23. Anak Emas Dewa Kematian "Aku bukan pemimpin Kaum Malaikat yang bisa mencoba berkomunikasi atau seorang luna besar Kaum Worewolf yang mendapatkan izin untuk bertemu Dewi Bulan." "Bukankah kau mendapat hak istimewa dari Dewa Kematian?" Kyana menatap tajam sang adik yang tampak kekeuh membujuknya untuk membawa gadis itu atau membantunya bernegosiasi akan takdir gadis itu. Bukannya dia tidak mau membantu, hanya saja permintaan adiknya kali ini di luar kemampuannya. Mencoba merusak takdir sama saja akan merusak kehidupannya sendiri. Banyak orang yang mengeluh atau tidak menerima akan takdirnya yang dirasa begitu kelam maupun rumit, tetapi Kyana yakin semua itu ada alasannya. Bagaimana pun Sang Pencipta kehidupan lebih banyak tahu yang terbaik untuk kehidupan kita daripada kita sendiri sebagai makhluk ciptaan. "Itu tidak bisa dipercaya, Queem," desis Kyana tajam. Pikirannya menjadi melayang jauh ketika dia menginjak usia tujuh tahun. Saat itu dia belum mengerti untuk paham. Dia hany
24. Sisi Lain AvramElifa seketika membungkukkan tubuhnya ketika pintu besar ruangan aula terbuka menampilkan sosok yang sejak tadi dia tunggu kehadirannya. Gadis itu tampak menahan napasnya ketika orang yang paling disegani dan dihormati melewatinya dengan aura kebesarannya. Elifa menahan mati-matian getaran kedua kakinya yang terasa lumpuh, hingga membuatnya hampir luruh. Benar kata banyak orang bahwa aura lord mereka kali ini begitu kuat. Tanpa diperintah pun sudah dipastikan banyak orang bersujud-mengakui akan kekuatan dan kekuasaannya.Avram hanya menyeringai kecil ketika menyadari tubuh putri elf itu begitu kaku hanya karena auranya. Laki-laki itu tampaknya masih menahan kekesalan dengan para kaum elf yang merendahkan gadisnya. Rasa simpatiknya menghilang seketika. Walau dia tahu bahwa kejadian beberapa hari yang lalu hanya dilakukan beberapa orang saja, tetap saja perbuatan merendahkan itu dipolopori langsung oleh sang raja elf. Biarkan kaum elf merasakan dampaknya karena telah
25. Bantuan Alpha WolfieQueem mengembuskan napas panjang ketika jari manis kirinya telah terpasang sebuah cincin. Berbeda dengan sang gadis, Nathan tampak sumringah karena telah dapat maju satu langkah lebih dekat untuk menjadikan Queem pasangan hidupnya. Dengan lembut dikecupnya punggung tangan gadis itu penuh sayang. Suara tepukan meriah dari para tamu undangan terdengar. Hanya ada beberapa orang yang diundang untuk menghadiri acara tersebut, bahkan hanya dari dua pihak keluarga saja. Tidak ada kaum lain yang mengetahuinya. Bahkan para rakyat dari kedua belah pihak pun dibiarkan tidak mengetahuinya. Hal ni dilakukan untuk mencegah terjadinya kericuhan dan penyerangan saat acara berlangsung. Mereka akan menyebarkan hubungannya ketika akan melangsungkan acara pernikahan mereka saja. Agar tindakan pemberontakan dan semacamnya tidak mempengaruhi status keduanya yang merupakan sepasang mate karena telah terjadi hubungan pertunangan. "Percayalah ini yang terbaik." Bisikan lembut Pangera
26. Tiga Pasang Gelang MisteriusAcara pertunangan Queem berjalan dengan lancar, membuat Kyana cukup lega. Bahkan hingga tiga hari setelah acara itu berlangsung dia tidak mendengar desas-desus akan bocornya acara tersebut. Kini Kyana tengah disibukkan oleh tingkah ketiga pengawalnya yang sejak tadi pagi memperebutkan sesuatu yang Kyana sendiri tidak ketahui apa itu. Ia hanya menghela napas kasar, menguap pelan tampak bosan menonton ketiga pengawalnya yang tidak kunjung selesai berdebat."Berikan itu kepadaku, aku yang menemukannya terlebih dahulu!" Glo menatap nyalang Orxphulus yang terlihat memeluk sesuatu di belakang punggungnya. Turut menatap tajam Glo yang mengulurkan tangan kanannya di depan wajahnya."Apa-apaan kalimatmu itu, Glo! Sudah jelas-jelas gelang itu milikku yang diberikan oleh Yang Mulia Ratu Kyana!" Archeros menyerobot tidak kalah kesalnya. Rahangnya sudah mengeras, bahkan geraman kecil terdengar. Tanpa diberitahu pun semua orang dapat dengan mudah tahu bahwa laki-lak
27. Penyerahan KesetiaanUsai drama perebutan gelang itu, istana kedatangan sekelompok tamu tak terduga. Kyana bahkan sampai mengeluarkan auranya untuk menunjukkan kedudukannya di istananya sendiri. Ketiga pengawalnya pun turut mengeluarkan aura khas mereka masing-masing untuk mengimindasi sekelompok orang yang pernah merendahkan sang ratu mereka. Suasana ruang singgasana itu seketika mencekam dengan kabut hitam yang mencekik mereka yang datang. Tanpa diperintah sekelompok orang itu berjongkok memberi penghormatan paling hormat pada tradisi Dunia Immortal.Orxphulus, Archigos dan Glo sempat tersentak mendapati pemandangan itu. Bukan tanpa alasan keterkejutan menghantam mereka, pasalnya pelaku utama yang menjatuhkan nama baik ratu mereka di depan kaumnya sendiri turut di barisan kedua menunduk-memberi penghormatan walau dapat mereka tangkap dengan jelas bahwa laki-laki itu tampak terpaksa melakukannya. Diliihat dari raut wajah dan lirikan mata yang tidak benar-benar menatap ke bawah se
28. Amarah KyanaKabar akan penyerahan kesetiaan yang dilakukan oleh kaum elf kepada Kyana tampaknya telah menyebar luas ke penjuru Dunia Immortal. Hal itu menimbulkan kontroversi, terlebih lagi hampir semua kaum Dunia Immortal berada di pihak kontra akan masalah ini. Banyak dari mereka yang menggunjing Kyana yang mereka pikir telah memaksa kaum elf untuk tunduk kepadanya. Pendapat negatif tentunya memenuhi nama Kyana yang terus disebut-sebutkan sebagai pelaku antagonis di naskah ini.Bahkan ketika gadis itu dengan tenang berjalan di tengah keramaian kota istana utama, banyak dari warga yang terang-terangan memandangnya sinis, mencibir, merendahkan dan masih banyak lagi. Mereka juga begitu berani mengatai gadis itu blak-blakkan tanpa peduli tatapan tajam yang dilayangkan ketiga pengawal gadis itu yang setia mengekor ke mana pun sang ratu pergi. Kyana sendiri memilih acuh, gadis itu memang sengaja pergi ke pasar kota utama untuk membeli beberapa apel. Karena apel persediaannya telah ha
29. Sifat Murni KegelapanKyana terkekeh rendah ketika melihat wajah terkejut sekaligus raut ketakutan dari sang penjual apel ketika mendapati dirinya tiba-tiba muncul di hadapan laki-laki itu. Dengan seringai tajamnya dia mengibaskan tangan kanannya, membuat sang penjual terpelanting jauh hingga menghantam salah satu kedai penjual lainnya. Laki-laki paruh baya itu mengerang, dengan kekuatannya yang jelas saja begitu jauh dengan yang dimiliki Kyana, ia mencoba melawan untuk mempertahankan dirinya.Sebuah sulur tanaman hijau merambat cepat, melilit kedua tangan Kyana. Membuat gadis itu mengerutkan dahinya sebelum akhirnya hanya dengan gerakan kecil sulur itu menjadi abu dan menguap begitu saja. Gadis itu membasahi bibir bawahnya, semakin senang untuk bermain-main dengan calon korbannya. Melihat sang penjual berani mencoba menyerangnya membuat jiwa kegelapannya semakin memberontak. Sesuatu yang begitu berbahaya kapan saja bisa bangkit jika gadis itu tidak bisa menahannya."Kau menggelit
30. Semakin DekatSepasang kelopak mata itu akhirnya terbuka setelah hampir satu jam tidak sadarkan diri. Kyana mengerjap, menelisik di mana kini ia berada. Kerutan di dahinya tercetak jelas, sebelum akhirnya gadis itu mendengus kesal ketika mengingat tempat apa yang saat ini ia tempati. Kaki jenjangnya terulur menyentuh lantai. Suara ketukan heels miliknya meraung di ruang luas itu. Disibaknya gorden berwarna merah yang melambai-lambai tertiup angin. Manik hitam itu bergerak, mengamati pemandangan luar dari tempatnya."Tidak ada yang berubah," gumamnya.Gadis itu masih setia bergeming di depan jendela besar itu, tidak memperdulikan seseorang yang kini mendekat ke arahnya lalu memeluk tubuhnya dengan erat. Tanpa meoleh pun ia tahu siapa pelakunya. Cukup dari aroma tubuhnya saja, Kyana dapat mengetahuinya. Untuk sejenak keduanya bertahan pada posisi mereka masing-masing dengan ditemani semilir angin malam yang membuat suasana semakin syahdu untuk keduanya menghabiskan waktu bersama."T
109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak
108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d
107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin
106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari
105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang
104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t
103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem
102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus
101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal