Beranda / Romansa / KELAMBU MERAH JAMBU / Apakah Ini Permainan Belaka?

Share

Apakah Ini Permainan Belaka?

Penulis: Humairah Samudera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Gemetar, aku mengembalikan smartphone Kenzy di atas tas punggungnya,  sebisa mungkin sama persis seperti semula. Siapa tahu kan, ternyata Kenzy memiliki karakter perfectionist precious? Itu, karakter yang memperjuangkan kesempurnaan dalam segala sisi kehidupan. Precious atau presisi, kalau meletakkan atau menyimpan sesuatu harus sama persis dengan yang ada di dalam konsepnya. Yeaaahhh, who knows? OK! Semoga ini sudah sama persis dengan posisinya semula, sedikit lebih ke pinggiran tas yang sebelah kiri dan sedikit miring ke kanan. 

It is finished and now back to the chat! 

Anak menantu idaman. Anak menantu idaman. Anak menantu idaman. Maksudnya apa, coba? Oh yaaa, satu lagi, Kenzy terima kasih karena kamu sudah membantu kami

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Tetap Tenang dan Kenakan Sabuk Pengaman!

    Mungkin ini yang disebut dengan keberuntungan tapi aku kurang yakin. Kenzy mengeluarkan smartphone, membuka gallery dan menunjukkan beberapa foto Kinanti. Tenang dan santai, dia menceritakan perihal kapan dan dimana foto-foto itu diambil. Foto pertama, di Bali, dalam acara liburan keluarga. Jadi keluarga mereka sama-sama berlibur ke sana dan sewaktu foto ini diambil, Kinanti mengajak Kenzy jalan-jalan ke pasar Sukowati. Nah, dia ingin sekali berpose di depan pintu masuk, jadi Kenzy menurutinya. Foto ke dua, di pantai Sanur. Kinanti berdiri menghadap ke laut sambil merentangkan kedua tangannya. Pose yang cantik, menurutku karena di sana dia terlihat lebih rileks dan menikmati. Berbeda dengan pose yang di depan pintu masuk pasar Sukowati tadi, senyumnya terkesan kaku. Foto ke tiga, di Besakih. Kinanti duduk di bangku kayu, menyedekapkan kedua tangan dan tersenyum lebar. Cantik, anggun dengan binar mata yang indah. Menu

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Hellooo Rumah Boneka!

    Hellooo, Rumah Boneka!Akhirnya, sampai juga di rumah dengan selamat. Sehat, tak kurang satu apapun juga kecuali penampilan yang kusut masai dan ya, yaaahhh, you can imagine lah bagaimana kami setelah menjalani penerbangan selama delapan belas jam! Belum lagi, perjalanan darat dari rumah Sosrowijayan ke Adi Sucipto International Airport dan dari Schiepol Airport, Amsterdam ke Sleedorn Tuin. Termasuk waktu transit di Jakarta dan Bangkok. Total, berapa jam? Aku nggak terlalu ingat tapi yang jelas sekarang ini aku sakit, demam.Oooh, mungkin setelah ini aku trauma naik pesawat. Ah! Bisa jadi, phobiaku akan bertambah banyak setelah phobia lift, kegelapan, ketinggian dan kupu-kupu. Apakah itu? Plane Phobia.

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Please Tell Me Honestly!

    "Kenzy!" aku berseru setengah menjerit memanggilnya, kesabaranku sudah di ambang batas sekarang dan nyaris ke luar, melompat menyerangnya, "Jawab aku Kenzy, apa yang kalian bicarakan? Apa yang sebenarnya terjadi di belakangku, ha?"Nanar dan semakin menggigil, aku menatap Kenzy. Merayapi tubuhnya, inci demi inci. Terbayang kembali dalam benakku, bagaimana mereka berbicara saat video call malam itu, sungguh misterius. Bagaimana isi chat Papa … Sikap mereka selama kami di Yogyakarta pun aneh. Dekat, klik tapi juga aneh. Banyak gesture yang nggak kupahami di antara mereka. Papa menggedikkan bahu, Kenzy ikut juga. Kenzy mengernyitkan dahi, Papa ikut juga atau sama-sama membesarkan pupil mata. Aneh nggak, sih? Padahal kami hanya tergabung dalam sebuah obrolan santai, lho. Ya ampuuun! Memangnya apa saja sih yang kami obrolkan? Paling

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Keteguhan Hati Kenzy

    Haaa, whaaat?Sampai aku terbangun jam sembilan keesokan paginya dan langsung memeriksa chat room kami, Papa masih belum membaca chat-ku padahal delivered. Dalam hitungan detik, demi melihat kenyataan yang semenyakitkan itu, aku meradang. Mengerang, menggeliat kuat-kuat lalu menyisir rambut dengan kasar. Menguncir ekor kuda dengan karet gelang berwarna oranye dan melangkah lebar-lebar menuju kamar mandi. Sesuatu yang sangat jarang terjadi dalam hidupku, bisa dikatakan langka, malah. Selama ini aku belum pernah bersikap segusar itu oleh karena apapun yang dilakukan Papa, sungguh. Ummm, kenapa sih, aku justru sering tersakiti oleh Papa, sosok yang sangat sangat sangaaat berarti di seluruh planet? Padahal, yaaa, padahal setahuku … You know lah, bagaimana aku terhadap Papa. Sampai-sampai terjebak dalam pernikahan di atas kert

  • KELAMBU MERAH JAMBU    A Little Piece of Kenzy

    Siiirrr dug, dug, duuuggg!Miss D sudah menungguku di ruang kerjanya begitu aku sampai di rumah sakit. Raut wajahnya melambangkan keseriusan tingkat langit ke tujuh, begitu aku menatapmya dengan air mata darah yang berlinang-linang. Ups, sorry, mungkin aku berlebihan tapi bagaimana nggak kalau ternyata Kenzy si Batu Karang sekaligus Manusia itu ternyata sakit? Huaaa, ooohhh, my God! Aku benar-benar nggak menyangka. Kenzy yang usil, jahil dan ya, yaaahhh kadang-kadang menyebalkan itu ternyata sakit. Sakit apa? Belum tahu, Miss D nggak menjelaskan di chat room tadi dan itulah kenapa aku menemuinya di sini. Sederhananya, untuk mencari tahu, penyakit apa yang telah dengan kejamnya bersarang di tubuh Kenzy.By tye way ta

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Please Don't Go Any Where

    Oh God, time flies so fast!Mau nggak mau, suka nggak suka itulah kenyataan yang ada. Sudah tiga bulan ini Kenzy sakit. Stadium dua, Liver Cancer. Sejujur-jujurnya kukatakan, nggak punya target lain lagi sekarang, kecuali menjaga dan merawat Kenzy sampai sembuh. Termasuk, bekerja di DE SUPER ICE CREAM. Aku sudah berhenti, bahkan sejak baru tahu kalau ternyata ada cancer cells yang menggerogoti tubuh Kenzy. Sebenarnya, Emma masih ingin mempertahankanku dengan memberikan pekerjaan yang lebih ringan dari pada telephone operator tapi aku menolak. Dengan sehalus mungkin, tentu saja agar tak menyakiti atau menyinggung perasaannya. Well, selama tiga bulan bekerja di sana, bukan hanya sekadar fee yang kudapatkan, melainkan persahabatan. DE SUPER ICE CREAM sungguh keluarga yang ramah, hangat dan membahagiakan bagiku.

  • KELAMBU MERAH JAMBU    The Autumn Dinner

    Untuk menyambut musim gugur kali ini---musim gugur ke dua kami di Netherlands---aku memutuskan untuk mengadakan weekend dinner bersama para tetangga. Jadi, hari ini aku sibuk menulis undangan dan menyebarkannya dari rumah ke rumah. Well, meskipun ini jaman internet---bisa saja membuat E-Inviting Card yang bisa sampai hanya dalam hitungan detik--tapi menurutku kurang sopan. Ya ampuuun! Kami kan tetangga, nggak sampai berjalan sejauh ratusan meter untuk mencapai rumah mereka. Ya, yaaahhh, kecuali rumah Elize, sih. Itu pun hanya sekitar dua ratus meter.So, this is the inviting card that I wrote happily lovely!Dear ………………We lovely to invite yo

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Love Love Love

    Nggak hanya para tetangga, aku juga mengundang keluarga besar DE SUPER ICE CREAM untuk datang ke acara weekend dinner. Tentu saja, Emma and Friends dengan senang hati menerima undanganku. Bahkan, Tosca bersedia menyumbangkan tenaga untuk menjadi chef. Hehehehe. Bukan hanya itu, dengan senang hati, Emma akan membawakan kami es krim yang super duper yummy. Es krim andalan di kedai es krimnya. Es krim varian apakah itu? Cokelat almond, strawberry dan pisang. Kalau di daftar menu sih, tulisannya menjadi seperti ini: CASBANANA. Uwaaauuu nggak sih, kalau begitu? Jujur, aku tersanjung kuadrat.OK!Sepulang dari DE SUPER ICE CREAM untuk mengantarkan kartu undangan itu tadi, aku sekalian pergi berbelanja di kopermolen. Kenzy minta dibuatkan kacang

Bab terbaru

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Nyaaa Anyeliiirrr!

    De Swiiing!Entah bagaimana awalnya, aku nggak terlalu ingat, rasa-rasanya ada sesuatu yang aneh di ruang perawatan ini tapi nggak tahu, apa. Om Dirga masih berdiri sambil menyedekapkan tangan di bawah kaki Kenzy, sama seperti posisinya semula. Miss D sudah selesai melepaskan sonde dan sekarang Doctor, dibantu Nurse mulai melepaskan jarum infus yang tertancap di punggung tangan sebelah kanan. Mereka melakukan transfusi darah dari sana. Sampai di sini aku memandang ke segala arah, mengingat keanehan yang sempat kurasakan tadi.Nothing is weird but I feel that!Kembali, aku memandangi wajah Kenzy yang kadang-kadang tertutup tangan Doctor atau Nurse karena pekerjaan mereka melepas ventilator belum selesai. Wajah yang kalau dalam keadaan sehat terlihat tampan dengan

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Good Bye, Kenzy!

    Di antara bayang-bayang Kenzy yang mengulum senyum manis dan segenggam kebahagiaan, aku menguatkan diri untuk tanda tangan. Meskipun air mata tak kunjung berhenti dan keringat dingin semakin deras mengalir, aku berusaha untuk menguatkan diri. Kuat, tegar untuk Kenzy. Demi suami tercinta sepanjang masa. Miss D dan Doctor menunggu dengan sabar di seberang meja. Tenang, Miss D mengusap-usap punggung tanganku, senyumnya terlihat tipis tapi tulus. Sementara Doctor duduk bersedekap tangan dengan raut wajah setegang robot lowbat.Sungguh, sampai detik ini, aku masih merasa jahat!Jahat, karena harus melalukan semua ini, meskipun itu demi kebaikan Kenzy. Cukup, cukup satu musim dia menjalani masa komanya. Nanti, besok jangan lagi. Aku sudah nggak sanggup lagi melihatnya seperti ini. Oooh, ooohhh, my God! Baru satu kali itu aku me

  • KELAMBU MERAH JAMBU    The Final Decision

    "Kamu …?" aku mendelik menatapnya, "Ngapain kamu ke sini, keluar!"Betapa terkejutnya aku, saat Kenzy dengan tenang dan santainya masuk ke kamarku. Padahal, sebelum ijab qabul tadi sudah berjanji kalau nggak akan pernah menginjakkan kakinya di sini. Wuaaahhh, sepertinya dia meremehkan ya, kan?"Kenzy, keluar!" dengan amarah yang semakin membesar, aku menunjuk ke arah pintu, "Keluar, Kenzy!"Tap, tap, tap!Terdengar langkah kaki Papa menuju ke sini, membuat kami sama-sama terkejut. Mungkin Kenzy pun bingung harus bagaimana, jadi dia mendekat padaku, sedekat-dekatnya. Tentu saja, itu masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan saat Papa sudah benar-benar muncul di depan pintu, Kenzy me

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Waiting For Kenzy's Smile

    Miss D terperangah, menatapku dengan karakter kucing yang dilanda konflik besar, antara harus mencuri ikan di atas meja atau menahan lapar sampai diberi makan oleh majikannya. Tapi aku tak peduli lagi, tentu saja. Apa yang harus kupedulikan? Itu, ventilator, sonde, jarum infus yang melekat di tubuh Kenzy sudah tak berguna lagi kan? Sudah nggak ada fungsinya lagi, kan? Untuk apa dilanjutkan? Hanya menambah kedalaman luka saja!"Please, do that now, Miss D?" aiu meratap-ratap, memohon dengan segala perasaan yang merasuki diri, "For Kenzy, For me …!"Dalam detik-detik yang berdetak begitu cepat, seolah-oleh roda mobil yang melaju cepat ke sebuah tempat di lereng bukit, kami saling berpandangan dengan mulut ternganga. Aku, napasku memburu, selayaknya seorang prajurit yang berhadapan dengan seseorang yang sangat penting untuk

  • KELAMBU MERAH JAMBU    In Peace and Love

    Papa meraih pergelangan tanganku, menahannya dengan sedikit tekanan yang menyakitkan, tentu saja. Hal yang belum pernah Papa lakukan selama aku menjadi anak pungutnya. Well, aku yakin, seluruh dunia juga tahu, selembut dan semanis apa Papa memperlakukan aku selama ini. Ah, lebih lembut dari butiran salju. Lebih manis dari es krim susu vanilla. Jadi, kalau sampai Papa melakukan itu, berarti ada sesuatu yang bersifat penting dan genting.What is that?I don't know!Yeaaahhh, only he knows, of course!"Anyelir!" Papa memanggil dengan suara bergetar yang aku nggak tahu kenapa, nggak ingin tahu juga, "Kamu, nggak mau ikut nganterin Papa ke bandara, besok pagi?"Finallly H

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Luka di Atas Luka

    Hanya bisa bernapas dan memandang ke arah mama Sophia dengan mata yang semakin memburam oleh air mata. Aku merasa benar-benar terjepit sekarang. Terjepit di antara dua bilah pedang yang berkilau tajam plus haus darah. Oooh, ooohhh, my God! Kenzy masih koma, bahkan harapan hidupnya semakin menipis. Bisa dikatakan habis, malah. Sudah begitu, seolah-olah itu belum cukup untuk meluluh lantakkan seluruh hati dan perasaan yang terkandung di dalamnya, Papa menyingkap tabir rahasia tentang hidupku yang sesungguhnya.Jahat. Jahat. Jahat.Apa, apa yang bisa kuharapkan sekarang?Apa masih ada harapan?Papa menjadikan aku Musim Semi, Little Princess dan Anyelir Nuansa Asmara hanya untuk dijadikan pengisi kotak hadiah

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Anak Pungut Yang Malang

    Papa kembali ke rumah sakit, setelah tiga hari beristirahat di rumah. Om Dirga hanya menjenguk Kenzy sebentar lalu kembali ke kantor, karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Jadi, aku memanfaatkan kesempatan berdua kami untuk berbicara. Sebisa mungkin, dari hati ke hati dan tanpa lonjakan emosi. Selain sadar kalau ini rumah sakit, kami juga nggak pernah bertengkar selama ini. Belum pernah. Nggak lucu kan, kalau dalam kondisi Kenzy yang masih koma, kami justru bertengkar?"Papa," aku memanggil setelah selesai mengepang rambut ala Elsa dan mengikatnya dengan karet gelang, "Ada yang perlu Anyelir tanyakan Pa, boleh?"Aku memindai kebohongan di bola mata Papa. Kebohongan yang nggak kuharapkan sama sekali, sebenarnya. Emmmhhh, pasti Papa lupa kalau dia bahkan selalu mengancamku dengan rotan untuk setiap kebohong

  • KELAMBU MERAH JAMBU    What Will Be Will Be

    Leiden, 28 September 2018Dear Angel,Begitu banyak yang terjadi dan yang paling besar adalah Kenzy yang masih koma. Bukan hanya itu. Bahkan, secara medis, harapan hidup Kenzy hanya tinggal lima sampai sepuluh persen lagi. Jadi, kalau dokter yang menangani melepaskan semua alat penunjang kehidupannya, kemungkinan besar---Miss D mengatakan tanpa kemungkinan yang berarti pasti---Kenzy akan meninggal dunia. Well, tentu saja, aku nggak mengizinkan siapapun dokter ahli kanker di dunia ini untuk melakukannya! Kamu tahu kan Angel, apa maksudku? Hidup dan mati manusia, mutlak berada di tangan Tuhan. Iya kan, Angel?OK!Kalaupun Kenzy harus meninggal Angel, jangan karena kami melepaskan jarum infus atau ventilatorn

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Harapan Hidup Kenzy

    Papa pulang ke Sleedorn Tuin sore ini, diantarkan Om Dirga. Jadi fixed, malam ini aku sendirian menjaga Kenzy di rumah sakit, karena Om Dirga harus menemani Papa. Itulah mengapa, sedari tadi sibuk menyiapkan segala hal untuk lebih intensif mengaktifkan kesadaran Kenzy. Pening, rasanya. Pening kuadrat. Tahukah kalian? Begitu banyak ide dan rencana menjejali ruang pemikiran yang terasa kian menyempit. Ruwet dan rumit. Tapi aku memilih untuk mendahulukan album foto Kenzy dan Kinanti, tentu saja. Ya, yaaahhh, meskipun kadang-kadang rasa cemburu membakar pinggiran hati tapi apa boleh buat? Dalam situasi sepenting dan segenting ini, aku nggak mungkin egois dan emosional, bukan? Toh, kalau Kenzy sadar, aku juga yang bahagia. Bukan Kinanti. Iya, kan?Sooo, this is it!Seperti biasa, aku menggenggam telapak tangan kiri Kenzy dan mengaja

DMCA.com Protection Status