33. Memadu Kasih"Ratu, Pangeran Nathan ingin menemui anda."Laporan dari salah satu pelayannya yang tergopoh-gopoh memasuki kamarnya membuat Queem mendengus pelan. Mendengar nama Nathan yang disebut-sebutkan membuat mood gadis itu seketika terganggu. Pasalnya, laki-laki itu suka mengganggunya dan mengekorinya ke mana pun ia pergi. Layaknya seekor anak itik yang mengekori induknya. Benar saja tidak lama kemudian pintu kamarnya kembali terbuka, masuklah sang nama pemilik yang baru saja dia bicarakan. Membuat pergerakan Queem yang tengah menyisir surai panjangnya seketika terhenti. Manik matanya menatap nyalang ke arah laki-laki itu yang menatapnya intens dari pantulan kaca rias.Dengan gerakan tangan kanannya yang mengibas tangan kanannya, menyuruh para pengawal yang ada di kamarnya sejak tadi membantunya merias diri untuk keluar kamar-meninggalkannya dan Nathan berdua saja. Setelah sepeninggal para pelayan, suasana kamar itu menjadi begitu hening. Queem masih setia duduk di kursi rias
34. Kekalahan TelakRaja Aquatis, Raja Kredis, Ratu Elle tak lupa bersama ketua dari ketiga pemimpin itu-Ratu Magistri, kini terkepung. Keempatnya saling memunggungi, mencoba melindungi punggung mereka masing-masing dari serangan tak terlihat dari ketiga hewan yang kini mengitari mereka dengan tatapan lapar. Geraman dari ketiga hewan itu berhasil membuat bulu kuduk mereka meremang.Ratu Magistri mengangkat tongkat panjangnya ke atas. Membuat kubah pelindung berwarna hijau tua, melindungi keempat orang itu ketika ketiga hewan buas itu menyerang mereka secara bersamaan. Magistri mundur beberapa langkah ketika dengan mudah kubah pelindungnya retak dan berakhir hancur berkeping-keping. Napasnya terengah-engan. Kedua matanya membola terkejut mendapati kubah pelindung terkuatnya hancur dengan begitu mudahnya."Akhhh!"Pekikan itu keluar dari bibir Ratu Elle yang mendapatkan cakaran dalam dan lebar dari sang harimau emas. Perempuan itu kehilangan fokusnya karena keterkejutan akan dasyatnya k
35. KerinduanUsai pertempuran kecil yang mereka menangkan tadi, kini Istana Kegelapan tampak ramai dengan seruan dan canda tawa penghuninya. Lebih tepatnya hanya Orxphulus dan Glo. Keduanya sudah kehilangan kesadaran mereka karena alkohol yang mereka teguk. Tubuh keduanya bergeyol-geyol menikmati alunan musik yang sebelumnya telah disiapkan Orxphulus. Sebuah benda berbentuk segi panjang dengan speakers di dua sisi benda itu, mengalunkan musik yang begitu syahdu. Radio kuno itu entah didapatkan darimana oleh laki-laki itu. Kyana bahkan tidak mengetahui bahwa pengawalnya satu itu suka bolak-balik ke dunia manusia.Hampir dua jam, pesta kecil-kecilan itu digelar. Hampir satu jam pula mereka berdua kehilangan kesadaran mereka. Hingga akhirnya tubuh Glo meluruh, tidak kuat lagi menahan beban tubuhnya. Ia terlentang di atas lantai aula tersebut, seraya meracau tidak jelas. Sedangkan Orxphulus tampak berlari menjauh, menuju ke jendela ruangan. Lalu memuntahkan isi perutnya sebelum terduduk
36. Langit MerahAvram tersentak dari tidurnya. Arah pandangnya langsung tertuju pada jendela kamarnya yang telah terbuka, dengan gorden yang berkibar-kibar tertiup angin kencang. Laki-laki dengan langkah cepat menuju ke jendela kamarnya, menatap langit malam yang kini berwarna merah gelap dengan kilatan petir yang sesekali terlihat. Walau angin berhembus dengan kencang, tetapi suhu yang ia bawa adalah suhu panas. Membuat perasaan laki-laki itu semakin resah. Kedua tangannya mencengkeram erat pembatas jendelanya. Ia sangat tahu bahwa keanehan alam malam ini bukanlah pertanda baik.Pintu kamar terbuka kencang hingga menimbulkan suara cukup keras. Phygeros dan Chorlouis datang dengan tergesa-gesa. Tanpa bertanya Avram tahu apa yang membuat mereka mendatanginya dengan raut cemas sekaligus bingung di wajah mereka. Dengan serempak keduanya berlutut-memberi hormat kepada laki-laki yang masih setia memunggungi mereka."Yang Mulia," ucap mereka serempak. Avram dapat menangkap nada penasaran p
37. Kembalinya Sosok 'Dia'Kyana mengerutkan dahinya ketika merasakan sebuah lengan kekar melingkar erat di perut ratanya. Dia menoleh ke belakang, mendapati Avram yang masih terlelap di belakangnya. Tunggu, apa semalam mereka tidur satu ranjang? Menyentak kasar tangan itu, menjauh dirinya dari Avram yang tersentak-menatap sipit ke arahnya. Mulutnya menguap, masih tampak mengantuk."Kenapa kau di sini?" tanya Kyana penuh penekanan.Bisa-bisanya ia kecolongan seperti ini? Wajahnya memerah antara kesal dan malu. Ini pertama kalinya untuknya tidur satu ranjang dengan laki-laki selain ayahnya.Avram hanya menguap lebar, memandangi gadisnya dengan mata yang menahan kantuk. "Ayolah, Sayang. Responmu terlalu berlebihan, kita ini sepasang mate tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak akan ada yang menghakimimu," jawabnya pelan.Tanpa merasa bersalah ia kembali menarik tubuh mungil gadisnya lalu merengkuhnya. Mengunci pergerakan Kyana membuat gadis itu tidak bisa melepaskan diri. Dengan santa
38. Raja ReeganRaja Reegan terkekeh pelan, menatap laki-laki yang lebih muda darinya itu dengan geli. Masih dengan posisinya yang duduk tenang di kursi kebesaran yang dikhususkan untuk sang raja dari segala raja atau yang biasa mereka sebut dengan panggilan sang lord. Duduk di atas singgasana itu sudah menjadi bentuk merendahkan sang lord sendiri. Karenanya semua mata yang melihat tindakan dari mantan raja kegelapan itu dengan bengis walau juga ada pancaran ketakutan pada mereka yang dulu menjadi salah satu pelaku dan saksi dihukumnya laki-laki dengan hukuman pancung. Siapa sangka, yang mereka lihat waktu itu hanyalah sebuah ilusi saja. Kepala yang menggelinding dengan wajah yang begitu persis dengan pahatan Reegan membuat mereka yakin bahwa laki-laki itu telah tiada saat itu juga.Namun, takdir sepertinya berpihak kepada laki-laki itu. Di depan mereka semua-di Kerajaan Utama, Reegan-laki-laki itu akhirnya memunculkan dirinya setelah sekian lama bersembunyi untuk mempersiapkan kejuta
39. Kegelisahan AvramKyana meremas kuat selembar kertas yang baru saja dia dapatkan. Kedua matanya berkaca-kaca. Rasa bahagia membuncah di dadanya. Setelah sekian lama, wajah gadis itu kembali hidup. Menunjukkan ekspresi lain selain datar. Kedua matanya mendongak, menatap sang langit biru yang saat ini menghiasi angkasa. Orxphulus, Archeros dan Glo turut mengulas senyum di belakang Kyana. Ketiganya memang hanya mengawasi ratu mereka beberapa langkah di belakang gadis itu, karena tidak mau merusak kebahagiaannya. Kabar mengenai kemunculan ayah ratu mereka yang selama ini dikatakan telah tiada tentu saja membuat mereka terkejut. Tetapi kelegaan dan kebahagiaan juga tidak bisa mereka tutupi ketika melihat betapa bahagianya gadis yang selama ini mereka jaga.Awalnya mereka juga kurang yakin akan kabar yang mereka dengar. Tetapi setelah sang ratu mendapatkan selembar surat berisikan, "Kita akan bertemu lagi, Putriku" yang sudah jelas-jelas berasal dari seseorang yang tengah menjadi bahan
40. Tiga SuasanaReegan kembali ke rumah sementaranya. Yah walau tidak bisa dikatakan rumah karena selama ini dia bersembunyi di sebuah gunung api yang sudah tidak aktif yang dirubah menjadi tempat yang cukup nyaman dan layak huni untuk dirinya dan para kaumnya yang selamat. Kehadirannya kembali disambut hangat para rakyatnya. Laki-laki itu langsung menyapa anak-anak yang mendekat ke arahnya. Satu-dua berebut bersalaman dengan pemimpin mereka itu. Tiga-empat ada yang berebut mendekat ke arah Reegan hanya untuk memberikan kado yang telah mereka siapkan sebelumnya.Hal ini terjadi karena sebelum Reegan pergi, laki-laki itu mengumumkan bahwa mereka akan segera kembali ke kerajaan mereka dahulu. Tentu saja hal itu disambut sorak kebahagiaan para kaumnya yang sekarang mulai kembali penuh karena telah memperbanyak katurunan dari sebelumnya. Dia ingat betul bahwa dulu ia hanya berhasil menyelamatkan kaumnya hanya berkisar dua puluhan. Mengingat kejadian dulu membuat dada Reegan memanas. Meng
109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak
108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d
107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin
106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari
105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang
104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t
103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem
102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus
101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal