Share

Kebetulan

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-11 18:28:58

"Sayang, kemari!"

"Tunggu sebentar, Mas." Aku kembali berdiri dengan hati-hati. Kemudian aku melangkah pelan menuju tempat Mas Bayu berdiri.

"Ada apa, Mas?" tanyaku setelah berdiri di sampingnya.

"Kamu pulang saja dulu, Mas masih lama di sini."

"Kenapa?"

"Mas menunggu penyewa yang berada tepat di sebelah kanan kontrakan Bu Maemunah." Aku mengernyitkan dahi. Bukankah sebelah kanan Bu Maemunah masih kosong? Apa jangan-jangan ada penyewa baru? Tumben tak ada yang memberitahu, baik Mas Bayu atau pun Mas Umar.

"Rumah itu bukannya kosong, Mas?"

"Sudah ada yang menyewa satu minggu ini."

"Ow ... begitu."

"Kamu mau menunggu atau pulang dulu?" tanyanya lagi.

Aku diam, memikirkan apa yang harus kulakukan. Ingin menunggu penyewa kontrakan kami. Namun meninggalkan Ali terlalu lama membuatku tak tenang. Aku jadi bingung harus bagaimana?

"Tapi kamu masih di sini, kan, Mas?"

"Iya, aku ingin menunggu dia agar masalah ini cepat selesai. Dia sedang dalam perjalanan kemari."

Aku mengangguk, memben
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Membawa Ustadzah Nisa

    "Ustadzah Nisa," sapaku. Wanita berhijab menjuntai itu terdiam, mencoba mengingat aku. "Ibu Hanin? Bundanya Alma?" Aku mengangguk membenarkan ucapannya. "Maaf saya lupa, Ibu sedikit berbeda. Saya kira bukan Bundanya Alma," ucapnya pelan. "Tak apa, kita sudah lama tidak bertemu. Tiap saya menjemput Alma, Ustadzah Nisa tidak ada." "Saya dipindahkan untuk membimbing anak-anak TK B, Bu. Dan jadwal pulangnya berbeda. Jadi tak pernah bertemu dengan Ibu Hanin." Aku mengangguk paham. Pantas saja Alma tak pernah lagi bercerita tentang Ustadzah Nisa. Ternyata ini alasannya. Padahal Alma begitu cocok dengan Ustadzah Nisa. "Ustadzah Nisa tinggal di sini?" tanyaku. "Dia penyewa kontrakan yang kebakaran, Nin."Aku terkejut, tak menyangka jika korban kebakaran itu adalah guru Alma di sekolah. Sejenak kupindai wajah cantik tanpa polesan itu. Dia terlihat sangat tenang meski tak bisa menutupi rasa sedih dalam dirinya. Aku tahu kebakaran yang terjadi merugikannya. Bahkan mungkin membakar aset-as

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hamil

    "Silakan masuk, Ustadzah," ucapku seraya membuka pintu rumah. "Jangan panggil Ustadzah, Bu. Panggil saja Nisa," jawabnya lalu melangkah mengikutiku. "Kalau begitu jangan panggil saya, Bu. Panggil saja,Mbak." Nisa diam lalu tersenyum penuh arti. Aku dan Nisa masuk ke dalam, sementara Mas Bayu kembali melajukan mobil menuju rumah Mama. Mas Bayu yang akan menjemput anak-anak, karena tak mungkin membawa Ustadzah Nisa ke sana. Aku takut Mama dan Raffi curiga. Gelak tawa terdengar di ruang keluarga. Kehadiran Nisa memberi warna baru dalam rumah ini. Tak hanya Alma, Azha pun langsung cocok dengan Nisa. Aku tersenyum, pemandangan ini yang sudah lama kunantikan. Aku ingin menghadirkan sosok ibu tiri untuk ketiga anakku. Apa aku gila? Ya, semua orang pasti berpikir demikian. Namun jika mereka menjadi aku, pasti perpisahan adalah kuncinya. Sedang aku tak menginginkan adanya perceraian. Bagiku pantang kata talak terucap. Entah dari mulutku atau mulut Mas Bayu. Maka poligami adalah solusi pal

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Mama Syok

    Kendaraan roda empat milik Mas Bayu melaju dengan kecepatan sedang. Sepanjang jalan kami hanya diam, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutku atau pun Mas Bayu. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Meski apa yang ada di kepala kami sama. Sejujurnya ada rasa yang tak bisa kujelaskan. Rasa bahagia,sedih, takut dan ragu melebur menjadi satu. Aku bingung harus bagaimana?“Sudah sampai,Sayang,” ucap Mas Bayu seraya membuka pintu mobil. Aku mengangguk lalu melangkahkan kaki dengan hati-hati. Mas Bayu dengan sigap membantuku turun,bahkan menuntun tangan ini hingga masuk ke rumah.“Bunda!”“Bunda!” Azha dan Alma berteriak sambil berlari ke arahku. Tubuh kecil mereka memeluk kaki ini, perlahan aku jongkok agar menyejajarkan tinggi kami. Beberapa kecupan mereka hadiahkan di wajah ini. Hangat kala bulir bening jatuh membasahi pipi. Aku menangis tanpa suara, rasanya tak tega memberikan adik lagi untuk Azha dan Alma. Kehadiran Ali saja sudah membuat perhatianku pada mereka terbagi. Baga

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Permintaan Hanin

    Satu minggu aku hanya bisa tiduran di atas ranjang. Kehamilan kali ini membuatku muntah terus-menerus. Bahkan tak ada secuil makanan berat yang bisa masuk ke mulut. Tubuhku kian kurus. Kehamilan kali ini sungguh luar biasa nikmatnya. "Kamu belum tidur, Nin?" tanya Mas Bayu yang setelah masuk ke kamar. "Aku belum ngantuk, Mas." Kuubah posisi duduk lalu bersandar di headboard. Mas Bayu duduk tepat di sampingku, raut wajah kuyu tergambar jelas di sana. Kenapa? Apa ada masalah di kantor? Apa dia mulai lelah mengurusku yang hanya berbaring di tempat tidur? "Hanin ...," panggilnya lembut, tersorot kerinduan yang begitu besar di manik beningnya. Apa dia menginginkannya? "Ada apa, Mas?" tanyaku pelan. "Kamu sudah baikan? Sudah bi...." Mas Bayu kembali terdiam. Sudah pasti dia menginginkannya. Satu minggu waktu yang begitu lama untuk Mas Bayu. Bagaimana dia bisa tahan tak menuntaskan hasrat jika biasanya dalam sehari selalu minta tiga kali. Dan kini dia harus berpuasa hingga beberapa bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Pov Nisa

    Pov NisaAku terpaku, perkataan Mbak Hanin bagai bom yang kupengan lalu meledak. Aku tak percaya, dia yang nampak harmonis bersama Pak Bayu justru memintaku menjadi adik madunya. Apa dia hanya bergurau saja? Mana mungkin ada istri yang rela berbagi suami. Impossible. Bukankah kebanyakan istri pertama menghajar simpanan sang suami? Bukan memintanya menikah lagi. Hening. Tak ada satu pun kata yang mampu keluar dari mulut kami. Aku dan Mbak Hanin bagai berada di dimensi ruang yang berbeda. Ya, meski memikirkan hal yang sama. "Bagaimana, Nis? Kamu mau,kan menjadi istri kedua Mas Bayu?" tanyanya setelah keheningan tercipta beberapa saat di antara kami. Aku masih membisu seraya menatap lekat manik bening wanita di hadapanku ini. Mustahil, tak ada keterpaksaan yang tergambar di sorot mata itu. Justru keyakinan yang ia ungkapkan. "Kamu pikir aku hanya bercanda, kan, Nis?" ucapnya dengan senyum tipis. Aku mengangguk lalu kuperhatikan wanita tanpa hijab dengan rambut hitam tergerai. Mbak H

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   POv Nisa 2

    Sudah tiga hari setelah permintaan aneh Mbak Hanin. Sudah tiga malam pula aku meminta petunjuk Illahi Robbi. Namun hingga detik ini tak ada petunjuk yang Allah berikan padaku. Itu membuatku semakin yakin harus segera meninggalkan rumah ini. Namun aku harus ke mana? Kontrakan dan kos yang kudatangi telah terisi penuh. Sekalinya kosong harganya bikin kantong bolong. "Mbak Nisa, kenapa melamun?" tanya Bu Fatimah menyentakku dari lamunan. "Saya mencari tempat tinggal, Bu. Sudah beberapa hari mencari kos atau kontrakan. Tapi belum ada yang pas atau pun cocok." Aku menghela napas. Mengeluarkan beban yang kian menyesakkan dada. Menjadi yatim piatu sejak SMA membuat beban yang kutanggung seakan tak pernah berkurang. Rumah peninggalan Bapak harus kujual karena Bapak meninggal dan meninggalkan hutang yang begitu banyak. Beruntung sejak SMA hingga kuliah aku mendapatkan beasiswa. Kalau tidak mungkin aku hanya bisa menjadi buruh cuci. "Maaf Bu Nisa, apa benar isu yang beredar itu?" Aku menger

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Penjelasan

    Pov Bayu“A-apa?” ucap Nisa terbata sambil memainkan jemarinya di atas meja.“Apa kamu mau menjadi istri keduaku,Nisa?” tanyaku lagi.Nisa diam lalu menatap lekat mata ini tapi aku segera membuang pandang. Aku tak ingin dia tahu jika aku terpaksa memenuhi permintaan Hanin. Mungkin dengan memenuhi permintaannya,Hanin akan jauh lebih bahagia. Meski aku harus melakukan hal konyol ini.“Apa Pak Bayu mencintaiku?” tanyanya pelan tapi masih terdengar jelas di telinga. Suasana yang sepi membuat suara jangkrik pun terdengar begitu jelas.Cinta? Apa aku mencintai wanita yang baru saja kukenal? Tentu jawabannya tidak. Hatiku masih sepenuhnya untuk Hanin. Bagiku hanya dia satu-satunya wanita yang mampu menggetarkan hati ini. Itu pula yang membuat aku menerima permintaan gilanya. Apa aku egois? Entahah ... yang kutahu semua orang memiliki sifat egois meski hanya sedikit. Termasuk aku dan Hanin.“Tak usah dijawab, karena saya sudah tahu jawabannya.” Nisa beranjak berdiri sambil membawa gelas beris

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Penjelasan 2

    Pov Bayu"Dia calon istri kedua Mas Bayu," ucap Hanin. "Apa!" Teriak Ayah dan Bunda serempak. "Jangan bercanda, Hanin," ucap Ayah dengan dada naik turun menahan emosi yang sudah memuncak. "Ja-jadi kalian mengundang kami hanya untuk mengatakan ini?" ucap Bunda dengan suara bergetar, bulir bening mulai jatuh membasahi pipinya. "Aku tidak terima kamu perlakukan Hanin dengan semena-mena! Jangan mentang-mentang kamu kaya bisa nikah lagi sesuka hati!" pekik Ayah. "Sadar, Bayu. Hanin tengah mengandung anak kamu. Tapi kenapa kamu justru ingin nikah lagi? Harusnya kamu sayangi dia, bukan justru menambah luka hatinya, ucap Bunda parau. Sudah kuduga semua akan seperti ini. Aku yang akan disalahkan meski kenyataannya Haninlah yang mempunyai ide gila itu. Dia yang memintaku menikah lagi. Bukan aku! "Dan kamu, percuma memakai hijab tapi merebut suami orang!" hadik Bunda seraya menunjukkan jarinya ke arah Nisa. Tanpa dikomando Nisa terisak. Bulir-bulir bening itu jatuh tanpa henti. Hanin mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16

Bab terbaru

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ending season 1

    "Nisa," ucapku lirih. "Walailaikumsalam, sini duduk, Nis," jawaban Hanin membuat mereka tersentak. Terkejut atas kedatangan Nisa membuat kami lupa menjawab salam. Meski kami tahu wajib hukumnya. "Untuk apa kamu datang kemari, Nis? Gara-gara kamu Hanin jadi kehilangan anaknya."Mendadak wajah Nisa menjadi pias. Ucapan Mama bagai halilintar yang menyambar hingga ia terkapar tak sadarkan diri. "Nisa tak salah, Ma. Tanpa kehadiran Nisa, Natasya bisa berbuat nekat." Mama diam seketika. "Mbak Hanin sudah baik-baik saja?" Nisa mendekat lalu duduk di samping Hanin. Kedatangan Nisa disituasi seperti ini membuatku tidak tahu harus berbuat apa? Aku menjadi seba salah. Orang-orang yang hendak pergi justru kembali duduk dan berdiri di tempat masing-masing. Kedatangan Nisa bagai magnet yang menarik perhatian orang. "Aku baik-baik saja, Nis. Ini cewek atau cowok?" Hanin mengelus perut Hanin yang membukit. "Cowok, Mbak, seperti Kak Azha dan Kak Ali."Astagfirullah... Aku sampai tak tahu apa

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Dia Datang

    Pov BayuEntah apa yang akan kukatakan kepada Hanin? Jujur pasti menyakitkan tapi aku tidak punya pilihan lain. Hanya rangkaian kata agar kebenaran yang akan aku sampaikan tak sampai menggores hatinya terlalu dalam. "Mas...," panggilnya lirih. Aku menoleh lalu tersenyum ke arahnya. "Anak-anak di mana?" "Mereka ada di kamar inap khusus anak-anak, ditemani Bunda dan Ayah."Aku sedikit heran dengan pertanyaannya. Biasanya ibu setelah melahirkan akan menanyakan bayi yang ia lahirkan. Namun tidak dengan Hanin. Dia justru menanyakan kabar anak-anak terlebih dahulu. "Kamu heran kenapa aku tak bertanya bayiku?" Aku mengangguk, Hanin seolah mampu membaca pikiranku. "Aku tahu bayi kita meninggal, Mas. Saat di sekap pergerakannya di dalam perut sudah berbeda. Ditambah saat membuka mata bayi mungil itu tak ada di kamar ini. Benar, kan, Mas tebakanku?" ucapnya dengan linangan air mata membasahi pipi. Tanpa diminta kupeluk dia. Kutenangkan tangisnya dalam dekapanku. Ini adalah kabar buruk ba

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Meninggal Dunia

    "Pak Bayu ditunggu dokter di depan ruang operasi.""Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Sus?""Dokter yang akan menyampaikan," ucapnya pelan. Perasaanku semakin tak, tapi aku tidak ingin berpikir buruk. Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Aku melangkah mengikuti suster itu. Dari kejauhan sudah terlihat dokter yang duduk tepat di depan ruang operasi. Mendadak jantung dipacu lebih cepat. Perasaan semakin tak karuan. Ya Allah... Semoga ini bukan berita buruk. "Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Dok? Mereka baik-baik saja, kan?" cecarku. Dokter yang menangani Hanin menghembuskan napas perlahan. Seakan ada beban berat yang masih ia tanggung di pundak. Ya Robb ... Jangan berikan aku cobaan yang berat. Aku tak akan sanggup kehilangan mereka. "Alhamdulillah Ibu Hanin dapat melewati operasi dengan baik. Saat ini beliau masih dalam pengaruh obat bius. Namun semuanya normal. Tinggal menunggu beliau sadarkan diri."Aku bernapas lega, seakan beban yang kutanggung di pundak jatuh di

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Masuk Rumah Sakit

    Setelah hampir satu jam akhirnya kami berhenti di depan sebuah rumah sakit swasta. Dengan cepat kami membopong tubuh Hanin menuju ruang IGD. "Suster ... Dokter!" teriakku lantang. Seorang suster dengan cepat membuka pintu ruang IGD. Perlahan kurebahkan tubuh Hanin di atas brankar. "Kenapa ini, Pak?" tanya Dokter berkacamata itu.Aku memberikan surat rujukan dari klinik Permata Hati. Kuceritakan juga kejadian yang menimpa Hanin hingga akhirnya ketubannya pecah dan tak sadarkan diri. "Suster siapkan ruang operasi. Telepon dokter bedah, dokter kandungan, dokter anastesi. Pasien harus segera dioperasi."Seorang suster segera menelepon dokter yang dimaksud. "Suster, pasang infuse, cek HB, pasien." Seorang suster dengan sigap memasang infus di tangan kiri Hanin. Aku hanya diam sembari terus berdoa. "Bapak tolong bawa ke administrasi. Tanda tangani surat izin untuk operasi." Aku mengangguk, dengan cepat berlari menuju bagian pendaftaran. Suasana rumah sakit terbilang sepi. Maklum saja

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Tak Sadarkan Diri

    "Aku... Aku...." Aku tak mampu melanjutkan kata-kata ini. Mulut ini mendadak kelu. Bagaimana aku bisa mengatakan cerai jika hati dan hidupku untuknya? "Aw... Sakit." Cairan bening keluar dari pangkal paha Hanin merembes hingga ke lantai. Hanin luruh di lantai, dia tak sadarkan diri."Hanin!" Aku berlari menuju ke arah istriku, tak kuhiraukan pisau yang masih dipegang oleh Natasya. Keselamatan Hanin dan anak kami jauh lebih penting. "Lepas! Lepaskan aku!"Pingsannya Hanin membuat konsentrasi Natasya terpecah, dengan mudah ia diringkus oleh dua orang polisi. PLAAK! "Wanita tak tahu malu, mulai sekarang pertunangan kita batal. Jangan tunjukkan wajah kamu di hadapanku lagi!" maki Raffi. Aku mendengar tapi enggan menoleh, pikiranku hanya tertuju pada Hanin. Polisi segera menyeret Natasya keluar. "Tolong, Pak."Pak Burhan dan seorang polisi membantuku mengangkat tubuh Hanin. Cairan bening masih saja keluar hingga membasahi gamis yang ia kenakan. Dalam hati terus berdoa semoga Allah

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ancaman Natasya

    Pov Bayu"Natasya!" Raffi terkejut bukan main. Adikku tak menyangka jika kecurigaanku benar-benar menjadi kenyataan. Orang yang ia cinta dan perjuangkan justru menyakiti kakak iparnya. "Angkat tangan! Kalian sudah dikepung!" teriak Pak Burhan saraya menodongkan pistol ke arah mereka. Sontak dua lelaki dan Natasya mengangkat tangan ke atas. Pisau yang sempat dipegang lepas dari tangannya. "Ayah!" teriak Azha dan Alma. Kedua anakku melepas tangan Hanin, mereka hendak berjalan ke arah kami. "Azha, Alma tunggu, Nak," teriak Hanin sambil berusaha menarik tangan anak-anak. Namun mereka berhasil sampai di tengah-tengah ruangan. Seorang lelaki dengan perut buncit berjalan mendekat ke arah anak-anak. Jantungku seakan berhenti berdetak. Rasa takut kian memenuhi pikiran ini. "Azha, Alma mundur!" DOR! Satu buah timah panas mendarat tepat di kaki kanan lelaki dengan perut buncit itu. Lelaki itu tersungkur dengan darah segar mengucur dari betisnya. Untung saja Pak Burhan menembak tepat wak

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek 2

    "Kukira kamu sudah menjelaskannya. Dia ikut dalam misi penting ini membuat aku yakin jika kamu sudah mengatakan siapa dalangnya, Bayu.""Dalang apa, Mas? Apa hubungannya dengan Natasya?" Raffi mencekal tanganku, tatapannya meminta sebuah penjelasan dariku. Aku mengatur napas, mengumpulkan pasokan oksigen agar aku bisa berpikir dengan jernih. Ah, lebih tepatnya supaya bisa mencari jawaban dengan tepat. "Natasya adalah dalang penculikan Hanin dan tindakan keji pada Nisa.""Tidak! Ini tidak mungkin, Natasya tidak mungkin sejahat itu, Mas. Dia itu calon istri aku, bukan penculik seperti yang Mas Bayu katakan." Raffi menggelengkan kepala. Sorot matanya tak mempercayai ucapanku. Ini wajah, karena aku juga sempat tak percaya hingga perlahan Tuhan membuka tabir gelap yang ia sembunyikan. "Aku harus meminta penjelasan dari Natasya, dia pasti bukan penculiknya. Mas Bayu pasti salah orang." Raffi merogoh saku celananya. Dengan cepat jemarinya menari di atas layar ponsel. Ini tidak bisa dibi

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek

    Pov BayuNatasya kembali berjalan menuju mobilnya berada. Seketika jantungku berdetak kencang. Rasa takut kian besar kala jarak ke mobil semakin dekat. "Ya Tuhan, bagaimana ini?""Lho, Mas, kenapa mobilnya tidak dikunci?" tanyanya saat melihat kunci menggantunung di luar pintu. Natasya semakin mempercepat langkah kakinya. Mendadak kakiku lemas, sudah pasti rencana kami gagal. Ya Tuhan, aku pasrah dengan rencanaMu"Ya, ampun, Mas. Pintu dibuka dengan kunci menggantung, kalau mobilku sampai hilang bagaimana?" Natasya berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Sudut bibirku tertarik ke atas. Ternyata ketakutanku hilang. Pak Burhan bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Andai ia terlambat lima menit saja, sudah pasti semua akan hancur berantakan. "Mas Bayu malah bengong! Aku sedang ngomong lho, kenapa kunci di luar?""Itu karena aku khawatir dengan kamu, Nat. Aku membuka pintu lalu kembali ke restoran. Aku takut kamu kenapa-napa," dustaku. Kubuat wajah khawatir agar wanita itu percaya

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Memasang GPS 2

    "Tentang perceraian itu? Mas Bayu akan menceraikan Mbak Hanin, kan? Mas memilih berpisah dari pada melihat mereka tersiksa?" ucap Natasya dengan wajah berbinar. Dia seolah bahagia dengan perceraian yang terjadi antara aku dan Hanin. Apa jangan-jangan benar, dia dalang penculikan itu. Aku memang ragu dengan perkataan Syahla, tak mungkin Natasya sekejam itu. Namun melihat ekspresinya membuatku yakin,. Natasya-lah biang kerok masalah ini. "Apa kamu yakin dengan perceraian, mereka akan kembali? Penculik itu tak akan menyiksa Hanin dan anak-anak?" Aku mengatur napas yang terasa kian sesak. Meski aku tahu ini hanya sandiwara tapi kata cerai yang terucap begitu menyayat hati. Bagaimana aku bisa berkata cerai jika namanya terpatri di sanubari. "Aku yakin dia akan membebaskan Mbak Hanin dan anak-anak setelah Mas Bayu mengajukan gugatan cerai dan surat perjanjian tak akan rujuk dengan Mbak Hanin lagi." Aku menautkan dua alis mendengar ucapan Natasya. Surat perjanjian apa gang ia maksud? "S

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status