Share

Dibully

Author: Izz Rustya
last update Last Updated: 2024-04-08 05:14:40

Part 5

Aku meremas dada dengan tangan yang mengepal kuat. Sesak rasanya. kalau bukan karena Aura, mungkin aku sudah gila menghadapi mertua dan ipar setengah siluman seperti mereka.

Bik Asih mengejar Aura yang berlari menghampiriku. putriku memeluk, wajahnya kemudian mendongak.

"Mama, baik-baik aja, kan Ma?"

Aku mengangguk, ikutan mendongak agar air mata tidak jatuh di hadapan Aura. Dia pasti tahu kalau ibunya sedang bersedih saat ini.

Aku berjongkok, kemudian membingkai wajah kuyu putriku.

Kasihan sekali kamu, Nak, harus selalu mendengarkan pertengkaran dari orang-orang dewasa yang seharusnya memberimu kebahagiaan.

"Sayang, kamu pasti nguping lagi ya?" tanyaku yang disambut dengan anggukan. Ya Allah.

"Mafkan Mama ya, Sayang. Seharusnya kami bisa jaga sikap di depan kamu. Ayo, kita masuk, anginnya kencang, gak bagus buat kesehatan kamu," ajakku, kemudian menggendong tubuh kurusnya.

Sejak lahir, daya tahan tubuh Aura memang lemah. Dia sering sakit-sakitan, dan Mas Romi serta keluarganya selalu menyalahkan aku. Mereka bilang, aku gak becus ngurus anaklah, atau rahimku bermasalahlah sehingga melahirkan Aura yang pesakitan. Namun, ketika masih ada Ayah, mereka tidak berani melakukannya secara terang-terangan, mereka lebih ke menyindirku. Meski begitu, aku paham betul kalau mereka selalu menyalahkan aku. Mereka menbicarakan aku di belakang. Menghina Aura, mencibirnya karena tak bisa diajak bersenang-senang layaknya anak-anak lain yang seumuran Aura begitu aktif.

Terkadang aku tak sengaja juga menguping pembicaraan mereka. Aku bertahan karena Mas Romi selalu bersikap baik dan menbesarkan hati untuk menerima ketetapan Allah. Namun, setelah Ayah meninggal dunia, ternyata dia sama aja.

Aura memang tidak seperti anak-anak sebayanya yang aktif bermain. Dia sering sakit-sakitan sejak bayi, dan itu membuatnya tidak bisa banyak berkativitas di luar rumah. Namun, bukan berart mereka harus menyudutkannya kan? Memangnya siapa sih, yang mau terlahir dalam kondisi seperti dia. Andai bisa meminta, aku juga ingin punya anak yang sehat.

Seandainya Ayah, dan Ibu masih ada, aku mungkin tak akan serapuh ini. Kemana lagi aku harus mengadu? Ingin rasanya sekedar menyandarkan kepala, lalu dipeluk untuk mendapatkan kekuatan.

Tidak, Mitha! Kamu pasti bisa.

Aku harus kuat demi Aura. Hanya dialah yang aku punya sekarang. Aku harus menjaganya dengan baik. Kalau bukan aku, lalu siapa lagi?

"Nyonya, yang sabar ya," ucap Bik Asih menatapku kasihan.

"Iya, Bik. Bibik tenang aja, aku kuat kok."

Tapi aku capek! Capek dengan sikap mereka yang makin seenaknya, capek merasa sendiri dalam merawat Aura. Sosok yang seharusnya menyemangati, justru malah melakukan kebalikannya. Namun, kata-kata itu hanya mampu aku keluarkan di dalam hati.

"Mereka memang keterlaluan!" gerutu Bik Asih. Dialah saksi betapa seringnya hal ini terjadi. Bik Asih yang sudah merawatku sejak bayi. sampai aku punya anak, dia masih setia di sini. Dia paham betul bagaimana sikap keluarga suamiku.

Baru saja mau melangkah masuk, tiba-tiba ponselku berdering nyaring.

Aku berhenti sejenak lalu merogoh ponsel. Ku lihat nama Delin tertera di layar.

"Halo Mbak," ujarnya begitu panggilan aku terima.

"Iya, Del, ada apa?" tanyaku setelah menempelkan ponsel ke telinga.

"Kamu di mana? Kok mobilmu juga gak keliatan?!" tanyanya.

"Mbak di rumah. Biasa Del, ada masalah sedikit," sahutku.

"Kenapa sama Aura, Mbak?

Dia kolaps lagi?" imbuhnya terdengar cemas.

"Alhamdulillah nggak, Del, ini masalah yang satunya."

"Maksudmu, Mbak?! 

Keong racun ya?!" Delin selalu memanggil mereka dengan sebutan itu. Sebenarnya, Om dan Tante, kedua orang tuanya dia juga menyuruhku untuk berpisah dengan Mas Romi. Mereka tahu kami sering diperlakukan tak baik. Namun, tadinya aku memilih bertahan demi Aura. Asal bukan perselingkuhan, sikap mereka masih bisa kumaafkan.

Toh lagipula kami tak serumah, jadi aku tidak mau terlalu memusingkan sikap mereka.

Dan juga, yang namanya berumah tangga, pasti selalu ada aja ujiannya. Selagi Mas Romi setia dan tidak macam-macam, aku tak mempermasalahkan keluarganya yang mata duitan. Tapi, kini tidak lagi. Mas Romi sudah mendua, aku tidak bisa menerimanya. Aku tak mau dipoligami, meski aku tahu agama tidak melarangnya. Namun, agama juga membolehkan aku untuk mundur jika tak sanggup. Apalagi, mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Dalam islam,  tidak ada yang namanya perselingkuhan. Adanya menikah lagi, tapi tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

"Halo, Mbak, kamu denger aku gak?

Kok, diem aja?" cicitnya lagi.

"I--iya, Del, aku denger kok." jawabku.

"Ayo ke sini sekarang, pertunjukannya udah dimulai! 

Seru banget lho ini!" tuturnya kegirangan sambil tertawa riang. Terdengar juga suara riuh penuh tawa di sebarang sana.

"Iya, iya, aku ke sana sekarang ya," sahutku tak kalah senang. Mereka pasti sedang dibully habis-habisan.

"Hooh, cepetan! Jangan sampai ketinggalan!" ujarnya lagi.

"Iya, iya, gak bakal pokoknya."

"Ya udah, Mbak hati-hati di jalan. Jangan sampai gara-gara terlalu bersemangat menonton mereka, Mbak jadi kecelakaan!" ucapnya memperingatkan.

"Ihh, amit-amit! Jangan sampe deh!

Ya udah, Mbak, jalan dulu ya!"

Tut! Sambungan telpon aku matikan. 

Aku menurunkan Aura dari gendongan, kemudian menatapnya.

"Aura, Sayang, Mama perg dulu sebentar ya. Ada urusan penting yang hatus Mama selesaikan" ujarku meminta persetujuan.

Anakku tampak mengangguk, mengiyakan.

Aku tersenyum lega.

"Makasih ya, Sayang. Mama janji gak bakal lama kok."

"Bik jagain, Aura ya sebentar. Kalau ada apa-apa telpon aku ya, Bik!" 

"Iya Nyonya, baik," timpal Bik Asih, kemudian menggendong putriku.

"Mama jangan lama ya," pesan Aura lagi.

"Iya, Sayang, pasti. Pulangnya nanti Mama bawain chese cake kesukaan kamu, oke?"

"Yeeee, asiik." Putriku nampak senang sekali.

Dengan langkah cepat aku masuk ke mobil, menyalakan mesin, kemudian bergegas ke kampus Delin.

Susana terlihat ramai dari luar. Aku mengentikan mobil lalu melangkah dengan tergesa.

Benarkan, apa aku bilang.

Wanita itu tampak merajuk sambil menghentakkan kakinya. Ia menangis di pelukan kedua orang tuanya. Aku heran, kenapa mereka tidak marah sama Mas Romi ya?

Apa mereka tahu kalau Mas Romi sudah punya istri dan anak, tapi mereka sengaja bungkam? Luar biasa memang Mas Romi. Bisa menaklukan mereka. Apa sebenarnya yang mereka dapatkan? Aku yakin, pasti ada sesuatu. Aku harus cepat-cepat mencari tahu!

"Mas! lihat kerjaan istri kamu yang sialan itu!

Aku malu!" teriaknya menutup wajah dengan kedua tangan.

"Huuuuu!" Terdengar sorakan dari berbagai arah.

"Bikin malu nama baik kampus aja, kamu!"

"Pulang! pulang, kamu gak pantas ikut acara wisuda!"

"Hei sudah! hentikan!" teriak Mas  Romi dengan lantang.

Dia bahkan melarang orang-orang mengambil video. Dia mengamuk, tapi orang-orang malah makin mencemoohnya.

Sementara wanita itu berusaha merusak karangan bunganya.

"Rasain kamu! Abis ini, seantero jagad maya yang akan membullymu!"

Bersambung ....

Related chapters

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Ternyata ....

    Part 6Wanita itu mencak-mencak, wajahnya merah padam, rasanya pasti campur aduk jadi satu tuh!Rasain! dasar pelakor. dandanannya yang udah rapi jadi berantakan. Impiannya mengambil ijazah kelulusan dan berjabat tangan dengan Pak Rektor akhirnya gagal total. Kebanggaan yang seharusnya dielu-elukan pada hari ini hanya ada dalam angan. Aku yakin, dia akan benci mengenang hari wisudanya sendiri. Hahaha, ups. tapi pelakor seperti dia memang pantas mendapatkannya!Dadanya kembang kempis menandakan ia amat marah padaku. Gak kebalik emang? Bukannya aku yang harusnya marah seperti itu? yang mencak-mencak dan mengumpat! yang wajahnya merah padam dan ingin menjambak! harusnya dengan kejadian ini dia sadar, bukan malah bersikap bagai orang terdzolimi, padahal di sini aku yang jelas-jelas tersakiti.Kedua orang tuanya tampak sibuk menenangkan anak gadisnya, kemudian mereka mengajak Anita pergi sambil merangkul, melindungi dari tatapan orang-orang yang menatapnya dengan rasa jijik.Sesak dadaku,

    Last Updated : 2024-04-25
  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Mempermalukan

    Part 7Aku menjatuhkan bobot di kursi kemudi, lalu menarik napas dalam-dalam. Aku merasa jalan ini terlalu gelap, bahkan untuk sekedar bernapas pun aku merasa kesulitan. Aura, kasihan sekali kamu, Nak. Menghidupkan mesin, aku melajukan mobil menuju toko kue langganan. meski seluruh badanku terasa lemas setelah melihat kelakuan Mas Romi secara langsung, tapi aku harus tetap kuat demi Aura. Di perjalanan, entah bagaimana ceritanya, tapi hampir saja aku menabrak orang yang mau menyebrang. Aku yang terkejut langsung menginjak rem mendadak hingga tubuhku serasa terdorong dengan kencang ke depan.Buru-buru aku membuka kaca jendela untuk memastikan keadaannya.Dengan raut wajah yang merah padam. wanita itu mendatangiku dan menghardik tanpa belas kasihan. tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa selain minta maaf dan memberinya beberapa lembar uang untuk mengobati rasa syok yang dia alami. wajar juga dia marah, karena hampir saja aku menabraknya."Heh, Mbak!Kalau bawa mobil hati-hati dong

    Last Updated : 2024-04-25
  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Main Cantik Dulu

    Part 8"Mama, kembaliin cincinku!" teriakku lantang di hadapan semua orang, hingga membuatnya mati kutu.Semua orang terperangah, lalu melihat ke kearah ibu mertua dengan tatapan tak percaya."Enak aja, ini punya Mama!" sergahnya sambil menyimpan jemari di belakang tubuhnya.Heh, gini deh kalau punya mertua kleptomania. Semua barang yang dia ambil dariku, diakui sebagai miliknya."Mama jangan ngaku-ngaku, mana buktinya kalau itu punya Mama?Ini, surat pembeliannya aja ada di aku!"Kutunjukakan kertas pembelian yang telah kusimpan sejak lama.Semua mata tertuju padaku. Bak seorang artis besar di depan para wartawan. Mereka kemudian kembali menatap Mama mertua dengan tajam. Wanta berusia 50 tahun itu menunduk malu dengan jemari tangan saling bertautan, ia meremasnya dengan kesal. Aku yakin sekali, dia sedang mengumpatku di dalam hatinya karena aku mengacaukan acaranya. Acara arisan, yang lebih tepatnya sebagai ajang berpamer ria. Ya, gak apa-apa sih kalau barang yang dipamerkan milik se

    Last Updated : 2024-04-25
  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Ambil Alih Perusahaan

    9"Sayang, aku besok mau dinas keluar kota,kamu siapin baju-baju aku ya," pintanya. Bibir tebal itu hendak mencium pipi, tapi aku sigap berdiri.Aku merenggangkan tubuh, kemudian menguap."Kamu beresin aja sendiri ya, Mas, aku capek banget hari ini, abis chek up Aura, mana sendirian lagi," kataku berbohong. Aku juga gak percaya kalau dia benar-benar dinas kerja. mungkin saja dia pergi sama pacarnya, ke mana gitu. Pria itu membuang napas kasar. "Ya udah deh, gimana kesehatan Aura?" "Tumben kamu peduli," sindirku, sambil berpangku tangan."Gini-gini aku kan juga Papanya, aku sibuk kerja buat Aura juga," timpalnya."Iya, Mas, aku tahu kok, kamu itu sudah kerja keras, banting tulang, lintang pukang sampai gak tahu arah jalan pulang.Ya udah, aku ke kamar Aura ya.""Lagi?""Iya, seperti biasa.""Untuk malam ini saja, biarkan dia ditemani Bik Asih," ujarnya dengan raut wajah kesal."Maaf, Mas, akhir-akhir ini Aura sering bangun malam, aku khawatir terjadi apa-apa, lagipula besok kamu kan

    Last Updated : 2024-04-25
  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Membekukan ATM

    10"Kenapa Bapak tidak melaporkannya pada saya? Jadi kan hal bisa segera diatasi," tegurku kemudian membuang napas kasar. Aku sangat kesal. Kalau tidak ada aduan dari Delin tentang pelakor itu, sungguh aku hanya sedang menunggu pemakamanku sendiri."Saya sungguh-sungguh minta maaf, Bu Mitha, Pak Romi mengancam akan memecat saya.Jadi saya tidak berani melaporkannya sama Ibu," jawabnya tertunduk lesu.Kurang ajar benar kamu, Mas! Apa maksudmu melakukan ini semua. Setelah membuat perusahaanku bangkrut, kau lalu akan meninggalkan aku, begitu?!Tanganku mengepal geram."Mulai sekarang, saya yang akan mengambil alih perusahaan!" Tak akan kubiarkan perusahaan ini jadi pemakaman!"Jadi, ibu akan kembali mempimpin perusahaan?""Ya secepatnya, saya tidak mau perusahaan yang sudah dibangun susah payah oleh almarhum Ayah jadi bangkrut gara-gara lelaki itu!" tegasku dengan tatapan yakin.Awas kamu ya, Mas."Saya mendukung penuh keputusan Ibu.Para petinggi perusahaan juga pasti akan setuju dengan

    Last Updated : 2024-04-25
  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Tamu Penting

    11Silakan, nikamti saja dulu, Anita. Pilih, apapun yang kamu mau. Ambil!Aku pastikan kamu akan kembali merasakan malu. Ini pelajaran bagus, yang mungkin tidak ada di mata kuliah apapun. Pelajaran untuk tahu diri! Pengalaman memang adalah guru terbaik dalam kehidupan. Gadis itu masih muda, masa depannya masih panjang. Heran deh, kenapa harus sukanya sama laki orang. padahal dunia ini yak kekurangan lelaki tampan dan jauh lebih baik dari Mas Romi. Teganya dia membuat anakku harus kehilangan sosok Ayah.Setelah mendapatkan banyak barang, seperti tas, high heels dan baju kurang bahan. Kini tiba saatnya mereka menghitung.Mataku melotot mendengarnya.Gila, hampir 300 juta totalnya.Beberapa paperbag sudah siap diberikan. Peremuan gatal itu tersenyum senang. Tunggu saja, apa yang sebentar lagi akan terjadi.Mas Romi memberikan kartu kreditnya untuk digesek.Namun kasir itu mengembalikannya."Maaf, Pak, kartunya tidak berfungsi."Haha, emang enak kamu, Mas. Coba saja keluarin kartu yang la

    Last Updated : 2024-04-25
  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Main Bar-Bar

    12"Mas, buka pintunya, ini aku, Mhita!" teriakku dengan kencang. Terdengar kasak kusuk dan kerusuhan di dalam.Kalau iya itu klien penting, memang sepenting apa sampai harus dikunci segala pintunya?!Ini membuat aku tambah murka saja."Mas buka pintunya, kalau gak, akan aku dobrak!" teriakku lagi. Tak peduli dengan karyawan yang menonton aksiku ini."Aku hitung sampai tiga!Satu!Dua!Ti-."Baru saja mau menggedor lagi, pintu terbuka dengan menampilkan wajah suamiku yang terlihat berkeringat sebiji jagung.Mataku langsung memicing.Kemejanya saja bahkan tidak rapi. Masa iya pertemuan dengan klien seberantakkan ini?Aku jadi semakin curiga.Jangan-jangan ada Anita di dalam. Benar-benar muka tembok dia! Gak kapok-kapok meski sudah aku permalukan dua kali.Kalau iya, sekalian saja aku seret dia dan kupermalukan lagi di sini. Kebetulan, tanganku sudah sangat gatel sejak kemarin."Mitha, ngapain kamu ke sini?" tanya Mas Romi menatapku tak suka."Pake baju rapi segala lagi, habis dari man

    Last Updated : 2024-04-25
  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Buang Sampah Pada Tempatnya!

    13"Mas, kamu keterlaluan ya!Aku gak habis pikir sama kamu! Setelah kebaikanku selama ini, beraninya kamu berselingkuh di belakangku, bahkan berbuat asusila di sini!Aku muak sama kamu! Sudah cukup aku bersabar selama ini!" cercaku penuh emosi.Aku meraih tas yang ada di atas meja. Membukanya, meraih map berwarna hijau lalu kulemparkan dengan kasar ke meja, tepat di hadapannya.Pria itu tampak tersentak. Dia pikir hanya dirinya saja yang bisa marah. Aku juga bisa."Mas, aku ingin kita cerai!Tanda tangani surat itu sekarang juga!Dan angkat kaki dari rumahku!" tegasku dengan penuh penekanan dalam setiap kalimatnya.Pria itu menatap nanar. Entah tatapan penyesalan, penderitaan, ratapan, atau apalah itu aku tak peduli."Dan jangan harap, kamu bisa membawa Aura.Semua bukti sudah ditanganku. Hak asuh Aura, pasti jatuh padaku!Lagipula sudah jelas, selama ini kau terlihat tidak menginginkannya!" ungkapku apa adanya. Pria itu bangkit, lalu bersujud di kakiku dengan air mata buayanya. Dia

    Last Updated : 2024-04-25

Latest chapter

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Makin Tergoda

    Anita dan ibunya melotot, hendak keluar dari kelopaknya. Keduanya sangat terkejut. seolah merasa ini adalah mimpi buruk. "Ini gila!Bukannya wanita itu sudah jatuh miskin? kenapa tiba-tiba dia punya Ibu yang merupakan atasan Ayah?" batinnya dalam hati."Cepat, kalian minta maaf sekarang juga!"Keduanya saling melempar pandangan.Wanita itu kesal lalu pergi sembari menghentakkan kakinya dan menarik Romi untuk duduk di atas pelaminan.Istri Manaf tampak bingung dengan kejadian tak terduga ini. Wanita itu langsung meminta maaf pada Mitha. Setelah itu, dia membawa suaminya pergi untuk meminta penjelasan.Hilyaa cs yang sedari tadi menyimak obrolan mereka juga tak kalah terkejut.Tidak menyangka kalau Mitha anak konglomerat, bahkan putri dari atasan suaminya di kantor."Jadi, yang dikatakan Melda itu benar, kalau wanita itu rupanya adalah anak angkat, bahkan Ibu kandungnya jauh lebih kaya daripada Ayahnya dulu. Ini benar-benar luar biasa!"Dalam pikirannya, wanita itu mengira kalau Mitha

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Menyesal

    "Asal kamu tahu saja, Mita adalah putri kandung saya, yang sudah hilang selama lebih dari 20 tahun!""Apa?!" Semua orang nampak terkejut dan terhenyak mendengar pernyataan Puspa barusan.Apalagi yang datang kebanyakan adalah tamu-tamu penting perusahaan.Kini semua mata tertuju pada Puspa. Mereka memasang telinga lebar-lebar. "A--apa, maksud Nyonya dengan mengatakan dia adalah ...."Belum sempat pria itu melanjutkan perkataannya, Puspa langsung menyela.Wanita yang rambutnya disanggul rapi itu, sungguh tidak terima anaknya direndahkan di depan matanya langsung."Bukankah penjelasan saya barusan jelas?! Mitha adalah putri kandung saya!Tolong jaga ucapan dan sikap Anda padanya!Atau saya bisa memecat Anda sekarang juga!"Wanita itu tidak main-main dengan ancamannya, karena Pak Manaf sudah melukai hatinya. Di hadapannya, di depan semua orang, pria botak itu berani menghardik Mitha di depan matanya sendiri.Pria berkepala plontos itu terhenyak. Tangannya gemetar ketakutan, dia langsung

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Syok Berat 2

    Anita melayangkan tamparan di depan semua orang. Mereka terkejut, apalagi Mitha.Dada wanita itu tampak kembang kempis menatap suaminya.Namun, pria itu tampak tak peduli, malah mengusap tamparan itu sembari tetap tersenyum ke arah Mitha.Wanita itu tersenyum puas kemenangan."Itu karena aku punya suami seperti kamu, Mas.Sekarang aku sudah bebas dari kamu. Aku merasa jadi diriku yang sebenarnya.Dan untuk kamu Anita, sekarang giliran kamu merasakan neraka yang dulu pernah aku rasakan!" bisiknya lalu menerbitkan seringai.Tentu saja wanita itu marah. Dia ingin mendorong Mitha, tapi gegas dihalau oleh Satria. Mereka datang bak pasangan suami istri saat ini. Satria juga sangat tampan dengan stelan jas berwarna hitam.Dia tak terlihat seperti seorang pengawal."Kamu itu, cuma pengawal! Jangan ikut campur ya!" bentak Anita menunjuknya."Nona, sebaiknya Anda jaga tempramen. Bukankah ini adalah waktu yang paling bersejarah untuk kalian?"Satria tampak santai menanggapi kemarahan Anita."Das

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Shok Berat

    30 menit sebelum kedatangan Mitha."Ajib bener si Romi! Cerai dari istrinya dah nikah lagi sama cewek yang bahenol, kaya lagi," celetuk temannya yang bernama Simon."Apa rahasianya, Rom?Kok gampang banget dapat penggantinya!" seloroh Rendy."Eh, emang lho kagak tahu, kalau si Romi itu pejantan tangguh!" sahut Arman.Semua orang pun tertawa.Pria itu tersenyum lebar mendengar pujian demi pujian yang dilayangkan teman-temannya."Eh, gue kasih tahu ya. Gampang banget buat cari penggantinya.Yang penting kalian tuh gak usah setia-setia amat ama satu cewek!" usulnya seraya menepis angin.Ketiganya saling melempar pandangan.Mereka adalah teman lama Romi, dan belum tahu desas-desus yang terjadi."Dah ah, gue permisi dulu ya. Masih banyak tamu undangan yang butuh salaman.Kalian nikmati saja jamuan yang ada," serunya pamit kembali menemani sang istri."Siap deh, Bos Romi pesonanya memang gak ada mati."Setelah kepergian pria itu.Seorang teman lagi yang baru datang senyum-senyum mendengar

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Perubahan Drastis 2

    "Aku ingin, secepatnya menikah dengan Mas Romi," ungkapnya.Mereka tidak merasa terkejut karena memang pernikahan itu diundur beberapa waktu lalu."Kalau begitu, suruh Romi datang ke sini," ucap Ayah, yang langsung diangguki Ibu."Tapi masalahnya, dia tidak punya uang sama sekali, Yah," ungkapnya menunduk."Apa?!" Ayah dan Ibu tampak melotot dengan pernyataan Anita."Anita, Ayah peringatkan sama kamu.Kamu benar-benar yakin ingin menikahi pria itu?!Dia itu selain duda, juga mantan narapidana, bahkan sekarang dia tidak punya pekerjaan, dan untuk menikahi kamu dia tidak mau mengeluarkan uang sepeserpun!kamu yakin bisa menjalani rumah tangga yang bahagia dengan lelaki seperti itu?!"Gadis itu merengut. Tak terima karena Ayah menjelek-jelekan Romi. Meski sebenarnya, sudut hatinya yang lain juga mengadari, membenarkan perkataan Ayah barusan. "Ayah, sebenarnya Mas Romi itu adalah pria yang sangat baik. Cuman keadaan saja yang memang sedang tidak berpihak padanya.""Baik bagaimana, Dia di

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Perubahan Drastis

    Keduanya pun janjian bertemu di Cafe. Kali ini bukan Cafenya, Mitha. Selain Romi merasa malu, Anita juga tak mau kalau harus kembali ke sana. Pantang bagi wanita itu. lagipula, dia sangat yakin kalau Cafe itu tak akan bertahan lama.Dan juga Romi ingin membahas tentang keuangan. tentu pria itu malu jika sampai Mitha mengetahui keadaan keuangannya yang memburuk. dalam bayangannya Mitha akan tertawa jika tahu Farah punya hutang sampai 1M."Iya, Sayang ada apa?Kapan kamu akan menemui orang tuakku?" cecar Anita. Dia tak sabar rasanya memenangkan pertarungan ini. padahal itu hanya dalam pikirannya saja. Mitha sendiri sama sekali tidak pernah menganggap apa yang terjadi adalah sebuah peperangan.Wanita itu telah dengan ikhlas melepaskan Romi untuknya. Pria sampah seperti Romi amat tak layak dicintai.Pria berkaos biru muda itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.Belum apa-apa, Anita sudah membrondongnya dengan pernyataan itu, pikirnya."Sayang, sebenarnya aku ingin banget secepatnya melam

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Terancam Batal Nikah 2

    Dia tidak terlalu banyak mengerti tentang urusan orang dewasa. Namun, sebagai anak hatinya sakit melihat ibunya menderita, sudahlah ayahnya masuk penjara, sekarang ibunya dibentak-bentak bahkan dianiaya oleh neneknya sendiri.Di sisi lain, sebagai seorang ibu. Hilya sadar kalau hal ini sepenuhnya bukan kesalahan Farah, tapi karena menantunya yang tidak tahu diri. Beruntung dia ada di penjara, kalau tidak, mungkin sudah dibunuhnya.Wanita itu memilih duduk di sofa untuk meredakan emosi yang menguasai jiwanya saat ini. Tidak mudah memang, tapi dia akan berusaha. Wanita itu duduk sembari menghentakkan kakinya berulang kali."Arghhhh!" geramnya."Sumpah ya, Mbak!Aku sangat tidak menyangka! Berani sekali kamu, Mbak!" hardik Vira yang juga ikutan kecewa dengan sikap Kakaknya.Wanita itu merasa semakin terpojok. Ia juga merasa bersalah, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.Wanita itu berlari mendekati adiknya."Rom, bagaimana ini, Rom!Mbak mohon bantuan kamu!" pintanya dengan tatapan sayu. Wan

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Terancam Batal Nikah

    Hati pria itu mencelos mendengar nominal yang disebutkan.Uang sebanyak itu, dari mana coba?Kalau dulu mungkin bisa mendapatkannya dengan mudah, jangankan 1 milyar, lebih daei itu pun bisa, karena bisa menggelapkan uang perusahaan. Tapi sekarang, jangankan uang sebanyak itu, 10 juta saja sulit, bahkan satu juta pun tak ia dapatkan jika tidak bekerja.Efek tergiur dengan janji manis Burhan yang menyilaukan. Tadinya, ia pikir bisa lolos dari penjara, dan menikmati uang hasil mencuri dari perusahaan lalu menikahi Anita. Ternyata, Burhan seorang pengkhianat kelas kakap. Jangankan mendatangkan pengacara untuk mengeluarkannya, bahkan menengoknya saja pun tidak sama sekali,. Cuih! Ia kesal sekali mengingat pria gendut yang licik itu.Romi memutar otak, bagaimana caranya tidak perlu membayar hutang, tapi surat tanah itu berada kembali dalam genggamannya.Bagaimanapun juga, pria itu tidak ingin kalau sampai rumah yang telah didapatkan dengan susah payah dari hasil membodohi Mitha dn Ayahnya r

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Semakin Stress

    "Makanya kamu itu, kalau sudah tahu bergantung sama orang tua, kenapa kamu berani melakukan hal gila itu?!" Rasanya kepala wanita itu mau pecah. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Bisa-bisanya anaknya itu mengikuti keinginan suaminya. padahal sudah tahu kalau Bimo itu kecanduan judi online.Rasanya akhir-akhir ini, kesialan sedang mengikuti langkahnya, seolah tidak mau membiarkan dia tersenyumDia juga tidak habis pikir, bagaimana wanita itu bisa mencuri surat tanah tersebut, padahal Hilya selalu mengunci pintu lemari yang berisi surat-surat penting."Kamu benar-benar keterlaluan ya.Sekarang kamu harus tanggungjawab, kamu harus bayar hutang ke mereka.""Iya Mbak, lagian Mbak itu kenapa sih, berani-beraninya memberikan surat tanah rumah ini ke mereka!Keluarga kita itu sedang corak marut dilanda musibah, Kakak malah menambah runyam keadaannya!" Vira merasa geram dengan sikap Kakaknya itu."Ampun, Ma, gimana caraku membayar hutang. Sekarang aja aku t

DMCA.com Protection Status