Share

Bab 40

Author: Ucu Nurhami Putri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Minta doanya lagi, ya, semoga dia menerima kode saya dan kita berjodoh." Diko terlihat semakin ceria di hadapan karyawannya.

Awalnya kehidupan bos muda itu selalu suram. Bahkan para bawahannya termasuk Yasa mengira kalau hidup bosnya itu tidak baik-baik saja dan terkesan banyak masalah.

Akan tetapi, akhir-akhir ini sikapnya berubah drastis. Entah, benar atau tidaknya, tapi Yasa merasa ada yang aneh dengan perubahan sikap tiba-tiba dari bosnya itu. Kalau tidak salah, semuanya bermula dariku yang mulai menceritakan tentang sikap buruk Qiera, pikir Yasa.

Semua karyawan bersorak gembira atas perubahan sikap bosnya itu, apalagi Diko memang bos besar yang punya banyak perusahaan. Tempat Yasa bekerja hanya sebagian kecil saja dan berbeda jauh dengan pusatnya, tapi ada satu orang yang malah benci melihat Diko, yaitu Yasa.

Ketika tempo hari di rumahnya Qiera, ia tidak sengaja melihat mobil bosnya itu dan juga sahabatnya Harun terparkir berdampingan di halaman rumah Qiera. Padahal saat it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 41

    KSIBP 41 Amelia sama sekali tidak tahu kalau menjadi istri Yasa bukanlah hal yang mudah. Apalagi dulu Qiera sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dirinya tidak bahagia dan sampai membuatnya iri. Ternyata semuanya tidak seindah apa yang dia lihat dulu, karena Yasa sangat jauh dari sosok pria idaman. "Apa anda menyesal telah masuk ke keluarga ini?" Riko mendekat ke arah Amelia dan berbisik dengan nada benci. "Apa kau pikir dulu istrinya diperlakukan seperti ratu, makanya kau masuk ke dalam kehidupan kamu?" Amelia menatap Riko dengan kesal. "Siapa yang menyuruh supir sepertimu untuk berbicara begitu tidak sopan? Kau di sini dibayar untuk kerja, bukan ustaz, ataupun orang yang menasehati." "Kenapa? Anda keberatan kalau saya panggil anda pelakor? Padahal kenyataannya memang begitu." Riko terkekeh. Menurutnya mimpi Amelia terlalu tinggi sampai menghancurkan rumah tangga orang lain. Namun, jika mengingat pernyataan sepupunya beberapa waktu lalu, ia sangat bahagia. "Cukup, ak

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 42

    KSIBP 42 Ibu masuk ke kamarnya dengan kemarahan yang memuncak. Belum masalah yang satu ini selesai, masalah yang lain kembali menghampiri. Padahal ia sama sekali tidak berniat untuk kembali kabur dari suaminya, tapi melihat anak-anaknya seperti ini, ia sepertinya tidak punya pilihan lain selain tidak menunjukkan wajah di depan suaminya. "Bu!" Yani memasuki kamar, tidak lama disusul Yasa. "Apa yang mau Ibu bicara sebenarnya?" tanya Yasa membuat emosi Ibu meningkat beberapa kali. "Jelaskan apa maksudnya kamu dan Qiera berpisah?" tanya Ibu sambil menahan emosinya. "Tentu saja seperti yang Ibu dan Yani inginkan." "Apa kamu sudah siap dengan konsekwensi yang akan ditanggung nanti?" tanya Ibu lagi sambil berusaha menahan emosinya. Yasa lalu menjelaskan perjanjiannya dengan Om Dion sebelum setuju dengan semuanya, tapi hal itu tidak membuat Ibu tenang. Justru malah semakin gelisah dan khawatir. "Kenapa, Bu, apa yang aku lakukan salah?" tanya Yasa heran, karena perpisahannya dengan

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 43

    Baru saja Amelia hendak melangkah, beberapa ibu-ibu yang lainnya lebih duku datang, dan menghalangi jalannya. "Waduh, aku baru tahu kalau ternyata ada orang yang olah raga pake pakaian begituan. Ini saya yang norak, apa dia?" "Sudah pasti dia, Jeng. Namanya juga orang pinggiran." "Gak bisa mendapatkan banget, sih. Pinggiran boleh, tapi bodoh jangan," desisnya, lalu mereka tertawa bersama. Amelia menutupi wajahnya yang malu bukan main. Awas saja, akan aku adukan perbuatannya ini kepada Mas Yasa, pikirnya yang ternyata sudah ketebak sama Ibu. "Sudahlah teman-teman semua, aku takut nanti dia ngadu sama anakku, terus nanti aku dimarahin Yasa." Ibu memasang wajah sedih membuat teman-temannya merasa kasihan. "Sungguh anak dan menantu durhaka. Biarkan saja, Jeng, nanti kita kasih dia pelajaran kalau berani ngadu." Ibu-ibu langsung bersiap untuk membuat rencana selanjutnya agar Amelia jera. Amelia berlari menuju ke rumahnya, tapi baru saja sampai di gerbang, ia terjatuh. "Ahhh!" jerit

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 44

    "Apa-apaan bos gila itu? Sudah beruntung aku mau menghormatinya beberapa waktu ini, tapi kenapa dia kembali menjadi gila?" Yasa kembali meradang. Kali ini hanya ada rasa benci, kesal, dan kekecewaan yang mendalam di dada Yasa kepada Diko. Bahkan, Angga dan Jordi sendiri tidak tahu kenapa sahabatnya menjadi orang yang penuh kebencian seperti itu. "Sudahlah, Yas. Toh, sekarang Qiera sudah bisa memutuskannya sendiri." Jordi memberikan pendapat yang membuat Yasa kehilangan kata-kata. "Sungguh, aku tidak tahu kalau kalau ternyata bukan orang yang setia kawan." Yasa mencebik. "Bukan seperti itu, tapi yang Jordi katakan memang benar. Qiera sudah tidak berada di bawah kendalimu lagi, apalagi sekarang kau sudah punya Amelia juga," tegas Angga. Yasa pergi ke meja kerjanya. Ia kembali menghiraukan perkataan teman-temannya dan tiba-tiba saja di dalam hatinya ia memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Qiera dengan alasan menjenguk anak-anak. "Kau sih, dia 'kan memang tidak suka kalau ada

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 45

    KSIBP 45Yasa sama sekali tidak mempedulikan teriakan Amelia. Ia hanya fokus menyiapkan apa saja yang akan dibawa ke rumah Qiera sebagai oleh-oleh untuk anak-anaknya. "Sebenarnya kita terlambat untuk melakukan hal ini." Yasa tiba-tiba tidak bersemangat dan kembali teringat dosanya di masa lalu. "Benar, lebih baik melupakan daripada mengingat. Karena apa? Sesuatu yang sudah terjadi tidak bisa diputar kembali," tegur Riko. Tiga orang itu kembali terdiam, tapi Amelia malah tertawa terbahak-bahak tanpa menjaga martabatnya sebagai wanita, apalagi ibunya Yasa tidak suka wanita yang tertawa berlebihan seperti ini. "Apa kau pikir kalau kami salah kau benar? Dasar tidak tahu diri!" Ibu menyentuh wajah Amelia dengan kedua tangannya, lalu menekannya sampai Amelia menjerit kesakitan. Riko tersenyum bangga ketika melihat orang-orang yang dulu menyakiti Qiera dan anak-anak saling menyakiti dan menyerang di depan matanya sendiri. "Bu, cukup. Bagaimanapun dia adalah istriku yang sekarang." Yasa

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 46

    KSIBP 46 Kedua tangan Yasa mengepal, ia merasa harga dirinya sudah direndahkan di hadapan banyak orang. Terlebih Qiera yang sudah mendengar hal itu malah ikut tersenyum dan membuat amarah Yasa semakin besar. "Bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?" Yasa memasang wajah tanpa malu membuat mama Qiera tersenyum sinis. "Ya, tapi anak-anak mau tidak bertemu denganmu?" Mama duduk tepat di samping Qiera dan melemparnya tatapan cuek kepada Amelia yang menatapnya dengan mata berbinar. "Ma, sudahlah." Qiera berusaha menengahi. "Sudah apanya? Selama ini Mama diam ketika melihat kamu disakiti, direndahkan, dijadikan pembantu, dimarahi terus, bahkan dikhianati," sentak Mama emosi Qiera meminta Riko agar membawa anak-anak menjauh dari orangng dewasa, karena sepertinya pertengkaran akan segera terjadi. "Sudahlah, Jeng, yang penting 'kan sekarang kita sudah menyadari kesalahan kita masing-masing, jadi lupakan saja." Ibu ikut bicara. "Lupakan?" Mama berteriak. "Mudah bagi ka

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 47

    KSIBP 47 Belum sempat Amelia menemukan di mana Yasa dan keluarganya berada, Mala lebih dulu menunjukkan dirinya di depannya dengan wajah yang siap untuk memberikan ejekan. "Sudah kubilang kau tidak pantas bersama dengan kami," cetus Mala membuat Amelia semakin kesal. "Apa hidupmu begitu datar dan senggang sampai kau ada waktu untuk menghinaku?" "Menghina?" Mala terbahak. "Aku sama sekali tidak punya waktu untuk menghina, karena apa yang aku katakan itu adalah kenyataan." "Wah, wah, teruslah keluarkan kata-kata yang sudah kau siapkan untukku. Lihat saja, aku akan memberikan balasan yang setimpal untuk membuatmu tahu apa akibat dari menyinggungku," tegas Amelia membuat Mala semakin bahagia. "Terserah. Tentunya sebagai keturunan Prayuda dan Bagas, juga istri dari Harun, aku tidak pernah takut dengan apapun yang akan terjadi di dalam hidupku," kekeh Mala membuat Amelia semakin kesal. "Kau!" tanpa ragu, Amelia menyerang Mala dengan berubah mencopot kerudungnya, tapi Mala berhasil m

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 48

    KSIBP 48 "Apa?" Amelia tertegun. Ia bingung harus menerima atau tidak uang itu. Kalau diterima, tandanya dia harus beli baju syar'i seperti Qiera, memakainya, dan menjadi bayangan Qiera. Kalau tidak sudah pasti Yasa dan ibu mertuanya akan curiga dengan alasannya meminta uang. "Kenapa, tidak mau segini?" Ibu menatap Amelia dengan lembut, tapi tatapannya tajam. "Mau, Bu." Amelia terpaksa menerimanya. Nanti sepertinya harus beli yang paling murah, pikirnya. Yasa merasa bersalah, tapi pikirannya tidak bisa berpikir jernih. Ia masih teringat dengan Qiera yang kemarin dekat dengan Deri, laki-laki yang dia sendiri tidak tahu ada orang itu. Bahkan ketika mereka menikah dulu, Yasa memang tidak pernah melihatnya. "Ya, sudah, aku pergi dulu." Yasa bangkit dari duduknya tanpa mengucapkan kata-kata indah untuk Amelia, tidak seperti biasa. Namun, Amelia juga justru tidak kepikiran untuk mengantar Yasa, saat ini yang dia pikirkan hanya cari baju yang paling murah agar dirinya masih mendapatkan

Latest chapter

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 137

    KSIBP 137 Setelah terikat pernikahan dengan Om Dion, Mala menjalani hidup normal seperti seorang istri, tapi tetap mengurus restorannya. Mala sama seperti Qiera, mengurus semua kebutuhan Zayyan dan Om Dion oleh dirinya sendiri. Sementara Harun, dia mulai mendekati Hani. Wanita yang berhasil memikat hatinya karena semua karakter wanita yang dia butuhkan ada padanya. Harun juga mendatangi keluarga kakek Diko untuk melamarnya, tapi ternyata membuat kebencian para wanita yang ada di sama membara."Mana bisa gadis kampung dan anak pelacur itu jadi bagian dari keluarga kita?""Benar, itu tidak boleh terjadi. Sudah cukup Diko salah memilih istri, sekarang kita tidak bisa membiarkan berdebah kecil itu menjadi istri Harun," geram Marisa.Marisa sengaja menyulut emosi para wanita yang ada di kediaman kakek Diko agar membenci Hani dan melakukan banyak hal untuk mencelakainya. Namun, bagi Hani semuanya tidak mempan. Dia memang bukan bagian dari keluarga besar Diko, jadi dia sama sekali tidak ke

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 136

    KSIBP 136 Waktu pernikahan Mala dan Om Dion sudah ditentukan. Meksipun Pak Bagas menantangnya, tapi dia kalah dengan Pak Malik yang langsung turun tangan."Kau cukup menjadi wali nikahnya, tapi kalau tidak mau, bisa diwakilkan dengan kakakmu," ancam Pak Malik.Kakak yang dimaksudnya adalah pria yang paling ditakuti Pak Bagas. Mereka memang kakak beradik, tapi hubungan mereka tidak sedekat Pak Malik dan Om Dion. Sangat jauh."Untuk kali ini aku memang tidak bisa melawan, tapi lihat saja, kalian tidak akan bisa hidup bahagia tanpa izin dariku," ucapnya lantang dengan penuh percaya diri."Oh, ya? Memangnya siapa kau berani berkata seperti itu? Apa kau Tuhan?" Pak Malik sudah tidak sabar untuk mencekik lehernya dan merobek bibirnya, tapi dia tahan karena bagaimanapun dia adalah ayah dari Mala.Pak Bagas tidak bicara. Dia kembali menghilang seperti ditelan bumi, begitupun dengan istrinya.Beberapa kali sudah Diko memergoki Pak Bagas yang berusaha melakukan penyuapan agar Pak Aryo dibebask

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 135

    KSIBP 135 "Apapun yang kita lakukan tidak ada hubungannya denganmu!" Diko menatap tajam ke arah pamannya Qiera. Saat ini dia tidak suka diganggu karena sedang bersama istri. "Ini adalah hal yang biasa, masalahku lebih penting." Om Dion duduk di dekat mereka dan membuat Qiera merasa tidak nyaman, lalu berusaha melepaskan tangan Diko, tapi gagal."Kalian belum halal, sementara kamu sudah. Jadi, siapa yang lebih penting?" Diko berucap tenang. Sebenarnya dia ingin marah, tapi tidak bisa kalau di dekatnya ada Qiera. Dia tidak ingin membuat istrinya ketakutan karena melihat sisi gelapnya.Om Dion terdiam. Apa yang dikatakan Diko memang benar. Harusnya di ini Om Dion yang membantu masalah Diko ataupun Harun, bukan malah sebaliknya karena Om Dion lebih tua. Ditambah Diko juga hanya keponakan, tapi semuanya tidak akan berjalan kalau Diko hanya diam.Om Dion berjalan ke arah luar dan duduk di bangku taman, sementara Diko masih memeluk Qiera erat."Aku malu," lirih Qiera dengan wajahnya yang m

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 134

    KSIBP 134 Laras bangkit dari lantai dengan tertatih-tatih tanpa ada bantuan dari siapapun. Dia menangis dalam diam tanpa mengatakan apapun dan Harun sama sekali tidak peduli. Dari dulu, dia memang tidak ada perasaan apapun kepada Laras. Jika bukan karena balas budi, dia juga tidak akan mau memperhatikan Laras selama ini. "Apa benar dia tidak apa-apa?" tanya Marisa khawatir. Sebenarnya dia hanya pura-pura peduli agar Harun dan kepala maid menilainya baik, tapi sayangnya niatnya itu sudah diketahui dari awal. Harun sudah tahu kalau keluarganya Diko tidak ada yang tulus, kecuali Hani. Makanya dia mau memanfaatkan wanita-wanita itu untuk dijadikan alat agar Laras tahu diri. "Kalau kau memang peduli, sana urus dia. Tapi setelah itu pergilah dari rumahku!" Harun memberikan peringatan. Marisa bergidik ngeri. Dia tidak berani mendekat sedikit saja ke arah Laras. "Kenapa dia seperti ini?" ucap Laras bertanya-tanya, lalu berjalan ke arah kamarnya, tapi segera dihadang beberapa penjaga. "

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 133

    KSIBP 133 "Aku serius. Dia kenapa tidak pernah cemburu ketika aku sibuk dengan karyawan wanita, kenapa juga dia tidak pernah menelepon ketika aku sedang di kantor? Padahal, selama ini aku selalu menunggunya," jelas Diko panjang lebar. Diko ingin seperti beberapa karyawannya yang selalu diperhatikan oleh istri. Menelepon ketika makan siang atau mengantarkan bekal. Pak Malik menatapnya datar. "Serius kau datang hanya untuk mengatakan ini?" "Tentu saja. Memangnya apa lagi? Bagiku masalah ini lebih penting daripada apapun. Aku bisa menyelesaikan semua masalah dengan mudah, kecuali ini." Diko merespon cepat. Pak Malik berusaha menahan tawanya, lalu menceritakan bagaimana sifat istrinya. Qiera sama seperti mamanya yang terlihat seolah tidak peduli dengan apa yang dilakukan suami, padahal aslinya dia gelisah setengah mati. Namun, dia tidak berani melakukan hal-hal yang ada di pikirannya karena takut mengganggu pekerjaan Diko. "Padahal, aku suka diganggu." Diko kembali mengacak rambutny

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 132

    KSIBP 132 "Kenapa tadi kamu begitu cemburu?" tanya Mama Diko heran ketika sang anak memang sengaja menemuinya. "Bukankah seorang suami memang harus punya cemburu ketika istrinya ditatap oleh wanita lain?" Diko malah kembali memberikan pertanyaan. Sang mama menghela napas panjang. Sungguh tidak menyangka anaknya menjadi pencemburu semenjak menikah, terutama dengan wanita yang dari dulu sudah diinginkannya. "Iya, Mama paham." "Kalau paham, kenapa Mama banyak bertanya?" Diko mengerutkan keningnya. "Aku ke sini untuk membicarakan beberapa hal penting. Lagi pula dia sudah banyak aku bantu, masa iya masih berani menatap istriku." Kecemburuan Diko ternyata belum reda sampai membuat mamanya angkat tangan. "Kamu ke sini mau dibujuk Mama atau sedang cari perhatian istrimu?" tanyanya heran. "Tentu saja untuk mengabarkan kalau anakmu ini sangat hebat. Semua rencana berada di bawah kendaliku," ucap Diki mulai bangga diri. "Alhamdulillah. Jangan lupa bersyukur untuk setiap kejadian karena

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 131

    KSIBP 131 Laras tidak berhenti berteriak semenjak di rumah itu ada tantenya Diko. Awalnya Harun tidak setuju jika perempuan yang usianya lebih tua tiga tahun darinya itu menginap, tapi ketika mengingat Laras mulai kehilangan kendali, dia mendadak setuju. "Usir wanita itu dari rumah ini, hanya aku yang pantas menjadi istrinya Harun, dan hanya aku yang boleh ada di dalam hatinya!" teriak Laras tidak terima dan hal ini membuat kepala penjaga semakin bahagia. "Kalau kau tidak rela ada wanita lain di rumah ini, maka kau harus menjadi kuat!" Kepala penjaga mulai melancarkan aksinya. "Kuat?" Laras terdiam. "Iya. Kau harus makan setiap makanan yang dia berikan agar punya tenaga untuk membalasnya. Kemungkinan besar dia akan tinggal di rumah ini dalam waktu yang lama. Jadi, kalau kamu tidak mau kalah, kamu harus lebih unggul," jelas kepala penjaga yang sedang berusaha menjadi kompor. Harun memang hanya ingin Laras merasakan apa yang Mala rasakan dulu. Dalam artian dia ingin Laras diperlak

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   Bab 130

    Setelah mendapatkan penjelasan dari Diko, Qiera segera meminta pamannya itu untuk datang ke rumah. "Ada apa? Sepertinya ada yang penting." Om Dion memasang wajah datar. "Aku ada informasi penting yang harus Om ketahui." Qiera mulai meluruskan duduknya. Sementara Diko hanya melihat tingkah istrinya dari jauh. Dia sudah tahu kalau Qiera akan memanggil pamannya ke sini. "Apa itu?" Om Dion masih bertanya dengan wajah datarnya. "Tentang Mala." Wajah datar itu langsung berubah lesu ketika mendengar nama yang selalu dia rindukan. Sangat jauh berbeda dari sebelumnya. Kini Qiera yang terdiam. Dia ingin mengulur waktu agar wajah Om Dion tidak ditekuk seperti itu lagi. "Apa yang ingin dibicarakan tentang dia?" Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Om Dion bertanah karena sudah tidak sabar untuk mendengarkan kabar yang akan diceritakan keponakannya itu. "Coba Om tebak aku akan bicara apa." Qiera malah mengajaknya bermain-main. "Ayolah, Qiera, ada banyak hal yang harus aku kerjakan.

  • KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI   129

    Hari pertama yang datang ke rumah Harun adalah adik ayahnya Leo. Wanita yang disebut Tante dan mengatakan kebenciannya terus terang kepada Qiera. Wanita itu datang dengan penampilan yang cetar membahana. Sungguh jauh daripada penampilan sebelumnya atau penampilan yang disukai Harun. Bahkan bertolak belakang. "Kamu yakin suka wanita seperti itu?" bisik kepala maid yang selama ini selalu ada di sampingnya sudah seperti keluarga. "Mana ada. Aku hanya ingin menjadikan dia sebagai alat saja." Harun menjawab cepat. Sekarang dia hanya memperhatikan wanita itu dari jauh, tapi perutnya sudah terasa mual, dan ingin muntah. "Terus apa yang harus kita perintahkan padanya?" tanya kepala maid dan saat ini tidak memakai pakaian pekerja, karena menyamar sebagai saudaranya Harun. "Pinta dia memasak, sama seperti yang aku perintahkan pada Mala dulu. Lalu, minta dia untuk mengantarkan makanan untuk Laras. Aku sungguh tidak sabar ingin segera tahu apa yang akan terjadi kalau mereka berdua bertemu

DMCA.com Protection Status