Share

Nisa Pingsan

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-03 17:16:48

CIITT ....

BRUUG....

Spontan kuinjak pedal rem,seketika mobil yang kukemudikan berhenti. Beruntung aku dapat menghentikan laju kendaraan ini tepat waktu. Kalau tidak,sudah pasti akan terjadi kecelakaan beruntun.

Astagfirullah ....

Kuelus dada yang terasa bergetar,belum lagi kaki yang lemas karena melihat kecelakaan di depan mata. Aku bersyukur Allah masih memberiku keselamatan. Berangat tanpa izin suami membuatku mendapatkan halangan sebesar ini. Ya Allah ... ampuni karena aku tak meminta izin terlebih dahulu. Namun semua demi kebaikan kami bersama.

Beberapa saat aku harus menunggu hingga datang polisi membantu mengatur jalan yang sempat berhenti karena terjadi kecelakaan tunggal tersebut. Mobil kulajukan perlahan meninggalkan tempat kejadian. Aku membawa mobil dengan hati-hati,takut kejadian yang kulihat baru saja menimpa diri ini.

Mobil kuhentikan di depan rumah Nisa. Seperti yang kubayangkan,mobil Mas Bayu sudah terparkir rapi di carport. Aku segera keluar dan berjalan ke rumah. S
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Nisa Hamil

    “Bangun,Nis ... Nisa!” Kugoyang-goyangkan tubuh Nisa,tapi dia masih diam saja.“Ya Allah,Nis ... kenapa kamu bisa seperti ini? Kenapa kamu tak bilang jika sedang sakit,” ucapku lirih.Aku menoleh, tapi Mas Bayu belum juga naik ke atas.apa sih yang ia lakukan hingga lama sekali. “Mas Bayu!Mas!” teriakku lagi.Perlahan terdengar suara langkah kaki kian mendekat,aku yakin Mas Bayu akan naik ke atas.“Ya Allah,Nin ... Nisa kenapa?” tanyanya lalu berjalan mendekat.“Diangkat dulu,Mas.” Mas Bayu mengangguk lalu membopong tubuh Nisa dan merebahkan di atas ranjang.“Nisa kenapa,Nin?” tanyanya lagi.“Aku tidak tahu,Mas, saat naik Nisa sudah seperti tadi.” Aku mendekat ke arah meja rias, kucari minyak kayu putih. Namun nihil,tak ada benda yang kubutuhkan untuk membangunkan Nisa yang masih pingsan. Kupindai setiap sudut ruangan,berharap menemukan kota obat. “Minyak kayu putih di mana,sih,Mas?” “Sebentar,aku carikan.”Mas Bayu membuka laci yang ada di meja rias dan nakas,tapi benda kecil itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Rujak Es Krim

    Nada dering panggilan masuk mengusik waktu istirahatku. Perlahan aku mengubah posisi tubuh. Kusandarkan punggung di sandaran ranjang lalu segera mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Foto profil Alma dam Azha terlihat di layar ponsel. Tumben Mas Bayu menghubungiku di jam kerja? Biasanya ia jarang menyentuh ponsel saat bekerja. "Ada apa, Mas?""Sudah jemput Alma?"Aku melirik benda bulat yang menempel di dinding, masih pukul sepuluh. Ini belum jam Alma pulang sekolah."Belum, Mas. Masih jam 11 jemput Alma memangnya kenapa?""Kamu pengen rujak es krim gak, Nin?" Aku tersenyum dengan perhatian yang Mas Bayu berikan. Dia tahu saja jika ibu hamil menyukai sesuatu yang segar, rujak misalnya. "Mau, Mas. Siang-siang paling enak makan rujak, ditambah es krim lagi. Duh nikmatnya."Aku mulai membayangkan berbagai jenis buah yang diparut lalu disiram sambal, dan diberi es krim. Campuran manis, asam, pedas dan dingin melebur manjadi satu hingga menciptakan sensasi tersendiri dalam li

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Rujak Es Krim 2

    "Bunda kok lama?" "Maaf, Sayang. Kita pulang sekarang, ya."Mobil mulai kulajukan meninggalkan halaman rumah Nisa. Beberapa kali aku beristigfar dalam hati. Kutekan amarah yang ada dalam dada. Apa mungkin benar kata orang jika semua istri kedua selalu menginginkan menjadi istri satu-satunya? Ah, kurasa Nisa tak seperti itu. "Es krimnya sudah mencair, Bunda!" "Tapi masih dingin kok, Kak." "Bunda sih kelamaan di rumah Mbak Nisa." Alma semakin merajuk saat es krim dalam rujak itu telah menyatu dengan sambal dan parutan buah."Alma kenapa, Sayang?" tanya Syahla yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang kami. "Es krim Alma mencair, tante," rengek Alma sambil meneteskan air mata. "Nih, tante bawain es krim coklat kesukaan Alma.""Hore! Hore!" Alma melonjak kegirangan lalu memeluk tubuh Syahla erat. Setelah mendapatkan es krim kesukaannya, Alma langsung masuk kamar. Dia tinggalkan aku dan Syahla di ruang keluarga. Kulirik wanita yang duduk di sampingku. Dia menatapku dengan sorot mata

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Marah

    Pov BayuMengusap wajah kasar seraya merutuki diri sendiri. Bisa-bisanya aku salah bicara. Harusnya aku tak membandingkan Hanin dan Nisa. Jelas-jelas mereka dua orang yang berbeda, dan aku beruntung memiliki keduanya. Tidak bisa dipungkiri setelah menghisap madu Nisa,membuatku selalu merindukan kehangatannya. Dia bagai candu. Bodohnya akku kenapa justru memuji Nisa di depan Hanin. Setiap wanita pasti memiliki perasaan cemburu dan tak rela jika suaminya memuji wanita lain. Namun kenapa justru aku lakukan? Bodoh! Bodoh! "Sayang, tolong maafkan Mas. Mas tidak sengaja mengatakan itu semua."Perlahan kusentuh pundak Hanin yang tidur membelakangiku. Namun secepat kilat dia menepis tangan ini. "Tidur saja di rumah Nisa!"Aku membuang napas kasar. Dengan langkah gontai aku berjalan meninggalkan Hanin. Mungkin tidur di kamar Azha lebih baik dibanding melihat Hanin dengan wajah masam. Dengan hati-hati kurebahkan tubuh ini di samping Azha. Putra pertamaku menggeliat lalu menggeser tubuhnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Marah 2

    Pov BayuPintu rumah kubuka perlahan, setelah mengucap salam aku langsung melangkahkan kaki masuk ke dalam. Nisa sedang asyik menonton televisi saat aku datang. Terlalu asyik hingga ia lupa menjawab salam dariku. "Assalamualaikum."Tak ada jawaban, Nisa masih asyik dengan acara televisi. Dia seolah tak sadar jika aku sudah berdiri di dekatnya. "Assalamualaikum!" Lagi, kuucapkan salam sedikit keras. Nisa menolah lalu berjalan mendekat ke arahku. Tak lupa ia mencium punggung tanganku. "Sudah dapat, Mas?" Nisa melirik sebuah kantung plastik transparan yang ada di tangan kananku. Senyum mengembang kala melihat pesanan yang sudah kubawa. Melihat senyumnya sudah membuatku bahagia. Sesimpel ini arti sebuah kebahagiaan. "Makasih, ya, Mas. Kamu memang suami idaman," ucapnya lalu mengecup pipi kananku. Semenjak kami menyatu, Nisa tak lagi sungkan mencium atau memeluk diriku. Tentu saat kami hanya berdua seperti ini. Lain cerita jika kami bersama Hanin dan anak-anak. "Buruan dimakan!" Ku

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-09
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Tidak Mencari Perhatian

    Pov Nisa"Mas... Tunggu, Mas!" Aku berjalan sedikit cepat untuk mengejar Mas Bayu. Namun sia-sia, dia sudah terlanjur masuk mobil dan menjalankannya. Mas Bayu pergi dengan rasa marah yang melekat dalam dada. Dia bahkan belum mendengar penjelasanku. Aku benar-benar ketakutan dengan tikus dan darah yang berserakan di lantai depan pintu. Tapi kenapa bisa hilang dalam sekejap? Aku bahkan belum membersihkannya. Ya Allah... Ada apa ini? Menyandarkan tubuh di sofa, beberapa kali kupijit kepala yang terasa berdenyut. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tikus-tikus itu tiba-tiba hilang? Siapa yang membersihkan semua itu? PYAAR! Aku melonjak kaget kala kaca di dekat pintu pecah. Jantungku berdetak kencang, bahkan seakan lepas dari sarangnya. "Ya Allah, ada apa ini?" Kupegangi dada yang semakin berdetak tak tentu. Rasa takut yang belum hilang justru bertambah besar. "Siapa itu?" Aku berteriak kala melihat sekelebat bayangan seseorang berlari lalu menghilang keluar pagar rumah. Siapa dia?

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Saudara

    Pov Nisa"Apa aku salah meminta perhatian suamiku sendiri, Mas?"Mas Bayu diam tak mampu menjawab pertanyaanku. "Aku tahu, aku hanya istri kedua, tapi aku juga butuh perhatian kamu, Mas."Hening, tak ada jawaban dari suamiku. Dia seakan tenggelam dalam dimensi ruang berbeda. Lalu apa gunanya jika dia di sini sedang pikirannya ke rumah Mbak Hanin. "Kacanya sudah selesai, Bu," ucap tukang jendela seraya melangkah mendekat. "Ini, Pak. Terima kasih." Kuberikan uang untuk jasanya mengganti kaca yang hancur berantakan. Perlahan aku berdiri lalu berjalan meninggalkan Mas Bayu yang masih diam seperti patung. "Nisa, maafkan aku." Mas Bayu menghentikan langkah kakiku. Membalikkan badan, menatap lelaki yang sangat kucintai. Terlalu jatuh cinta hingga aku mau menjadi yang kedua. Sungguh bodohnya aku ini. "Maafkan sudah mengabaikan kamu selama ini. Untuk menebus kesalahanku, hari ini kita makan malam di luar." Mas Bayu menggenggam tanganku. Aku hembuskan napas perlahan, niat hati ingin mar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-11
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Teror

    Pov Nisa"Dia... Dia saudaraku."JLEPUcapan Mas Bayu bagai parang yang langsung menusuk ke jantung. Aku diam seraya menahan bendungan air mata yang sebentar lagi akan bocor atau mungkin roboh. Sakit, sangat sakit hatiku ini. Lelaki yang kucintai justru tak menganggap keberadaanku di muka umum. Dia tak mau mengakuiku sebagai istri keduanya. Roda kehidupanku berubah secepat kilat. Baru saja aku merasa bahagia dengan kebersamaan kami. Namun kini Mas Bayu tega menghancurkan angan indah yang sempat tercipta. Dia tega! "Siapa namanya, Mbak?" tanya seorang wanita yang berdiri di samping Candra. "Nisa, saya saudara Mas Bayu," ucapku sambil menahan getir di dalam dada. Aku mengulurkan tangan pada wanita tersebut. "Saya Anastasya, istri Mas Candra. Kebetulan Mas Candra dan Mas Bayu itu teman lama."Aku hanya menanggapi datar ucapan wanita itu. Bahkan tak satu kata yang mampu kucerna dengan baik. Aku tengah sibuk menata puing-puing hati yang baru saja dihancurkan Mas Bayu. "Maaf suami say

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12

Bab terbaru

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ending season 1

    "Nisa," ucapku lirih. "Walailaikumsalam, sini duduk, Nis," jawaban Hanin membuat mereka tersentak. Terkejut atas kedatangan Nisa membuat kami lupa menjawab salam. Meski kami tahu wajib hukumnya. "Untuk apa kamu datang kemari, Nis? Gara-gara kamu Hanin jadi kehilangan anaknya."Mendadak wajah Nisa menjadi pias. Ucapan Mama bagai halilintar yang menyambar hingga ia terkapar tak sadarkan diri. "Nisa tak salah, Ma. Tanpa kehadiran Nisa, Natasya bisa berbuat nekat." Mama diam seketika. "Mbak Hanin sudah baik-baik saja?" Nisa mendekat lalu duduk di samping Hanin. Kedatangan Nisa disituasi seperti ini membuatku tidak tahu harus berbuat apa? Aku menjadi seba salah. Orang-orang yang hendak pergi justru kembali duduk dan berdiri di tempat masing-masing. Kedatangan Nisa bagai magnet yang menarik perhatian orang. "Aku baik-baik saja, Nis. Ini cewek atau cowok?" Hanin mengelus perut Hanin yang membukit. "Cowok, Mbak, seperti Kak Azha dan Kak Ali."Astagfirullah... Aku sampai tak tahu apa

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Dia Datang

    Pov BayuEntah apa yang akan kukatakan kepada Hanin? Jujur pasti menyakitkan tapi aku tidak punya pilihan lain. Hanya rangkaian kata agar kebenaran yang akan aku sampaikan tak sampai menggores hatinya terlalu dalam. "Mas...," panggilnya lirih. Aku menoleh lalu tersenyum ke arahnya. "Anak-anak di mana?" "Mereka ada di kamar inap khusus anak-anak, ditemani Bunda dan Ayah."Aku sedikit heran dengan pertanyaannya. Biasanya ibu setelah melahirkan akan menanyakan bayi yang ia lahirkan. Namun tidak dengan Hanin. Dia justru menanyakan kabar anak-anak terlebih dahulu. "Kamu heran kenapa aku tak bertanya bayiku?" Aku mengangguk, Hanin seolah mampu membaca pikiranku. "Aku tahu bayi kita meninggal, Mas. Saat di sekap pergerakannya di dalam perut sudah berbeda. Ditambah saat membuka mata bayi mungil itu tak ada di kamar ini. Benar, kan, Mas tebakanku?" ucapnya dengan linangan air mata membasahi pipi. Tanpa diminta kupeluk dia. Kutenangkan tangisnya dalam dekapanku. Ini adalah kabar buruk ba

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Meninggal Dunia

    "Pak Bayu ditunggu dokter di depan ruang operasi.""Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Sus?""Dokter yang akan menyampaikan," ucapnya pelan. Perasaanku semakin tak, tapi aku tidak ingin berpikir buruk. Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Aku melangkah mengikuti suster itu. Dari kejauhan sudah terlihat dokter yang duduk tepat di depan ruang operasi. Mendadak jantung dipacu lebih cepat. Perasaan semakin tak karuan. Ya Allah... Semoga ini bukan berita buruk. "Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Dok? Mereka baik-baik saja, kan?" cecarku. Dokter yang menangani Hanin menghembuskan napas perlahan. Seakan ada beban berat yang masih ia tanggung di pundak. Ya Robb ... Jangan berikan aku cobaan yang berat. Aku tak akan sanggup kehilangan mereka. "Alhamdulillah Ibu Hanin dapat melewati operasi dengan baik. Saat ini beliau masih dalam pengaruh obat bius. Namun semuanya normal. Tinggal menunggu beliau sadarkan diri."Aku bernapas lega, seakan beban yang kutanggung di pundak jatuh di

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Masuk Rumah Sakit

    Setelah hampir satu jam akhirnya kami berhenti di depan sebuah rumah sakit swasta. Dengan cepat kami membopong tubuh Hanin menuju ruang IGD. "Suster ... Dokter!" teriakku lantang. Seorang suster dengan cepat membuka pintu ruang IGD. Perlahan kurebahkan tubuh Hanin di atas brankar. "Kenapa ini, Pak?" tanya Dokter berkacamata itu.Aku memberikan surat rujukan dari klinik Permata Hati. Kuceritakan juga kejadian yang menimpa Hanin hingga akhirnya ketubannya pecah dan tak sadarkan diri. "Suster siapkan ruang operasi. Telepon dokter bedah, dokter kandungan, dokter anastesi. Pasien harus segera dioperasi."Seorang suster segera menelepon dokter yang dimaksud. "Suster, pasang infuse, cek HB, pasien." Seorang suster dengan sigap memasang infus di tangan kiri Hanin. Aku hanya diam sembari terus berdoa. "Bapak tolong bawa ke administrasi. Tanda tangani surat izin untuk operasi." Aku mengangguk, dengan cepat berlari menuju bagian pendaftaran. Suasana rumah sakit terbilang sepi. Maklum saja

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Tak Sadarkan Diri

    "Aku... Aku...." Aku tak mampu melanjutkan kata-kata ini. Mulut ini mendadak kelu. Bagaimana aku bisa mengatakan cerai jika hati dan hidupku untuknya? "Aw... Sakit." Cairan bening keluar dari pangkal paha Hanin merembes hingga ke lantai. Hanin luruh di lantai, dia tak sadarkan diri."Hanin!" Aku berlari menuju ke arah istriku, tak kuhiraukan pisau yang masih dipegang oleh Natasya. Keselamatan Hanin dan anak kami jauh lebih penting. "Lepas! Lepaskan aku!"Pingsannya Hanin membuat konsentrasi Natasya terpecah, dengan mudah ia diringkus oleh dua orang polisi. PLAAK! "Wanita tak tahu malu, mulai sekarang pertunangan kita batal. Jangan tunjukkan wajah kamu di hadapanku lagi!" maki Raffi. Aku mendengar tapi enggan menoleh, pikiranku hanya tertuju pada Hanin. Polisi segera menyeret Natasya keluar. "Tolong, Pak."Pak Burhan dan seorang polisi membantuku mengangkat tubuh Hanin. Cairan bening masih saja keluar hingga membasahi gamis yang ia kenakan. Dalam hati terus berdoa semoga Allah

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ancaman Natasya

    Pov Bayu"Natasya!" Raffi terkejut bukan main. Adikku tak menyangka jika kecurigaanku benar-benar menjadi kenyataan. Orang yang ia cinta dan perjuangkan justru menyakiti kakak iparnya. "Angkat tangan! Kalian sudah dikepung!" teriak Pak Burhan saraya menodongkan pistol ke arah mereka. Sontak dua lelaki dan Natasya mengangkat tangan ke atas. Pisau yang sempat dipegang lepas dari tangannya. "Ayah!" teriak Azha dan Alma. Kedua anakku melepas tangan Hanin, mereka hendak berjalan ke arah kami. "Azha, Alma tunggu, Nak," teriak Hanin sambil berusaha menarik tangan anak-anak. Namun mereka berhasil sampai di tengah-tengah ruangan. Seorang lelaki dengan perut buncit berjalan mendekat ke arah anak-anak. Jantungku seakan berhenti berdetak. Rasa takut kian memenuhi pikiran ini. "Azha, Alma mundur!" DOR! Satu buah timah panas mendarat tepat di kaki kanan lelaki dengan perut buncit itu. Lelaki itu tersungkur dengan darah segar mengucur dari betisnya. Untung saja Pak Burhan menembak tepat wak

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek 2

    "Kukira kamu sudah menjelaskannya. Dia ikut dalam misi penting ini membuat aku yakin jika kamu sudah mengatakan siapa dalangnya, Bayu.""Dalang apa, Mas? Apa hubungannya dengan Natasya?" Raffi mencekal tanganku, tatapannya meminta sebuah penjelasan dariku. Aku mengatur napas, mengumpulkan pasokan oksigen agar aku bisa berpikir dengan jernih. Ah, lebih tepatnya supaya bisa mencari jawaban dengan tepat. "Natasya adalah dalang penculikan Hanin dan tindakan keji pada Nisa.""Tidak! Ini tidak mungkin, Natasya tidak mungkin sejahat itu, Mas. Dia itu calon istri aku, bukan penculik seperti yang Mas Bayu katakan." Raffi menggelengkan kepala. Sorot matanya tak mempercayai ucapanku. Ini wajah, karena aku juga sempat tak percaya hingga perlahan Tuhan membuka tabir gelap yang ia sembunyikan. "Aku harus meminta penjelasan dari Natasya, dia pasti bukan penculiknya. Mas Bayu pasti salah orang." Raffi merogoh saku celananya. Dengan cepat jemarinya menari di atas layar ponsel. Ini tidak bisa dibi

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek

    Pov BayuNatasya kembali berjalan menuju mobilnya berada. Seketika jantungku berdetak kencang. Rasa takut kian besar kala jarak ke mobil semakin dekat. "Ya Tuhan, bagaimana ini?""Lho, Mas, kenapa mobilnya tidak dikunci?" tanyanya saat melihat kunci menggantunung di luar pintu. Natasya semakin mempercepat langkah kakinya. Mendadak kakiku lemas, sudah pasti rencana kami gagal. Ya Tuhan, aku pasrah dengan rencanaMu"Ya, ampun, Mas. Pintu dibuka dengan kunci menggantung, kalau mobilku sampai hilang bagaimana?" Natasya berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Sudut bibirku tertarik ke atas. Ternyata ketakutanku hilang. Pak Burhan bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Andai ia terlambat lima menit saja, sudah pasti semua akan hancur berantakan. "Mas Bayu malah bengong! Aku sedang ngomong lho, kenapa kunci di luar?""Itu karena aku khawatir dengan kamu, Nat. Aku membuka pintu lalu kembali ke restoran. Aku takut kamu kenapa-napa," dustaku. Kubuat wajah khawatir agar wanita itu percaya

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Memasang GPS 2

    "Tentang perceraian itu? Mas Bayu akan menceraikan Mbak Hanin, kan? Mas memilih berpisah dari pada melihat mereka tersiksa?" ucap Natasya dengan wajah berbinar. Dia seolah bahagia dengan perceraian yang terjadi antara aku dan Hanin. Apa jangan-jangan benar, dia dalang penculikan itu. Aku memang ragu dengan perkataan Syahla, tak mungkin Natasya sekejam itu. Namun melihat ekspresinya membuatku yakin,. Natasya-lah biang kerok masalah ini. "Apa kamu yakin dengan perceraian, mereka akan kembali? Penculik itu tak akan menyiksa Hanin dan anak-anak?" Aku mengatur napas yang terasa kian sesak. Meski aku tahu ini hanya sandiwara tapi kata cerai yang terucap begitu menyayat hati. Bagaimana aku bisa berkata cerai jika namanya terpatri di sanubari. "Aku yakin dia akan membebaskan Mbak Hanin dan anak-anak setelah Mas Bayu mengajukan gugatan cerai dan surat perjanjian tak akan rujuk dengan Mbak Hanin lagi." Aku menautkan dua alis mendengar ucapan Natasya. Surat perjanjian apa gang ia maksud? "S

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status