Share

Bab 9

Author: Lara Aksara
last update Last Updated: 2025-02-21 05:05:36

Satu bulan sudah Senja tinggal di apartemen pribadinya. Hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan saja. Jika sedang berada di Mariska Couture, Senja menjadi pribadi yang berbeda saat ia sendirian di apartemennya.

Senja mampu menutupi luka hati jika berada di kantor. Segunung pekerjaan, puluhan design istimewa yang membutuhkan konsentrasi tinggi, mampu membuatnya melupakan kemelut rumah tangga.

Tetapi ketika sendirian di apartemen, Senja kembali menjadi wanita yang terpuruk karena pengkhiatan keji sang suami. Ini sedikit menyiksa, membuat Senja kehilangan berat badan karenanya.

Hari ini, ia ada janji temu dengan Pramita Prameswari, salah satu pengacara senior Pandecta Law yang terkenal mampu mengurus kasus perceraian seperti yang dialami oleh Senja. Gugatan cerai Senja memang telah didaftarkan dan menjadi tanggung jawab Mita.

“Bu Senja, Ibu Mita dari Pandecta Law sudah datang,” kata Astrimei.

“Suruh masuk, Mei.”

Wanita muda nan ayu itu mengangguk sambil tersenyum, membuka pintu ruangan kerja pribadi Senja lebih lebar untuk mempersilakan seorang pengacara wanita berwajah lembut dengan rambut sebahu.

“Selamat siang, Ibu Senja,” sapa Mita.

“Duduk, Mit. Kuharap kamu membawa berita bagus?” tanyanya sambil mendahului duduk di sofa. Sikap tegas Senja membuat Astrimei dengan segera menutup pintu rapat-rapat agar kedua wanita di dalamnya mendapatkan privasi.

“Tidak seru kalau biasa-biasa saja, Bu Senja. Pukulan harus memiliki ayunan yang kuat agar efeknya dramatis,” kata Mita sambil tersenyum manis.

“Hm.” Senja menatapnya, bersiap dengan segala kemungkinan terburuk.

Mita mulai mengeluarkan dokumen-dokumen sebelum menjelaskan duduk persoalan kepada Senja.

“Pak Denta menganggap Mariska Couture sebagai salah satu harta gono gini yang harus dibagi dengan adil.” Pengacara wanita Pandecta Law itu memulai narasinya. Ia menunjukkan dokumen yang berkompeten atas statement barusan.

“Aku tahu. Mariska Couture, meski kubesarkan dengan dua tanganku sendiri. Tetapi Denta ada di balik keberadaannya. Dia yang memberikan modal awal ketika aku masih kuliah di Paris dulu. Meski aku sudah mengembalikan modal tersebut, tetap saja. Jasanya ada di sini. Itu juga sebabnya aku yang memberikan saham sebesar 25% untuknya, Mit.”

Kalimat Senja membuat Mita mengangguk paham.

“Lalu apa yang diminta olehnya sekarang?” tanya Senja lebih lanjut, menutupi rasa sebal dengan menyelipkan sisi rambut sebelah kiri ke belakang telinga lalu menunduk untuk memeriksa dokumen Mita.

“Beliau meminta agar saham kalian berdua disatukan kemudian dibagi rata. Dengan demikian, masing-masing dari kalian akan memegang saham sebesar 38%,” jawab Mita. Senja segera meringis.

“Tidak baik untukku, bukan?” katanya dengan tatapan khawatir.

“Sama sekali tidak baik. Ibu Senja bisa kehilangan kekuasaan,” jawab Mita ceria, mengabaikan wajah khawatir Senja. “Apalagi Pak Denta sepertinya memiliki rencana sendiri. Saya tidak sengaja mendengar pembicaraannya dengan Ibu Citra. Sesuatu tentang Mariska Couture akan menjadi Citra Musk?”

“Sialan!” maki Senja dengan tangan mengusap rambutnya gusar. 

“Ada gunanya juga ruang konferensi Pandecta Law memiliki CCTV,” ujar Mita geli, membocorkan pada Senja bahwasanya dia tahu rencana licik Denta dari pantauan CCTV di firmanya.

“Memberikanmu informasi berguna, bukan?” cetus Senja.

“Begitulah. Anyway, Ibu Senja tentu tahu harus berbuat apa agar Mariska Couture tetap berada di bawah kepemimpinan Ibu, bukan?” tanya Mita manis. 

“Tidak mudah,” keluh Senja. Kemudian dia diam karena terdengar ketukan sopan di pintu lalu Astrimei masuk sambil membawa dua teh hangat untuk Senja dan tamunya.

“Saya yakin Astrimei tentu mau membantu Ibu Senja, kan?” Mita menatap penuh arti ke arah sekretaris baru Senja. Sementara direktur utama sekaligus designer utama Mariska Couture itu menatap penasaran ke arah sekretaris barunya.

“Perihal apa, Bu Mita?” tanya Astrimei sopan. Mita melirik ke arah Senja yang bersandar santai ke sofa. Wanita empat puluh tahun itu menggerakkan kepala sedikit, tanda ia percaya pada pengacaranya.

Dengan cepat, Mita menjelaskan duduk masalah yang baru saja ia bahas pada Senja. “Menurutmu, tindakan apa yang bisa dilakukan Ibu Senja untuk menyelamatkan Mariska Couture?”

Senja dan Mita menatap intens pada Astrimei yang berdiri usai meletakkan hidangan. Astrimei menghela napas kemudian menatap dua wanita bersahaja di hadapannya secara bergantian.

“Saya baru satu bulan di sini. Namun, saya tahu, Mariska Couture kental dengan jiwa Ibu Senja di dalamnya. Mariska Couture adalah Senja Mariska. Jika Pak Denta berusaha merebut perusahaan ini, saya yakin beliau tidak berkompeten menjalankannya. Dan itu akan memicu kekhawatiran pada pemegang saham yang lain,” jawab Astrimei.

Ia menjeda jawabannya sesaat lalu melanjutkan, “Ibu Senja bisa meyakinkan para pemegang saham agar berpihak padanya. Membangun hubungan yang lebih solid lalu menyatukan suara agar Mariska Couture tetap dibawah Ibu Senja demi keberlangsungan keuntungan di masa depan.”

Mita tersenyum manis, “Apakah kamu lupa? Ada Nana Citra di belakang Denta Prayudha. Nana Citra, mantan tangan kanan Ibu Senja. Dia juga bisa menjalankan bisnis ini sama baiknya dengan Ibu Senja sendiri karena kerjasama yang erat antara mereka berdua selama bertahun-tahun. Jika Nana Citra dan Denta Prayudha bergerak bersama, pemegang saham akan terpecah. Sebagian mungkin berada di pihak Ibu Senja. Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga ada yang menyeberang ke pihak Denta Prayudha.”

“Jika begitu. Tidak ada jalan lain.” Astrimei sedikit membungkuk untuk mohon ijin. Ia keluar dari ruangan kerja Senja, membuat wanita itu menatap heran pada punggungnya yang mendadak lenyap.

“Mau ngapain dia?” tanya Senja ke arah Mita yang hanya mengedipkan mata dengan lucu.

Astrimei kembali dengan membawa laptopnya, menghadapkan layarnya pada Mita dan Senja. “Awal saya masuk kemari, saya diharuskan mempelajari profil perusahaan. Dan ini yang saya dapatkan.”

Astrimei menunjukkan dokumen pendirian perusahaan, laporan keuangan awal, dan bukti transaksi yang menunjukkan Senja telah mengembalikan modal awal kepada Denta Prayudha. Tahunnya menunjukkan pengembalian tersebut dilakukan sebelum mereka menikah.

“Apakah itu akan berguna, Mit?” tanya Senja. Mita tersenyum manis.

"Oya! Dengan bukti ini, saya yang akan maju dan menunjukkan jika Mariska Couture menjadi besar bukan atas campur tangan Denta Prayudha. Itu akan mengugurkan aset ini sebagai harta gono gini. Terima kasih, Astrimei.”

“Sama-sama, Ibu Mita. Senang bisa membantu Ibu Senja.”

**

Di sisi lain kota.

Denta duduk dengan tubuh bersandar di kursi kulit mahal yang menghiasi ruang rapat di kantor hukum langganannya. Di seberangnya, seorang pria berusia sekitar 50-an dengan jas hitam rapi sedang memeriksa dokumen tebal di tangannya. 

Mata pria itu, pengacara senior bernama Hardi Santoso, tajam dan penuh pengalaman. Seperti halnya Mita Prameswari, Hardi Santoso juga dikenal tak pernah kalah dalam sidang perceraian, terutama ketika menyangkut pembagian harta gono-gini. 

“Jadi, Mas Denta,” kata Hardi, sambil membuka halaman berikutnya dari dokumen yang ia pegang. “Senja Mariska mengklaim bahwa 51% saham Mariska Couture itu miliknya sepenuhnya, dan bukan bagian dari harta bersama. Apa yang Anda tahu tentang itu?”

Denta menghela napas berat, merasa sedikit tersudut. “Memang benar dia mendirikan perusahaan itu sebelum kami menikah. Tapi saya ikut berkontribusi dalam perkembangannya. Itu tidak bisa diabaikan.”

Hardi mengangguk kecil, matanya tetap tertuju pada dokumen. “Kontribusi seperti apa yang Anda maksud? Dana? Jaringan? Atau hanya sekadar nama besar Anda yang memperkuat reputasi perusahaan?”

“Semuanya,” jawab Denta dengan nada tegas, meski dalam hatinya ia tahu itu sedikit berlebihan. “Saya mengenalkan dia ke banyak investor. Saya juga memberi modal awal untuk membantu operasionalnya. Kalau bukan karena saya, perusahaan itu tidak akan sebesar sekarang.”

Hardi meletakkan dokumen itu di atas meja dan menatap Denta. “Anda harus memastikan semua klaim ini didukung bukti konkret. Kalau tidak, pengadilan akan condong ke pihak Senja. Apalagi kalau dia bisa menunjukkan bahwa modal awal telah dikembalikan sebelum kalian menikah.”

Denta menggertakkan giginya, merasa frustrasi. “Dia mau menggunakan alasan itu untuk mempertahankan Mariska Couture? Saya tidak mau tahu. Saya juga punya hak di sana.” 

Hardi mengangkat satu alis. “Tentu saja, dan itulah tugas saya untuk membuktikannya. Tapi kita harus bersiap. Senja telah menyewa Mita Prameswari sebagai pengacaranya. Wanita itu sangat tangguh.”

Denta mengepalkan tangannya. Nama Mita sudah lama ia dengar, seorang pengacara yang dikenal berani dan tidak kenal takut, terutama ketika membela hak-hak wanita dalam perceraian.

“Masalahnya,” lanjut Hardi, “Senja memiliki dokumen pendirian perusahaan, laporan keuangan awal, dan bahkan bukti transaksi pengembalian modal sebelum menikah dengan Anda. Bukti-bukti itu cukup kuat untuk mendukung klaimnya.”

“Lalu apa yang bisa kita lakukan?” desak Denta. “Saya mau Mariska Couture dipindahtangankan kepada Nana Citra, calon istri saya. Dia lebih berhak karena memberi saya keturunan!”

Hardi tersenyum kecil, seolah telah mempersiapkan segalanya. “Kita akan menyerang dari sisi perkembangan perusahaan selama masa pernikahan. Jika kita bisa membuktikan bahwa pertumbuhan Mariska Couture terjadi berkat kontribusi Anda, baik finansial, strategis, atau bahkan koneksi, maka kita bisa mengklaim bahwa hasil pengembangannya adalah bagian dari harta bersama. Itu artinya Mariska Couture masuk dalam daftar harta gono gini.”

Denta mulai merasa lega. “Apa itu cukup?”

“Tidak mudah, tapi mungkin,” jawab Hardi. “Kita harus menunjukkan bahwa kontribusi Anda berpengaruh langsung terhadap keberhasilan perusahaan. Misalnya, transaksi bisnis yang terjadi karena jaringan Anda, atau pembelian properti perusahaan yang menggunakan dana gabungan dari rekening pernikahan kalian.”

“Bagaimana kalau dia membantah semua itu?” tanya Denta.

Hardi menyeringai. “Senja bisa membantah, tapi dia tidak bisa menghapus bukti. Kita hanya perlu menggali lebih dalam, menemukan celah dalam klaimnya. Misalnya, apakah ada bukti bahwa sebagian keuntungan perusahaan digunakan untuk kepentingan rumah tangga kalian? Kalau ada, itu bisa menjadi senjata kita.”

Denta mengangguk, merasa lebih percaya diri. “Saya akan memberikan semua data yang Anda butuhkan. 

Hardi mengambil pena dan mencatat sesuatu di buku catatannya. “Satu hal lagi, Mas Denta. Jangan remehkan Mita. Dia bukan hanya wanita cerdas, tapi juga sangat strategis. Kalau Anda lengah, dia akan membantu Senja menghancurkan Anda tanpa ampun.”

“Dia tidak akan bisa menghancurkan saya,” jawab Denta dengan nada dingin. “Anda saya bayar untuk menggagalkan rencana mereka.”

Hardi tersenyum tipis, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Ia tahu, pertempuran ini akan jauh lebih rumit daripada yang Denta bayangkan.

Related chapters

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 10

    Mita memijit pelipisnya. Ia sedang berada di ruangan kerja saat ponselnya bergetar memberitahukan notifikasi dari Mita. Kabar tentang sidang ketujuh yang baru saja digelar, menyisakan kalut ke pikiran Senja. [Pak Haris dan Denta berhasil menunjukkan bukti bahwa dirinya ikut berkontribusi membesarkan Mariska Couture] pesan yang ditulis Mita. Senja menggulir layar untuk membuka lampiran yang disertakan Mita. Data tentang beberapa proyek Mariska Couture yang berhasil disertai bukti jelas jika itu adalah campur tangan Denta. Beberapa proyek rumah mode ini memang hasil saran Denta Prayudha. Tetapi hanya sebatas itu. Selanjutnya, Senja dan anak buahnya yang bekerja sendiri untuk mendapat kepercayaan pelanggan. [Dan majelis hakim menerima?] tuntut Senja tak sudi mengalah. [Ya. Karena bukti yang dilampirkan bukan hanya niatan. Tapi jelas tertulis dan tercetak] Mita membalas sekaligus memberikan tangkap layar sebuah berita beberapa tahun silam ketika pembukaan cabang Mariska Couture yan

    Last Updated : 2025-02-22
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 1

    "Aku pulang, Mas," ujar Senja yang melangkah masuk sambil meletakkan kunci mobil secara sembarangan ke tatakan kayu bulat. Ia terpaksa begitu karena tangannya sibuk dengan Red Velvet Nougat serta mengempit botol sampanye. Namun, tidak ada jawaban. Senja mengerutkan kening. Biasanya Denta langsung menyambutnya, entah dari ruang tengah atau dapur. Tapi kali ini, rumah terasa terlalu sepi. Ia melangkah perlahan. Apa karena ia pulang lebih cepat padahal sudah ijin datang terlambat karena rapat dengan kolega? Mungkin Denta tidak menyambutnya karena itu. Senja menggeleng sambil tersenyum geli, ia melangkah masuk meninggalkan area foyer rumahnya. "Kenapa aroma lavender di sini aneh sekali?" Senja menuju ke ruang tengah. Ia mencium aroma yang tak biasa. Denta tak pernah menyukai lavender, apalagi membakar lilin seperti itu. Ia meletakkan tart dan sampanye di meja ruang tengah. Matanya menangkap sesuatu di sofa, jas milik Denta. Namun yang lebih menarik perhatian Senja adalah gaun sati

    Last Updated : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 2

    Reinaldo membawa Senja ke sebuah hotel berbintang lima dan mengajaknya masuk ke dalam griya tawang yang biasa ia sewa. Begitu mereka di dalam ruangan, Senja yang lupa diri dan terbawa emosi, mengalungkan kedua tangannya ke leher Reinaldo lalu memburu bibir pria itu. Reinaldo menangkap pinggang ramping Senja lalu memeluknya. Ia perlu melakukan itu karena Senja tidak bisa berdiri dengan tegak. “Whoopsie, kenapa lantainya jadi jelly,” kata Senja geli. Ia masih memeluk leher Reinaldo. Sepenuhnya bergayut pada pria itu. Reinaldo yang memiliki tinggi 188cm, dengan mudah membawa Senja yang menempel padanya dengan ujung kaki menyeret lantai. “Jangan bilang Madam belum pernah mabuk?” tanyanya dengan ketenangan yang patut diacungi jempol. Senja terkikik, “Ini mabok? Semua jadi goyang-goyang.” “Aku juga?” tanya Reinaldo. Senja menatapnya dengan mata sayu. Satu lengan mengait leher pria itu sementara tangan yang lain mengelus rahangnya. “Kamu tetep kliatan tampan, Pak Rei.” Alis Reinal

    Last Updated : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 3

    Senja tak mampu menolak tawaran yang dipaksakan Reinaldo padanya. Akhirnya, ia diantar pria itu kembali ke area parkir Opulence Bar untuk mengambil mobilnya. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Senja lebih banyak berdiam diri. Ia mengalihkan perhatian dengan memeriksa ponselnya. Senja mengabaikan semua notifikasi pesan maupun panggilan dari Denta. Denta Prayudha, menjadi suami selama 10 tahun. Pria yang ia pikir adalah tempat berlindung paling aman. Bukan hanya itu, mereka telah menjalin hubungan semenjak dirinya berusia 23 tahun. Ia tidak mengira, satu-satunya pria dalam hidupnya sanggup mengkhianatinya, tak lain dan tak bukan dengan sahabatnya sendiri. Sejak kapan? Perempuan laknat itu bahkan telah mengandung hasil kebejatan mereka berdua. Ia merasa dibodohi begitu saja. Matanya telah buta oleh cinta, ataukah otaknya terlalu dipenuhi bisnis hingga melupakan keadaan rumah tangganya yang telah berbalik arah? Lalu Citra ... sahabat sekaligus tangan kanannya, yang selama ini ia

    Last Updated : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 4

    Denta yang berada di kantornya, memijat pelipis saat mendengar aduan Citra melalui sambungan telepon. “Ya, nanti aku akan bicara pada Senja.” Sejujurnya, Denta tidak mengira Senja berani mengambil tindakan se-frontal ini. Ia mengira Senja akan menghindar sejenak kemudian kembali padanya dengan membawa segala syarat. Mungkin, salah satunya mengijinkan ia menikahi Citra secara siri hanya sampai dengan kelahiran anaknya. Lalu menyuruhnya berpisah. Tetapi, Senja malah melakukan hal lain di luar dugaan Denta. Ia benar-benar harus membereskan masalah yang telah telanjur timbul ke permukaan. Denta bersiap untuk makan siang di luar. Ia berencana menemui Senja. “Aku ikut!” pekik Citra saat Denta mengatakan rencananya. “Tck, nanti malah bikin runyam suasana,” tegur Denta. “Pokoknya aku mau ikut!” “Nurut kenapa?!” Denta nyaris menggebrak meja pada kebebalan Citra. Untung ia berhasil menguasai diri, mengingat kalau wanita ini sedang mengandung anaknya. “Kalau kamu ikut, Senja tidak bisa be

    Last Updated : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 5

    Senja tersenyum samar. Sungguh kebetulan Denta melihatnya bersama Arion Sylvano, salah satu designer muda yang baru bergabung dengan Mariska Couture. Tentu saja Denta belum mengenalnya. Itu cukup memuaskan Mariska ketika melihat wajah gelap Denta saat ia berjalan bersama dengan Arion, anak buahnya yang baru itu memang akan mengajaknya makan siang bersama untuk membahas design terbaru mereka yang akan dibawa ke Paris Fashion Week. Pukulan yang tak sengaja dilayangkan Senja dengan memanfaatkan Arion terlihat cukup keras. Mana ia peduli jikalau nantinya Denta bakalan tahu juga dari Nana Citra perihal siapa sejatinya Arion Sylvano. Yang penting, ia sempat menyakiti hati Denta! Ia melihat bagaimana wajah Denta tadi mendadak mengeras. Rahangnya mengatup rapat dan matanya tajam menyorot mereka berdua. ‘Haha, dia terlihat sangat tidak suka,’ pikir Senja. Ia sangat menikmati itu. Biar Denta tahu rasanya. Bagaimana rasanya melihat oarng yang dulu kau miliki, berjalan menjauh sambil tertawa

    Last Updated : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 6

    Senja duduk di balik meja kerjanya, jari-jarinya mengetuk ringan permukaan meja. Ia sedang memeriksa berbagai design yang sedang in saat ini. Pikirannya sambil mengembara, dipenuhi dengan berbagai hal. Bukan tentang Denta, tentu saja tidak. Melainkan tentang koleksi terbaru mereka yang akan dipamerkan di Paris Fashion Week. Idenya agar Arion memakai pakaian adat yang dimodifikasi menjadi busana modern sungguh membuatnya tak sabar untuk melihat hasil kerja anak muda berbakat itu Namun, pikirannya kembali terusik saat ia mengingat Reinaldo. Segera ia merasa galau. Senja sungguh menyesal telah melakukan hal di luar batas, meski itu akibat dari pengaruh alkohol. “Terus gimana sekarang,” gumamnya pelan seraya memijit keningnya sendiri. “Madam.” Senja menoleh, melihat Rebecca masuk dengan ekspresi serius. “Ada yang ingin saya bicarakan.” “Hmm?” Rebecca meletakkan sebuah map di atas meja, “Surat PHK untuk Nana Citra sudah diterbitkan. Kita tidak berkewajiban membayar pesangon kare

    Last Updated : 2025-02-18
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 7

    Pagi hari sebagai wanita single ... well, calon wanita single. Senja masih dalam proses menggugat cerai. Begitu saja, Senja sudah merasakan kebebasan yang melegakan. Walau bangun sendirian dia atas tempat tidur selama dua puluh tahun terakhir bangun di sisi seorang pria, tidak membuat Senja merasa kesepian. Ia dapat memulai harinya dengan santai dan hanya fokus pada dirinya sendiri. Mandi berendam selama dia mau, tidak perlu pusing memikirkan menu sarapan untuk orang lain. Pun repot menyiapkannya. Ia hanya perlu menyiapkan untuk dirinya sendiri. Senja tersenyum saat menikmati sandwich dan omelet buatannya sendiri dengan ditemani secangkir kopi yang masih mengepul. Di tangan kirinya, sebuah tablet tampak menunjukkan berita terkini yang disediakan oleh portal online. Mendadak, keningnya berkerut. Sebuah notifikasi pesan masuk. Dari Astrimei, sekretarisnya yang baru, pengganti jalang Nana Citra. Senja melirik jam di sudut tablet. “Jam berapa ini? Belum mulai jam kerja dan dia suda

    Last Updated : 2025-02-19

Latest chapter

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 10

    Mita memijit pelipisnya. Ia sedang berada di ruangan kerja saat ponselnya bergetar memberitahukan notifikasi dari Mita. Kabar tentang sidang ketujuh yang baru saja digelar, menyisakan kalut ke pikiran Senja. [Pak Haris dan Denta berhasil menunjukkan bukti bahwa dirinya ikut berkontribusi membesarkan Mariska Couture] pesan yang ditulis Mita. Senja menggulir layar untuk membuka lampiran yang disertakan Mita. Data tentang beberapa proyek Mariska Couture yang berhasil disertai bukti jelas jika itu adalah campur tangan Denta. Beberapa proyek rumah mode ini memang hasil saran Denta Prayudha. Tetapi hanya sebatas itu. Selanjutnya, Senja dan anak buahnya yang bekerja sendiri untuk mendapat kepercayaan pelanggan. [Dan majelis hakim menerima?] tuntut Senja tak sudi mengalah. [Ya. Karena bukti yang dilampirkan bukan hanya niatan. Tapi jelas tertulis dan tercetak] Mita membalas sekaligus memberikan tangkap layar sebuah berita beberapa tahun silam ketika pembukaan cabang Mariska Couture yan

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 9

    Satu bulan sudah Senja tinggal di apartemen pribadinya. Hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan saja. Jika sedang berada di Mariska Couture, Senja menjadi pribadi yang berbeda saat ia sendirian di apartemennya. Senja mampu menutupi luka hati jika berada di kantor. Segunung pekerjaan, puluhan design istimewa yang membutuhkan konsentrasi tinggi, mampu membuatnya melupakan kemelut rumah tangga. Tetapi ketika sendirian di apartemen, Senja kembali menjadi wanita yang terpuruk karena pengkhiatan keji sang suami. Ini sedikit menyiksa, membuat Senja kehilangan berat badan karenanya. Hari ini, ia ada janji temu dengan Pramita Prameswari, salah satu pengacara senior Pandecta Law yang terkenal mampu mengurus kasus perceraian seperti yang dialami oleh Senja. Gugatan cerai Senja memang telah didaftarkan dan menjadi tanggung jawab Mita. “Bu Senja, Ibu Mita dari Pandecta Law sudah datang,” kata Astrimei. “Suruh masuk, Mei.” Wanita muda nan ayu itu mengangguk sambil tersenyum, membuka pintu ru

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 8

    Lampu-lampu kristal bergemerlapan di aula utama Maheswari Manor, tempat acara gala fashion diadakan. Para tamu yang hadir adalah tokoh-tokoh berpengaruh di dunia bisnis dan industri mode. Denta berada di sini sebagai salah satu pebisnis sukses yang diundang sejatinya karena kekuatan finansialnya. Ia diharapkan akan menyumbang dalam jumlah besar malam ini karena membutuhkan untuk pemulihan nama baik perusahaannya. Medika Inovasi Nusantara, perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang produksi dan distribusi alat kesehatan. Sering kali diterpa rumor buruk tentang penyelenggaraan usahanya. Itu sebabnya Denta perlu menciptakan citra bagus untuk perusahaannya.Dari kejauhan, mata Denta menangkap sosok Senja. Seketika, napasnya tercekat. Ini pertama kalinya ia melihat istrinya setelah malam dia tertangkap basah, berminggu-minggu lalu. Bukan hanya kehadiran Senja yang mengejutkan, tapi bagaimana dia tampak jauh lebih berani dan bebas dibandingkan saat masih bersamanya. Gaun biru tua i

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 7

    Pagi hari sebagai wanita single ... well, calon wanita single. Senja masih dalam proses menggugat cerai. Begitu saja, Senja sudah merasakan kebebasan yang melegakan. Walau bangun sendirian dia atas tempat tidur selama dua puluh tahun terakhir bangun di sisi seorang pria, tidak membuat Senja merasa kesepian. Ia dapat memulai harinya dengan santai dan hanya fokus pada dirinya sendiri. Mandi berendam selama dia mau, tidak perlu pusing memikirkan menu sarapan untuk orang lain. Pun repot menyiapkannya. Ia hanya perlu menyiapkan untuk dirinya sendiri. Senja tersenyum saat menikmati sandwich dan omelet buatannya sendiri dengan ditemani secangkir kopi yang masih mengepul. Di tangan kirinya, sebuah tablet tampak menunjukkan berita terkini yang disediakan oleh portal online. Mendadak, keningnya berkerut. Sebuah notifikasi pesan masuk. Dari Astrimei, sekretarisnya yang baru, pengganti jalang Nana Citra. Senja melirik jam di sudut tablet. “Jam berapa ini? Belum mulai jam kerja dan dia suda

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 6

    Senja duduk di balik meja kerjanya, jari-jarinya mengetuk ringan permukaan meja. Ia sedang memeriksa berbagai design yang sedang in saat ini. Pikirannya sambil mengembara, dipenuhi dengan berbagai hal. Bukan tentang Denta, tentu saja tidak. Melainkan tentang koleksi terbaru mereka yang akan dipamerkan di Paris Fashion Week. Idenya agar Arion memakai pakaian adat yang dimodifikasi menjadi busana modern sungguh membuatnya tak sabar untuk melihat hasil kerja anak muda berbakat itu Namun, pikirannya kembali terusik saat ia mengingat Reinaldo. Segera ia merasa galau. Senja sungguh menyesal telah melakukan hal di luar batas, meski itu akibat dari pengaruh alkohol. “Terus gimana sekarang,” gumamnya pelan seraya memijit keningnya sendiri. “Madam.” Senja menoleh, melihat Rebecca masuk dengan ekspresi serius. “Ada yang ingin saya bicarakan.” “Hmm?” Rebecca meletakkan sebuah map di atas meja, “Surat PHK untuk Nana Citra sudah diterbitkan. Kita tidak berkewajiban membayar pesangon kare

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 5

    Senja tersenyum samar. Sungguh kebetulan Denta melihatnya bersama Arion Sylvano, salah satu designer muda yang baru bergabung dengan Mariska Couture. Tentu saja Denta belum mengenalnya. Itu cukup memuaskan Mariska ketika melihat wajah gelap Denta saat ia berjalan bersama dengan Arion, anak buahnya yang baru itu memang akan mengajaknya makan siang bersama untuk membahas design terbaru mereka yang akan dibawa ke Paris Fashion Week. Pukulan yang tak sengaja dilayangkan Senja dengan memanfaatkan Arion terlihat cukup keras. Mana ia peduli jikalau nantinya Denta bakalan tahu juga dari Nana Citra perihal siapa sejatinya Arion Sylvano. Yang penting, ia sempat menyakiti hati Denta! Ia melihat bagaimana wajah Denta tadi mendadak mengeras. Rahangnya mengatup rapat dan matanya tajam menyorot mereka berdua. ‘Haha, dia terlihat sangat tidak suka,’ pikir Senja. Ia sangat menikmati itu. Biar Denta tahu rasanya. Bagaimana rasanya melihat oarng yang dulu kau miliki, berjalan menjauh sambil tertawa

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 4

    Denta yang berada di kantornya, memijat pelipis saat mendengar aduan Citra melalui sambungan telepon. “Ya, nanti aku akan bicara pada Senja.” Sejujurnya, Denta tidak mengira Senja berani mengambil tindakan se-frontal ini. Ia mengira Senja akan menghindar sejenak kemudian kembali padanya dengan membawa segala syarat. Mungkin, salah satunya mengijinkan ia menikahi Citra secara siri hanya sampai dengan kelahiran anaknya. Lalu menyuruhnya berpisah. Tetapi, Senja malah melakukan hal lain di luar dugaan Denta. Ia benar-benar harus membereskan masalah yang telah telanjur timbul ke permukaan. Denta bersiap untuk makan siang di luar. Ia berencana menemui Senja. “Aku ikut!” pekik Citra saat Denta mengatakan rencananya. “Tck, nanti malah bikin runyam suasana,” tegur Denta. “Pokoknya aku mau ikut!” “Nurut kenapa?!” Denta nyaris menggebrak meja pada kebebalan Citra. Untung ia berhasil menguasai diri, mengingat kalau wanita ini sedang mengandung anaknya. “Kalau kamu ikut, Senja tidak bisa be

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 3

    Senja tak mampu menolak tawaran yang dipaksakan Reinaldo padanya. Akhirnya, ia diantar pria itu kembali ke area parkir Opulence Bar untuk mengambil mobilnya. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Senja lebih banyak berdiam diri. Ia mengalihkan perhatian dengan memeriksa ponselnya. Senja mengabaikan semua notifikasi pesan maupun panggilan dari Denta. Denta Prayudha, menjadi suami selama 10 tahun. Pria yang ia pikir adalah tempat berlindung paling aman. Bukan hanya itu, mereka telah menjalin hubungan semenjak dirinya berusia 23 tahun. Ia tidak mengira, satu-satunya pria dalam hidupnya sanggup mengkhianatinya, tak lain dan tak bukan dengan sahabatnya sendiri. Sejak kapan? Perempuan laknat itu bahkan telah mengandung hasil kebejatan mereka berdua. Ia merasa dibodohi begitu saja. Matanya telah buta oleh cinta, ataukah otaknya terlalu dipenuhi bisnis hingga melupakan keadaan rumah tangganya yang telah berbalik arah? Lalu Citra ... sahabat sekaligus tangan kanannya, yang selama ini ia

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 2

    Reinaldo membawa Senja ke sebuah hotel berbintang lima dan mengajaknya masuk ke dalam griya tawang yang biasa ia sewa. Begitu mereka di dalam ruangan, Senja yang lupa diri dan terbawa emosi, mengalungkan kedua tangannya ke leher Reinaldo lalu memburu bibir pria itu. Reinaldo menangkap pinggang ramping Senja lalu memeluknya. Ia perlu melakukan itu karena Senja tidak bisa berdiri dengan tegak. “Whoopsie, kenapa lantainya jadi jelly,” kata Senja geli. Ia masih memeluk leher Reinaldo. Sepenuhnya bergayut pada pria itu. Reinaldo yang memiliki tinggi 188cm, dengan mudah membawa Senja yang menempel padanya dengan ujung kaki menyeret lantai. “Jangan bilang Madam belum pernah mabuk?” tanyanya dengan ketenangan yang patut diacungi jempol. Senja terkikik, “Ini mabok? Semua jadi goyang-goyang.” “Aku juga?” tanya Reinaldo. Senja menatapnya dengan mata sayu. Satu lengan mengait leher pria itu sementara tangan yang lain mengelus rahangnya. “Kamu tetep kliatan tampan, Pak Rei.” Alis Reinal

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status