Share

2. Malam Pertama

Penulis: cyllachan
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-06 22:51:56

Sehari sebelum hari pernikahan.

"Yang Mulia, apakah ini harus dilakukan?" tanya penasihat kerajaan.

Pejabat istana dan beberapa bangsawan berkumpul di ruang rapat istana. Mereka meminta penjelasan Raja Ditrian.

"Kita tidak tahu apa niat Baginda Kaisar hingga beliau menikahkan Anda dengan ...," ucapan penasihat terhenti. Semuanya paham.

"Titah Baginda Kaisar adalah perintah dari langit. Perintah dari para dewa. Jika kita mengabaikannya, bisa terjadi hal yang buruk," balas Raja Ditrian.

"Yang Mulia ... ini akan jadi pernikahan Anda yang pertama. Bisakah Anda menunda pernikahan dengan Putri Sheira? Kami bisa mencarikan Anda perempuan yang lebih baik untuk dijadikan ratu. Dari keluarga bangsawan Direwolf yang baik. Dan-"

"Grand Duke Everon," potongnya. "Dahulu Kerajaan Canideus jatuh pada kekaisaran karena melawan kehendak dewa. Saat kakek buyutku menolak melaksanakan titah kaisar, gempa bumi hebat juga terjadi di kerajaan ini."

"Tetap saja, Yang Mulia. Putri Sheira von Stallon itu sudah tidak punya apa-apa. Kecuali gelarnya saja. Bahkan Yang Mulia sendiri yang membunuh kakaknya, Raja Reghar von Stallon."

"Betul, Yang Mulia. Kerajaan mereka sudah runtuh dan dikuasai kekaisaran. Perempuan itu tidak punya kekuatan politik apapun. Anda menikahi wanita yang bukan siapa-siapa."

"Aku juga tidak akan menempatkan Putri Sheira di pemerintahan. Dia hanya selir. Bukan begitu Lady Emma?"

Seorang wanita Direwolf paruh baya mengangguk. Rambutnya berwarna hitam diikat rapi, senada dengan telinga anjing kecil hitam yang terkulai di kepala. Ada beberapa uban di sana. Gaun biru sederhananya kontras dengan pakaian para bangsawan. Mungkin ini juga pertama kalinya ia berada satu ruangan dengan para bangsawan, raja, dan pejabat kerajaan. Berdiskusi tentang pernikahan raja mereka dengan putri dari negeri jajahan.

Dialah Lady Emma sang kepala dayang. Pertama kalinya setelah sekian puluh tahun mendiang ratu meninggal. Akhirnya akan ada perempuan baru yang ia layani.

"Benar, Yang Mulia. Seorang selir hanyalah selir. Bahkan jika Yang Mulia memiliki anak dari seorang selir, anak itu tidak akan pernah bisa menjadi pewaris kerajaan. Atau menerima hak-hak sebagai pangeran atau putri kerajaan."

xxx

Setelah semua perdebatan itu, ia menikahi seorang perempuan asing. Entah siapa. Kini, setelah bertahun-tahun lamanya, ia memiliki seorang istri. Wanita yang harus ia nikahi karena titah Kaisar Julius.

Titah kaisar. Artinya perintah itu tidak bisa dipertanyakan apalagi ditolak. Seorang kaisar hanya bisa memberikan sepuluh titah seumur hidupnya. Membayangkan Kaisar Julius menggunakan salah satu kesempatan dalam hidupnya untuk Raja Ditrian. Entah harus merasa terhormat, atau merasa dijebak.

Dalam titahnya, Kaisar Julius menyebut, memberi hadiah kehormatan untuk Raja Ditrian von Canideus karena telah mengalahkan Kerajaan Galdea. Kerajaan yang berabad-abad menjadi musuh kekaisaran. Kaisar memberinya wilayah Galdea Timur yang luas, dan seorang putri untuk dinikahi.

Tidak ada yang tahu akan seperti apa. Semua orang telah menyiapkan pesta sambutan. Raja Ditrian juga memakai baju terbaik untuk menghormati kedatangan calon istrinya.

Namun yang datang padanya hari itu adalah sebuah penghinaan. Jika memang itu adalah hadiah, seharusnya calon istrinya tidak datang seperti gembel, seperti budak dengan bekas lilitan rantai di kedua pergelangan kakinya. 

Raja Ditrian tidak punya pilihan. Itu adalah titah kaisar. Perintah para dewa dari langit. Dia juga tak ingin orang-orangnya menderita hanya karena dirinya menolak sebuah pernikahan yang sepele.

Mata emasnya menatap lurus. Perlahan Ditrian membuka pintu pohon ek yang tinggi. Kamar selir barunya.

Seisi ruangan remang, tetapi ia bisa melihat sosok wanita itu. Duduk di bibir kasur seolah tengah menyambutnya.

Pakaiannya sudah berganti dengan baju tidur sutera putih tipis. Rambut emasnya tergerai. Wajahnya sama seperti tadi pagi.

Jelek dan memuakkan.

"Selamat malam Tuan Putri," sapa Ditrian tenang.

Tentu bukan nafsu yang meliputi benak pria itu. Yang benar saja! Hanya rasa penasaran.

Penasaran lelaki yang baru pertama kali memiliki seorang istri. Penasaran bagaimana wanita itu bisa berakhir di sini. Penasaran seperti apa wanita ini. Mereka bahkan belum berbicara satu sama lain.

Putri Sheira menjawab dengan sebuah anggukan.

Ditrian melangkah mendekat. Ia bisa semakin jelas melihat wajah aneh dan buruk rupa wanita itu. Kali ini rautnya takut.

Ditrian ikut duduk di bibir ranjang, mungkin jaraknya satu kaki.

"Tuan Putri, kita suami istri sekarang," ucap Ditrian lagi.

Itu membuat sang putri semakin gusar. Kedua tangannya bertaut begitu erat. Ditrian bisa melihat.

Bukankah ... seharusnya Ditrian-lah yang merasa tidak nyaman? Bagaimana menikmati malam pertama dengan perempuan berwajah kuda seperti dia? Bahkan baru kali ini ada wanita yang risih berada di dekatnya. Sudah untung dia mau datang ke kamar ini!

Ditruan mengernyit. Ia menghela nafas lalu bangkit.

"Aku tidak akan melakukannya jika kau tidak mau," ucap Ditrian datar.

Ia lalu menggeser sebuah kursi di sana dan meletakkannya di samping ranjang, di depan Sheira duduk. Kemudian pria itu duduk berhadapan dengannya.

Sheira pun bingung. Hingga akhirnya ia mendongak dan benar-benar memperhatikan pria itu.

Begitu rupawan, dengan baju tidur satin berwarna biru muda. Ada sedikit luka mengintip di dada. Bekas perang atau apa. Tatapannya begitu tenang. Yang paling menarik perhatian bagi Sheira adalah telinga anjing berwarna hitam di kepala pria itu.

Bergerak-gerak sesekali. Kecil dan seperti tenggalam di rambutnya yang kelam.

Ia terus menatap telinga itu dengan mata peraknya. Kagum. Seperti anak kecil buta yang baru bisa melihat pelangi.

"Apa Tuan Putri baru pertama kali melihat Direwolf?"

"Maaf, Yang Mulia. Memang benar, ini pertama kali dalam hidupku melihat seorang Direwolf. Maafkan atas kelancanganku."

Ditrian terperanjat.

Suara Sheira benar-benar indah. Tak seperti wajahnya. Intonasinya anggun, suaranya bulat. Begitu bermartabat. Berbobot.

Benar-benar seperti seorang putri.

"Tidak apa-apa. Kau bisa memanggilku Ditrian saat kita sedang berdua. Dan ... aku memanggilmu ...?"

"Sheira, Yang Mu- ah maksudku ... Ditrian," koreksinya cepat-cepat. Ditrian tersenyum.

"Kita baru berkenalan setelah menikah. Pasti berat bagimu. Dan ... mungkin kau telah melalui banyak hal hingga sampai kemari."

"Ya ... itu benar," jawab Putri Sheira lirih. Ia tertunduk pahit, lalu meremas rok gaun tidur putihnya.

Wanita itu menajam, perlahan ia mendongak menatap Ditrian dengan berani. Tak tersirat keraguan sedikitpun dari sorot matanya. Tatapannya pada Ditrian tiba-tiba berkobar. Seolah ia memang ingin Ditrian tahu dia benar-benar melalui banyak hal.

Mereka berdua bungkam. Ditrian merasa aneh. Sheira yang takut sudah tidak ada lagi. Apa karena ia memperbolehkan memanggil namanya saja?

"Mungkin sebaiknya kita sudahi saja dan lekas tidur. Kita lakukan lain wak-."

"Apa kau yang membunuh kakakku? Raja Reghar?" potongnya.

Wajah buruk rupanya tajam. Ditrian merasa sedang diacungkan belati oleh wanita ini. Senyum kecil Ditrian, sirna.

"Apa kau yang telah menghancurkan kerajaanku? Kerajaan Galdea?" tanyanya lagi.

Ditrian diam. Hanya bisa menatap mata perak wanita itu.

"Mengapa kau tidak membunuhku saja sekalian?"

Seketika Ditrian bangkit. Ia berdiri sejenak. Sebuah perasaan yang sangat aneh menyelimuti relung hatinya. Bukan takut, bukan iba, bukan juga marah.

"Istirahatlah," ucapnya dingin.

Dengan langkah yang besar, ia berbalik dan menuju ke pintu pohon ek. Ia berhenti di sana sambil memegangi gagangnya. Lalu ia menoleh ke belakang. Menatap Sheira dari jarak itu.

"Itu benar. Aku yang membunuh Reghar. Aku yang menghancurkan kerajaanmu. Kau tahu kenapa aku tidak bisa membunuhmu? Karena kau istriku. Aku sudah bersumpah di hadapan para dewa. Apa kau paham betapa terhinanya aku menikahimu?"

Sheira masih menatapnya.

"Kau hanyalah sebuah upeti dari kaisar. Selamat malam."

Ditrian keluar dari kamar itu dan membanting pintu tinggi pohon ek.

'Keluarganya kubunuh. Rumahnya kuhancurkan. Dan aku menikahinya.'

Ya. Itu rasa bersalah.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sera Mayumi
Hm... Shiera punya sihir kah? atau kemampuan buat ganti wajah biar jadi jelek gitu wkwkk. gak.. beneran, ini serius. atau dia dandan biar keliatan buruk rupa gitu? biar rajanya gak suka sama dia.
goodnovel comment avatar
Kikiw
Sheira kena kutukan kali ini, jadi buruk rupa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KINGMAKER (Indonesia)   3. Para Bangsawan

    Setelah malam itu, Ditrian sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki ke kamar selirnya lagi. Seolah pernikahan itu tidak pernah terjadi. "Ini tidak adil Yang Mulia!" pekik Viscount Elliot. "Kita sudah mengorbankan banyak hal dan perbekalan agar kekaisaran bisa memenangkan perang. Tetapi kita hanya mendapat wilayah Galdea Timur!" "Itu adalah titah Baginda Kaisar, Viscount Elliot," ucap Marquess Riven lirih. "Diam kau! Kau juga tidak melawan saat Kaisar menurunkan titah itu! Kau ini ada di pihak siapa Marquess Riven?!" "Beraninya Anda mempertanyakan kesetiaanku pada kerajaan!" bantah Marquess Riven pada Viscount Elliot. Tuduhan itu sudah kelewatan. "Sudahlah," ucap Raja Ditrian pasrah. "Tidak bisa begitu Yang Mulia! Jika kita tak mendapatkan wilayah yang menguntungkan, seluruh kerajaan bisa kelaparan di musim dingin nanti," Viscount Elliot kembali menoleh pada Marquess Riven. "Sekarang kau paham kan apa yang telah kau perbuat, Marquess?

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • KINGMAKER (Indonesia)   4. Lady Evelina

    Ditrian canggung. Sungguh, demi dewa, dia ingin sekali bisa leluasa berbincang dengan Evelina. Dan Grand Duke Everon memasang wajah itu! Ya. Wajah yang mengatakan pada Ditrian,ayolah kawan!Dan Ditrian tahu apa maksudnya. Pria itu dengan hati-hati menoleh pada Sheira. "Mm ... Tuan Putri-" "Aku merasa haus," potongnya tiba-tiba. "Yang Mulia Raja, Yang Mulia Grand Duke, dan Lady Evelina ... aku mohon pamit. Silahkan berbincang. Jika Yang Mulia Raja membutuhkanku, aku akan berada di sebelah barat aula. Permisi, dan nikmati pestanya," Putri Sheira tersenyum sembari melepaskan gandengan pada Ditrian. Ia membungkuk sedikit lalu pergi. Tanpa Ditrian sempat mengangguk atau mengijinkan, ia pergi begitu saja. Melenggang melewati tamu-tamu seolah merasa tidak akan ada yang memperhatikannya. Tapi para bangsawan Direwolf ini menatap sinis saat ia lewat. Ditrian masih menatapi punggung Sheira hingga ia menghilang dalam kerumunan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • KINGMAKER (Indonesia)   5. Si Wajah Kuda

    "Aku berciuman dengan Lady Evelina," ucap Ditrian parau. Ia meremas rambut hitamnya sambil tertunduk lesu. "Bukankah itu hal yang bagus?" tanya Everon. Ia melihat Ditrian tiba-tiba setengah berlari menuju ruang serba guna. Grand Duke Everon pun menyusulnya. Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres hingga Raja Ditrian bersikap seperti itu. Pria ini terlihat sangat gusar tadi. Kini ia duduk dengan memegangi kepalanya. "Tidak! Ada yang melihat kami!" sergahnya. "Siapa?" "Entahlah. Yang jelas tamu dari salah satu bangsawan. Apa yang akan mereka pikirkan tentangku?!" Everon hanya menepuk bahu tegang Ditrian. Ia menyeringai dan mendengkus geli dengan gelagat sepupunya itu. Beberapa saat kemudian ia mulai bicara. "Tenang saja kawan. Tidak akan ada rumor buruk tentangmu. Sepertinya seluruh pergaulan atas telah merestuimu dengan Evelina. Justru ini adalah hal bagus!" "Tapi ... bagaimana dengan Putri Sheira? Aku baru saja menikahi s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • KINGMAKER (Indonesia)   6. Penyihir Api

    "Evelina! Evelina!" Duke Gidean von Monrad yang gemuk tergopoh. Ia langsung jatuh berlutut dan meraih Evelina dari pelukan Ditrian. "Panggil dokter!" perintah Ditrian. "Yang Mulia! Apa yang terjadi dengan putriku?!" tatap Duke Gidean pilu, ia mulai menangis. Wajah pria gemuk itu histeris, panik. Ia terisak dan wajahnya jadi basah air mata. Ia memanggil nama Evelina berkali-kali. Sesekali menggoyahkan putrinya agar bangun. Grand Duke Everon berusaha menenangkannya. Tak lama, beberapa dokter istana datang. Ditrian bangkit dan membiarkan dokter-dokter itu mengambil alih. Mereka menyentuh nadi dan leher Lady Evelina. Wajah Ditrian memucat. Seorang tamu, putri Duke pula! Keracunan di pestanya. Bahkan ia juga hampir meminum anggur yang sama. Dia merasakan sebuah keanehan. Seharusnya, bagi dirinya seorang Direwolf akan sangat mudah untuk mencium racun di anggur itu. Bahkan bisa dibilang, Ditrian sudah pernah membaui segala macam racun di benua ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • KINGMAKER (Indonesia)   7. Wanita Misterius

    "Sial!" umpatnya. Panik. Ia berdecak lalu memegangi dahinya. Sudah tak terkejut lagi, kini ia terlihat kesal. "Kau ini siapa?" tanya Ditrian lagi. Wanita itu kini menatapnya. "Aku ... Sheira!" Ditrian terpaku di sana. Baru pertama kali ia melihat wanita yang secantik ini seumur hidupnya. Wajahnya sangat unik. Hidungnya tinggi, pipinya merona seperti mawar. Bibirnya tipis mempesona. Seperti berasal dari negara lain. "Pasti Magi penyamaranku terlepas karena aku menggunakan Magi yang lain. Ah sial!" gerutunya. Ditrian tak mengerti apapun yang wanita itu ucapkan. Mata pria itu memicing. Ia lalu mengacungkan pedangnya lagi pada orang asing ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • KINGMAKER (Indonesia)   8. Pembuktian Sang Putri

    Baru saja Ditrian mendapatkan laporan kepala pengawal istana. Tidak ada tamu bangsawan yang terluka. Mereka bisa dievakuasi tepat waktu. Pagi itu ruang kerjanya sibuk. Dipenuhi beberapa dokumen dan laporan soal kejadian kemarin. Termasuk daftar benda yang terbakar dan perkiraan perawatan ruang pesta. Mungkin tidak akan bisa dipakai untuk acara selama beberapa minggu. "Yang Mulia. Lady Emma ingin bertemu dengan Anda," ucap pengawal. "Biarkan dia masuk," Ditrian duduk di kursi kerjanya. Dia hanya tidur sebentar semalam. Bekas kebakaran ruang pesta sedang diurus dan beberapa pegawai istana juga mondar-mandir ke ruangannya. Lady Emma masuk ke ruangan dengan terengah. Ia terlihat begitu tergesa. Wajahnya pucat dan panik. "Yang Mulia, m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • KINGMAKER (Indonesia)   9. Raja Perkasa

    "Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" lirih Ditrian. Mata emas pria itu masih menggerayangi tubuh moleknya. Mencuri-curi pandang? Mungkin bisa dibilang begitu. Sheira mengernyit. Justru kini ia kebingungan. "Kau tahu 'kan? Sebenarnya di dunia ini kita semua sama. Kita adalah manusia yang sama. Tetapi dewa menurunkan mukjizat untuk setiap mahluk. Direwolf, Vampir, Elf ... kau bisa membedakan mereka dari telinga dan gigi-gigi mereka. Manusia setengah penyihir bisa mengendalikan elemen masing-masing seperti api, air, tanah, dan udara. Dan penyihir murni bisa menjadi elemen mereka seutuhnya, seperti yang kita hadapi waktu itu." Ditrian mengangguk kecil. Dia paham kalau hanya soal itu. "Lalu?" "Kita beruntung bisa mengalahkan y

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • KINGMAKER (Indonesia)   10. Grand Duke Everon

    Lady Emma adalah wanita Direwolf paruh baya. Ia berasal dari keluarga bangsawan kecil di wilayah barat kerajaan. Ia telah melayani mendiang ratu, ibunda Raja Ditrian. Dari pertama kali menikah, hingga langit memanggilnya saat ia terbaring di ranjang untuk terakhir kali. Sudah bertahun-tahun lamanya, hingga Raja Ditrian menikahi seorang selir. Putri yang buruk rupa. Dayang istana, putri-putri bangsawan yang masih muda banyak mengeluh. Menggerutu. Mereka merasa kehormatannya diinjak karena harus melayani selir buruk rupa. Dari negeri jajahan pula. Lady Emma juga sedih. Tetapi ia hanya ingin melakukan yang terbaik di hari tuanya. Sebagai kepala dayang istana. Pagi ini seperti biasa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30

Bab terbaru

  • KINGMAKER (Indonesia)   117. Wanita di Menara

    Ditrian meletakkan seikat bunga berwarna kuning keemasan. Ia tersenyum."Mirip kau," katanya.Empat puluh lima tahun berlalu. Empat puluh lima tahun lamanya pula Sheira terbaring di ranjang. Kini ia ditempatkan di sebuah menara tinggi. Setelah perang, raja-raja memantapkan Ditrian sebagai kaisar baru mereka. Kaisar Ditrian von Canideus. Setelah berabad-abad, akhirnya ada seorang kaisar yang adil dan bijaksana. Kekaisaran menjadi makmur. Semua makhluk hidup berdampingan dan beriringan. Bangsa Elf tak lagi begitu menutup diri mereka. Mereka membagi pengetahuan di bidang pengobatan dan sihir. Sementara para Dwarf terkadang menjual teknologi-teknologi yang mereka miliki seperti teknologi pembajak sawah otomatis dan kincir air yang bisa digunakan untuk menumbuk biji-bijian.Kekaisaran berangsur makmur semenjak pemerintahan Raja Ditrian.Meskipun rakyat kini bisa hidup damai dan bersuka cita, tidak dengan Raja Ditrian. Dia akan bersuka cita kelak, saat su

  • KINGMAKER (Indonesia)   116. Ambrosia

    Ditrian langsung menerobos ke dalam tenda. Ada beberapa orang di sana."Sheira! Sheira!" pekik Ditrian. Ia langsung menghampiri istrinya yang telah terbujur kaku di atas ranjang. Ditrian memeluk dan memegang tangannya. "Apa yang terjadi?! Sheira! Bangunlah! Aku disini, Sheira!"Ditrian tak bisa membendung kesedihannya. Ia menangis sambil memeluk jasad Sheira. Ia menangis begitu memilukan. Tidak pernah ada seorang pun yang melihat pria itu menangis. Tidak ada. Namun di hari itu ... Ditrian begitu merana. Ia membelai rambut emas Sheira, memanggil-manggil namanya begitu putus asa.Semua yang ada di ruangan itu sangat berduka."Apa yang telah terjadi p

  • KINGMAKER (Indonesia)   115. Kemenangan

    Keesokan harinya, setelah matahari terbit, semua orang telah bersiap di pos mereka masing-masing. Ditrian menggenggam tangan Sheira di atas bukit, raja-raja juga berada di sana. Mereka bisa memandangi keseluruhan medan perang."Kau sudah siap?"Sheira mengangguk. "Aku telah menunggu hari ini seumur hidupku. Aku akan membunuh mereka semua," kata Sheira mantap.Ditrian mengecup punggung tangannya. "Jangan terlalu memaksakan dirimu. Aku akan memenangkan peperangan ini untukmu, sayangku."Tak berapa lama kemudian, suara terompet dibunyikan. Raja Dwarf melihat dengan sebuah tongkat dari kuningan yang ditambahi sebuah kaca kecil di ujungnya. Katanya benda itu bernama teropong jarak jauh.

  • KINGMAKER (Indonesia)   114. Pemimpin Perang

    Ditrian membawa kembali Sheira ke ibukota. Sedangkan Everon, dengan berat hati ia patuh untuk tetap membangun wilayah Galdea Timur dan menetap di sana. Everon patah hati. Namun ... dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.Sementara itu, diantara kemelut dan tragedi meninggalnya Evelina von Monrad dan Duke Gidean von Monrad di dalam istana, pernikahan mereka tetap dilaksanakan. Sheira von Stallon telah dinobatkan menjadi ratu dari Kerajaan Canideus. Kemudian Fred yang telah dibebaskan menyelidiki penyebab tindakan bunuh diri dan dari mana Evelina mendapatkan racun itu. Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukanlah bahwa ini ada campur tangan dengan Kaisar Alfons. Termasuk ketika anak dalam kandungan Sheira gugur. Duchess Anna yang telah kehilangan kewarasannya selalu mengatakan hal itu berulang-ulang, berkali-kali dengan sumpah serapah.

  • KINGMAKER (Indonesia)   113. Putus Asa

    Padang rumput di sini begitu luas dan tenang. Lebih indah daripada yang ada di kerajaan Canideus. Sepuluh orang ksatria Direwolf menyertai Raja Ditrian von Canideus.Raja yang telah dengan sengaja membatalkan pernikahannya sendiri. Mereka berangkat subuh-subuh, berangkat diam-diam dari istana tanpa membuat keributan, tanpa seorang pun tahu akan kepergian mereka. Meski pun begitu, Ditrian sudah meninggalkan surat perintah pembatalan pernikahannya. Mereka kini beristirahat di tengah perjalanan menuju ke Galdea Timur.Seorang di antara mereka menghampiri Ditrian. Ia menyerahkan sebuah surat."Yang Mulia ... ada pesan dari istana."Ditrian membuka gulungan surat itu. Pastilah burung merpati dari istana terbang menyusul

  • KINGMAKER (Indonesia)   112. Ramuan Pnigomia

    Para bangsawan sudah bersuka cita. Mereka telah membawa perasaan itu ketika berangkat dari rumah. Meskipun mendadak, kabar pernikahan Raja Ditrian dan Lady Evelina von Monrad, anak Duke Gidean von Monrad yang tersohor akan dilaksanakan. Kabar itu menyebar sangat cepat bagai lumbung gandum yang dilalap api. Mereka sudah bersiap dan duduk dengan khidmat di kursi aula. Dekorasi istana hari ini bernuansa biru tua dan emas. Juga bendera-bendera Kerajaan Canideus yang berlambang serigala menganga sudah dipasang.Di luar istana, rakyat juga tak kalah heboh. Nampaknya seluruh jalanan begitu ramai karena mereka pun ikut merayakannya. Festival-festival dan hiburan rakyat membuat hari ini kian riuh. Pontifex sudah bersiap di altar, hendak memberkati pernikahan mereka berdua.Termasuk Lady Evelina. Ia sudah cantik, mempesona luar biasa.

  • KINGMAKER (Indonesia)   111. Ratu Yang Baru

    Beberapa hari ini Evelina begitu bahagia. Setiap malam, setiap hari, ia selalu bisa melihat Ditrian. Evelina kian terbuai dengan kisah kasih bersama pujaan hatinya itu. Raja Ditrian von Canideus yang gagah perkasa dan rupawan. Ini semua bagaikan mimpi bagi Evelina. Dia tidak pernah mengira jika angan-angannya sejak dulu akhirnya terwujud. Apalagi, mereka selalu bercinta, hingga Ditrian menjanjikan jika suatu hari nanti mereka akan mempunya anak. Evelina pun yakin akan itu. Entah sudah berapa kali mereka melakukannya. Benih-benih dari Ditrian sudah berada di dalam tubuhnya.Setiap malam mereka memadu kasih. Begitu romantis, bergairah dan bernafsu. Ini yang membuatnya semakin tidak akan pernah melepaskan Ditrian. Namun ia juga sadar, jika ini hanyalah sebuah kepalsuan. Evelina paham betul, hal yang begitu hebat mengubah hati Ditrian adalah karena setetes ramuan ini. Ramuan cinta dar

  • KINGMAKER (Indonesia)   110. Sheira dan Everon

    Langit hari itu sangat cerah. Kepulan awan di atas sana yang berwarna putih begitu indah. Sudah beberapa hari berlalu sejak Everon meninggalkan ibukota. Sejak ia meninggalkan istana dan kemelut politik di kerajaan. Mungkin baru kali ini ia keluar dari huru-hara itu setelah sekian lama. Everon tak ingat kapan terakhir kali kepalanya merasa setenang ini, sehening ini.Di tanah lapang ini, pasukan dan para ksatria Direwolf telah mendirikan tenda-tenda berwarna putih. Ada bendera juga yang tertancap di tenda yang paling besar, tenda miliknya. Bendera itu berlambangkan simbol Kerajaan Canideus dengan latar biru tua dan kepala serigala berwarna emas tengah menganga menghadap kedepan.Everon memerhatikan kesibukan dan lalu-lalang prajurit dan ksatria Direwolf di sekitar perkemahan. Itu membuatnya sedikit lupa jika ia belum benar-ben

  • KINGMAKER (Indonesia)   109. Eksekusi

    Di dalam kamar yang hangat dan remang-remang, cahaya lilin bergetar lembut di dinding, menciptakan bayangan yang menari-nari seolah menyaksikan saat penuh asmara yang tengah berlangsung. Raja Ditrian duduk di tepi tempat tidur, wajahnya dipenuhi ketegasan dan kelembutan.Di bibir ranjang yang luas ini, mereka sudah duduk saling bersebelahan. Ditrian yang gagah itu hanya mengenakan jubah tidur. Sedari tadi ia mengamati Evelina dari ujung kaki hingga kepala, berbalutkan gaun tidur malam berwarna putih mutiara."Evelina," suara Ditrian dalam, penuh emosi, saat ia meraih tangan Evelina, menggenggamnya dengan lembut. "Setelah segalanya yang terjadi, terimakasih telah setia berada di sampingku. Setelah semua yang kulakukan padamu ... terimakasih kau masih ingin bersamaku. Maafkan aku atas sikap-sikapku dulu."

DMCA.com Protection Status