แชร์

BAB 34

ผู้เขียน: Rora Aurora
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-04 14:38:08

"Dalam hidup berumah tangga, tidak ada uang istri dan uang suami. Semua sama-sama. Aku juga begitu dengan suamiku," sambut Bu Andin.

"Ya ... kalau suaminya kayak Pak Rahmat boleh lah. Sepertinya tak akan ada masalah. Tapi anak gak mesti sama dengan bapaknya. Bapaknya lurus, anaknya bisa bengkok kemana-mana. Enak-enak pake uang istri, dia asik umpan pelakor," timpal Bu Sartini tanpa rasa takut.

"Kalian sendiri yang undang pelakor itu ke rumah ini. Jangan lupakan itu. Kalau begini caranya, aku tidak ridho!" seru Bu Andin marah.

"Ya aku juga tak ridho anakku dipoligami setelah diperas suaminya!" timpal Bu Sartini tak kalah beringasnya.

"Tidak begitu konsepnya! Jangan melebihkan. Dalam rumah tangga, semua milik bersama. Termasuk harta yang diusahakan Safira juga. Itu semua milik mereka bersama meskipun atas nama Danang!"

Baru saja mulut Bu Sartini akan terbuka untuk menimpali Bu Andin, tiba-tiba Pak Burhan ma
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 35

    "Bagaimana dengan cucumu ini, Mbok? Dia butuh sosok nenek! Bagaimana bisa Mbok meninggalkanku dalam keadaan seperti ini? Mbooook! Bangun Mbok!" Seperti tertusuk ribuan belati sekaligus saat suara Megan masuk ke dalam gendang telinga Safira. "Maafkan aku, Nak. Ibu tahu dia sedang hamil bahkan saat aku melabraknya. Hampir saja aku menginjak perutnya tepat ketika kamu dan Danang muncul." Safira hanya diam. Tak rasa sakit melebihi yang saat ini dia rasakan. Meskipun hal yang wajar bahkan seharusnya memang begitu, jika sudah bersuami istri. Tapi mendengar langsung pembantunya itu hamil anak suaminya, tak ada kalimat yang bisa mengurai sedikit saja rasa sakit di dada wanita itu. "Lebih baik kita pulang, Fir. Ayo. Yang penting ibu sudah melihat Mar untuk terakhir kalinya." "Kita tidak akan pergi sampai aku sedikit bermain dalam takdir ini, Bu. Tunggulah di sini." "Apa kamu yakin?" tanya Bu Surtini r

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 36

    "Ya Allah, gimana ceritanya, Bu? Kami kaget ini. Jadi, ibu dimadu sama Megan?" "Megan kan kerja di rumah saya gantiin ibunya untuk sementara. Rupanya dia berhasil menggoda suami saya hingga harus dinikahi. Sekarang dia hamil," ucap Safira tersenyum kecil. "Astaghfirullah ...." Semua mata menatap ke arah Megan dan itu langsung membuat Megan kebingungan. Jantungnya tiba-tiba langsung berdebar-debar. Dari pandangan orang-orang dan cara mereka berbisik-bisik, Megan sekarang sadar, sesuatu telah dilakukan oleh kakak madunya itu. "Bu ... Ya ampun. Gak nyangka ya Allah. Kukira bukan suami orang suaminya itu. Apalagi ternyata majikannya. Tadi dia nampak manja dan perkenalkan suaminya rupanya ...." Desas desus langsung menyebar luas tak terbendung. Safira keluar, dan mendekati Danang. "Mas, aku pusing sekali. Boleh aku minta diantar?" "Yang serius kamu," ujar Danang kaget de

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 37

    "Pusing, Bun?" "Sedikit." "Aku turut berduka cita atas meninggalnya Mbok Mar, Bun." Nada suara Danang lembut pada Safira yang sedang menyender sembari memejamkan mata. Pria itu menoleh istrinya sembari tetap fokus menyetir. Danang berharap, dengan sikap lembut, Safira bisa kembali percaya padanya. Uang hampir setengah milyar itu harus bisa dia rebut kembali. "Seharusnya aku yang mengucapkannya padamu, Mas. Kamu kan menantunya," timpal Safira yang membuat Danang menelan salivanya kasar. "Semua yang terjadi bukankah sudah tertulis dalam buku besar di atas sana, Bun? Kita hanyalah wayang." "Ciih ... alibi," desis Safira. "Ayolah, Bun. Pernikahan adalah meskipun kita sudah bertengkar hebat, tapi kita bisa kembali lagi menata perasaan. Aku siap maafin kamu yang telah memindahkan isi rekeningku dengan cara curang." "Aku tak butuh maafmu, Mas. Karena memang aku tidak minta." Bagai sembilu ucapan Safira itu menusuk ke dalam hati Danang. Dia sangat tersinggung. Makin muak dia denga

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 38

    "Dia begitu karena kamu sudah kecewakan. Jadi kamu harus sabar. Kami perempuan senang dirayu, maka rayulah. Mama gak mau ya, kamu dan Safira sampai cerai. Apalagi uangmu yang setengah M ada di tangannya," sambung Bu Andin menyelah. "Bukan perkara uang juga. Danang harus mengakui bahwa perbuatan itu menyalahi aturan rumah tangga. Biar pun Papa ini laki-laki, tapi Papa tidak setuju Safira dipoligami apalagi dengan wanita yang bibit, bebet, dan bobotnya tak jelas." Kliiing! Kali ini, Danang yang meletakkan sendoknya lalu bangkit. "Aku sudah kenyang. Aku ngantuk." "Kita belum selesai bicara!" seru Pak Rahmat. "Kita bisa lanjutkan besok." Abai, Danang beranjak menjauh dari kedua orang tuanya menuju kamar. Terdengar suara hempasan pintu yang cukup keras. Kompak, Bu Andin dan Pak Rahmat hanya menghela napas

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 39

    "Biarkan saja Mas Danang pergi pada istrinya, Ma. Aku yang marah pada Mama karena telah menghalanginya." "Ya Allah, Fir ...," desis Bu Andin kehilangan kosa kata. “Aku gak maksud apa-pa, Fir.’ “Apa-apa juga gak masalah, Mas. Memang benar kan, Megan itu istrimu.” “Kamu juga istriku, malah istri pertama dan utama.” "Ah masa? Sedari tadi aku masuk kamar, tak ada tuh kamu samperin aku. Aku yang nangis mana peduli kamu." "Kamu yang menutup pintu, tak mengizinkanku masuk!" sanggah Danang tak mau kalah. "Oh ya? Apa pintu terkunci, Ma?" Safira menoleh kepada Bu Andin yang sedang tegang. Mulutnya tak bisa menjawab kebingungan. Bu Andin hanya bisa menahan napasnya yang berada di antara pertengkaran dua pasangan suami istri itu. "Please, Fir. Jangan kekanak-kanakan begini. Intinya, aku harus menghibur Meg

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 40

    Kepala Danang tarasa terangkat cepat sebab Danang menghela napas berat. Tentu saja dia sedang memikirkan kalimat yang tepat untuk memberitahu Megan bahwa saat ini dia nol rupiah. Hanya yang tersisa di dompetnya saja. Merasa kosong perbendaharaan kata, Danang bangkit dan sempurna lepas dari istri mudanya itu. Dia meraih dompet di jaketnya lalu menyerahkannya pada Megan. Wanita itu berbinar, berharap banyak ia akan mengambil uang sebanyak yang dia mau seperti momen bulan madu mereka. Dengan cepat, Megan membuka dompet kulit itu. Ia sudah tak sabaran. Namun seketika matanya meredup saat hanya melihat uang yang berwarna biru dua lembar dan beberapa lembar abu-abu. Sama sekali tak ada yang warna merah menyala kesukaannya. "Mas?" "Sejujurnya, aku sedang tak punya uang. Biaya rumah sakitmu, aku bayar dengan cashbon di bendahara perusahaan. Dia yang mentransfer ke rumah sakit." Megan kaku. Ia merasa sedang salah dengar. Tak mungkin seorang kepal

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 41

    FLASH BACK ... "Kami tidak mau ada yang saling menyalahkan. Ini akibat dari keegoisan kalian sebagai orang tua. Jangan heran, kenapa bisa Rio dan Amira sakit bersamaan? Itu karena mereka punya ikatan batin sebagai kakak beradik. Ikatan batin dengan ayah dan ibunya. Kalian kira, Rio tidak memendam perasaan melihat dan mendengarkan kalian bertengkar? Juga Amira. Meskipun masih empat tahun, dia banyak tahu, paham lingkungan. Setidaknya melihat ketidakharmonisan kalian, cukup membuat jiwa Amira terguncang." Panjang lebar dari tadi Pak Rahmat menasehati Danang dan Safira. Bu Andin juga Bu Sartini hadir. Mereka sedang berkumpul tak jauh dari kamar perawatan Amira dan Rio. Mereka dirawat oleh dokter anak yang dipanggil ke rumah, kebetulan teman Pak Rahmat. Rio dipasangi infus karena suhu tubuhnya tidak turun-turun. Sudah dua hari panasnya tinggi sekali. Sedangkan Amira tidak sampai diinfus namun tubuh kecilnya panas dan lemas. "Kamu Danang, sejak punya istri baru, kamu jadi tidak ter

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-07
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 42

    "Abang jangan mikir yang aneh-aneh. Abang fokus sembuh aja ya, Nak. Biar cepat bisa main sama teman-temannya lagi," ucap Safira sekuat tenaga menahan perasaannya yang hancur. "Kami baik-baik saja, Nak. Tidak ada yang berubah," tambah Danang. "Kalian tidur bersama-sama lagi. Jangan pisah kamar lagi." "Iya. Nanti Papa tidur sama Bundamu. Kamu tenang saja." "Tidur di sini," ucap Rio lagi. "Bunda harus temani adek, kan, Nak? Adek juga lagi sakit." Safira menyanggah dengan cepat. Sama sekali tak ada minatnya seranjang lagi dengan suaminya. Malah ia merasa jijik karena tubuh Danang sudah tersentuh Megan. Bahkan membayangkan dirinya disentuh suaminya lagi, itu cukup membuatnya mual. "Adek bawa ke sini. Kita tidur sama-sama lagi." Tak punya pilihan, Danang dan Safira mengikuti keinginan putra mereka. Mereka menggelar hamb

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-07

บทล่าสุด

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 76

    "Silahkan, Mas. Urusanmu sekarang hanya dengan Rio dan Amira." Safira merentangkan tangan kanannya menegaskan sikapnya. Tak punya pilihan, Danang terpaksa keluar membawa kekecewaan yang pekat. Cukup lama dia terpekur menatap langit taman rumah sakit itu. Suara kaki ke sana kemari para pengunjung sama sekali tak bisa mengusik pikirannya. Ia mengingat-ingat bagaimana berwibawanya dia saat hidup bersama Safira. Sekarang, ia bahkan mendatangi orang lain untuk mencari peluang. "Aku dipecat, karena sayangku pada Megan. Aku juga kehilangan keluarga sempurnaku, kehilangan kepercayaan putraku karena cintaku pada Megan. Sekarang aku akan punya anak cacat karena menikahi Megan. Apa yang telah merasukiku hingga bisa sejauh ini? Jika benar-benar cinta, kenapa sekarang aku bahkan malas untuk menemuinya? Apa yang kemarin itu nafsu?Tapi tak mungkin aku melepaskan Megan begitu saja sebab janjiku pada ibunya. " gumam Danang sendirian. Tiba-tiba ponselnya berdering dan nampak yang memanggilnya a

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 75

    "Malam ini, aku akan mengajak Safira rujuk." "Mas!" "Apa? Kenapa?" Danang mengangkat rahangnya. "Kamu jangan gila! Aku gak mau dimadu!" Seperti hilang rasa sakit di tubuh Megan. Dia berusaha bangkit dan duduk di ranjang. Matanya tajam melihat ke arah Danang. Sedangkan pria itu terus saja memperbaiki rambutnya. Sama sekali dia tak menoleh pada istrinya itu. "Kamu mabuk, ya, Megan? Yang belakangan datang dalam kehidupanku siapa?" "Tapi, Mas. Kamu bilang kamu mencintaiku ...." Megan tergugu. Sakit sekali di dalam batinnya. Dia tidak terima dimadu. Memang wanita itu sudah tak memiliki isi otak. Entah tertinggal di mana. "Aku memang mencintaimu, Sayang. Tapi aku butuh Safira. Aku malah heran, kenapa aku mencintai kamu padahal kamu tidak bisa memberikan aku apa-apa. Giliran dapat anak, malah cacat. Jadi jangan was-was, aku tetap mencintaimu meskipun nanti rujuk dengan Safira." "Mas, kalimatmu itu menyakitiku," lirih Megan mengusap pipinya yang basah. "Kok sakit? Harus

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 74

    Sedangkan di sisi lain. Saat perjalanan pulang, David menoleh pada Tasya yang sedang asik memainkan ponselnya. "Gimana? Masih setia kan kamu sama suamimu?" tanya David. "Ya iyalah. Nanti kalau suamiku berhenti berlayar, aku mau resign. Jadi ibu rumah tangga full." "Ah yang bener kamu, Sya? Janganlah dulu." Tasya cekikikan senang melihat bosnya itu serius panik. "Bilang aja, Bapak mau kasih aku tugas jadi mak jomblang." David mengelus tengkuknya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya fokus memegang kemudi. Tasya seolah bisa membaca pikirannya. "Gimana ya, Sya. Aku mau sembunyikan juga, cuman kamu yang cocok tempatku bicara. Jadi menurutmu, kira-kira Safira mau gak terima aku?" Bukannya menjawab, Tasya justru melongo. Alhasil, buku catatan kecil di atas dashboard terlempar di atas paha Tasya. "Masuk lalat dua mangkuk tuh di mulutmu!" "Ish Bapak! Aku shock aja. Kirain kecurigaanku gak bener. Rupanya ...." "Aku gak punya pilihan selain jujur. Aku sudah jatu

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 73

    "Dia juga melambangkan cinta dan kebahagiaan," sanggah Tasya yang membuat David jadi salah tingkah. Safira terhenyak. "Loh! Kok pada ngobrol di depan pintu? Ayo! Masuk!" seru Danang. Tasya dan David pun masuk, langsung duduk di sofa. Safira meletakkan bunga itu di laci samping Rio. Danang mengusap hidungnya mencoba menetralkan perasaannya. Tiba-tiba dia menjadi sangat benci pria yang sudah memberikan mantan istrinya itu bunga. 'Kampungan' umpat hati Danang. "Jadi Rio sakit apa, Fir?" tanya Tasya saat Safira memperbaiki selimut Rio. Safira terdiam. "Jatuh di rumah. Tapi tepat mengenai saraf belakangnya," jawab Danang dengan cepat. "Oooh sayang. Kasihan. Mudahan lekas sembuh. Ngomong-ngomong Adeknya mana? Kangen sama cuitannya yang menggemaskan." "Kan anak kecil gak boleh masuk sini, Sya. Jadi, dia dibawa sama pengasuhnya di rumah mertuaku." Tasya mengangguk-angguk sembari mencuri pandang terhadap Danang yang terlihat datar. Ia jadi sungkan pada pria itu seba

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 72

    Sekarang bahkan wanita tua itu sudah berdiri di depan pintu dan Megan hanya bisa menahan napas. Seolah ia benar-benar takut untuk menghirup udara. "Susul Mbokmu, Megan. Kehadiranmu mengancam keselamatan cucu-cucuku!" "Maafkan saya, Nyai. Maafkan saya. Saya khilaf. Saya hanya ingin Rio makan. Saya salah." "Jangan bicara kamu." Bu Sartini mendekat dengan ekspresi menakutkan. Urat-urat di wajah tuanya mengeras dengan bola mata seperti akan melompat untuk menggerogoti Megan. "Ibuk! Please, Buk! Tolong jangan buat kegaduhan di sini!" seru Danang menarik keras Bu Sartini. "Lepaskan aku!" "Buk! Tolong." Danang bertahan dengan seluruh kekuatannya meski terdorong keras oleh Bu Sartini. Namun wanita itu berhasil meraih lengan Megan. Ditariknya tangan wanita itu hingga tubuh Megan jatuh. "Aaaakh!" Megan mengerang kesakitan. Danang semakin kuat menarik bahu Sartini yang mencoba untuk kembali meraih istrinya. "Berhenti! Ini bukan tempat untuk membuat kegaduhan!" seru sa

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 71

    "Apa Down Syndrome maksudnya, Dok?" tanya Danang tercekat. Dokter mengangguk pasti. Gerakan kepala pria berseragam putih itu seperti hantaman meteor terbesar pada dunia Megan yang bergelar sebagai calon ibu. "Gugurkan saja, Dok," ucap Danang tanpa segan. Tak bernapas Megan mendengarnya. "Terkait itu, kami tidak bisa asal ambil keputusan seperti itu. Lagi pula kita perlu melakukan pemeriksaan lanjutan melalui tes darah. Pemeriksaan ini untuk memastikan kromosom janin positif trisomi 21 atau tidak." "Tapi saya tidak mau memiliki anak yang cacat mental, Dok! Dua anak saya sebelumnya normal, kok. Ganteng dan cantik. Pintar-pintar juga. Saya gak bisa!" Menetes deras air mata Megan, tanpa ada isakan, tanpa ada suara sedikit pun. Sakit di tubuhnya lebih sakit mendengar berita yang sekarang dia dengar. Apalagi ucapan suaminya, bagai belati setiap kalimatnya. "Untuk tindakan terminasi atau aborsi, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan di trimester kedua melalui USG untuk melihat

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 70

    "Ma-maafkan saya, Mbak! Lepaskan!" Safira justru menekan kakinya hingga Megan semakin sulit untuk menarik napas. "Kenapa kamu menjadi hama yang menggerogoti keluargaku, ha? Sudah kamu rebut suamiku sekarang kamu siksa anakku. Dimana hati nuranimu, perempuan?!" "Tak ada yang merebut siapa pun, Mbak. Mas Danang yang datang pada saya!" "Sebelum itu pasti ada kesepakatan kan? Jangan coba-coba berdalih kamu." Kaki Safira yang masih menggunakan sendal slop dengan highheels yang cukup tinggi, sekarang naik tepat di atas leher Megan. Wanita muda itu gemetar. Tangannya mencoba melepaskan kaki Safira namun Safira semakin menekannya keras. Itulah kekuatan seorang ibu yang sedang murka. Bpahkan Megan tak kuasa menggeser tubuhnya sendiri. "Saya emosi karena Rio tak mau makan, Mbak! Saya sayang anak-anak!" Byuuuuur! Safira menyiram wajah Megan dengan centong yang pecah itu. Megan refleks memiringkan wajahnya namun itu tentu saja sudah terlambat. Banyak air yang sudah masuk dalam

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 69

    Flash back! "Bunda, aku kangen Abang!" seru Amira lewat telepon. "Ya sudah, nanti siang ke rumah Papa aja sama Mimi. Kalian naik grab." "Boleh saya pengetin paha ayam sekilo gak, Nyah?" sambung Mimi. "Ada ayam di kulkas? Nanti aku jemput pulang dari sana sekalian ajak anak-anak jalan ke hypermart." "Nanti saya beli duluan. Biasa nanti ada lewat dagang ayam, Nyah." "Oke!" Siang itu, setelah masak 1 kg paha ayam full, Mimi bersama Amira langsung ke rumah Cemara Indah. "Pasti Abang sudah pulang sekolah. Nanti adek janji, kalau diajak nginap juga, jangan mau. Oke?" ucap Mimi sembari memangku Amira. Amira mengangguk tanda mengerti. Setelah sampai rumah, Mimi terkejut mendengar suara tangisan Rio yang sangat kecang. Ia langsung melepaskan Amira dan berlari mencari sumber suara. Bagai tersambar ribuat kilatan petir, Mimi melihat Rio diperlakukan sangat jahat oleh ibu tirinya. Membuncah hebat isi dada Mimi. Tanpa pikir panjang, dia langsung mendorong Megan ke arah dindi

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 68

    "Makan," ucap Megan ketus meletakkan begitu saja piring berisi nasi dan ikan nila goreng di depan Rio yang baru pulang sekolah. "Aku kan gak suka ikan nila. Aku mau ayam." "Papamu tidak kasih uang banyak! Dia cuman kasih 50 ribu! Jangan banyak permintaan." "Aku gak mau. Aku mau pulang saja ke bunda," ucap Rio meninggalkan makanannya, masuk ke dalam kamar. Megan menggigit giginya sendiri menahan amarah. Di matanya, Rio anak kecil yang kurang ajar. Tak bisa menghargainya. Anak itu tak pernah tersenyum padanya. Benar-benar keturunan Safira yang mengesalkan hati. "Dia dan ibunya sama-sama spesies makluk menyebalkan!" Terlihat Danang sudah rapi dengan kemeja batik dan tas jinjing. "Mau kemana, Mas, siang-siang gini?" "Bahas bisnis itu sama temen. Rio sudah makan?" "Tuh, nasinya ditinggalin. Katanya mau makan ayam goreng." "Lah, kenapa kamu gak belikan ayam? Kamu kan tahu bagaimana selera Rio. Gak sehari dua hari kamu asuh dia sebelumnya. Tahu ada Rio mau datang, kam

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status