Share

Pov Aris

Penulis: Inti Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 Happy reading

 

 

 

--

 

Pagi pagi sekali aku sudah bangun seperti biasanya, menyapu rumah, memasukkan pakaian kotor kedalam mesin cuci, menjemur pakaian.

 

Kemudian memasak untuk diriku sendiri. Untung Sifa selalu menyetok persediaan bahan makanan dikulkas.

 

Aku sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah, karena kami sudah terbiasa melakukan semuanya bersama-sama, saling bagi tugas dan membantu satu sama lain.

 

 Aku memasak nasi goreng dan telor ceplok, masakan termudah.

 

Sarapan sendirian, tidur sendirian. Padahal baru satu hari satu malam, sudah merasa kesepian, bagaimana kalo selamanya, aku bisa gila kayaknya.

 

 

Aku benar benar merasa kehilangan Sifa, hidupku terasa hampa, rumah ini serasa kosong tanpanya.

 

Bodohnya aku menyakiti permata hatiku.

---

 

 Setelah selesai sarapan, aku bergegas berangkat, melajukan mobilku dengan kecepatan sedang menuju rumah Widia. Sebelum berangkat ke kantor. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengannya.

 

Aku segera turun dari mobil, rumah Widia terasa sepi sekali. Kupencet bel dipojokan sebelah pintu.

 

 "Iya sebentar!" sahutan dari dalam.

 

 "Silahkan masuk mas, saya panggilkan non Widia dulu," ucap Bibi setelah membukakan pintu.

 

 Aku masuk ke rumah Widia lalu duduk dikursi. Jam di dinding menunjukkan masih pukul 6, ternyata masih terlalu pagi, aku punya banyak waktu untuk bicara dengan Widia.

 

 Widia turun dari tangga, masih dengan pakaian tidurnya. Terlihat dari wajahnya dia baru saja bangun tidur.

 

 "Kenapa pagi sekali, udah sampai sini mas?" tanyanya sambil duduk disampingku.

 

 Akupun menggeser dudukku agak menjauh, diapun mengernyit heran.

 

 

"Iya ada hal penting yang mau aku bicarakan."ujarku.

 

"Bicara saja mas, pasti tentang istrimu." jawabnya menebak.

 

Ya tentu saja tentang istriku. Ini semua gara-gara kamu Widia.

Mepet aku terus, nyari kesempatan.

 

 "Mas minta maaf kalau punya salah, selama ini, lebih baik kita gak usah hubungan lagi sekarang, lupain kalo kita pernah kenal.

Mas gak mau kehilangan istri dan rumah tangga mas.

Kita adalah sebuah kesalahan, tidak baik jika dilanjutkan.

Kamu masih muda, perjalanan hidupmu masih panjang." ujarku sambil melihat ekspresi Widia yang terlihat kaget.

 

 "Tapi mas, bagaimana dengan hubungan kita? Aku sudah terlanjur nyaman denganmu!" seru Widia "Setelah semua masalah ini terjadi kamu ingin meninggalkanku mas?"tanyanya dengan mata yang memerah menahan tangis.

 

 "Siapa yang memulai ini semua, kamu kan? Kamu yang terus menerus memintaku untuk menemani kamu, katanya kamu kesepian? Bahkan aku sudah berkata bahwa aku ini sudah beristri, kamu juga mengatakan tidak masalah. Sekarang aku ingin kembali pada istriku, sebelum semuanya terlambat, jangan halangi aku." jawabku sedikit lantang, Aku benar benar emosi, Aku harus tegas. Aku takut jika harus kehilangan  istriku dan rumah tangga yang sudah kubangun dengan cinta.

 

 "Baiklah mas, kembalilah pada istrimu, maafkan aku jika merusak rumah tanggamu yang semula baik baik saja, sekarang menjadi runyam. Ini semua memang salahku, aku yang begitu merindukan kasih sayang orang tua, begitu melihatmu yang begitu lembut dan baik merasa ingin memiliki. Maafkan aku yang tidak tahu diri ini, maafkan aku sudah jadi orang ketiga dan duri dalam rumah tanggamu. Terimakasih atas waktu mas selama ini." ucap Widia sambil meneteskan airmata. 

 

 

"Mama Papaku juga akan balik ke segera kembali dari luar negeri mas, setelah melihat video kejadian dikampus yang viral kemarin. Aku berkata pada mereka bahwa aku kesepian, aku butuh mereka, aku butuh kelurga, aku butuh suport dan dukungan, aku butuh kasih sayang bukan uang, supaya mereka mengerti. Supaya difikiran mereka tidak hanya bisnis dan kekayaan saja." ungkapnya.

 

 "Baiklah Wid, maaf selama ini kalo mas punya salah, mas sebenarnya sudah menganggap kamu seperti adik mas sendiri." ujarku sambil melirik jam didinding.

 

 "Iya mas, maafin Widia juga. Widia juga sadar kalau Widia salah, aku akan meminta maaf juga sama istri mas" kata Widia.

 

 "Baiklah, sudah dulu ya Wid. Mas mau berangkat kerja, takut telat." ucapku seraya berdiri dan melangkah pergi.

 

 "Iya hati hati mas," jawab Widia lirih.

 

 Aku masuk mobil, kulihat Widia masih berdiri didepan pintu sambil melihat kepergianku. Ku amati dia, tangannya seperti menghapus sesuatu dimatanya, ya, dia menangis.

 

Maafkan aku Widia, aku juga salah karena sempat memberimu sebuah harapan, sehingga menimbulkan rasa sayang dan nyaman untukmu.

 

Aku harus mengakhiri ini semua, ini adalah kesalahan yang tidak patut untuk dilanjutkan.

 

Kulajukan mobilku pelan meninggalkan halaman rumah Widia, menuju kantor tempat kerjaku.

 

----

 

 Semua mata memandang ke arahku, ada yang sambil berbisik, ada yang menatap sinis. Ah, biarlah batinku. Mungkin ini karma untukku.

 

Aku terus berjalan ke ruanganku, tak ku hiraukan mereka semua, para teman teman kantor.

 

"Dasar laki buaya."

 

"Udah punya bini masih nyari gadis lagi."

 

"Pantes belum punya anak."

 

"Ganteng doang, kelakuannya bej*t."

 

 

Aku berusaha tidak mendengar.

 

 

--

 

   Jam istirahat siang, Aku menuju kantin bersama Anton. Semua orang tetap seperti tadi pagi, memandangku dengan sinis, ada yang berbisik bisik, ada yang tertawa.

 

Entahlah, mungkin menertawakan kebodohanku. Hanya temanku Anton yang masih selalu setia disampingku.

 

   "Lo gila ya Ris, wanita sebaik dan secantik Sifa masih lo selingkuhin. Bisa bisanya ya lo, padahal pas pacaran dulu lo yang bucin banget. Lo pas mimpi apa pas otak lo lagi geser kok bisa selingkuh?" oceh Anton sambil menyendok soto ayamnya.

 

   "Ceritanya panjang Ton, kalo diceritain gak bakal selesai selesai. Dulu itu berawal dari kasian, eh keterusan. Dia duluan yang ngejar ngejar gue, nempel nempel gue. Tapi gue juga salah, kok mau mau aja ya gue. Bodoh emang. Jujur gue cuma anggap dia kayak adik, cuma nemenin dia jalan jalan aja sama cari makan, udah gitu doang gak lebih." jawabku.

 

   "Sekarang udah ketahuan aja lo baru sadar, dasar laki laki maunya enak aja. Terus Sifa dimana sekarang?" tanya Anton, tiba tiba membuatku ingat, Aku harus menghubungi Sifa sekarang.

 

   Ku telfon Sifa berkali-kali, nomernya sudah aktif tapi tidak ada respon, pesanku dari kemarin juga cuma dibaca saja. Mungkin dia begitu marah dan kecewa padaku. Kucoba mengirim pesan untuknya, siapa tau dibalas.

 

    [Dek, Mas kangen banget sama kamu. Maafin mas dek, mas tau mas salah besar, tapi ini gak seperti yang kamu fikirkan. Kita harus bicara agar semuanya jelas. Mas mohon, tolong balas pesan mas.] klik, kukirim pesan. Langsung dibaca oleh Sifa, terlihat dia sedang mengetik pesan. Aku begitu bahagia.

 

   [Datanglah kerumah Ayahku.] balasan singkat dari Sifa sudah sangat membuatku bahagia.

 

 

  [Makasih dek udah mau bales pesan mas, mas sayang banget sama kamu.] ku kirim lagi pesan untuk Sifa, hanya dibaca.

 

---

 

Gimana teman teman.

Baikan apa enggak nih, hayooo?? 

 

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Etien Kurniarin
kasih pelajaran dulu tuh si Aris ,jgn bikin mudah
goodnovel comment avatar
Setiani
gausah sif...palingan widia datang lagi, mepet lagi.
goodnovel comment avatar
Widia Wati
sekli selingkuh pasti akan terulg lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Titik Terang

    Waktu terasa begitu lama, jarum jam berdetak begitu lambat. Aku sudah tidak sabar untuk segera pulang dan menemui Sifa. Berkali kali kulihat ponselku, tidak ada balasan dari Sifa lagi.-- Kulajukan mobilku dengan penuh semangat menuju rumah. Setelah sampai, aku segera mandi dan berpakaian rapi, rambut klimis pakai koleksi parfum yang wanginya paling disukai Sifa. Udah seperti mau apel pacar saja, aku bercermin sambil senyum senyum sendiri. Tak perlu berlama lama setelah siap langsung berangkat menuju rumah mertua. 'Bismillah' ucapku dalam hati. Tidak lupa aku berdo'a disepanjang jalan, semoga tidak menemui kesialan lagi seperti hari kemarin. Dan semoga dilancarkan juga urusanku hari ini. Semoga kesalahanku masih bisa termaafkan.---POV Sifa Aku dan Ibu duduk berdua diteras, berbincang bincang s

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Lembaran Baru

    Setelah memastikan Mas Aris keluar dari kamar. Aku memegang kening yang baru saja dicium mas Aris, Aku senyum senyum sendiri mengingatnya. Kenapa hatiku sedikit tersentuh, jika ditanya sayang, ya rasa itu masih ada didalam hatiku. Hubunganku dengan Mas Aris sudah terlalu lama, sejak pacaran hingga menikah, baru kali ini dia berulah, menyakiti hatiku. Aku yang hendak keluar menuju dapur mengambil air minum, mendengar suara orang yang sedang berbincang bincang di ruang keluarga, ku lihat ada Ibu dan Mas Aris, mereka sedang membicarakan sesuatu. Aku duduk didapur sambil mendengarkan percakapan mereka. "Bu, maafin Aris ya kalo punya salah selama ini." ucap Mas Aris. "Iya nak udah Ibu maafin, namanya manusia tidak luput dari kesalahan, yang penting tidak diulangi lagi, daner tidak ada kejadian seperti ini lagi." jawaban Ibu terdengar samar.&n

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Tamu Yang Tak di Undang

    Aku dan Mas Aris duduk berdua saling berhadapan, kini kita sedang berada disebuah cafe. Kita saling terdiam, sambil menikmati menu yang di pesan. Terdengar alunan lagu yang dinyanyikan diatas panggung, menambah syahdu suasana. Bagaikan anak muda yang sedang jatuh cinta.Gelap, di dalam tanyaMenyembunyikan rahasianyaLetih kehabisan kataDan kita pada akhirnya diamBunga, di bulan sepiJatuh terdamparTersasarAlasan masih bersamaBukan karena terlanjur lamaTapi rasanya yang masih samaSeperti sejak pertama jumpaDirimu di kala senjaDuduk berdua tanpa suara Lirik lagu Pamungkas yang berjudul Monolog itu, membuat aku dan Mas Aris benar benar sangat menikmatinya,

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Pulang

    Adzan Subuh terdengar berkumandang, Suara Adzan yang sangat merdu mengisi keheningan pagi yang dingin. Aku segera bangun dari peraduan dan menuju kamar mandi, tak lupa ku bangunkan mas Aris. "Dek, ayo pulang. Emangnya kamu gak kangen sama rumah?" tanya mas Aris sesudah Shalat Subuh. "Emmm, kangen sih, tapi masih pingin disini mas." ujarku sambil melipat mukena. "Mas udah kangen rumah dek, kangen berdua dirumah." ucapnya sambil memandangku lekat. "Kan Ibu sama Ayahmu masih disini mas, masa kita malah mau pulang. Aneh." Kulihat wajah mas Aris memasang tampang memelas. "Iya udah, kalo Ayah pulang, kita juga pulang ya." ujarnya pasrah. "Iya, iya." ucapku sambil mencubit perutnya. "Ya udah, aku mau ke dapur dulu, bantu ibu masak mas." Akupun segera be

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Masalah

    Langit berwarna ke merah merahan, matahari sudah merangkak ke arah barat. Hari sudah mulai memasuki waktu maghrib, banyak anak kecil yang berlari larian, menuju masjid. Aku lihat di taman komplek, gerombolan ibu ibu tadi sudah tidak ada, mungkin sudah pulang ke rumahnya. Syukurlah, batinku. Terbebas dari pertanyaan para ibu tadi. Aku berjalan memasuki pagar, rumah bertingkat dua yang catnya berwarna putih, dihalaman ada kolam ikan beserta air mancur kecil , dan ada beberapa pot bunga. Mas Aris sedang duduk diruang tv, memakai baju koko dan sarung, saat aku akan menuju dapur. "Dek, bel

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Muncul Lagi

    Hari masih pagi, cuaca sedikit agak mendung, matahari masih malu-malu menampakkan diri. Aku berada didepan rumah, sambil menunggu tukang sayur yang biasa lewat. Suasana komplek masih sepi, hanya ada beberapa orang yang lewat, ada yang sedang joging, ada juga yang bersepedah. Aku menanti tukang sayur sembari menyapu halaman depan, aku lihat beberapa ibu-ibu juga mulai berjalan menuju depan rumahku, tempat mangkal tukang sayur. "Sayur, sayuur, sayuuuurr, ayoooo ! Masih seger!!" seru tukang sayur dari kejauhan. "Kok siang sekali bang," tanya Bu Nur, tetangga depan rumahku, setelah tukang sayur memberhentikan sepeda motornya didepan rumahku. "Iya, pasarnya rame bu," jawab tukang sayur sembari menuju tempat duduk, membiarkan sayurnya dipilih para ibu-ibu. "Selamat pagi ibu-ibu, udah rame aja nih!" sa

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Pertemuan

    Terdengar suara mobil Mas Aris memasuki halaman rumah, saat aku sedang menonton tv. Aku segera menghampirinya ke depan, menyambut kedatangannya. "Assalamu'alaikum dek!" ucap mas Aris sambil tersenyum sumringah. "Wa'alaikumsalam mas." Aku mencium tangan mas Aris.--- "Ayok mas kita keluar, udah lama gak jalan-jalan," ajakku pada mas Aris. "Pengen kemana dek?" tanya mas Aris sambil tetap fokus pada televisi. "Ya, muter-muter aja mas, beli makan dipinggir jalan, kayaknya enak." "Iya dek, nanti ya habis maghrib," jawab mas Aris sambil mengelus kepalaku. "Mas..." "Kenapa dek? Kamu ada masalah?" tanya mas Aris khawatir. "Ayo kita ke dokter lagi mas, periksa lagi," ucapku lirih. "Kan udah pern

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Haruskah Berakhir?

    Setelah mobil berhenti di halaman rumah, aku segera keluar dari mobil. Ku buka pintu yang terkunci. Lalu langsung menuju kamar. Tak kuhiraukan Mas Aris yang berteriak memanggil-manggil namaku. Aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu melaksanakan sholat isya'.-- "Dek, jangan diemin mas dong! Mas juga bingung harus gimana!" ujar mas Aris, seraya tidur di sampingku. Aku hanya diam, hanya ku lirik sekilas. Kutatap tajam matanya. Lalu fokus kembali ke hpku. "Dek, kamu marah lagi sama mas?" Mas Aris hendak menyentuh tanganku. Aku langsung berbalik, tidur memunggunginya. "Dek, jangan gini dong!" "Dek," Mas Aris menyentuh bahuku, langsung aku tepis tangannya. Kutatap wajah Mas Aris, dia memasang wajah memelas. "Sudahlah mas, kamu yang memulai semuanya. Jadi kamu harus bertanggung jawab. Walaupun nanti

Bab terbaru

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Terakhir. Pov Bu Dewi

    POV BU DEWIAku merasa bahagia saat Andin, teman Widia mengatakan bahwa dia mengajak Aris dan istrinya, untuk menjenguk anakku Widia.Widia sudah beberapa hari ini, depresinya mulai kumat lagi. Di ajak bicara hanya diam tak menyahut. Di dalam penjara dia tidak mau makan, dan malah mengamuk.Semoga dengan kedatangan Aris bisa membuatnya sedikit bahagia.Ternyata benar, setelah melihat Aris wajah Widia langsung berubah ceria, dia langsung memanggil Aris.Widia memanggil Aris sembari merentangkan kedua tangan, seolah ingin Aris menghambur ke arahnya dan memeluknya.Tapi, itu adalah hal yang tidak mungkin terjadi. Widia harus sadar Aris sudah beristri, Sifa berada di sampingnya.--Wajah Widia terlihat muram dan marah saat Aris berpamitan untuk pulang. Entah, Widia mendapat kekuatan darimana, saat Aris baru berbalik badan.Widia sudah meloncat turun dari ranjang dan berlari menuju ke arah Aris. Aku mengira dia akan memeluk A

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Extra Part

    Saya mengucapkan terima kasih banyak. Kepada semua pembaca yang sudah setia membaca ceritaku sampai akhir.Saya do'akan bahagia selalu, sehat selalu. Dilancarkan rezekinya.Dijauhkan dari hal-hal yang buruk, di dekatkan dengan hal-hal baik.Aamiiiin.Saya minta maaf apabila ada salah kata, atau cerita saya kurang memuaskan di hati pembaca.Saya pemula yang masih berusaha memperbaiki semuanya.Terima kasih.Selamat membaca.Ini adalah cerita 3 bab yang saya jadikan 1.--"Kok masak banyak sekali Bi?" tanyaku saat melihat meja makan dipenuhi berderet-deret aneka makanan."Iya Neng, ada tamu mau datang katanya Pak Aris.""Siapa Bi?" Tanyaku penasaran."Saya gak tau neng, cuma di suruh masak yang banyak saja," jawab Bi Minah sambil asyik membersihkan dapur.Aku mengangguk mendengar jawaban Bi Minah, lalu berjalan ke depan. Menghampiri Mas Aris yang sedang olahraga."Mas, gak siap-siap

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Hukuman Untukmu

    Raut wajah Nila terlihat berubah, setelah melihat ponsel yang ku ulurkan."Bener-bener lampir emang ya si Widia itu, gak terima gue Sif." Omel Nila."Nil. Mau gak bantu Aku?" Tanyaku sambil menatap lekat Nila."Bantu apa?" tanya Nila."Menyelidiki kasus ini. Harus sampai tuntas," ucapku."Kan dari kemarin yang semangat Aku, Sif. Kamu sama Aris malah kayak gak niat," ujar Nila sambil memanyunkan bibirnya."Ya udah ayo, sekarang Aku udah semangat 45.""Kemana?" tanya Nila."Ke toko kue. Kita cari tahu. Yuk," ajakku."Oke, ayo. Cuss!"----"Bener ini alamatnya?" tanya Nila."Iya bener, ini nama tokonya. Yuk, masuk Nil!"Aku dan Nila bergegas turun dari mobil. Beruntung sekali, pemilik toko sedang berada di sana. Aku langsung mengutaran maksut kedatanganku.Kami di ajak masuk ke ruangannya, dan memutar cctv, Aku masih mengingat tanggal kejadian kemarin.Terlihat di cctv, perempuan be

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Alasan

    Pagi-pagi sekali, Aku dan Mas Aris sudah mengemasi barang. Nila sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Keadaannya alhamdulillah sudah membaik."Ayo Nil," ajakku sambil memapahnya berjalan."Aku udah kuat Sifa. Udah bisa jalan sendiri.""Gapapa, takutnya oleng," jawabku sambil tetap memapah Nila menuju mobil.---"Sarapan dulu ayo, makan dimana?" Tanya Mas Aris sambil fokus menyetir mobilnya."Mau makan apa, Nil? Nila yang duduk di sampingku hanya menggelengkan kepalanya."Makan yang hangat-hangat deh mas!" Seruku pada Mas Aris."Siap laksanakan!" Jawaban Mas Aris yang tegas bak prajurit militer, membuat Aku dan Nila tersenyum.----Mas Aris akhirnya menghentikan mobilnya, memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Aku dan Nila segera menghampiri gerobak pinggir jalan yang menjual bubur ayam. Sedangkan Mas Aris membeli nasi pecel di gerobak sebelahnya."Sif, kok bisa ya aku keracunan kue yang aku makan?" Tan

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Lelah

    "Bagaimana keadaan teman saya, Dok?" tanyaku saat Dokter sudah keluar dari ruangan Nila."Alhamdulillah, sudah mulai membaik. Harus banyak-banyak istirahat, dan makanan yang sehat, minum air putih yang cukup. Pasien keracunan makanan.""Keracunan, Dok?" tanyaku tak percaya."Iya, dari hasil pemeriksaan, pasian keracunan makanan, yang ada di kue yang dia makan. Baiklah, saya permisi dulu. Boleh di jaga ya temennya. Tolong suruh banyakin minum air putih juga.""Terima kasih, Dok."---"Mas, kata Dokter Nila keracunan kue," ucapku pada Mas Aris. Aku menghampiri Mas Aris yang duduk di ruang tunggu."Kok bisa dek? Kue dari mana? Kamu beli?" Mas Aris mengernyit heran."Aku baru inget mas, kue itu dari Bu Wati tadi pagi, sebelum kita berangkat periksa." Aku ikut duduk di samping Mas Aris."Bu Wati?""Iya mas, dari Bu Wati tadi pagi.""Ah, masak sih dek? Biasanya Bu Wati juga suka ngasih kita makanan, tapi kita gap

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Petaka

    "Assalamu'alaikum," ucap Mas Aris yang baru pulang dari kerja, dengan wajah sumringah."Wa'alaikumsalam," jawabku bersamaan dengan Mbok Inah. Kami berdua sedang bersantai di teras rumah."Mas, mau mandi dulu ya dek," ucapnya berpamitan. Aku hanya menjawab dengan anggukan."Bibi, mau nyiapin makan malam dulu ya neng," pamit Bibi juga sambil menuju ke dalam rumah."Iya bi," sahutku.Aku melamun menatap bunga-bunga di halaman yang bergerak tak tentu arah tertiup angin, anganku terbang melayang jauh."Dek," suara panggilan dari Mas Aris dan tepukan pelan di pundak, menyadarkan aku dari lamunan."Iya mas?""Kamu kenapa? Jangan ngelamun. Gak baik, apalagi ini sore hari. Ayo masuk, udah mau maghrib."Mas Aris menggenggam tanganku, menarikku masuk ke dalam rumah. Aku hanya menurut saja.---"Mas, aku gak mau ya kamu berhubungan lagi sama kelurga Widia. Apapun yang berhubungan dengan mereka, tolong kamu lupaka

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Permintaan

    Hari masih terlalu pagi. Aku yang sedang memasak, mendengar suara ponsel Mas Aris berdering di atas meja ruang tv. Mungkin dia lupa membawa ponselnya. Mas Aris sedang berolahraga pagi. Aku tinggalkan sebentar masakanku, menuju ruang tv untuk mengambil ponsel. Tertera nama Bu Dewi. Aku segera mengangkat telfonnya."Halo," ucapku saat telepon tersambung, sambil berjalan menuju dapur."Halo, Arisnya ada?" tanya suara perempuan di seberang."Masih keluar Bu, ada perlu apa ya?" tanyaku sambil mengaduk kuah kare ayam di panci."Nanti kalo sudah pulang, tolong suruh hubungi saya ya, Sifa.""Iya bu," sahutku. Tut... Panggilan diputus sepihak oleh seberang.---"Mas, tadi kamu dicariin sama Bu Dewi?" ucapku saat sarapan pagi bersama Mas Aris."Kenapa dek kok nyariin aku? Ada apa?" tanyanya sambil memainkan sendoknya."Gak tau mas, gak bilang apa-apa sama aku. Katanya kamu di su

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Terungkap

    Mas Aris tersenyum begitu bahagia sambil memandangiku, sesekali tangannya mengelus perlahan perutku."Udah mas, fokus nyetirnya. Awas! Nanti malah oleng mobilnya," ujarku."Iya dek, hari ini mas bahagia banget. Mas mau jagain kamu dulu. Hari ini mas mau ijin cuti kerja," ucapnya dengan begitu semangat."Jangan lebay deh mas! Aku gapapa, udah sehat bugar ini.""Enggak dek! Pokoknya mas mau cuti hari ini. Takut kamu kenapa-kenapa. Kejadian kayak tadi pagi, apalagi di rumah cuma sendirian. Mas kan khawatir," omelnya panjang lebar."Baik tuan." Mas Aris malah tersenyum lebar, mendengar jawabanku.--Mas Aris tiba-tiba membelokkan mobilnya ke arah rumah makan. Memarkirkan mobilnya lalu berhenti."Ayo turun dek, kita sarapan dulu," ajaknya."Iya mas, ngerti aja kalo perutku sudah lapar.""Iya, kasian dedek bayinya dek," ucapnya sambil mengelus perutku.---Kami memesan nasi pecel, menu a

  • KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU   Kabar Bahagia

    Aku yang sedang asyik bercanda bersama Nila, tiba-tiba di kagetkan oleh panggilan telefon dari ponselku. Tertera nama Mas Aris disana. "Halo Mas, ada apa?" tanyaku. "Mas mau ngabarin dek, nanti mas lembur, pulang sekitar pukul 8 malam. Kamu gapapa kan?" "Gapapa mas, ini aku masih main di rumah Nila." "Ya udah, kamu di situ aja, sampai mas pulang. Nanti biar mas jemput ke rumah Nila." "Iya mas, aku tanya Nila dulu?" Ku lihat Nila mengangguk-angguk begitu bahagia. "Iya mas, boleh katanya, nanti kamu langsung jemput kesini saja," jawabku kemudian. "Iya dek, kamu hati-hati. Jangan lupa makan. Sudah dulu ya, mas mau lanjut kerja. Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam," jawabku. Kemudian memasukkan ponselku ke dalam tas kembali. Aku memutuskan untuk mampir ke rumah Nila tadi, setelah pulang dari kak Rudi. Darip

DMCA.com Protection Status