Share

Bunuh diri

Author: Atiexbhawell
last update Last Updated: 2023-10-02 09:54:26

"Arrrgghtt!!!" 

Jerit Suci untuk yang kesekian kalinya, ia melampiaskan seluruh amarahnya pada apa saja yang ia temui di kamarnya. 

Bantal, guling, tas, vas bunga sampai meja riasnya tak luput dari amukan wanita berambut panjang itu. Kondisi kamar yang sudah layaknya kapal pecah dengan semua barang berhamburan di lantai. 

Tubuhnya merosot ke lantai, ia tergugu dalam penyesalan dan amarah yang tak bisa lagi ia kendalikan. Jika saja ia tak mempermainkan janjinya pada Bara, mungkin sekarang dia masih bisa mendekap Bara dalam pelukannya. Meski, ia hanya mendapatkan raganya saja, tidak dengan hati dan cintanya. Tapi, setidaknya dia masih bisa bersama sebagai pasangan suami istri dan keluarga utuh.

Cinta yang begitu membara, membutakan akal sehatnya hingga ia turut berambisi memiliki Bara seutuhnya. Namun, semakin ia genggam, Bara semakin jauh. Perlahan demi perlahan, Bara tak lagi mampu ia jangkau akibat dari ulahnya sendiri yang terlalu kemaruk dan ambisius.

Air mata kian deras mengalir seiring dengan hancur hatinya. Ia tumpahkan tangis pilu bersama dinginnya lantai kamar yang menjadi saksi bisu hubungannya dengan Bara selama kurang dari 3 tahun itu.

Tak ia hiraukan dinginnya malam, tak ia hiraukan lagi penampilannya yang sudah tak berbentuk, ia abaikan rasa haus dan lapar hanya demi untuk meratapi nasib rumah tangganya.

Rumah tangga impiannya sedari masih gadis, segala cara ia lakukan untuk mendapatkan sang arjuna. Namun, rupanya usahanya sia-sia belaka. Segala yang ia dapatkan dengan kecurangan, nyatanya justru berbalik menjadi bumerang yang siap menghancurkannya kapan saja.

"Aku bahkan memiliki banyak video bej*tmu dengan banyak lelaki termasuk, skandalmu dengan Pak Mukti. Jika, sampai video itu menjadi konsumsi publik, bisa kau bayangkan bukan seperti apa akibatnya?"

Ucapan Bara sebelum meninggalkan rumah, terngiang-ngiang di telinganya. Ia dipaksa dihadapkan dengan pilihan sulit, bercerai dari Bara tapi tak mendapatkan apapun dari Aryo Wijaya sedangkan jika menolak bercerai ia tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi bisa-bisa nyawanya akan melayang di tangan Aryo. Bara tak pernah main-main dengan ucapannya.

"Bangs*t!" umpatnya sembari melempar apa saja yang bisa ia raih.

Ia termenung, otaknya tak mampu diajak berpikir. Ia putus asa, tak bisa berpikir jernih. Ia bangkit berdiri, menatap pantulan dirinya pada cermin lemari besar, penampilannya begitu memprihatinkan. Ia meraih gunting besar yang tersimpan di laci meja riasnya. 

Dengan kilatan keputusasaan dari sorot matanya, ia berpikir pendek hendak mengakhiri hidupnya. Ia berpikir jika ia mati, itu akan lebih baik dari menanggung kemurkaan Aryo akibat video skandalnya dengan banyak lelaki juga ia tak siap hidup miskin jika Aryo tak jadi memberinya sepeserpun harta jika ia bercerai dari Bara.

Ia bersiap melayangkan gunting tajam itu pada tubuhnya. Namun, seketika gerakannya terhenti. Bayang celoteh dan tawa riang putrinya menari di pelupuk mata. Jika dirinya mati, bagaimana dengan Sofia? Dua sisi dalam hatinya berperang dengan dua hal yang bertolak belakang.

Ia menghela nafas besar berulang kali, berusaha meyakinkan hatinya jika keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang tepat. Ia menepis segala bayang Sofia dalam ingatannya. Dengan air mata berderai, ia kembali melayangkan gunting tepat pada bagian vital tubuhnya.

Crash, 

Satu kali tusukan tepat di dada sebelah kiri, ia abaikan rasa sakitnya. Darah mulai mengalir ke tangan kanannya hingga gunting besar itu berlumuran darah.

"Arght!" 

Ia kembali menarik gunting yang menancap di dadanya, nafasnya mulai sesak tapi ia tak gentar. Kembali ia menancapkan dengan sekuat tenaga pada luka yang sama. 

Satu garis senyum putus asa ia ulas pada bibirnya dengan air mata yang masih terus mengalir, hingga ia terkapar di lantai dengan bersimbah darah dan gunting besar masih menancap di dada kirinya. Ia tak hanya gelap mata tapi juga gelap hati dan pikiran.

☘☘☘

"Pa, pokoknya apapun yang terjadi jangan sampai Aryo mengetahui kecurangan kita selama ini, sebelum semua aset ia balik menjadi nama Suci." tegas Ratna pada Dewa yang nampak kalut dan frustasi.

Sejak kejadian siang tadi di kantor, ia memutuskan untuk membicarakan masalah ini dengan Ratna di apartemennya. 

"Tapi gimana caranya, Ratna! Bahkan semua perusahan akan menggabungkan saham-saham milik mereka dengan PT. ANGKASA, itu sama saja dengan kekalahan telak buat ANGKASAJAYA. Ini simalakama untuk ANGKASAJAYA, Ratna!" Dewa menjelaskan perlahan dengan harapan Ratna akan mengerti posisinya yang serba salah.

"Kita memiliki 32% saham saja, Ratna. Dan ANGKASA memiliki 27% sisanya berada di perusahaan yang bernaung di bawah kekuasaan kita. Kalau kita lepas 2% lagi, itu artinya kita bahkan tidak bisa mengambil keputusan untuk mengatur keuangan, Ratna! Ayolah bantu aku berpikir untuk menyembunyikan ini dari Aryo! Jika berita ini sampai ke telinga Aryo, sudah dapat dipastikan kita akan membusuk di penjara! Apa kau mau, Hah?" bentak Dewa kalut.

"Wartini benar-benar serakah! Apa sih maunya dia? Bahkan tak ada gunanya kita menghabisi Satya, harusnya yang kita habisi itu Wartini saja!" cerocos Ratna kesal.

"Ini benar-benar diluar dugaan kita! Bagaimana bisa kenyamanan yang kita dapatkan puluhan tahun lamanya tiba-tiba terusik dengan masalah pelik seperti ini?" gumam Ratna putus asa.

"Coba cari investor lain yang mau membeli 2% saham ANGKASAJAYA, dong! Jangan cuma pasrah saja bisanya!" geram Ratna lagi.

"Sudahlah, bagaimana kalau kita lepas 2% saham itu pada Bank Central? Bukankah waktu itu mereka datang untuk menawar saham itu, bukan?" usul Dewa membuat Ratna mendongak.

"Bank Central? Indra Bakti maksudmu?" tanya Ratna menatap Dewa. Dewa mengangguk samar.

"Kau lupa apa gimana sih, Indra Bakti itu sepupu jauh Satya! Sudah jelas mereka akan berada di pihak ANGKASA!" Ratna bangkit berdiri dan berkacang pinggang di depan Dewa yang masih nampak menundukkan badan dengan kedua tangan menumpu kepalanya yang terasa mau pecah.

"Sial*n!" desis Dewa semakin kalut.

"Satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita hanya, Mukti!" gumam Ratna pelan membuat Dewa menegakkan tubuhnya dan menatap Ratna penuh tanya.

"Mukti Prakoso, INDOKARYA?" tanyanya meyakinkan. Ratna mengangguk.

"Gila! Istri Mukti itu pun masih keluarga Wartini. Kamu mau Wartini menertawakan kita?" 

"Benar, tapi istrinya itu lumpuh! Dan kau tahu, Mukti itu ada main dengan Suci! Kita bisa menekannya dengan memakai Suci!" ucap Ratna dengan senyum licik di bibirnya.

Benar-benar manusia-manusia serakah yang gila harta, hingga melakukan segala cara termasuk menjual anak kandungnya sendiri. Dewa dan Ratna saling pandang dengan senyum menyeringai.

Dering ponsel milik Ratna mengalihkan perdebatan mereka. Segera ia meraihnya dan terpampang nomor sang putri kesayangan, tanpa menunggu ia segera menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel ke telinganya.

"Ha-"

"Halo, Nya! Ini saya, Bik Isah! Non Suci, Nya! Non Suci-" suara panik bercampur tangis dari seberang sana memotong cepat suaranya.

"Suci kenapa, Bik?" tak pelak Ratna pun ikut panik mendengar nama anak semata wayangnya disebut dalam tangis asisten rumah tangga anaknya itu.

"Non Suci bunuh diri, Nya! Tadi sore bertengkar dengan Den Bara, lalu masuk ke kamar setelah Den Bara pergi. Tapi, waktu saya mau ambil pakaian kotor miliknya kamar dalam keadaan berantakan dan saya menemukan Non Suci terkapar dengan bersimbah darah di lantai." jelas Bik Isah cepat.

"Bod*h!" umpatnya tertahan. "Lalu sekarang bagaimana?"

"Ini saya bawa menuju rumah sakit Mitra Sehat, Nya! Sebentar lagi sampai!" 

"Baiklah, saya akan kesana sekarang juga!" Ratna mematikan panggilan sepihak dengan perasaan marah, kesal dan panik bersamaan.

"Kenapa dengan anak bod*h itu?" tanya Dewa sengit.

"Benar-benar bod*h anak kamu itu! Dia mencoba bunuh diri!" jelas Ratna kesal.

"Sh*t! Cepat kita selamatkan dia, jika dia mati masalah kita tambah runyam! Karena cuma dia satu-satunya alat untuk mengeruk harta Aryo!" ucapnya santai sembari bangkit berdiri.

Dengan segera mereka keluar dari apartemen Dewa menuju rumah sakit.

Sedangkan di perjalanan ke rumah sakit, Bik Isah dan juga Bara terlihat santai. Karena mereka sudah memastikan jika Suci masih dalam keadaan hidup.

Saat tak mendengar lagi suara dari dalam kamar Suci, gegas Bi Isah tergopoh memastikan keadaan majikannya itu. Rupanya tebakan Bara tepat sasaran, Suci mencoba mengakhiri hidupnya. 

Setelah melapor pada Bara, Bik Isah memastikan bahwa denyut nadi Suci masih ada. Tak lama kemudian Bara datang dan membawa Suci menuju rumah sakit terdekat. Bahkan, untuk berakting panik seperti tadi kala menghubungi Ratna, dilakukan Bik Isah atas komando Bara.

"Gimana?" tanya Bara ingin tahu karena telepon tadi tidak di loudspeaker.

"Sip, Den! Nyonya besar nampaknya panik, karena robotnya terkapar!" jawab Bik Isah terkekeh. 

"Kenapa juga Den Bara masih mau nolongin dia? Bukankah kalau Non Suci meninggal, Den Bara bisa segera menikahi Non Kanaya tanpa ada penghalang lagi?" tanya Bik Isah penasaran.

"Masalahnya tidak sesimple itu, Bik. Justru kalau dia mati sekarang masalahnya makin runyam!" jawab Bara sembari terus fokus pada jalanan. Bi Isah yang duduk di sebelah Bara nampak manggut-manggut, sedangkan mereka membiarkan Suci terkapar di bangku belakang sendirian masih dengan gunting yang menancap di dada kirinya.

"Masalah orang kaya rupanya lebih ruwet ketimbang orang miskin kek saya!" gumam Bik Isah, asisten rumah tangga sejak Bara masih usia belasan tahun itu dengan kening mengkerut. 

"Kalau orang miskin kayak kami, masalahnya teh hanya seputar perut dan perdapuran! Nah kalau orang kaya, duh menih liyer pisan!" lanjut Bi Isah dengan logat khas Sunda membuat Bara tertawa keras.

"Bibik bisa aja!" sahut Bara. Tak ada sedikitpun rasa simpatinya terhadap wanita yang masih sah sebagai istrinya itu, yang kini sedang bertaruh nyawa antara hidup dan mati.

Sejak Suci mengingkari perjanjian mereka, sejak saat itu pula simpati dan empatinya untuk wanita itu ia pupus sedemikian rupa, hingga yang tersisa hanyalah kebencian dan dendam yang mendarah daging.

Begitu sampai di IGD, Suci segera ditangani oleh tim dokter. Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan meski kondisinya lumayan parah. Tim dokter segera melakukan tindakan operasi. Bara dan Bik Isah menunggu diluar ruang operasi.

Tak lama kemudian, muncullah Ratna berjalan tergesa-gesa menyusuri lorong. 

"Bara, gimana Suci?" tanyanya begitu sampai di mana Bara dan Bik Isah duduk.

Bara tak segera menjawab, pandangannya justru terpaku pada sosok lelaki yang berdiri di belakang Ratna. Senyum simpul terbit di bibirnya, dengan santai dia berdiri dari duduk dan menatap tajam ke arah ibu mertuanya itu.

"Sudah go publik rupanya!" ucap Bara dengan senyum mengejek. Ratna menegang, reflek ia menoleh dan mendapati Dewa berada di belakang tubuhnya. Dalam hati ia merutuki kebodohannya dengan mengajak Dewa ke rumah sakit.

"Oh, putri anda baik-baik saja. Tepatnya masih bisa di selamatkan! Hanya saja, putri anda membutuhkan cadangan darah dari anda, Pak Dewa!" jelas Bara tenang masih dengan senyum jahatnya.

Ratna mematung di tempat mendengar penuturan Bara. Wajahnya berubah pucat, tenggorokannya terasa kering, dengan susah payah ia menelan salivanya untuk mengurangi kegugupan akan rahasianya di depan menantunya.

"A-apa maksudmu?" gagap Ratna pura-pura. Bara terkekeh melihat ekspresi wajah mertua dan juga lelaki di belakangnya.

"Bik, kita pulang saja! Biar orang tuanya yang menjaga!" ajak Bara pada Bik Isah dengan menekan kata orang tua di depan Ratna, masih dengan senyum mengejek di wajahnya.

"Apa maksudmu, Bara?" tanya Ratna sesaat setelah Bara melangkahkan kakinya beriringan dengan Bik Isah.

"Kau tentu tahu apa maksudku, Ibu Mertua! Bukan begitu, Bapak Mertua eh, Bapak Dewa!" kekeh Bara sembari menepuk pundak Dewa. Lantas ia pergi meninggalkan Ratna dan Dewa yang masih bergelut dengan perasaan takut yang mendera. Karena Bara pun nyatanya sudah mengetahui akan rahasia tentang putrinya.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Related chapters

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Rinjani kembali

    Bara dan sang Bunda kini tengah berada di perjalanan menuju vila dimana akan diadakan perayaan ulang tahun Rinjani."Jadi apa, ANGKASAJAYA sudah berantakan, Bund?" tanya Bara memecah keheningan."Tentu! Bunda rasa, dalam waktu dekat ini Dewa dan antek-anteknya kalang kabut mencari investor yang mau membeli saham ANGKASAJAYA secara ilegal dan tanpa sepengetahuan Aryo." jawab Wartini sembari menatap lurus pada jalanan."Sudah ada tebakan calon kandidatnya, kah?""Bunda rasa, jika tidak pada INDOKARYA ya pasti Bank Central. Tapi, kemungkinan lebih besarnya ke INDOKARYA. Kau tentu paham akan alasannya, bukan?" ucap Wartini menoleh sekilas pada putra tunggalnya itu."Ya dan Bara punya ide untuk hal itu." jawab Bara menampilkan senyum liciknya."Bunda selalu percaya pada rencana yang kalian buat! Itu sangat menganggumkan!" dukung Wartini sembari turut tersenyum simpul.Keduanya lantas terlibat obrolan layaknya teman, tanpa terasa mereka sudah memasuki kawasan vila milik keluarga Rinjani."B

    Last Updated : 2023-10-03
  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Pelakor teriak pelakor

    Brak!"Apa ini?!" Dewa menggebrak meja dan membanting map berwarna kuning itu kasar ke atas meja kerjanya. Dengan amarah yang meluap ia bangkit berdiri dan berkacak pinggang di hadapan Sekar, sekretarisnya dan Marsya, manager keuangan kepercayaannya.Sekar menunduk untuk menutupi senyum tipis yang terulas di bibirnya."Bajing*n! Berengs*k! Bukankah mereka memberi waktu sampai akhir minggu ini?" desisnya emosi."Benar, Pak! Tapi, sudah ada beberapa perusahaan yang mengajukan value untuk melepas saham mereka pada PT. ANGKASA. Hingga hari ini, saham yang dimiliki PT. ANGKASA meningkat menjadi 30, 19% dan kemungkinan akan meningkat lebih banyak lagi jika kita tidak segera mengambil tindakan." jelas Marsya menekankan.Dewa frustasi, jika sampai kabar ini sampai ke telinga Aryo, maka sudah dapat dipastikan ia akan membusuk di penjara."Sial*n! Sekar, buatkan janji dengan Mukti Prakoso INDOKARYA siang ini juga, karena cuma dia yang mau membeli saham kita." titah Dewa.Sekar segera berlalu d

    Last Updated : 2023-10-04
  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Kenyataan lain

    "Bik, apa Bara pulang ke sini kemarin?" tanya Suci lemah begitu ia menginjakkan kakinya kembali di rumah yang selama 3 tahun ini ia tempati dengan Bara."Iya, Non. Den Bara pulang dan tidak kemana-mana selama 2 hari ini. Tapi, tadi pagi pergi ada meeting gitu." jelas Bik Isah.Suci menghela nafas besar, kemudian ia melangkah menuju kamarnya di lantai 2. Kini kondisi kamar sudah pulih kembali, meski beberapa barang hancur akibat ulahnya. Termasuk beberapa parfum mahal dan kaca meja riasnya pun terbelah jadi 2 bagian.Kembali ia tersenyum getir mengingat kebodohannya sendiri.Ia melangkah keluar menuju kamar Bara yang terletak di seberang kamarnya. Namun, terkunci. Ia mendesah kesal, kemudian ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya.Kembali ia memutar otaknya untuk bisa keluar dari masalah pelik yang menjeratnya ini. Cinta dan obsesinya memiliki Bara nyatanya menghancurkan segalanya. Segala rencana yang telah lama disusun oleh orang tuanya terancam berantakan dan kehancuran kian dekat d

    Last Updated : 2023-10-06
  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Senjata makan tuan

    "Surat balik nama seluruh aset PT. PURAJAYA menjadi nama Aryo Wijaya. Tapi anehnya, disana tertulis nama Arkan sebagai pemberi kuasa." jelas Kanaya membuat Rinjani menggelengkan kepala pelan."Jadi, Aryo berhasil menguasai PURAJAYA?" gumam Rinjani lirih."Naya rasa belum, Ma. Karena Arkan tidak pernah menandatangani surat kuasa itu. Bahkan, kini justru Arkan yang telah mendapat tanda tangan Aryo untuk balik nama aset PT. ANGKASAJAYA. Memang belum diproses karena Arkan harus kucing-kucingan dulu dengan Aryo. Malam ini, Arkan sampai ke Indonesia lagi dan kemungkinan besok atau lusa baru surat itu akan kita bawa ke Pak Wahono.""Wahono?" tanya Rinjani meminta penjelasan karena nama itu asing baginya."Pak Wahono pengacara keluarga kita, Ma. Anak sulung dari Pak Marko, beliau yang menggantikan Pak Marko mengangani seluruh urusan keluarga Sutedja." jelas Naya lagi."Memang ke mana Pak Marko?" "Pak Marko sudah meninggal hampir 10 tahun yang lalu, Ma. Menurut Arkan, Pak Marko meninggal lant

    Last Updated : 2023-10-07
  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Amarah Aryo

    PlakplakplakTamparan demi tamparan penuh emosi mendarat tepat di pipi Suci oleh Aryo Wijaya. Suci tersungkur, darah segar mengalir di sudut bibir dan hidungnya. Aryo gelap mata, kembali ia menjambak rambut panjang Suci yang sudah acak-acakan hingga Suci mendongak."Kau! Anak tak tahu diuntung! Setelah apa yang kau inginkan kami penuhi, kini kau lempar kotoran ke wajah kami, HAH!" lagi, tamparan keras dari Aryo mendarat di wajahnya. Suci menangis tergugu, gemetar tubuhnya melihat kemarahan Aryo. Ia sempat menghindar dan berniat melarikan diri. Namun, anak buah Aryo lebih cepat bertindak, hingga ia dibawa dengan paksa ke hadapan Aryo.Ratna hanya menangis tergugu melihat putrinya diperlakukan demikian oleh Aryo. Ia tak dapat berbuat apa-apa lagi, karena ia pun takut jika Aryo sudah diliputi emosi demikian."Apa maumu sekarang?" tanya Aryo yang masih terengah-engah menetralkan gejolak emosi di dadanya."Pa ... ampuni Suci, Pa!" lirihnya masih tersungkur tanpa ada satupun yang bernia

    Last Updated : 2023-10-08
  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Simalakama

    "Apa-apaan ini?" berang Aryo dengan membanting map biru yang baru saja ia baca. Panji menunduk tanpa sepatah katapun. "Sejak kapan perusahaan kacau seperti ini?" tanya Aryo kian meradang."Sejak awal bulan lalu, Pak." jawab Panji takut-takut.Brak!"Apa? Awal bulan lalu? Dan kamu baru kasih tahu saya sekarang?" Aryo menggebrak meja membuat Panji berjingkat."Maaf, Pak. Tapi, Pak Dewa mengancam kami jika kami melaporkan ini pada Bapak!" "Direktur utama perusahaan ini saya, bukan Dewa! Sekarang kemana bajing*n itu?" bentak Aryo lagi."Sudah tiga hari ini Pak Dewa dan Bu Marsya tidak masuk ke kantor Pak. Tepatnya setelah melepas 3% saham kita untuk PT. JASAKO." jelas Panji lagi.Aryo meraup wajahnya frustasi, masalah demi masalah harus ia hadapi sendiri. Ia menjatuhkan bobot di kursi kebesarannya, memijit pelipisnya yang kian berdenyut nyeri."Hari ini, hampir seluruh perusahaan yang berada di bawah naungan ANGKASAJAYA melepaskan diri dan bergabung dengan PT. ANGKASA, Pak! Karena tengg

    Last Updated : 2023-10-09
  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Aryo kelimpungan

    "Apa Anda sedang bercanda, Pak Aryo?" kekeh Wahono mendengar permintaan Aryo untuk melelang seluruh aset milik keluarga Sutedja, mertuanya."Apa aku terlihat tengah bercanda, Pak Wahono?" geramnya dengan menatap tajam mata Wahono. Wahono menyandarkan punggung pada sandaran kursi dan menaikkan satu kaki ke atas satu kaki lainnya. Ia menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan."Apa alasan yang tepat untuk saya melelang aset milik Ibu Rinjani?" tanyanya datar.Aryo mencebik mendengar pertanyaan Wahono, pengacara keluarga Sutedja."Wanita itu sampai sekarang tidak waras. Bagaimana dia menghandle seluruh kekayaan keluarganya?" geram Aryo. Wahono kembali terkekeh dengan jawaban Aryo."Iya, kita semua tahu bahwa sudah lebih dari 25 tahun Ibu Rinjani mengalami gangguan kejiwaannya. Akan tetapi, hampir 60% staf dan karyawan PT. PURAJAYA mengetahui jika Ibu Rinjani memiliki seorang putra yang akan menjadi ahli waris yang sah dari seluruh aset Sutedja." Aryo gelagapan mendengar

    Last Updated : 2023-10-10
  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Kehilangan Sofia

    Pagi ini Suci keluar dari kamarnya setelah 3 hari ia sama sekali tak keluar dari kamar. Dengan tubuh gemetar karena kelaparan ia menuruni anak tangga perlahan-lahan menuju ruang makan.Begitu sampai ia segera menjatuhkan tubuhnya di salah satu dari 4 kursi yang mengitari meja makan berbentuk persegi empat itu. Ia meraih susu dan menuangnya dalam gelas, ia menghabiskan satu gelas susu hanya dalam beberapa kali tenggak saja.Ia menghela nafas besar, berkali-kali ia menetralkan perasaannya yang masih kacau. Sembari meraih roti dan mengoles selai kacang kesukaannya, ia celingukan mencari Bik Isah dan Wulan, pengasuh Sofia yang tak terlihat keberadaannya.Ia menghabiskan rotinya dalam keadaan hening. Ia cukup merasa heran sebab tak biasanya rumah dalam keadaan sepi begini. Lantas ia memutuskan untuk mencari kedua pembantunya itu.Ia berjalan menuju kamar Sofia, tapi kosong tak sesiapapun ia dapati berada di sana. Ia kemudian melangkahkan kaki menuju halaman belakang, kosong juga tak ada or

    Last Updated : 2023-10-11

Latest chapter

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Ending

    Dua bulan kemudian. . ."Selamat ya, Nay! Akhirnya, sah!" ungkap Kema sembari memeluk sahabat baiknya itu.Pernikahan impian itu akhirnya digelar dengan sangat mewah. Ribuan tamu undangan hadir untuk menjadi saksi atas pernikahan kedua pasang pengusaha ternama itu. Ratusan wartawan saling berdesakan untuk meliput momen sakral itu.Kanaya tampil luar biasa cantik dan anggun dengan balutan gaun mewah rancangan designer ternama tanah air. Bersanding dengan sang suami yang nampak begitu bahagia dengan senyum merekah sepanjang acara berlangsung.Rinjani, Wartini dan orang-orang yang mengasihi mereka tampak begitu bahagia. Bik Rum terlihat meneteskan air mata sepanjang acara berlangsung. Ia terharu dan bahagia melihat Kanaya yang ia rawat sedari bayi merah kini berbahagia bak putri raja di singgasananya.Berbagai media menayangkan perhelatan mewah ini secara live. Membuat jutaan orang berdecak kagum dengan kemewahan pernikahan sepasang pengusaha itu.Begitu pun dengan Suci yang hanya mampu

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Menemui Suci

    "Astaghfirullahalazim. ." lirih Bara dan Kanaya bersamaan setelah mendengar cerita tentang Suci dari mulut Ujang."Kondisinya kian hari kian memprihatinkan, tapi Neng Suci benar-benar tidak mau kami menghubungi keluargnya. Sedangkan untuk membawanya kembali ke rumah sakit, kami tidak lagi memiliki uang, Pak." lanjut Ujang jujur."Semua tabungan Emak telah habis untuk biaya rumah sakit kala Neng Suci koma hampir 2 minggu lamanya." lanjutnya dengan mata menerawang jauh ke depan. Lantas Ujang menghela nafas besar."Kami menghubungi Bapak bukan bermaksud untuk mengusir Neng Suci dari rumah ataupun keberatan mengurusnya yang dalam kondisi demikian, Pak. Tapi jujur, saya dan Emak sangat berharap Neng Suci bisa mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit supaya bisa kembali sembuh seperti semula." ucapnya sangat tulus dari hati.Bara dan Kanaya saling beradu pandang, terlihat jelas sorot iba dari mata Kanaya sedangkan Bara biasa saja."Apa kami boleh melihatnya, Kang?" mohon Kanaya."Ten

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Telepon dari Ujang

    Sore ini, Bara dan Kanaya menghabiskan waktu bersama dengan Sofia di sebuah taman dekat tempat tinggalnya. Mereka bercanda dan tertawa, bermain kejar-kejaran dan gelembung membuat Sofia tertawa lepas. Siapapun yang melihatnya pasti akan mengira mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia.Setelah lelah bermain, Kanaya mengajak Sofia membeli aneka jajanan yang dijajakan di pinggir taman. "Yank, gimana kalau pernikahan kita di percepat?" ujar Bara saat Kanaya kembali menghenyakkan tubuhnya di samping Bara."Sayang, kan kita udah bahas ini waktu itu!" jawab Kanaya sembari menoleh ke arahnya."2 bulan itu bukan waktu yang lama, Yank. Kita juga perlu mempersiapkan banyak hal, kan? Belum inilah, itulah dan perintilan-perintilan lainnya." jelas Kanaya lagi.Setelah semua keadaan yang menguras pikiran dan emosi selesai, mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan impian mereka 2 bulan lagi. Bahkan, lamaran sekaligus pertunangan mereka berlangsung 2 minggu yang lalu di sebuah hotel mew

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Keberadaan Suci

    Peliknya persidangan yang digelar di pengadilan negeri membuat Kanaya meradang. Emosinya meluap mendengar segala kebenaran yang akhirnya terungkap satu persatu. Tak kalah meradang dengan sang putri, Rinjani pun demikian emosi dibuatnya. Kebenaran akan kematian Ayahnyalah yang paling menguras emosinya. Ratna, Aryo dan Dewa mendapat tuntutan pasal berlapis dan sudah dapat dipastikan hukuman yang akan mereka terima tak sebentar. Ratna menangis meraung akan tuntutan hukum yang menjeratnya. Sedangkan Aryo dan Dewa hanya mampu menunduk dalam.Beberapa orang lagi yang terlibat dalam kasus Ratna dan Dewa telah dijatuhi hukuman 2 tahun penjara karena sudah menikmati hasil kecurangan Dewa dari purusahaan ANGKASAJAYA. Wartini dengan cepat meminta pengacaranya untuk menuntut hukuman mati untuk ketiga tersangka utama itu. Namun, Rinjani justru meminta hukuman seumur hidup.Alasannya terlalu enak jika mereka langsung mati tanpa merasakan penderitaan lebih dulu. Jika hukuman seumur hidup, itu art

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   pov Kanaya

    Hening menyelimuti perjalanan kami menuju rumahku. Ya, untuk sementara waktu kami akan tinggal sementara di rumah yang selama ini aku tempati sampai rumah Mama selesai direnovasi. Bukan renovasi total, hanya renovasi di beberapa bagian dan sedikit merubah desain interiornya saja. Juga mengganti warna cat dan mengganti perabotan di dalamnya, untuk menghilangkan jejak Ratna dan Aryo di sana.Tak sampai 30 menit kami sudah sampai di rumah sederhana ini. Rumah ini 10x lebih kecil di banding rumah Mama, tapi sangat nyaman buatku. Karena rumah ini adalah hasil jerih payahku sendiri, murni tanpa bantuan dari siapapun termasuk Bik Rum."Yuk, Ma!" Ajakku lantas bergegas membuka pintu mobil dan segera turun. Tak lama terdengar dentuman pintu mobil dari arah belakang dan kemudi.Segera aku melangkah membuka pintu rumah yang sudah 3 hari ini aku tinggalkan. "Maaf, ya, Ma, rumahnya kecil," ungkapku setelah kami masuk ke dalam. Mama menatapku dengan pandangan yang, entahlah."Mama bangga padamu, N

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Suci lagi

    "Mau apa lagi?" hardik Kanaya dengan bersedekap dada menatap Suci yang membelakanginya.Suci berbalik dan mendapati Kanaya dengan raut wajah tak bersahabat."Nay, aku mohon kembalikan Sofia!" pintanya memelas. Kanaya sedikit tertegun dengan perubahan Suci padanya. Biasanya dia akan datang dengan marah-marah ataupun mengamuk kesetanan, kini ia datang dengan tatapan permohonan bahkan matanya berkaca-kaca."Sofia ada sama Bara, bukan padaku. Kenapa kau minta padaku?" ucap Kanaya membuang pandangannya ke arah lain, ia tak mau luluh dengan wajah memelas yang Suci tunjukkan."Nay, aku mohon! Bujuk Bara supaya mengembalikan Sofia padaku! Hanya dia yang aku punya sekarang, Nay," pintanya lagi bahkan kini air mata telah luruh di kedua pipinya. Kanaya bergeming, satu sisi hatinya iba melihat Suci yang demikian. Ia merasa bersalah telah memisahkan Sofia darinya, biar bagaimanapun Sofia memanglah hak Suci. Tapi ia ragu bahwa dia akan memperlakukan Sofia dengan baik, karena selama ini ia bahkan

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   KANAYA INDAH SUTEDJA

    Hari ini kantor pusat PURAJAYA mengadakan acara penyambutan untuk pemimpin baru mereka yaitu Kanaya. Semua sudah dipersiapkan oleh Satria Abimanyu, atau yang lebih akrab dipanggil Bima yang merupakan CEO dari PURAJAYA selama ini.Kanaya tiba di kantor dengan didampingi Arkan juga Rinjani. Kedatangan mereka disambut hangat oleh seluruh staf dan jajaran yang dengan setia bekerja untuk kemajuan perusahaan.Beberapa di antara ratusan orang di perusahaan itu, terlihat salah tingkah kala bertemu Kanaya. Pasalnya merekalah yang sempat meragukan jati diri Kanaya dan memihak pada Aryo Wijaya."Selamat datang kembali, Bu Rinjani!" Sambut Bima begitu Rinjani dan kedua anaknya melewati karpet merah penyambutannya dan berjalan menuju podium yang sudah disiapkan."Terimakasih, Pak Bima! Terimakasih sudah setia dengan kami selama ini," ucap Rinjani tulus dan dibalas senyum hangat CEO kepercayaan Aryo Wijaya itu. Namun nyatanya, dedikasi dan loyalitasnya untuk perusahaan tidak bisa diragukan lagi.Ri

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Kalah telak

    "Kau, sudah tahu dari lama?" Gumam Ratna tak percaya."Benar! Sejak di bangku SMA aku sudah tahu jika kau bukan Ibuku!" Jawabnya mantap dengan mata memerah menatap tajam Ratna yang kian ciut nyali."Kalian manusia serakah tapi bodoh! Dan saatnya kalian menerima balasan dari apa yang sudah kalian lakukan terhadap Kakakku dan Mamaku. Juga terhadap Kakek dan Om Satya serta Pak Marko." Desisnya masih menatap tajam ketiga orang paruh baya yang menyedihkan kondisinya."Kalian belum melupakan pengakuan yang keluar dari mulut kalian sendiri tentang ketiga orang itu, bukan?" Ejek Arkan dengan senyum kemenangan di bibirnya.Aryo, Ratna dan juga Dewa semakin tak berkutik. Pasalnya, setiap kejadian apapun mereka membicarakannya di hadapan Arkan. Tanpa mereka sadari hal itulah yang kini jadi boomerang bagi mereka sendiri.Tak lama masuklah segerombol polisi yang sudah Arkan siapkan dan segera meringkus mereka. Ratna menjerit dan meraung hingga suaranya memenuhi ruangan."Arkan, jangan perlakukan M

  • KANAYA (ANTARA AKU, KAMU DAN SUAMIMU)   Terkuak

    "Rin-jani!" Aryo diam mematung di tempatnya dengan wajah pucat pasi. Pandangan matanya tak beralih sedikitpun dari wanita yang ia nikahi 35 tahun yang lalu. Wanita yang sampai hari ini masih sah sebagai istrinya secara hukum negara. Rinjani menatap nyalang Aryo Wijaya. Ia bangkit berdiri dan melangkah pelan mendekati Aryo Wijaya."Bagaimana kabarmu, suamiku?" Tanyannya dengan senyum mengejek."Ka-kamu-" gagapnya dengan memindai Rinjani dari atas hingga bawah."Kau tentu tak menyangka, bukan? Aku bisa menginjakkan kaki lagi di rumah ini? Rumah peninggalan orang tuaku, rumah sedari aku kecil." Ucapnya menatap tajam Aryo. Aryo meneguk ludah susah payah. Gemetar tubuhnya kian jelas terlihat."Selamat datang, kalian para pengkhianat!" Ujarnya dengan suara lantang. Lantas ia kembali berdiri di samping Kanaya juga Bara. Aryo mematung di tempat, seolah tak mampu menggerakkan kakinya sedikitpun. Detik berikutnya ia tersadar, ia menghampiri Rinjani dan berlutut di kakinya."Jani, maafkan ak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status