50. Kehancuran Semakin DekatSuara ketukan pintu membuat ketiga orang yang berada di dalam kamar itu menoleh ke arah Phygeros yang menjadi pelaku. Melihat pengawalnya itu seketika membuat manik hitam Avram menajam. Dia masih ingat bahwa ia harus menginterogasi Phygeros akan kelalaiannya dalam mengawasi gadisnya. Sedangkan Phygeros yang mendapatkan tatapan Avram mengulum senyum tipis. Ia tahu semua ini kesalahannya yang tidak becus menjaga ratunya."Hormat saya, Yang Mulia Lord, Raja Reegan dan Ratu Kyana," ucapnya sejenak memberi hormat kepada ketiga orang pemilik kedudukan tinggi itu. Setelahnya ia kembali melanjutkan kalimatnya, "Maaf mengganggu waktunya Yang Mulia tetapi di luar istana sudah ramai para penduduk yang mencoba menerobos masukk ke istana hanya untuk bertemu dengan anda."Mendengar itu membuat dahi Avram mengerut, tetapi tak urung dia melangkah keluar kamar diikuti oleh Phygeros di belakangnya. Benar saja, suara ramai penuh kericuhan samar-samar terdengar setelah mereka
51. Perang antar Kaum Kembali Terulang Duaarr! Pekikan ketakutan dan suara ledakan terdengar saling bersahutan. Orang-orang berlarian ke sana-kemari mencoba menyelamatkan diri. Tetapi tujuan mereka sama yaitu menuju ke Istana Kegelapan. Orxphulus yang memang kebetulan baru saja pulang dari tugas pemantauannya dengan segera menolong para penduduk Kaum Kegelapan yang tengah diserang. Dia menukik tajam, membawa terbang salah satu anak yang hampir saja tertimpa reruntuhan bangunan yang baru saja dalam tahap pembangunan. Membawanya menuju ke pelataran istana di mana sihir pelindung selalu aktif. Kedatangannya tepat bersamaan dengan Kyana, Raja Reegan dan kedua rekannya yaitu Glo dan Archeros yang keluar istana dengan langkah lebar. "Ratu, pemukiman diserang," ucap Orxphulus melaporkan. Kyana mengangguk singkat sebelum akhirnya melesat cepat menuju ke pemukiman. Glo, Orxphulus dan Archeros dengan segera melesat-menyebar ke setiap penjuru pemukiman membantu mengevakuasi para penduduk. Arc
52. Terbongkar"Semua prajurit berkumpul di halaman istana sekarang juga!" Mendengar perintah lantang yang diucapkan oleh sang lord membuat para prajurit di dekatnya bergegas menuju ke tempat yang diminta pemimpin mereka. Dengan berbaris rapi, mereka saling lirik penasaran mengapa sang lord terlihat tengah menahan amarah. Melihat betapa datar dan tajamnya tatapan Avram membuat mereka hanya bisa menerka-nerka apa yang berhasil memancing amarah laki-laki itu."Semua prajurit sudah berkumpul, Yang Mulia," ucap Chorlouis usai memastikan semua prajurit yang berada di Kerajaan Pusat telah berkumpul semuanya.Avram mengangguk singkat, menghitung cepat para prajuritnya yang sudah memenuhi halaman luas istana. Ada sekitar sepuluh ribu prajurit. Dirasa sudah cukup dia mengangkat tangan kanannya ke atas kepala dengan tinggi-tinggi. Berhasil membuat kericuhan yang sempat tercipta karena banyaknya suara para prajurit yang bertanya-tanya mengapa mereka dikumpulkan seketika hening. Menatap sang lor
53. Ratu BesarSemua kaum yang yang berpihak untuk melawan Kyana sontak terkejut. Keraguan menyelimuti hati mereka. Bahkan banyak di antara mereka yang mulai mengambil langkah mundur. Tidak berani melawan sang lord sendiri yang kini dalam bentuk demonsnya. Terdengar sangat mustahil bagi mereka dapat mengalahkannya. Walau jumlah mereka jauh lebih banyak, tetapi kekuatan yang dikumpulkan tidak seberapa. Belum lagi ketika mereka tersadar bahwa kini giliran merekalah yang terkepung di berbagai sisi oleh pasukan prajurit Avram."Apa yang Anda maksudkan, Yang Mulia Lord? Ketahuilah bahwa Putri Kyana pelaku penyerangan para monster yang telah mengacaukan banyak kerajaan lain."Suara Elle terdengar lantang, membuat semua kaum yang menyetujui ucapannya turut mengeluarkan suara mereka. Membuat suasana di sana terdengar ricuh. Membuar Avram yang terganggu akan kebisingan itu semakin menekan auranya membuat mereka seketika terkesiap dan memilih diam. Aura yang dikeluarkan laki-laki terasa menceki
54. Dua KubuBelum sempat keterkejutan mereka usai, kini kehadiran Alpha Wolfie yang tiba-tiba berdiri di sisi Queem membuat sausana semakin ricuh. Terlebih sang pangeran turut keluar dari barisan musuh berlutut di sisi lain gadisnya, memberi penghormatan tertinggi. Yang langsung diikuti oleh para kaumnya. Melihat sang Alpha dan pangeran mereka mengakui bahwa Kyana adalah calon ratu besar mereka membuat mereka turut serta. Kepercayaan mereka terhadap sang pemimpin memang tidak perlu diragukan ditambah lagi sifat solid dan solidaritas tinggi yang mereka punyai."Hormat kami, Yang Mulia Lord dan Ratu," ucap mereka serempak.Suara kepakan sayap membuat mereka semua mendongak, mendapati Pangeran Eros yang menatap tajam sang adik yang membawa setengah prajuritnya tanpa ia ketahui. Kemarahannya semakin memuncak ketika mengetahui niat sang adik yang memilih bergabung dengan pemimpin kaum lain untuk melakukan penyerangan ke Kerajaan Kegelapan. Dengan rahang yang mengetat, dipandanginya seluru
55. MusuhUsai kejadian itu, Kyana menatap nyalang Avram yang hanya menyeringai lebar seraya menatapnya geli. Tidak ada raut takut maupun menyesal di wajah laki-laki itu. Membuat Kyana ingin sekali memberikan pukulan keras ke wajah menyebalkan itu. Tetapi ia memilih diam seraya mengembuskan napas panjang. Gadis itu sangat tahu betul bagaimana sifat tengil dan semena-mena laki-laki itu jika berada di mode ras demonnya. Sifat arogantnya akan keluar, merasa apa yang semua dia lakukan adalah kebenarannya. Seperti tadi saat dirinya terang-terangan memberitahukan bahwa Kyana-lah matenya."Puas?" desis Kyana seraya menatap sinis Avram yang malah terkekeh dengan pelan. Merangkul bahu gadis itu, seakan-akan tidak ada yang dirinya perbuat."Belum, kan kita belum menikah," jawabnya santai semakin menyulut emosi Kyana.Dengan kasar ditepisnya tangan kiri Avram yang berada di pundaknya dengan santai. Berhasil membuat lengan kekar itu terlepas. Setelahnya gadis itu melangkah lebar meninggalkan Avra
56. Bangsawan AleroKabar mengenai Putri Kyana yang merupakan mate dari Sang Lord langsung tersebar luas. Pro-kontra kembali terjadi. Banyak pihak kontra yang mengasihani takdir sang lord yang harus disandingkan oleh gadis pembawa petaka. Menurut mereka, gadis itu tidak pantas menjadi pendamping sang lord di masa depan. Ketakutan akan kehancuran dan penyiksaan bagi mereka, telah menutup mata mereka selama ini. Desas-desus akan kekejaman Kaum Kegelapan dan gelar pembawa petaka membuat mereka selalu menilai buruk kaum itu. Karenanya, mereka akan sangat setuju jika sang lord memutuskan ikatan mate mereka dan memilih wanita lain yang lebih baik.Walau begitu mereka tidak bisa membicarakannya secara terang-terangan keberatan mereka terhadap calon Ratu Besar mereka, mengingat hampir semua pemimpin kaum telah memberikan penghormatan tertinggi pada gadis itu yang menyatakan bahwa mereka mengakui dan menerima posisi baru gadis itu di Dunia Immortal ini. Ditambah lagi, mendengar desas-desus dar
57. Menjadi Pelayan PribadiSuasana semakin terasa mencekam ketika Avram menyeringai menatap lapar gadis bangsawan di depannya. Lapar di sini memiliki artian dari laki-laki lain pada umumnya. Lidah Avram menyapu bibir bawahnya, membayangkan jeritan kesakitan dan memohon ampun membuatnya semakin menggila. Dirinya tidak peduli jika gadis bangsawan itu adalah adik dari sang panglima perangnya sendiri. Avram tidak pernah memandang siapapun calon korbannya. Jika mereka berani mengusik gadisnya, dia tidak segan-segan menghabisinya. Bahkan jika gadisnya terluka seujung kuku pun, dia akan mencari tahu pelakunya dan membawanya untuk bersujud di bawah kaki gadisnya.Tangan kanan Avram terangkat, sebuah bola api biru yang dipercaya sangat panas melebihi api merah yang membara sudah tercipta di sana. Siap menghanguskan tubuh gadis bangsawan itu yang masih belum bisa tersadar dari keterkejutannya. Semua orang melotot, terkejut akan tindakan sang lord yang terlihat tergesa-gesa. Avram sekarang sepe
109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak
108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d
107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin
106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari
105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang
104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t
103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem
102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus
101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal