“Kau” ucap Parameswara yang tahu siapa yang ada di hadapannya.
“Iya ini Aku. Sepertinya kau melupakanku, setelah kau bunuh!” ucap lelaki paling setia kepada Parameswara yang justru ditumbalkan karena menjadi saksi hidup. Kini dia hidup lagi lewat sebuah kekuatan mistis Pohon Kehidupan.
"Paksi Jaladara!" bentak Parameswara yang murka dengan apa yang terjadi. Hidupnya lelaki itu membuat dirinya betul-betul kalap karena sudah ketahuan bahwa dia adalah dalam semua apa yang terjadi di Malaka. "Kepung lelaki itu!"
Prajurit yang memakai pisau terbang langsung menyerang langsung pemuda yang seharusnya lehernya masih putus itu. Namun karena lelaki itu tidak memiliki kemampuan yang tinggi jadi tampak kerepotan.Sagara, Zhang Hao dan Tse Yang terus diserang oleh banyak orang sehingga tak bisa menol
Namun ketika sudah berhasil menuruni dinding, dia justru disambut oleh seseorang yang sudah menunggunya sejak lama. Jelas membuat lelaki itu tampak pucat melihat siapa orang yang di depannya sekarang."Sepertinya Gusti Prabu ingin kau tetap di tempat dudukmu!" bentak orang yang menghalangi langkah Eyang Maheswara."Apa yang kau inginkan Bajak Laut kurang ajar!?" bentak Eyang Maheswara yang kesal dengan tingkah pemuda yang ada di depannya tersebut seperti gembel yang ada di Istana."Aku ingin mencari tangan untuk menggantikan milikku yang tinggal tulang ini!" ucap pemuda tersebut yang tak lain adalah Sagara Byakta sambil membuka kain yang menutupi tangannya yang sebelumnya disembunyikan.Eyang Maheswara tampak ngeri bercampur syok melihat apa yang terjadi kepada Sagara Byakta. Tidak ada orang di duni
"Tetapi mereka bukan Bajak Laut seperti kebanyakan lainnya. Mereka menjadi Bajak Laut untuk mencari kedua orang tuanya ke Utara!" ucap Tuan Putri Ayu Lestari berusaha membela Bajak Laut Bendera Tengkorak agar diizinkan oleh ayahnya.Padahal Sagara malah sudah bersiap pergi, sadar jika Tuan Putri Ayu Lestari tak mungkin diberikan izin, meskipun di hati kecilnya ingin gadis jelita itu pergi bersamanya. Berbeda dengan Zhang Hao dan Mei Ling yang sudah sampai ke Kapal dengan membawa hadiah yang banyak dan berharap Tuan Putri Ayu Lestari tidak ikut.Mereka tampaknya tidak memikirkan urusan Tuan Putri Ayu Lestari yang sebelumnya ingin ikut bersama mereka. Keduanya hanya berpikir bagaimana mengamankan seluruh hadiah yang bisa untuk kehidupan selama berbulan-bulan.Bukan hanya uang yang sudah dijanjikan ol
Langit sudah menguning kembali seakan menjadi syarat bagi sebuah Kapal hendak pergi jauh, kembali menuju ke utara. Menyeberangi lautan demi mencapai tujuannya meskipun jelas sangatlah berat, seperti mengantarkan nyawa.Sagara Byakta seperti biasanya duduk di atas moncong kapal untuk menatap langit menyaksikan terbenamnya matahari. Itu adalah kebiasaan yang selalu melakukannya setiap ketika langit cerah, bahkan semenjak dia kecil.Zhang Hao dan Mei Ling selalu tahu hal itu dan memilih untuk tidak mengganggu kesendirian dari pimpinannya. Paham jika pemuda itu memang senang sendirian hingga tak senang diganggu, bahkan ketika masih menjadi seorang kacung."Kenapa kau mau ketika gadis ingin ikut denganmu?" tiba-tiba ada yang berbicara dari pundak Sagara Byakta, jelas membuat pemuda itu kaget bukan main.
Namun bagi Tuan Putri Ayu Lestari apa yang dilakukan Zhang Hao dapat membuat semua awak kapal dalam bahaya. Mengingat Kapal malah tidak menghindari batu karang tersebut justru malah ingin menyerangnya."Biarkan saja dia membalas dendam!" ucap Sagara sambil melihat Zhang Hao yang nekad ingin mengarahkan pedangnya ke Batu karang yang besarnya kali lipat Kapal Bajak Laut Bendera Tengkorak tersebut."Memangnya apa yang terjadi?" ucap Tuan Putri Ayu Lestari yang kaget dengan apa yang diucapkan oleh Sagara. Pemuda itu seakan membuat semua yang ada dalam kapal dalam bahaya besar, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Zhang Hao."Batu Karang itu yang membuat Zhang Hao harus memakai kaki besi untuk berjalan seumur hidupnya. Satu kakinya putus akibat di makan oleh makhluk itu!"
"Jika kau sudi dibantu, Aku akan berikan informasi tentang titik lemah makhluk itu!" ucap Sagara Byakta yang semakin sulit di atas tiang pancang karena goyangan semakin keras. Sagara tahu jika Zhang Hao akan marah jika dibantu sehingga berpikir membantu dengan cara lain. Lelaki dengan wajah tampan namun mirip wanita memang keras kepala, namun dibalik itu dia adalah orang paling kekeh jika berurusan dengan egonya sendiri.Zhang Hao tidak menjawab ucapan dari Sagara malah terdiam seribu bahasa. Dia tampaknya segan untuk menerima bantuan padahal sangat membutuhkannya. Baginya dibantu Sagara adalah sebuah hal memalukan, mengingat sebelumnya dia adalah atasan dari seorang kacung di kapal."Masuklah ke dalam mulut batu karang itu, di dalamnya ada sebuah benda mirip jantung yang bisa dihancurkan!" ucap Sagara Byakta yang membuat Zhang Hao langsung menatap mulut Batu K
"Diamlah!” bentak Sagara. “Kau simpan saja baik-baik benda itu!" ucap Sagara di telinga Zhang Hao yang terdiam sambil melihat kotak kecil yang ditemukan di dalam perut batu karang hidup tersebut."Hati-hati juga supaya orang tak memahami tentang dirimu sebenarnya!" ucap Sagara kembali ke telinga wakilnya itu dengan senyuman penuh arti.Mendengar ucapan dari Sagara Byakta jelas membuat Zhang Hao terbelalak dengan apa yang terjadi, misteri tentang dirinya yang disimpan rapat-rapat ketahuan juga. Jelas ini sebuah yang terduga, dimana rahasia yang ditutupnya rapat diketahui oleh Sagara secara tiba-tiba.Namun Sagara sudah pergi menjauh, sepertinya dia harus melihat apa yang diketahui oleh Mei Ling. Bahwa ada sesuatu yang terjadi di depan mereka dengan kondisi mencurigakan. Sambil memberikan secui
"Diamlah!” bentak Sagara. “Kau simpan saja baik-baik benda itu!" ucap Sagara di telinga Zhang Hao yang terdiam sambil melihat kotak kecil yang ditemukan di dalam perut batu karang hidup tersebut."Hati-hati juga supaya orang tak memahami tentang dirimu sebenarnya!" ucap Sagara kembali ke telinga wakilnya itu dengan senyuman penuh arti.Mendengar ucapan dari Sagara Byakta jelas membuat Zhang Hao terbelalak dengan apa yang terjadi, misteri tentang dirinya yang disimpan rapat-rapat ketahuan juga. Jelas ini sebuah yang terduga, dimana rahasia yang ditutupnya rapat diketahui oleh Sagara secara tiba-tiba.Namun Sagara sudah pergi menjauh, sepertinya dia harus melihat apa yang diketahui oleh Mei Ling. Bahwa ada sesuatu yang terjadi di depan mereka dengan kondisi mencurigakan. Sambil memberikan secui
"Apa Pimpinan tidak sadar kita tinggal berdua saja!?" bentak Soka yang kesal dengan tingkah pimpinannya. "Mereka menghilang satu per satu saat kita lengah!"Mendengar hal itu jelas membuat Pimpinan Komplotan Bandit penculik langsung berdiri sambil melihat apa yang terjadi. Dimana memang mereka tinggal berdua dengan tujuh wanita dengan keadaan terikat, jelas baru sadar ada yang tidak beres."Sial, tawanan juga hilang!" bentak Soka yang semakin kesal dengan apa yang terjadi. Dimana mereka seperti kecolongan dengan apa yang terjadi, paham jika memang ada musuh di pulau tersebut, musuh yang kuat."Sepertinya Aku tahu siapa orang yang memiliki kemampuan kecepatan tinggi seperti bayangan!" ucap Pimpinan Komplotan Bandit Penculik yang mendengar ocehan dari Soka. Lelaki yang sulit dikalahkan dalam pertarungan it
Kening si pemuda sudah berkeringat, dia seperti diinterogasi oleh seorang hakim ketika dituduh maling ayam.Adipati Mandalagiri mengangguk-angguk kepala sambil mengelus jenggot yang tak ada. Terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi pemuda di depannya."Kau harus bersyukur diberi kemampuan itu," ucap Adipati Mandalagiri sambil mangut-mangut.Sagara hanya bisa mengangguk, walau sebenarnya sudah tahu apa yang dibicarakan lelaki di depannya. Datuk Rambut Merah sudah menjelaskan semuanya kepadanya."Baiklah. Ayo dimakan, pasti kamu lapar," ucap Adipati Mandalagiri memutuskan untuk tidak bertanya lagi.Keduanya kemudian makan malam bersama sambil saling bercerita apa yang sebenarnya terjadi di Negeri
Sosok pertama yang menyerang Sagara terjatuh ketika kepalanya terkena pukul sarung Pedang milik Samurai dari Selatan yang belum diketahui namanya itu. Sosok serba hitam tersebut malah tak sadar diri akibat pukulan yang sangat telak.Melihat hal tersebut, sosok serba hitam yang bicara menjadi gugup. Jika kawannya ketahuan, maka dia akan dicurigai. Sehingga dia mencari cara untuk bisa membawa kawannya meloloskan diri dari Mandalagiri."Teknik Pedang Bulan? Jurus itu sudah puluhan tahun menghilang," ucap Adipati Mandalagiri mengenal jurus yang diperagakan oleh Sagara."Ada hubungan apa dia dengan Bajak Laut yang hilang puluhan tahun lalu dari Tanah Jawa itu?"Sementara itu pertarungan terus terjadi, sosok serba hitam malah kepayahan. Namun dia terpaksa men
BRUKK!Namun sebelum nyawa Adipati Mandalagiri akan melayang akibat serangan lawannya. Ada seseorang yang menolongnya dengan menggebuk sosok serba hitam menggunakan sarung pedang.Melihat siapa yang ada di depannya, sosok serba hitam itu terkejut."Kenapa dia ada disini? Bukankah seharusnya dia...?" tanya sosok tersebut dalam hatinya. Namun tak menyelesaikan ucapannya karena lawannya keburu menerima serangan. Padahal serangan tersebut hanya memakai warangka pedang yang dipegang secara menyilang dengan dua tangan.Pertarungan aneh terjadi ketika sosok serba hitam menyerang lawannya. Hal itu terjadi karena lawannya hanya menggunakan warangka pedang tanpa olah kanuragan.Namun yang lebih aneh lagi,
Betul saja apa yang dilihat oleh Sagara sebelumnya. Ada orang berpakaian serba hitam lengkap dengan topeng kayu yang dicat hitam. Persis seperti orang sebelumnya yang mencegat Sagara dan Putri Dara Murti dalam perjalanan pulang.Namun kini tampak aneh, mereka menyerang sore hari. Serta hanya dua orang saja yang datang ke Kediaman Adipati yang tidak memiliki orang dengan kedigdayaan tinggi itu.Sagara kemudian segera menuju ke pusat Kadipaten Mandalagiri untuk menyimpan kudanya. Beruntung meskipun sudah sore namun ada jasa penitipan kuda yang masih buka, sehingga dapat bergerak dengan mudah.Tujuan Sagara adalah kediaman Adipati Mandalagiri, dia yakin bahwa lelaki tua itu yang diincar. Namun ketika dia sampai di kediaman Adipati Mandalagiri, justru dicegat oleh prajurit kadipaten yang bertugas berja
"Justru karena aku bagian dari mereka, sehingga paham apa yang direncanakan. Terutama tentang tertua Istana, sepertinya dia yang punya rencana menyingkirkanmu, Randu Pandega!"."Bukankah semua ini dari Sepasang Iblis Tongkat Emas?" tanya Sagara lagi yang heran dengan ucapan Ratu Bajak Laut."Betul tentang itu, tetapi dia terlibat dengan pimpinan di Istana Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi, seperti mendukung ucapan Sang Ratu."Apa tujuannya berbuat seperti itu?""Menguasai dunia kedigdayaan, yang pertama adalah Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi."Jika begitu, berarti dia ingin merebut kekuasaan Negeri Perak juga?" tanya Sagara."Bukankah diri
"Sekarang giliran dirimu, Randu Pandega!" seru Datuk Rambut Merah. "Meskipun ini luka luar, tetapi akan kucoba menyembuhkannya," ucap guru Dara Murti."Terima kasih sebelumnya, Datuk!""Tidak usah sungkan, itu sudah kewajibanku untuk menolong orang yang sakit," tambah Datuk Rambut Merah.Pada akhirnya Sagara dan Randu Pandega sudah merasa mendingan. Kini mereka hanya butuh istirahat serta perlu meminum ramuan untuk mempercepat penyembuhan.Ketika sudah selesai, Sagara punya pertanyaan kepada Datuk Rambut Merah."Apa Datuk paham dengan Pedang milik Samurai dari Selatan ini?" tanya Sagara sambil menjelaskan kenapa senjata itu ada di tangannya."Tentu sa
Tuan Putri itu akhirnya mengambil beberapa harta, lalu memasukkan ke dalam kain hitam. Setelah itu membiarkan harta sisa yang jumlahnya masih sangat banyak."Ini kamu ambil saja, untukmu secukupnya. Sedangkan sisanya kau bagikan ke rakyat kecil yang ada di Negeri Perak ini," ucap Tuan Putri Dara Murti. Meskipun punya niat baik dia tak punya niatan untuk mengembalikan harta ke Negeri Perak.Perempuan itu paham jika rakyat Negeri Perak memang sedang kesulitan sehingga membutuhkan uluran tangan. Hal itu terjadi akibat ulah para pejabat mereka yang terkenal tamak. Pajak yang dari masyarakat kadang tidak sampai ke pusat dengan tarif yang cukup mahal."Terima kasih, saya berjanji tidak akan merampok lagi," ucap pimpinan begal tersebut."Itu terserah kau, namu
Setelah itu para begal terkejut dengan kedatangan dua orang pemuda yang kini berada di belakang si gadis. Keduanya tampak tersenyum kepada gadis yang akan ditolongnya tersebut."Kalian? Kenapa bisa ke sini?" ucap gadis berpakaian hijau corak tersebut. "Sagara, dari mana saja?" tanya gadis itu lagi yang jelas adalah orang yang dikenalnya."Simpan saja pertanyaan itu Tuan Putri, nanti kami Jawab," ucap pemuda yang tak lain Sagara yang sedang berada di samping kanan sang gadis yang ternyata adakah Tuan Putri Dara Murti."Lebih baik kita cepat selesaikan pertarungan, lalu kita pergi dari sini!" seru pemuda satunya yang tak lain Randu Pandega, dia berada di samping kiri Tuan Putri.Lalu menatap lawan dengan posisi waspada. Ketiganya saling membelakangi
“Tentu saja, aku berjanji,” ucap Randu Pandega. “Lagi pula kita bisa bekerja mengungkap tabir di Negeri Perak, kan?”Mendengar hal itu, Sagara kemudian menatap Randu Pandega ternyata tersenyum kepadanya. Tak ada salahnya jika dilakukan bersama, apalagi mereka adalah sahabat sedari kecil. Meskipun Sagara selalu menjadi korban ejekan dari Randu Pandega karena menjadi anak yang sangat lemah.“Sepakat?” tanya Sagara.“Sepakat!”Keduanya lalu bersalaman, pertanda mereka sudah baikkan. Keduanya memang saling segan sehingga timbul prasangka yang tidak baik. Kini semua sudah beres ketika keduanya berani jujur.“Aduh, aku melupakan sesuatu?” keluh Sagara yan