Tegakkan Solat, tunaikan Zakat, rutinkan membaca Al Quran serta rutinkan dzikir agar jiwa mu tak gampang dipengaruhi hal-hal yang tidak baik.
******* Sudah berapa hari ini mas Adi tidak pulang, Mamak memberi kabar kalau mas Adi keluar kota tanpa ku tanya. Tidak ada kehilangan atau apapun, biasa saja ku rasa. Sepertinya hati ini sudah benar-benar mati untuknya. Aku sudah mendapatkan ART untuk membantuku membersihkan rumah dan menjaga Twins karena cuti kantorku akan segera habis. Bapak pulang pergi, kadang menginap kadang pulang ke Bekasi, masih menikmati kenangan maklum Bapak terakhir hanya tinggal berdua dengan Yudi. Sore itu mas Adi pulang, seperti biasa tak ku hiraukan, atau ku sapa, bahkan melihatnya pun aku enggan. Mungkin orang akan memandang ku istri yang tidak berbakti tapi untukku suami model seperti apa dulu dia. Mas Adi masuk saat aku sedang berbaring disamping Twins sambil melihat TV, tiba-tiba langsung menguDoakan Suamimu, jangan berputar asa akannya. Ibarat batu yang keras bisa terlubangi oleh tetesan air, begitupun hati manusia. Maka minta lah kepada sang pembolak balik hati. - Ustad Didi - *******Prang.. Suara pajangan kaca dibanting Adi." Kamu ya, semakin menjadi sikap mu. Dari kemarin kan aku sudah larang kamu ngaji dan pulang malam malam. Nga nurut kamu sama suami..." hardik nya " Aneh ya kamu, aku tuh ngaji. Bukan ke diskotik, ketempat karaoke atau nongkrong di cafe. Lagipula aku ditemenin Bapak nga sendirian, pulang juga sama Bapak. " " Pokoknya aku nga setuju. Awas kalau minggu depan kamu kesana lagi.." Sudah hampir 2 tahun belakangan ini Adi selalu ribut setiap Ines pulang mengaji. Dilarang dengan alasan yang tidak jelas. Tekanan pekerjaan, Ekonomi, kehidupan rumah tangga Ines yang berputar dipermasalahan itu itu saja membuat Ines membutuhkan pelarian. Atas saran dari Bapak, tiap malam
Hargai lah dirimu karena yakin lah saat kamu tidak menghargai dirimu sendiri maka jangan harap orang akan menghargai mu. - Ines - ******* Sejak kejadian itu Ines memutuskan untuk berubah. Tak lagi jujur soal keuangan kepada Adi karena cantik itu bisa asal ada dananya, HP nya dan dari sananya hehe. Dan Ines cantik dari sana nya hanya Adi saja yang tidak bersyukur bisa mendapatkan Ines yang mau menerima Adi apa adanya. Atas perjuangan Ines mencapai target tidak hanya jabatan yang naik tapi gaji Ines juga naik. Dari gaji pokok 7 juta menjadi 10 juta, bahkan bos nya Ines menambahkan 2 juta extra apabila Ines mencapai target bulanan. Adi hanya tau gaji Ines naik dari 7 menjadi 8 juta, ada selisih 2-4 juta perbulannya yang Adi tidak tau. Begitupula bonus, dari yang per 6 bulan sekali sekarang Ines terima bonus per 3 bulan sekali itupun nominalnya hanya 10-15 juta yang diketahui Adi. Padahal yang sebenarnya, Ine
Genggam sebelum hilang, Jaga sebelum tiada, Hargai saat ada disisi, karena sesuatu yang tak dihargai akan dirindui saat dia pergi.. ******* Percakapan dengan Koko kemarin benar-benar menampar Ines. Masalah rumah tangganya dengan Adi sudah sampai ketelinga orang lain. Selama ini selain ustad Didi yang biasa diminta Ines saran dalam pandangan agama hanya Mimi dan Lian sahabat terdekat Ines yang tau masalahnya. Sebisa mungkin memang Ines menutup hal ini. Bahkan Bapak pun tau nya Ines dan Adi baik-baik saja. Mimi dan Lian pun sebenarnya sering menyarankan Ines untuk berpisah dengan Adi tapi masalahnya tidak semudah itu ada Twins yang harus dipikirkan. " Tau ini Tante, Ines masih aja maunya kerja, padahal setiap bulan selalu aku kasih uang puluhan juta. Dasar dia aja yang terlalu boros.." kata Adi saat kumpul keluarganya. Siang ini kebetulan adik Mamak yang bernama Tante
Jika Suami menyakiti hati Istri berkali-kali, namun masih di maafkan bukan berarti istri takut kehilangan atau sangat mencintai.. Tapi karena ada hal berharga yang dipertahankan, yaitu BUAH HATI - Ines - ***** Bunyi suara mobil terdengar memasuki rumah suara pagar terbuka, memang Ines tidak pernah mengunci pintu pagar hanya di tutup selain lingkungan komplek aman, untuk menuju kerumah pun harus melalui dua kali pemeriksaan, dan apabila diatas jam 11 malam yang bisa masuk hanya orang-orang yang memiliki kartu khusus penghuni. Adi masuk kedalam rumah dan langsung masuk ke kamar. Kebiasaan Adi yang Ines tidak suka dari mana-mana tidak pernah bersih-bersih diri dulu padahal punya anak kecil, untungnya Twins ti
Berdoalah kalian kepada Allah dengan kondisi yakin bahwasannya Allah akan mengabulkan doa kalian. Dan ketahuilah Allah tidak akan mengabulkan doa seseorang yang lalai hatinya. -HR Tirmidzi-*******Senin setelah sekian purnama dinyatakan hari bersejarah untuk Ines, dihari itu Adi sukses membuat happy keluarga Ines. Tidak hanya ditraktir makan, dibelikan kebutuhan pokok. Bapak, Adik-adik Ines, Twins bahkan suster pun kebagian baju & celana baru. Untuk Ines, Adi spesial membelikan satu set perhiasan. Malamnya Adi ikutan menginap dirumah Bapak, biasanya banyak sekali alasannya untuk menolak. Keesokan malamnya lagi-lagi Adi mentraktir Ayam-ayaman ( Daging Burung ), cemilan dan ikut seru-seruan diacara family time keluarga Ines.Setiap menginap dirumah Bapak memang ada satu malam khusus kumpul keluarga, acaranya simpel hanya nonton bersama, main kartu cangkulan yang kalah dicoreti lipstick ditemenin Ayam-ayaman, snack dan minuman ringan.
Orang bodoh kalah dengan orang pintar, orang pintar kalahnya dengan orang beruntung, Makanya kamu harus jadi orang pintar yang beruntung. Mau pintar harus banyak belajar, mau beruntung banyak mendekatkan diri dengan Allah.. - Bapak - ******* 2 bulan lagi Lebaran, Adi semakin sumringah disetiap kesempatan ada saja caranya menyindir Ines soal Mobil. Ingin rasanya Ines mengambil mobil secara kredit, DP nya Ines ada tapi Ines takut kalau cicilannya akan memberatkan. Lagipula mobil itu investasi turun, jadi kalau membeli secara kredit nanti saat lunas dijual karena ada kepentingan harga jual jauh dibawah harga beli. Untuk membeli cash seken tabungan rahasia Ines pun belum mencukupi, lagipula Ines tidak mengerti mesin ngerinya malah da
Subahanalloh, Allah Maha Baik. Sepertinya ini jalan Allah agar Ines bisa punya mobil tanpa harus kredit. Ingin rasanya Ines sujud syukur sekarang juga tapi masih ada bos Fuji. " Selain mobil nanti saya info lagi ya pak, apa aja yang diperlukan untuk keperluan pengurusan importnya. Yang pasti izin-izin nya kita sudah komplit kan ? " " Izin sepertinya sudah, tapi coba kamu pastikan lagi ke Gita. Lalu sekalian info ke dia juga untuk mobil, mau warna apa trus maunya Matik atau Manual. " " Hmm... Ada lagi Nes yang kamu mau tanyakan ?" " Oya pak, ini kan diluar job desk Ines, yang artinya kewajiban saya bertambah lalu apa ada tambahan .." Dengan Bos Fuji, Ines tidak malu-malu apalagi bos Fuji tau kalau Ines tulang
Hari raya pun tiba, selesai solat ied Adi, Ines dan Twins menuju kontrakan Bapak. Biasanya setelah sungkem di rumah Bapak , mereka langsung menuju kerumah Mbah Uti ibunya Bapak diPondok Gede ,selepas dari sana baru lanjut ke Depok untuk berziarah kemakam Ibu dan Yudi terakhir mampir kerumah Nenek, ibu dari alm Ibu yang rumahnya tak jauh dari situ. Dijalan menuju rumah Bapak, Adi tak berhenti-hentinya nyinyir.. " Tuh kan, mana katanya lebaran kali ini kamu ada mobil baru. Lagi-lagi pakai mobilku. Coba deh nanti bilang sama Bapak, dia sama Lily naik motor aja, kalau Cici nga apa-apa ikut kita. Sayang soalnya shockbreaker ku dinaikin segitu banyak orang.." gerutu Adi " Astagfirullah pa, kamu kok gitu banget sama keluarga ku. Mobilnya kan muat, Kamu sama Bapak didepan, aku sama Lily, Cici dan Twins dibelakang. " jelasku sambil melirik kesal ke Adi. " Harusnya dibelakang maksimal cuma 4 orang, ini 5 ora
Sudah hampir satu minggu ini Hadi tidak bisa menghubungi Ines. Ditelpon kerumah ataupun kekantor jawabnya selalu sama tidak ada. Handphone Ines sendiri juga tidak aktif. Ingin mendatangi Ines tapi pekerjaan dikantor tidak ada habisnya dan tidak hanya itu Hadi juga merasa badannya kurang sehat. Tak putus asa, kali ini dikirimkan pesan ke Ines. [ Mba, aku sakit. Temenin aku ke dokter mau ? ] send. [ Kamu sakit apa mas ? Mau ke dokter mana ? ] Trunk Trunk .. bunyi pesan berbunyi. Hadi yang tadinya sudah tidak semangat, tersenyum lebar membaca pesan dari Ines. Ditelponnya pujaan hatinya itu.
" Iih-- " ucapnya sambil mencubit pinggangku. Aku tertawa lepas, belagak kesakitan. Mba Genduk-ku , mau berapapun anak aku terima, selama itu darimu monologku dalam hati. " Mba, ini kamu pegang ya ... " ucapku lalu menyerahkan kartu ATM kepadanya. " Isinya belum banyak, baru mau 50 juta, tapi insha Allah nanti tiap bulan aku tambah. Nanti kita cari rumah sama-sama. " " Loh, kok kasih aku mas. Nanti kalau aku pakai gimana ? atau aku bawa kabur hehe " candanya. " Ya bawa kaburnya sekalian yang punya tho. " sambil ku kedipkan mata. " Iih, dasar. Tapi serius mas, jangan deh. Uang itu sensitif, udah kamu pegang saja. " tolak Ines lagi. Ah, Ines kalau kemarin aku dengarkan kata orang dan tak berani mendekati mu, aku ngga akan tahu kalau kamu jauh dari kata matre dan berat di ongkos.
Ines Dewita, nama yang tidak pernah hilang dalam hati dan pikiranku. Sosoknya yang cantik, periang dan juga pintar melekat erat tak bisa pergi. Kedekatan kami yang awalnya hanya dianggap teman olehnya berubah saat ibunya meninggal. Aku yang apa adanya akhirnya berhasil menarik perhatian Ines. Hal ini terjadi setelah aku membelikan adiknya yang bernama Cici boneka Teletubbies Lala. Saat aku menyerahkan boneka itu, Ines menatapku lekat dan haru. " Makasih ya Mas. Aku belum sempat belinya. Eh kamu udah beliin. " senang sepertinya Ines, padahal aku pernah memberinya tas yang tidak akan diterimanya kalau tidak ku paksa. " Sama-sama mba. Kemarin aku pas lewat, lihat boneka ini, eh inget Cici kan dari kemarin aku denger dia merengek terus. " Jujur aku kasihan dengan Cici, anak itu masih berumur tiga tahun saa
Tapi semenjak kedekatannya yang mulai intens dengan Hadi, apalagi sudah mencari rumah bersama. Ines menjaga jarak dengan semua pengagumnya. Walau Hadi tidak pernah menyatakan cinta, tapi perhatian dan pembicaraan mereka sudah serius. Selain mencari rumah bersama, Hadi juga menitipkan atm tabungannya ke Ines. " Aku juga lagi deket sama perempuan lain .. " ucap Hadi. Ines yang kaget mengurai pelukan mereka lalu menatap tajam Hadi. " Maksudnya mas ? " Sesak rasanya hati Ines. Ines tidak habis pikir dengan kata-kata Hadi barusan. Jadi dianggap apa hubungan mereka selama ini batin Ines sedih. " Ya, aku juga lagi deket sama temen kantor. " Hadi menegaskan. Kepala Ines mulai terasa pusing, dadanya sesak. Ines teringat pembicaraan dengan tante Telly, saat dia menanyakan kedekatannya dengan Hadi. " Kalau or
Duduk disitu, saling berhadapan Hadi dan salah satu pria masa lalu Ines. " Maaf, sudah lama nunggunya mas ? " ucap Ines saat tiba di ruang depan. " Belum kok de .. " " Belum mba Genduk .. " jawab ke dua pria itu bersamaan lalu saling menatap. " Mas Tri, apa kabar ? " tanya Ines menyapa laki-laki masa lalunya. Tri yang ditanya Ines tersenyum lebar, gembira rasa hatinya melihat Ines lebih memilih menyapanya dibanding laki-laki dihadapannya. " Baik Nes, kita pulang bareng yuk. Ada yang mau aku obrolin. " " Maaf Mas, tapi aku ada acara. Mas Hadi, sini kenalin ini temenku. " ucap Ines memandang Hadi. Pria itu bangun lalu mengulurkan tangannya
" SNR selamat siang, bisa dibantu ? .. " " Siang, bisa saya bicara dengan ibu Ines ? .. " " Iyaa, saya sendiri, ini siapa ya ? " " Loh, kok cantik-cantik jadi operator tho. Katanya sekretaris.. " " Hallo, ini siapa sih ? Resek banget. " Ines dengan intonasi kesal bertanya kepada si penelepon misterius. " Hehe ojo nesu-nesu ( marah-marah ) tho mba, nanti cantiknya hilang , ini aku Hadi mba Ines. " ucap lawan bicara Ines. " Hmm, ngga jelas deh. Ada apa mas, telepon kok ngenyek ( menghina ) doank. " sahut Ines masih emosi. Jujur baru kali ini Ines diperlakukan seperti itu oleh laki-laki. Apalagi Ines tahu kalau
" Saya Adi Nugroho menceraikan Ines Dewita dengan talak satu. " Lega hati Ines mendengar ikrar talak yang diucapkan Adi. Tidak lupa Bapak memvideokan hal ini. Tak sia-sia usaha Ines dan Bapak. Pagi ini Ines dan Bapak langsung menuju kediaman Neli. Walau kaget karena datang pagi-pagi buta, Mamak menyambut Bapak dengan ramah. Tak ingin berbasa-basi diceritakan semua kejadian yang baru saja terjadi. Mamak terlihat syok, Neli tak berkata apa-apa hanya masuk kekamarnya seperti orang yang tidak ingin ikut campur. Bapak mendesak untuk ada penyelesaian hari itu juga. Neli yang diperintahkan Mamak mau tidak mau keluar dari kamar, kemudian menghubungi Adi. Menunggu Adi datang, Bapak sudah me
Ines berbalik ingin menghampiri Bapak, tapi ternyata Bapak dan Oskar sudah ada tak jauh dibelakangnya. Mereka bertiga berpandang-pandangan. " Ini kamar-kamar gitu kak ? " lirih Ines, dijawab anggukan oleh Oskar. " Kita grebek aja mba, biar Bapak yang video-in. Kalau Adi tidak mau talak kamu juga, kita laporin kepolisian. " " Karena Istri bisa melaporkan suami yang berselingkuh ke polisi, terutama jika perselingkuhan tersebut telah mengarah pada perbuatan zina. Perzinaan adalah perbuatan seksual dengan orang yang bukan pasangannya yang sah. Tidak hanya Adi, tapi selingkuhannya juga bisa kita laporkan mba. " jelas Bapak panjang. " Kak, kakak saja yang ketuk pintunya. Kalau nanti sudah dibuka biar kita terobos masuk. Nanti kalau Adi protes dianggap kakak yang lapor bil
" Gilaa kamu, stoppp, jangan kasar kenapa sih, Aaahhh.. " badan Ines ditahan, ditariknya celana dalam Ines tapi kemudian Adi berhenti setelah melihat celana dalam Ines yang berpembalut merah karena darah. " Ah,sial .. " maki Adi lalu bangun dari tempat tidur dengan emosi. Ines merapat ketembok takut kena tangan Adi. Tapi kemudian.. Tok Tok Tok .. " Diii, jadi jalan kah ? " suara Oskar sambil terus mengetuk pintu. Adi membuka pintu dan menutupnya kembali. Selepas Adi pergi Ines turun dari tempat tidur, buru-buru mengganti bajunya. Dasternya yang tadi, banyak hilang kancingnya akibat ditarik paksa Adi. " Aku, mandi dulu kak "