi bikinnya nih, biar ceoat ada dedek bayi juga. Tapi saran saya, mbak Yasmin boleh datang lagi nanti sama suami kesini, untuk kita periksa kesehatan suaminya juga.” Tutur dokter Dini dengan ramah pada kedua wanita yang sama-sama mengarapkan keturunan dihadapannya ini.“Insya Allah dokter, berikutnya saya ajak suami kesini.” ucap Yasmin, sedikit rasa lega di hatinya, sebab ia tak ada masalah sama sekali, tinggal memeriksa kesehatan Arzan nanti, bagaimanapun hasilnya nanti, mereka aka terus mengusahan pengobatan.“Untuk mbak Nurlita, tetap rajin diminum obatnya, jangan lupa kurangi karbohidrat dan makanan instan, tadi ukuran kistanya sudah semakin mengecil.” terang dokter Dini lagi, sambil menuliskan resep obat untuk keduanya.__"Enggak usah pulang aja sekalian, Mas!" Yasmin melempar jaket hitam milik Arzan kearah pria yang setengah mati dirinduinya itu. Namun
Shella gelisah dan bingung sendiri, Anton yang dua minggu lalu pamit padanya akan ke luar kota selama tiga hari, nyatanya sudah dua minggu ini, pria yang menikahinya secara siri itu belum juga pulang, bahkan tak ada kabar sama sekali. Bukan hanya kabar yang tak ada, namun juga uang bulanan yang Antin berikan sudah hampir habis, tersisa seratus ribu saja, sementara lusa Shella harus membayar cicilan pada koperasi simpan pinjam. Shella nekat meminjam uang pada renteiner yang berkedok koperasi itu, sebab keinginannya untuk membeli baju dan makanan yang enak-enak, tak dapat ia bendung. Sementara uang yang Anton berikan sangat terbatas. Bila dulu saat menjadi istri Arzan, semua akan Shella dapatkan dengan mudah, sebab jatah bulanan dari Arzan untuknya lebih dari cukup. Lelaki yang bertanggungjawab dalam hidupnya, meski tak adAduh bagaimana ini, besok pagi pasti penagih dari koperasi itu datang lagi. Ingin rasanya menemui mantan suaminya untuk minta tolong, namun mengingat aib yang menjadi
Sebenarnya bukan cuma mama Atifa yang mengharapkan Yasmin segera hamil, namun mbak Mia dan mbak Nurlita juga demikian. Kedua kakak ipar Yasmin ini memiliki masalah pada kesburan mereka. Sebab itu mereka mengharap Yasmin yang hamil, dan mereka yang akan merawat anak-anak Yasmin.“Pokoknya kamu hamil dan melahirkan saja, mbak dan abang kamu yang akan ngurus.” Seloroh mbak Nurlita saat bercengkrama dengan Yasmin sore itu di rumah peninggalan orang tua Yasmin, sebelum di kontrakkan. Ya setelah berdiskusi dengan bang Sofyan dan mbak Nurlita, Yasmin memutuskan untuk menyewakan rumah peninggalan orang tua mereka, sebab Arzan juga langsung memboyong Yasmin ke rumahnya setelah di renovasi. Meski tak mewah, namun Yasmin merasa betah tinggal di rumah suaminya.Beberapa kali Arzan membawa Yasmin mengunjungi kantornya, penampilan Yasmin yang tinggi langsing dengan dress panjang, buat karyawan Arzan yang perempuan meminta untuk berfoto bersama Yasmin.“Ibu cantik banget.” Celetuk salah satu karyaw
Semakin hari Nurlita semakin jengah dengan kelakuan Sofyan yang doyan main judi. Sementara keuangan perusahaan suaminya sedang tak sehat. Nurlita sendiri dulunya adalah karyawan di perusahaan itu, posisinya sebagai staf acounting, sebelum dekat dengan Sofyan kemudian menikah. Sebenarnya Nurlita sudah resign sejak menikah dengan Sofyan, namun tetap membantu suaminya memantau keuangan perusahaan. Nurlita pun tak tahu mengapa Sofyan melarang Yasmin bekerja di perusahaan orang tua mereka, padahal adik iparnya itu sarjana administrasi kalau tak salah.Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun batang hidung suaminya belum juga nampak, buat Nurlita ingin marah saja dan berprasangka yang tidak-tidak.Sementara Sofyan masih terpekur di depan meja kerjanya, kemana ia harus mencari pinjaman lima ratus juta, selain untuk membayar utangnya di meja judi, juga untuk ia gunakan sebagai suntikan modal usahanya yang hampir bangkrut. Bulan depan ada tender minyak sawit yang baru, dia berusaha betul m
“Maaf, Mbak kami duluan.” Yasmin yang mengambil alih ketegangan kecil di antara mantan ipar ini. Ia tarik lengan suaminya dengan pelan, agar kemarahan yang mulai keluar di wajah pria berhidung bangir itu, tidak berlanjut. “Ayo, Mas kita bayar baru pulang, aku sudah capek.” Bujuk Yasmin pelan, sebab tak ingin mereka jadi tontanan pengunjung yang lain.“Iya, Sayang.” Arzan berikan tatapan tajam dan amarah pada Leli yang masih berdiri seperti orang kebingungan di tempatnya. Lalu Arzan manut dengan mengikuti langkah kaki istrinya menuju kasir untuk membayar belanjaan mereka.Sebenarnya yang Leli tadi lakukan itu adalah, ia ingin menunjukka perasaannya pada Arzan, bukan setelah berpisah dengan kakaknya saja, perasaan suka itu timbul di hati gadis ini. Saat masih menjadi iparnya dulu pun, Leli sudah ada rasa pada Arzan, ditambah dengan perselingkuhan Shella yang leli tahu, semakin berharaplah dia bila Arzan suatu saat akan memilih dirinya sebagai pengganti kakaknya. Bahkan dulu leli sebena
Rasa bahagia meliputi perasaan kedua pengantin baru ini. Jemari Yasmin dan Arzan terlihat saling erta menggennggam. Masih ada waktu satu hari untuk Arzan libur dari pekerjaannya untuk berbulan madu bersama istrinya.Namun bulan madu mereka tak melulu dihabiskan dengan kegiatan seks yang membara di kamar Yasmin. Kemarin sore sehabis kegiatan panas yang mereka lakukan di subuh hari, Arzan mengajak Yasmin mengunjungi rumah mama Atifa. Mertua Yasmin itu menyambut anak dan menantunya dengan rasa bahagia dan syukur luar biasa, sebab putranya mendapatkan seorang perawan yang terjaga etika dan adabnya. Meski dulu Yasmin pernah berpacaran dengan proia lain, namun itu hanyalah masa lalu, mma Atifa dengan kebijaksanaannya menerima dan menyayangi Yasmin dengan tulus.Sebenarnya gadis inilah yang dulu mama Atifa Inginkan menjadi menantu beliau. Namun Arzan dan Yasmin belum ada jodoh waktu itu. Beginilah jalan jodoh mereka, berliku dan saling menanti bertahun-tahun, bertemu orang lain dulu. Baru t