"Ternyata yang namanya perompak tetap saja penjahat, diberi ampun malah berbuat onar." Ucap Sagara yang kini berdiri di depan Rahang Batu hingga laki-laki itu terkejut bukan main. Tak menyangka jika gerakan Sagara sangat cepat, sangat sulit untuk dihindari.
"Mereka juga seorang perampok, disuruh menyerah malah tidak mau." ucap Rahang Batu sedikit menyembunyikan informasi."Kenapa kau tidak melapor ke Kapal?" ucap Sagara yang membuat Rahang Batu terdiam. "Seharusnya kau tahu bahwa perempuan itu adalah teman dari Raja Bajak Laut!""Aku tidak tahu, jika dia teman Pimpinan." ucap Rahang Batu yang kini paham jika dirinya benar-benar dalam bahaya besar."Lalu kenapa kau tidak melapor, apakah tergoda dengan pesona gadis itu?" Sagara tampak sangat garang kepada rekannya tersebut.Rahang Batu hanya diam tak bisa berbicara, sadar jika dia sudah melakukan kesalahan. Namun rasa angkuh dihatinya membuat sulit untuk meminta maaf."Tadi saya ingin melapor, tetapi semua"Ayo kita lihat, sepertinya yang lain butuh bantuan kita!" Sagara dan Liong Yu akhirnya melesat ke atas menggunakan teknik kecepatan yang dimilikinya. Disusul oleh Yukio Rin dan Marita yang memapah Parawita yang terluka akibat serangan dari Rahang Batu sebelumnya. Perempuan itu tampak sangat senang tidak terjadi sesuatu dengan lelaki tersebut. Juga sangat bahagia bahwa tugas mereka terlaksana meskipun dengan rintangan luar biasa. Namun Yukio Rin, Marita dan Parawita sangat terkejut ketika melihat Sagara dan Raja Bajak Laut sudah bertarung dengan dua orang. Juga tak kalah terkejut ketika banyak orang di Kapal Naga Hitam yang ditangkap. Sehingga hanya Sagara dan Raja Bajak Laut yang berdiri tegak menghadapi lawannya yang terlihat sangat kuat. "Panglima Jiang Yi!" Ucap Yukio Rin melihat siapa yang sedang bertarung dengan Sagara. Sedangkan yang bertarung dengan Raja Bajak Laut adalah kaki tangan Sang Panglima, bernama Chen Xu."Kau mengen
Namun percuma Sagara memiliki kemampuan untuk memaksimalkan serangan dari lawan. Kemudian dikembalikan ke arah penyerangnya dengan kemampuan lebih kuat lagi. "Ternyata benar anggota Bajak Laut Tangan Besi memiliki kemampuan yang luar biasa." keluh Panglima Jiang Yi yang menganggap lawannya cukup kuat untuk dihadapi. Namun pertarungan menjadi berbeda karena Sagara terlihat kalah oleh lawannya. Padahal hanya kesulitan untuk mengimbangi lawan yang memiliki kemampuan memanipulasi serangan. Hal menyebabkan Raja Bajak Laut langsung menyergap lawannya dari balik dek kapal. Kemudian disusul oleh Marita dan Parawita yang menyergap beberapa waktu kemudian. Ketiganya punya tujuan yang sama, membuat perhitungan dengan Panglima Jiang Yi. "Ternyata bekas anggota Kapal Bajak Laut Tangan Besi masih hidup. Apa masih penasaran dengan pasukan terhebat dari Han Zhou?" Panglima Jiang Yi langsung menyerang sambil mengejek keduanya. Karena keduanya jauh lebih lemah
Kapal Naga Hitam benar-benar sudah hancur akibat terbakar lewat serangan dari Panglima Jiang Yi. Beruntung Sagara dan lainnya bisa menyelamatkan diri, meskipun bingung apa yang akan dilakukan selanjutnya. "Sepertinya ada kapal yang mendekat?" ucap Tuan Putri Ayu Lestari yang melihat jelas bahwa itu sebuah kapal yang besar. Namun tidak tahu siapa sebenarnya pemilik kapal tersebut, membuat semua tampak khawatir. "Apakah ada orang lain yang datang menyerang kita?" keluh Liong Yu sambil menatap dengan pasrah apa yang terjadi.Namun lambat laun kapal itu mendekat, sedangkan orang yang ada di pantai waspada. Jelas membuat mereka khawatir jika kapal itu sangat berbahaya. "Itu Kapal Angkatan Laut Yamato yang sudah diperbaiki oleh Si Kaki Tunggal!" ucap Zhang Hao yang melihat kapal tersebut. Jelas membuat semua orang tampak lega, sehingga mereka bisa selamat. Meskipun sekarang malah menggunakan Kapal Angkatan Laut, padahal mereka adalah Bajak
Perempuan itu tampak berpikir keras dengan kendala yang terjadi. Mengingat ancaman dari Kekaisaran Han Zhou sangat berbahaya, perlu bantuan dari Pemerintahan Yamato. "Jika saja Bajak Laut Bendera Tengkorak ada di tempat ini. Mungkin kita bisa berbuat banyak untuk mempertahankan kedaulatan kita!" ucap perempuan bernama Wang Xie tersebut. Bahwa dia mendapatkan kabar tentang Sagara yang mampu membuat orang-orang Kekaisaran kalang kabut."Setahuku mereka sekarang menjadi Bajak Laut, bisa saja ikut mencari harta di Pulau Emas." ucap lelaki bernama Randu Pandega sambil minum teh di depan orang yang bicara. Mengingat bagaimana ketiganya mampu menghadapi orang kedigdayaan tinggi. Nama mereka memang sudah menjadi pembicaraan banyak orang. Meskipun pembicaraan itu jelas sulit terkabul, mereka tidak tahu keberadaan Sagara. Meskipun sebenarnya harapan mereka terkabul karena memang Sagara akan pergi ke Pulau Emas. Itu akan disambut dengan baik oleh Kebatara
Panglima Jiang Yi sesuai namanya memang mengerikan, mungkin belum ada lawan yang sebanding dengannya. Bahkan Wang Xie dan Kai Gaku yang terkenal kuat harus kerepotan melawannya. Padahal keduanya memakai senjata, sedangkan Panglima Jiang Yi hanya menggunakan sarung pedang. Hingga lelaki tua yang paling dianggap paling kuat tersungkur ke belakang. Menerima sebuah serangan yang sangat keras, sehingga tak bisa dielakkan. BRUK! Panglima Tua itu bahkan sudah tak bisa diselamatkan ketika berusaha melindungi adiknya. Kini Kebataraan Pulau Emas telah kehilangan Panglima Perang mereka. Semua seperti akan menunggu saja untuk mati, mengingat lawan tidak seimbang. Kini hanya Wang Xie yang masih berdiri, mengingat Randu Pandega dalam keadaan terluka sebelumnya. Wanita itu harus menghadapi Panglima Jiang Yi yang memiliki kekuatan mengerikan. Sosok yang sulit dihadapi oleh orang-orang Kebataraan Pulau Emas dalam mempertahankan tanah akhirnya. Mengingat Bunga
Panglima Jiang Yi ambruk ketika menerima serangan dari lawannya. Jelas membuat dirinya hanya bisa mengeluh dengan apa yang terjadi."Siapa yang berani menyerang diriku dari belakang?" bentak Panglima Jiang Yi mendengus kesal. "Tentu saja, aku!" bentak seorang perempuan yang kesal dengan apa yang terjadi. Dia tak lain adalah Mei Ling yang ternyata sudah berhasil mengalahkan anak buah Panglima Jiang Yi. "Keparat kau pengkhianat!" bentak Panglima Jiang Yi yang merasa telah dikhianati oleh Bajak Laut Bendera merah. "Setelah kau hancurkan Kapal masih bilang pengkhianat?" bentak Si Mata Picak yang bicara lebih keras dengan apa yang terjadi. "Lalu apa yang kalian inginkan?" keluh Panglima Jiang Yi yang sudah merasa sangat terdesak. Meskipun masih bisa bertarung namun jelas dia memilih melunak. "Apa Batara Sang Wisnu ada yang ingin disampaikan? Katanya dia bertanya apa yang ingin kita lakukan?" tanya Si Mata Picak yang kini kembali
Namun semua kaget ketika melihat ada sebuah ledakan di daratan, dimana di Champa sedang ada kejadian. Jelas membuat orang yang ada di Kapal harus waspada. "Sepertinya Keratuan Champa dalam bahaya besar, adanya lawan yang menyerang, kita harus waspada." ucap Raja Bajak Laut yang menyadari apa yang terjadi. Mengingat dia juga sering datang ke daerah tersebut, mengingat Champa adalah Sekutu dari Kekaisaran Han Zhou."Sepertinya orang Funan kembali menyerang Champa," ucap Parawita yang berada di samping Marita dan Yukio Rin. Parawita ternyata cukup lama tinggal di Champa sebagai penjual hasil laut. Bahkan dia cukup pasih berbahaya orang-orang daratan di Selatan Han Zhou tersebut. "Semua harus bersiap, sepertinya kita perlu menolong orang-orang Champa. Kita harus segera bersiap untuk menghadapi lawan yang cukup kuat." Ucap pimpinan Bajak Laut Bendera Tengkorak yang disertai anggukan kepala dari semua awak kapal. Sagara sudah menjelaskan bahwa Funa
Namun karena pertempuran berlangsung lama, Si Kaki Tunggal dan Yukio Rin ikut membantu. Sehingga orang yang cukup kuat di pihak Funan ambruk bersimbah darah dan ada yang tidak bergerak lagi. Membuat kengerian yang dirasakan di seluruh pelabuhan Keratuan Champa tersebut. Melihat apa yang terjadi di lokasi pertempuran, pimpinan Orang-orang Funan turun tangan. Lelaki berbadan tegap itu langsung membantu anak buahnya yang terluka. Tiga orang yang menghadapi para murid memang terlihat cukup kuat. "Sekarang kau sadar menghadapi siapa, Orang-orang Funan?" Ucap Raja Bajak Laut yang menjadi lawan dari pimpinan orang-orang Funan.Pertempuran semakin mengerikan dengan banyaknya orang yang tumbang. Terutama dari pihak orang-orang Funan yang tak bisa berbuat banyak menghadapi lawannya. Karena para anak buah orang-orang Funan bahwa tak sanggup melawan musuh yang menggunakan pedang tersebut. Hal yang paling mengerikan jelas adalah ketika lawannya tewas, darah
Kening si pemuda sudah berkeringat, dia seperti diinterogasi oleh seorang hakim ketika dituduh maling ayam.Adipati Mandalagiri mengangguk-angguk kepala sambil mengelus jenggot yang tak ada. Terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi pemuda di depannya."Kau harus bersyukur diberi kemampuan itu," ucap Adipati Mandalagiri sambil mangut-mangut.Sagara hanya bisa mengangguk, walau sebenarnya sudah tahu apa yang dibicarakan lelaki di depannya. Datuk Rambut Merah sudah menjelaskan semuanya kepadanya."Baiklah. Ayo dimakan, pasti kamu lapar," ucap Adipati Mandalagiri memutuskan untuk tidak bertanya lagi.Keduanya kemudian makan malam bersama sambil saling bercerita apa yang sebenarnya terjadi di Negeri
Sosok pertama yang menyerang Sagara terjatuh ketika kepalanya terkena pukul sarung Pedang milik Samurai dari Selatan yang belum diketahui namanya itu. Sosok serba hitam tersebut malah tak sadar diri akibat pukulan yang sangat telak.Melihat hal tersebut, sosok serba hitam yang bicara menjadi gugup. Jika kawannya ketahuan, maka dia akan dicurigai. Sehingga dia mencari cara untuk bisa membawa kawannya meloloskan diri dari Mandalagiri."Teknik Pedang Bulan? Jurus itu sudah puluhan tahun menghilang," ucap Adipati Mandalagiri mengenal jurus yang diperagakan oleh Sagara."Ada hubungan apa dia dengan Bajak Laut yang hilang puluhan tahun lalu dari Tanah Jawa itu?"Sementara itu pertarungan terus terjadi, sosok serba hitam malah kepayahan. Namun dia terpaksa men
BRUKK!Namun sebelum nyawa Adipati Mandalagiri akan melayang akibat serangan lawannya. Ada seseorang yang menolongnya dengan menggebuk sosok serba hitam menggunakan sarung pedang.Melihat siapa yang ada di depannya, sosok serba hitam itu terkejut."Kenapa dia ada disini? Bukankah seharusnya dia...?" tanya sosok tersebut dalam hatinya. Namun tak menyelesaikan ucapannya karena lawannya keburu menerima serangan. Padahal serangan tersebut hanya memakai warangka pedang yang dipegang secara menyilang dengan dua tangan.Pertarungan aneh terjadi ketika sosok serba hitam menyerang lawannya. Hal itu terjadi karena lawannya hanya menggunakan warangka pedang tanpa olah kanuragan.Namun yang lebih aneh lagi,
Betul saja apa yang dilihat oleh Sagara sebelumnya. Ada orang berpakaian serba hitam lengkap dengan topeng kayu yang dicat hitam. Persis seperti orang sebelumnya yang mencegat Sagara dan Putri Dara Murti dalam perjalanan pulang.Namun kini tampak aneh, mereka menyerang sore hari. Serta hanya dua orang saja yang datang ke Kediaman Adipati yang tidak memiliki orang dengan kedigdayaan tinggi itu.Sagara kemudian segera menuju ke pusat Kadipaten Mandalagiri untuk menyimpan kudanya. Beruntung meskipun sudah sore namun ada jasa penitipan kuda yang masih buka, sehingga dapat bergerak dengan mudah.Tujuan Sagara adalah kediaman Adipati Mandalagiri, dia yakin bahwa lelaki tua itu yang diincar. Namun ketika dia sampai di kediaman Adipati Mandalagiri, justru dicegat oleh prajurit kadipaten yang bertugas berja
"Justru karena aku bagian dari mereka, sehingga paham apa yang direncanakan. Terutama tentang tertua Istana, sepertinya dia yang punya rencana menyingkirkanmu, Randu Pandega!"."Bukankah semua ini dari Sepasang Iblis Tongkat Emas?" tanya Sagara lagi yang heran dengan ucapan Ratu Bajak Laut."Betul tentang itu, tetapi dia terlibat dengan pimpinan di Istana Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi, seperti mendukung ucapan Sang Ratu."Apa tujuannya berbuat seperti itu?""Menguasai dunia kedigdayaan, yang pertama adalah Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi."Jika begitu, berarti dia ingin merebut kekuasaan Negeri Perak juga?" tanya Sagara."Bukankah diri
"Sekarang giliran dirimu, Randu Pandega!" seru Datuk Rambut Merah. "Meskipun ini luka luar, tetapi akan kucoba menyembuhkannya," ucap guru Dara Murti."Terima kasih sebelumnya, Datuk!""Tidak usah sungkan, itu sudah kewajibanku untuk menolong orang yang sakit," tambah Datuk Rambut Merah.Pada akhirnya Sagara dan Randu Pandega sudah merasa mendingan. Kini mereka hanya butuh istirahat serta perlu meminum ramuan untuk mempercepat penyembuhan.Ketika sudah selesai, Sagara punya pertanyaan kepada Datuk Rambut Merah."Apa Datuk paham dengan Pedang milik Samurai dari Selatan ini?" tanya Sagara sambil menjelaskan kenapa senjata itu ada di tangannya."Tentu sa
Tuan Putri itu akhirnya mengambil beberapa harta, lalu memasukkan ke dalam kain hitam. Setelah itu membiarkan harta sisa yang jumlahnya masih sangat banyak."Ini kamu ambil saja, untukmu secukupnya. Sedangkan sisanya kau bagikan ke rakyat kecil yang ada di Negeri Perak ini," ucap Tuan Putri Dara Murti. Meskipun punya niat baik dia tak punya niatan untuk mengembalikan harta ke Negeri Perak.Perempuan itu paham jika rakyat Negeri Perak memang sedang kesulitan sehingga membutuhkan uluran tangan. Hal itu terjadi akibat ulah para pejabat mereka yang terkenal tamak. Pajak yang dari masyarakat kadang tidak sampai ke pusat dengan tarif yang cukup mahal."Terima kasih, saya berjanji tidak akan merampok lagi," ucap pimpinan begal tersebut."Itu terserah kau, namu
Setelah itu para begal terkejut dengan kedatangan dua orang pemuda yang kini berada di belakang si gadis. Keduanya tampak tersenyum kepada gadis yang akan ditolongnya tersebut."Kalian? Kenapa bisa ke sini?" ucap gadis berpakaian hijau corak tersebut. "Sagara, dari mana saja?" tanya gadis itu lagi yang jelas adalah orang yang dikenalnya."Simpan saja pertanyaan itu Tuan Putri, nanti kami Jawab," ucap pemuda yang tak lain Sagara yang sedang berada di samping kanan sang gadis yang ternyata adakah Tuan Putri Dara Murti."Lebih baik kita cepat selesaikan pertarungan, lalu kita pergi dari sini!" seru pemuda satunya yang tak lain Randu Pandega, dia berada di samping kiri Tuan Putri.Lalu menatap lawan dengan posisi waspada. Ketiganya saling membelakangi
“Tentu saja, aku berjanji,” ucap Randu Pandega. “Lagi pula kita bisa bekerja mengungkap tabir di Negeri Perak, kan?”Mendengar hal itu, Sagara kemudian menatap Randu Pandega ternyata tersenyum kepadanya. Tak ada salahnya jika dilakukan bersama, apalagi mereka adalah sahabat sedari kecil. Meskipun Sagara selalu menjadi korban ejekan dari Randu Pandega karena menjadi anak yang sangat lemah.“Sepakat?” tanya Sagara.“Sepakat!”Keduanya lalu bersalaman, pertanda mereka sudah baikkan. Keduanya memang saling segan sehingga timbul prasangka yang tidak baik. Kini semua sudah beres ketika keduanya berani jujur.“Aduh, aku melupakan sesuatu?” keluh Sagara yan