Share

Bab 113

last update Last Updated: 2023-01-25 05:38:45

"Kamu jangan takut, sayang! Mas hanya meminta, apa yang telah menjadi milik Mas," ucap Mas Andre. Ia berkata dengan suara serak, ia pun menghembuskan nafas berat.

"Ta-tapi ...," kataku menggantung.

"Tapi apa, Sayang," tanya Mas Andre dengan napas yang memburu.

Hembusan nafasnya terasa hangat di wajahku karena wajahnya terlalu dekat, bahkan menempel di wajahku. Mendapat perlakuan seperti ini dari lawan jenis, membuat aku merasakan geleyar aneh di dalam tubuhku. Tubuhku, yang baru saja mandi, malah terasa panas, bahkan gairah yang terpendam kini meronta.

Dulu aku berharap melakukan semua ini bersama Mas Bagas, orang yang sangat aku cintai. Tapi kenyataannya malah berubah, setelah aku tahu dia menghianatiku dan tidak tulus mencintaiku. Aku pun kini sadar akan kewajibanku dan aku putuskan akan aku serahkan segalanya untuk suamiku. Apalagi, Mas Andre telah menunjukan, rasa sayangnya padaku.

"Sayang, kamu mau 'kan melakukan kewajibanmu sekarang? Mas sudah tidak sanggup lagi untuk menahann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 114

    "Yang, kamu lapar nggak?" Mas Andre bertanya, saat aku sedang melihat laju mobil Arya yang menjauh dari rumahku."Iya, Mas, kita 'kan belum makan sore," sahutku.Aku memberitahunya, kalau aku juga merasa laper. Sebab kami hanya baru makan tadi siang saja, sebelum dzuhur."Kalau begitu, kita intip ke dapur yuk! Kita lihat, ada bahan masakan apa saja di sana? Nanti kita masak bareng, sama Pak Edi," ajak Mas Andre."Tapi, Mas, aku belum bisa masak! Mendingan pesan aja seperti biasa," saranku.Aku memberi tahu suamiku, kalau aku belum bisa memasak. Jadi aku menolak ajakannya."Nggak apa-apa, lagian Mas nggak nyuruh kamu untuk memasak kok! Karena Mas tau, kalau kamu itu tidak pandai memasak. Mas ajak kamu ke dapur, biar nanti kamu bantuin Mas mengupas bumbunya. Kalau urusan memasak, serahkan sama Mas," ujar Mas Andre, sambil menepuk dadanya. "Oh ... ya sudah kalau begitu, yuk, Mas, kita masak!" Aku mengajak Mas Andre untuk segera memasak."Ayo, sayang," sahutnya.Kami berdua pun berjalan

    Last Updated : 2023-01-25
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 115

    Setelah mencuci tangan, kemudian aku masuk ke ruang makan untuk mengambil sop, serta nasi yang sudah dimasukan ke wadah. Aku, ingin memberikannya, buat keluarga Pak Edi di rumah. Soalnya Mas Andre masak banyak, jadi tidak mungkin, akan habis oleh kami berdua. Aku memberikannya seks to untuk keluarga Pak Edi, sebab daripada mubazir."Pak, ini bawa buat istri serta anaknya di rumah," ujarku, sambil menyodorkan wadah, yang berisi nasi, sop serta lauk pauk yang lainnya, yang tadi di masak suamiku."Ya, ampun, Non. Ngapain sampai repot-repot di bawain, buat keluarga Bapak segala? Padahal nggak usah Non, buat Non sama Aden saja. Tadi, Bapak 'kan sudah makan banyak di sini," tolak Pak Edi. "Nggak apa-apa, Pak. Mas Andre bikinnya banyak, sayang kalau nggak ke makan. Jadi daripada mubazir, lebih baik Bapak bawa pulang, buat keluarga Bapak di rumah." Aku memaksa Pak Edi, buat membawa makanan yang aku berikan tersebut."Oh, begitu ya, Non. Ya sudah, terima kasih ya, Non. Bapak permisi, assalamu

    Last Updated : 2023-01-26
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 116

    "Iya, Sayang, sepertinya memang Sonia yang itu. Apalagi tadi Pak Edi bilang, kalau dia adalah model. Memangnya kenapa, Sayang, kok kamu nanya-nanya begitu sih?" Mas Andre malah balik bertanya kepadaku."Nggak apa-apa kok, Mas, cuma mau tau aja," kataku."Pasti karena kamu cemburu kan sama, Mas?" Mas Andre bertanya, sambil alis matanya dimainkan.Aku pun menyanggahnya, tapi Mas Andre tidak percaya malah terus menggodaku, bahkan menggelitikku membuat aku geli dan tertawa. Kami berdua benar-benar sudah sangat akrab sekarang, setelah aku memberikan kewajibanku waktu itu. Keesokan harinya, aku dan Mas Andre lari pagi keliling komplek. Tapi aku tertinggal jauh oleh Mas Andre karena tadi saat sedang berlari, aku kecapekan dan akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki. Aku kemudian berlari lagi, walau hanya berlari kecil.Tapi ketika aku sedang melanjutkan lari, dari arah belakangku ada orang yang menyapaku. Aku merasa kaget, sebab aku belum kenal sama tetangga di komplek ini. Tapi kenap

    Last Updated : 2023-01-26
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 117

    "Lha, terus itu laki-laki yang ada di belakangmu siapa? Masa iya, kamu nggak mengenali, orang yang ngebuntutin kamu, Anisa!" Mbak Maya bertanya, sambil menunjuk ke arah belakangku. Aku pun segera menengoknya, ke arah yang Mbak Maya maksud. Ternyata ia menunjuk Arya, yang sudah ada dibelakangkku. serta terus membuntutiku."Oh, maksud Mbak Maya Mas Arya! Aku memang mengenalnya, Mbak dan Mas Andre juga mengenalinya! Karena dia itu tetangga kami di apartemen Mas Andre. Dan secara kebetulan, ia juga punya rumah di daerah ini. Kami barusan bertemu, juga tidak sengaja, kok, sama saja seperti Mbak yang bertemu Mas Andre. Kalian juga tidak sengaja bertemu kan," ujarku. "Iya, Mbak Maya, Arya itu tetanggaku di apartemen! Tapi aku baru tau, kalau ia juga punya rumah di daerah sini," bela Mas Andre, membenarkan ucapanku."Tuh 'kan, Mbak, aku nggak bohong!" kataku.Aku sangat senang, ketika Mas Andre membelaku di hadapan kakak ipar dan temannya itu."Mbak, bisa singkirkan tangannya dari tubuh s

    Last Updated : 2023-01-26
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 118

    "Ya sudah, ayo dong, buka pintunya, Sindi!" Mbak Maya, memerintahkan Mbak Sindi untuk segera membuka pintunya.Wajah Mbak Sindi semakin memucat, entah sayang dirasakannya saat ini. Mungkin ia takut ketahuan, kalau ternyata ia berbohong soal rumah yang katanya milik ya tersebut. "Sebentar, ya Maya. Aku mau meminta penjaga rumahku, supaya membukakan kuncinya dulu," ujar Sindi."Lho, kok mesti minta dibukakan sama penjaga rumah, Mbak? Memangnya Mbak Sindi nggak bawa kunci rumah sendiri," tanyaku."Nggak, aku nggak membawa kunci, Anisa. Aku tadi titip sama penjaga rumah, soalnya takut jatuh saat berlari," sahut Mbak Sindi.Pintar sekali, Mbak Sindi ini memerankan aktingnya. Ia sudah seperti pemain sinetron saja, atau mungkin juga dia pernah menjadi seorang pemain sinetron. Sindi pun kemudian menghampiri Pak Edi, kemudian ia meminta kunci rumahku. Pak Edi melirik ke arahku, aku pun kembali menganggukan kepala tanda menyetujui, kalau Pak Edi memberikan kunci cadangan rumahku ke Mbak Si

    Last Updated : 2023-01-27
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 119

    "Jadi begini, Maya, sesungguhnya aku memang bukanlah pemilik rumah ini! Aku hanya sedang menghayal, andaikan aku bisa memiliki rumah seperti ini. Aku ingin bisa punya setengah ini, makanya aku mengaku kalau rumah ini milikku," terang Mbak Sindi, kini ia berkata jujur kalau dia bukanlah pemilik rumah ini."Sindi, jadi selama ini kamu telah berbohong padaku? Jadi selama ini, semua yang kamu katakan padaku, hanyalah bualan belaka! Aku nggak menyangka, ternyata kamu tega membohongiku," ujar Mbak Maya marah.Ia tidak terima dan juga merasa kecewa kepada Sindi sahabatnya. Karna ternyata telah tega membohonginya. Mungkin juga ia merasa malu karena telah memuji-muji Sindi di hadapan kami, tapi ternyata semua tidak terbukti."Iya, Maya aku minta maaf padamu! Aku, hanya malu, kalau harus berkata jujur. Karena kenyataannya, aku sudah tidak lagi menjadi model. Aku juga nggak mau, kalau kamu juga akan menjauhiku. Karena aku sekarang nggak sekaya dulu. Aku tidak mau, jika kamu seperti teman-teman

    Last Updated : 2023-01-27
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 120

    "Mas, aku mau beli makanan dari online. Kira-kira apa saja sih yang mau di pesen," tanyaku."Yang pastinya harus yang enak-enak dong, Anisa. Jangan yang nggak enak, kalau untuk menjamu kami," sahut Mbak Maya."Iya, Mbak," sahutku.Mbak Maya menjawab pertanyaanku, padahal aku bertanya kepada suamiku. Kemudian Mas Andre pun memberitahuku, apa saja yang mesti di beli olehku. Aku pun memesan makanan, sesuai dengan apa yang dikatakan suamiku. Setelah menunggu beberapa saat, makanan pun sampai. Kami pun makan bersama di ruang makan, tidak lupa aku mengajak Pak Edi makan bersama kami. Tetapi seperti biasanya, dia selalu mengasingkan diri ketika makan. Selesai makan, mereka bertiga pun pamit pulang. Aku dan Mas Andre pun, mengantar mereka sampai teras. Setelah kepulangan ketiga orang itu, kami berdua segera mandi setelah itu beristirahat sambil menonton tayangan televisi. Sampi mereka bertiga pulang, mereka tidak tahu, kalau aku ini anak dari seorang bos besar. Hari telah berganti minggu,

    Last Updated : 2023-01-27
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 121

    Mas Andre begitu panik, saat melihatku seperti itu. Mas Andre pun mengajakku ke Dokter untuk memeriksakan kesehatanku ini. Ia takut jika aku mempunyai penyakit berbahaya, yang dapat mengancam keselamatan aku."Sayang, ayo kita periksa saja ke Dokter! Mas takut, kalau nanti kamu kenapa-napa," ajak Mas Andre."Nggak usah, Mas, aku nggak apa-apa, kok! Mungkin aku cuma masuk angin saja," tolakku.Aku menolak ajakan Mas Andre karena aku merasa hanya masuk angin saja."Kamu jangan suka menyepelekan kesehatan dong, sayang! Nanti, kalau kamu kenapa-napa, bagaimana?" Mas Andre terus saja membujukku, supaya aku mau memeriksakan kesehatanku ke Dokter."Sudahlah, Ndre, kalau nggak mau ya nggak usah dipaksa. Orang Anisanya saja, nggak mau diajak berobat juga," ujar Mbak Maya."Nggak bisa begitu dong, Mbak. Anisa itu sedang sakit, dia harus segera mendapat pemeriksaan dokter." Mas Andre bersikeras, dengan keputusannya.Mas Andre marah, saat mendengar Mbak Maya seolah tidak peduli padaku. Dia seaka

    Last Updated : 2023-01-28

Latest chapter

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 163. TAMAT

    "Iya, Nis, aku belum kebeli kasur bayinya. Soalnya, kamu tau sendiri keadaan ekonomiku sekarang ini. Mas Bagas saja bekerjanya baru sebulan, itupun karena dibantu oleh suamimu. Makanya, aku belum ada uang buat membeli perlengkapan anakku. Pakaiannya saja, kebanyakan dari kado teman-teman, serta saudaraku." Ratna panjang lebar menceritakan, tentang keadaannya."Ya sudah, insya Allah nanti aku belikan, buat anakmu ya! Kalau saja aku tau kamu belum punya kasur bayi, tadi pasti aku belikan sekalian." Aku berjanji akan membelikan kasur bayi, buat anaknya Ratna."Terima kasih, ya Nis, kamu memang terbaik. Menyesal, aku telah menyia-nyiakanmu, bahkan telah mengkhianatimu." Ratna menyesali, tentang apa yang telah dia lakukan dulu kepadaku."Iya sama sama, Ratna. Ya sudah, Ratna, maaf ya aku nggak bisa lama-lama, soalnya ini sudah malam. Ini aku bawain kado buat anakmu, semoga kamu suka. Aku permisi ya, assalamualaikum," ucapku pamit.Kami pun pamit, kepada Bu Ani dan juga Ratna. Setelah itu

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   162

    "Baik, Non. Terima kasih," ucap Bi Ijah."Baiklah, kami pergi cari kado dulu ya. Kalian tunggu di sini, kalau memang tidak mau ikut," pamitku.Aku pamit, serta meminta mereka untuk menungguku. Setelah itu, aku dan Mas Andre pun pergi dari hadapan asisten serta keponakanku. Kami pergi dari resto, yang ada di swalayan ini. Aku dan Mas Bagas, pergi menuju tempat perlengkapan bayi. Aku pun memilih salah satu yang sekiranya cocok untuk aku jadikan kado untuk anaknya Ratna dan Mas Bagas. Setelah menemukan apa yang sesuai, aku segera membayarnya. Aku juga meminta untuk sekalian dibungkusnya dengan kertas kado. Setelah kado untuk anak Ratna selesai di bungkus, kami berdua pun kembali ke tempat Gio dan juga para asistenku berada. Ternyata mereka telah selesai makan dan sedang menunggu kedatangan kami."Tante, Om, kalian sudah sekesai mencari kadonya?" tanya Gio."Sudah, Gio. Bagaimana? Apa kalian juga sudah selesai makannya," tanyaku."Sudah, Tan. Gio, sudah kekenyangan ini," sahut Gio.Gio

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 161

    "Waw, ini kamarnya lebih bagus, dari kamar Gio yang kemarin, Om. Terima kasih, ya Om Andre, Tante Anisa, kalian berdua memang is the best." Gio begitu senang, saat melihat kamar baru untuknya."Syukurlah, kalau Gio menyukai kamarnya," ucapku."Iya, Tante, Gio seneng banget," sahutnya.Setelah itu, aku membantu Gio membereskan pakaiannya. Aku memasukan baju Gio ke lemari pakaian, yang ada di kamar itu. Sedangkan, Mas Andre membantu membereskan perabotan dari rumah lamanya, yang akan disimpan di rumah ini. Sedangkan, sebagian perabotannya akan disimpan di apartemen. Seusai membereskan pakaian Gio, aku mengajak Gio makan, kebetulan aku telah memesan makanan. Karena aku kasihan, jika harus menyuruh Bi Ijah dan Bi Asih, buat memasak. Sepertinya mereka juga kecapean, setelah membantu pindahan tadi. Jadi biar kali ini aku memesan masakan dari rumah makan padang untuk makan kami semua."Gio, ayo kita makan dulu," ajakku."Iya, Tan," sahut Gio."Mas, ayo kita makan dulu," ajakku, saat melewa

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 160

    "Iya, Den," sahut Bi Asih serta Bi Ijah serempak."Bibi, sini," ajakku.Mereka berdua pun menghampiriku, sedangkan Bi Asih datang menghimpiriku, sambil menarik kopernya."Non, banyak betul orang yang mengangkut barangnya ya." Bi Ijah berkomentar, tentang pengangkut barang."Iya, Bi, Mas Andre bilang, supaya barangnya cepet selesai diangkutnya. Kalau barangnya sudah selesai diangkut, rumahnya mau sekalian dibersihkan, serta dirapikan sama mereka. Soalnya lusa Mas Wira dan keluarganya akan datang untuk menempatinya." Aku menjelaskan kepada Bi Ijah, alasan Mas Andre sampai meminta banyak orang untuk mengangkut barangnya tersebut."Oh, jadi begitu, ya Non," sahut Bi Ijah.Ia baru mengerti, dengan apa yang aku sampaikan."Iya, Bi, seperti itu," sahutku."Pasti rumah ini di kontraknya mahal ya, Non? Soalnya rumahnya saja semewah dan sebesar ini," tanya Bi Asih.Ia menanyakan soal harga sewa rumah orang tua Mas Andre tersebut."Lumayanlah, Bi, buat tabungannya Gio. Mas Wira, mengontak rumah

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 159

    "Iya, Om, Gio ikut sama Om Andre saja. Biarkan rumah ini, di tempatin sama Om Wira," sahut Gio, ia menyetujui ajakan Mas Andre.Rumah peninggalan orang tua Mas Andre ini, sudah ada yang mengontrak. Rumah ini di kontrak oleh Mas Wira, ia merupakan rekan kerja Mas Andre. Sedangkan Gio akan di bawa oleh kami, ke Rumah tempat tinggal kami. Karena selain Gio sebatangkara, Gio juga sekarang merupakan anak angkatku."Den, kalau rumah ini, sudah ada yang mengontrak, terus Den Gio dibawa Den Andre, berarti Bibi sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi, ya Den. Berarti Bibi harus pulang kampung," ucap Bi Asih."Bi Asih, Bibi tidak perlu khawatir. Biarpun rumah ini sudah ada yang ngontrak, serta Gio dibawa ke rumahku. Bibi tetap boleh bekerja denganku kok, Bibi Asih nanti bisa membantu pekerjaan Bi Ijah di rumahku. Apalagi nanti Anisa mau lahiran, pasti Bi Ijah kerepotan, kalau bekerja sendiri. Jadi Bi Asih bisa bekerja di rumahku bersama dengan Bi ijah, Bibi mau kan bekerja denganku? Biar nanti k

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 158

    "Gio sayang, kamu yang sabar ya. Kamu harus ikhlas, dengan apapun yang terjadi. Gio jangan sedih, masih ada Om dan Tante, yang akan merawat serta menyayangi Gio." Mas Andre menenangkan Gio, serta memeluknya erat."Ya sudah, lebih baik sekarang kita pergi ke tempat kejadian, atau langsung ke rumah sakit." Papa memberi saran, supaya kami segera melihat keadaan Mbak Maya."Kita langsung ke rumah sakit saja, Pah. Tadi, polisinya bilang, mereka sudah langsung di bawa ke rumah sakit umum empat lima." Mas Andre memberitahu, rumah sakit tempat Mbak Maya berada. Kami semua pergi, menuju rumah sakit umum empat lima untuk mengurus jenazahnya Mbak Maya. Sepanjang perjalanan, Gio terus menangis. Aku pun sudah mencoba menbujuknya, tetapi tetap saja ya menangis. Sesampainya ke rumah sakit, kami menuju tempat resepsionis rumah sakit. Kami, menanyakan keberadaan Mbak Maya, yang korban kecelakaan tadi. Setelah, mendapatkan informasi, kami segera menuju ruangan, yang di tunjuk oleh resepsionis tadi.

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 157

    "Baik, Anisa, kami menyetujuinya," ucap mereka bertiga serempak."Bagus ... kalau begitu, silakan kalian tandatangani surat perjanjian, yang dibawa oleh Pak Danu!" Mas Andre memerintahkan mereka bertiga untuk menandatangani surat perjanjian.Setelah mendengar perintah dari Mas Andre, mereka bertiga pun menandatangani surat, yang disodorkan oleh Pak Danu. Bahkan mereka tandatangan tanpa membacanya terlebih dulu."Oke, kalian bertiga sekarang telah menandatangani surat perjanjian ini. Jadi jika kalian melanggar, maka kalian harus menerima akibatnya," ujar Papa.Ia menegaskan kepada mereka bertiga, tentang konsekuensinya jika melanggar surat perjanjian tersebut."Iya, Mas, kami sudah paham kok." Mbak Maya berkata, mewakili kedua temannya."Kalau begitu, kalian bertiga segera tinggalkan rumah Papaku! Tetapi biarkan Gio bersama kami," perintahku."Iya, Anisa, kami akan pergi. Tetapi maafkanlah semua kesalahan kami. Aku takut, jika umurku tidak akan lama lagi. Aku titipkan Gio kepada kalian

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 156

    "Ya, jelaslah aku tau, Mbak. Karena, aku sendiri yang merekam Vidio ini." Aku oun berterus terang kepada Mbak Maya, sebab ku tidak takut dengan ancamannya."Oh ... jadi kamu yang telah merekamnya, Anisa? Kok kamu tega banget sih, padahal niatku baik ingin merawat Papamu dan menjadi ibu sambung buat kamu." Mbak Maya berkelit, ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.Mbak Maya, tetap tidak merasa bersalah, walaupun sudah ada bukti yang jelas nyata. "Sudahlah, Mbak, nggak perlu mengelak lagi! Sebab emua bukti juga sudah jelas dan itu murni, bukan rekayasa ataupun editan, seperti yang Mbak Maya bilang tadi." "Kalau memang benar, kami yang melakukannya, terus kamu mau apa Anisa? Kamu mau memenjarakan kami, silakan, kalau itu maumu, kami tidak takut. Kami akan meminta bantuan pengacara kami, buat mengurus kasus ini." Sindi berkata dengan sangat jumawa."Ok, kalau begitu. Ayo, Pah, kita bawa saja mereka ke kantor polisi. Toh kita sudah mengantongi bukti yang kongkrit. Ayo kita bawa mereka

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 155

    "Oh, jadi kamu mau menikah sama aku, hanya karena ingin menguasai hartaku, ya Maya? Setelah semuanya kamu miliki, aku akan ditendang dari kehidupanmu. Enak sekali mimpimu itu, kamu nggak perlu cape kerja, tapi ingin hidup enak. Mimpi kamu Maya," ujar Papa dengan dada emosiPadahal dari awal Papa sudah tahu, tentang niat Mbak Maya tersebut. Namun, ternyata Papa tetap saja terpancing emosinya, apalagi orang yang berniat jahat tersebut bernada^^ di depan mata."Itu nggak bener, Mas. Semua ini hanya fitnah, dari orang yang ingin merusak rencana pernikahan kita. Aku beneran sayang sama kamu dan juga anakmu Nisa, Mas. Aku ingin menjadi istri dan ibu sambung yang baik untuk kalian. Kamu jangan terpengaruh, oleh vidio editan serta murahan model begini, dong Mas! Aku sungguh sayang sama kamu dan juga Nisa," ucap Mbak Maya sambil tergugu. Sungguh pandai Mbak Maya ini, akting yang ia perankan juga luar biasa memukau."Sudahlah, Maya, kamu nggak usah mengelak lagi! Sudah jelas-jelas terbukti, k

DMCA.com Protection Status