Share

Bab 8

Penulis: Lara Aksara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 00:59:48

Lampu-lampu kristal bergemerlapan di aula utama Maheswari Manor, tempat acara gala fashion diadakan. Para tamu yang hadir adalah tokoh-tokoh berpengaruh di dunia bisnis dan industri mode.

Denta berada di sini sebagai salah satu pebisnis sukses yang diundang sejatinya karena kekuatan finansialnya. Ia diharapkan akan menyumbang dalam jumlah besar malam ini karena membutuhkan untuk pemulihan nama baik perusahaannya.

Medika Inovasi Nusantara, perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang produksi dan distribusi alat kesehatan. Sering kali diterpa rumor buruk tentang penyelenggaraan usahanya. Itu sebabnya Denta perlu menciptakan citra bagus untuk perusahaannya.

Dari kejauhan, mata Denta menangkap sosok Senja. Seketika, napasnya tercekat. Ini pertama kalinya ia melihat istrinya setelah malam dia tertangkap basah, berminggu-minggu lalu.

Bukan hanya kehadiran Senja yang mengejutkan, tapi bagaimana dia tampak jauh lebih berani dan bebas dibandingkan saat masih bersamanya.

Gaun biru tua itu membentuk siluet tubuh Senja dengan anggun. Ia memang tampak sedikit kurus, tetapi entah mengapa malah menambah pesonanya.

Rambutnya digerai tanpa ada satu helai pun yang tampak tak teratur, dan bibir merahnya melengkung dalam senyum yang bukan ditujukan untuknya. 

Denta mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. Dia tak menyangka masih memiliki rindu pada Senja, heran ada perasaan seberat ini.

Sementara itu, Senja melirik sekilas ke arahnya, tetapi tatapannya tak lebih dari sekadar pengakuan bahwa pria itu ada di ruangan yang sama dengannya. Tanpa satu pun emosi yang tersisa.

Denta baru akan melangkahkan kaki mendekati Senja ketika matanya menangkap gerakan lain. Sebagai pria, ia tahu bagaimana pria lain mencoba mendapatkan perhatian wanita cantik.

Denta mendengus kesal mengetahui ada pria yang lebih muda sedang mendekati wanita yang mengajukan gugatan cerai pada dirinya.

“Madam Senja,” Reinaldo menyapa dengan gestur maskulin. Mengenggam salah satu sisi jas di dada, lalu menganggukkan kepala sedikit ke arah Senja.

Terlihat menekankan kata ‘Madam’ yang Senja dapat mengerti maksudnya. Reinaldo berlaku profesional di sini.

Maka, Senja membalas dengan anggukan tak kalah anggun.

“Saya akan mendaftarkan kedatangan kita, Madam,” ujar Astrimei.

Dengan cepat sekretaris Senja itu melenyapkan diri. Astrimei berlagak profesional. Padahal aslinya, ia sengaja memberikan waktu berduaan saja pada Reinaldo dan Senja.

“Kamu juga diundang?” tanya Senja tanpa melihat pria di dekatnya. Ia tetap mengedarkan pandangan, berusaha mengenali para tamu yang memiliki nama luar biasa di dunia bisnis.

“Donatur utama malam ini,” jawab Reinaldo santai, sebelum melanjutkan, “Tapi aku datang bukan hanya untuk amal.”

Senja mengerutkan dahi, sekarang menoleh ke arah Reinaldo. Pria ini memiliki segalanya untuk menarik perhatian banyak orang di ruangan itu, tetapi dia memilih menghampiri dirinya.

"Di ruangan penuh orang begini, aku melihatmu kesepian. Bersinar, tapi sendirian. Seperti Merkurius di langit pagi yang mendung. Aku jadi ingin menemani,” kata Reinaldo manis.

Pelayan lewat membawa sebaki berisi gelas-gelas sampanye. Reinaldo mengambil dua gelas lalu memberikan pada Senja satu. Ia mengangkat gelas sampanye, membuat Senja otomatis melakukan hal yang sama.

Kedua gelas berdenting. mereka menyesap sampanye masih sambil memaku mata masing-masing.

“Well, aku tipe orang di balik layar. Kurang suka dengan sorotan-sorotan seperti ini. Hanya karena Ibu Alindra adalah orang berpengaruh. Sejatinya, aku lebih suka menyumbang tanpa harus hadir di sini.” Senja memilih untuk tetap bersikap formal.

“Hm. Tidak suka spotlight ternyata.” Reinaldo berkata sambil menatap ke pusat pesta, titik yang sama di mana Senja melayangkan pandangan.

“Sayangnya, semua perhatian menyorot kepadamu beberapa hari ini, bukan?” kata Reinaldo dengan tatapan penuh simpati. Senja balas menatap datar ke arahnya. Menilai pria yang berbicara santai di depannya.

“Rupanya kamu juga mengamati berita yang beredar di luaran,” ujarnya seraya kembali melemparkan pandangan ke arah lain.

“Bukan pengamat isu sebenarnya. Tetapi berita yang muncul sungguh menarik perhatian,” kata Reinaldo.

“Aku tahu. Wanita separuh baya yang menggugat cerai suaminya. Cukup laris di portal online, bukan?”

Reinaldo memiringkan kepalanya, wajahnya menatap penasaran ke arah Senja, “Paruh baya?”

Sekarang Senja yang menoleh ke arah Reinaldo. “Menurutmu?” Ia memutuskan untuk ikut bersikap santai. Pembawaan Reinaldo yang membuatnya begitu.

“Tiga puluh tahun. Paling jauh tiga puluh lima tahun. Itu belum paruh baya, Nja.” Pria ini memutuskan kembali ke komunikasi awal.

Senja mengeluarkan tawa pelan, menyesap sampanyenya lalu menatap Reinaldo, “Usiaku empat puluh tahun. Gimana, menyesal sudah pernah menghabiskan malam panas denganku?”

Senja seberani ini karena sekitarnya penuh dengan dengung suara berbincang dilatari oleh musik klasik yang terus bermain secara kontinyu.

“Jangan menuakan diri, Nona. Akan tiba saatnya menjadi empat puluh tahun, tetapi tidak sekarang,” kata Reinaldo meragukan kalimat Senja. Sekarang wanita itu benar-benar tertawa lebih panjang namun tetap anggun.

“Kamu ternyata tipe pria muda penggoda calon janda,” tuduh Senja langsung.

“Pria muda, akan menyenangkan. Sayangnya aku tidak semuda itu, Nja. 36 tahun sudah usiaku.” 

“Tidak menjawab pertanyaanku,” desis Senja mulai kehilangan minat. Ia bersandar pada pilar dan bersiap mengabaikan pria yang benar sesuai dugaannya, lebih muda.

“Hahaha, maaf mengecewakanmu. Tidak, aku bukan penggoda janda. aku mendekatimu karena merasa satu circle. Aku pun seorang duda.”

Senja melirik ke arahnya, “Bercerai?”

“Istriku meninggal dunia,” jawab Rei sambil tersenyum yang tampak sedih.

“Ouh, beda level ternyata,” sungut Senja kembali menatap ke arah lain. Terdengar tawa pelan Rei.

“Janda dan duda, ada levelnya ternyata?”

Senja mengangkat bahu, “Entahlah. Mana yang lebih sakit. Diselingkuhi atau ditinggal mati.”

“Tidak ada yang bisa dipilih, bukan?” tawa Rei terdengar menyenangkan. “Tetapi setidaknya saat kamu diselingkuhi, kamu bisa membalas dengan elegan. Ditinggal mati? Hanya bisa menerima,” lanjutnya kemudian.

“I’m so sorry for your lost.” Senja akhirnya kembali tegak lalu mengangguk penuh simpati kepada Rei.

“Lupakan. Sudah lama berlalu,” ujar Rei seraya melambaikan tangannya.

“Kalau begitu, aku permisi dulu.” Senja sudah bersiap melangkah ketika Rei kembali bersuara.

“Aku punya bukti tentang Denta dan wanita itu.”

Kalimat Reinaldo membuat Senja tertegun. Tangannya yang memegang gelas champagne sedikit gemetar.

“Maaf kalau aku terlalu lancang,” lanjut Reinaldo, “Tapi kamu tidak harus berjuang sendirian. Aku tahu rasanya dikhianati oleh orang yang kita percaya sepenuhnya.”

Senja mendongak, menatap pria itu dengan sorot mata yang mulai menyala. Ada sesuatu dalam nada suaranya, campuran antara empati dan kepastian, yang membuat Senja merasa ia sedang berbicara dengan seseorang yang benar-benar mengerti apa yang ia rasakan.

“Dan bagaimana kamu mengatasinya?” tanya Senja akhirnya, suaranya sedikit bergetar.

“Oh, aku tidak mengatasinya. Aku membalas,” jawab Reinaldo dingin, sambil mengangkat gelasnya.

Mulut Senja membuka, tetapi dengan segera ia tutup lagi. Tadi baru saja ia akan keceplosan menanyakan bagaimana cara membalas. Jujur, seminggu belakangan ini Senja terdesak sangat. Denta dan pengacaranya terus menekan membuatnya stres berat. Padahal dia sedang fokus untuk menyiapkan uji kelayakan materi di Paris Fashion Week.

Tetapi, tidak di sini. Jangan sekarang!

“Senja.” Suara Denta menyapanya. Senja memejamkan mata dengan sebal.

Ya, tidak di sini dan jangan sekarang. Karena hal ini. Denta Prayudha ada di sini!  

Reinaldo tersenyum kecil melihat reaksi Denta. Ia sangat mengerti Senja tak ingin terlihat dekat dengannya selama proses perceraian berlangsung. Maka ia mengangguk ke arah Senja.

“Madam Senja, senang bertemu dengan Anda di sini. Kedepannya saya harap Mariska Couture dan United Talent Agency bisa bekerja sama lebih baik,” ucapnya kembali sopan dan formal.

“Saya menunggu kesempatan itu, Pak Rei.” Senja pun melakukan akting yang sama.

Reinaldo berlalu dari hadapan Senja dan Denta. Wanita 40 tahun itupun bersiap pergi untuk mencari Astrimei ketika Denta menangkap pergelangan tangannya.

“Lepaskan. Kamu sudah tidak berhak menyentuhku!” desis Senja, tetapi ia cukup anggun dengan tidak menepis tangan Denta.

Suara Senja dan gestur luar biasanya membuat Denta melepaskan pegangan tangannya.

“Kuharap di antara kita masih bisa diperbaiki, Nja.”

“Telan harapanmu. Aku tidak akan berubah pikiran, Mas.” Senja menatap dingin padanya.

“Dan hei, bukankah seharusnya kamu bersorak untuk berita yang beredar belakangan ini. Senja Mariska  menggugat direktur utama MIN. Wanita tua tidak tahu diri, membuang masa depan gemilang dengan suami kaya dan tampan. Itu kamu kan, Mas? Atau Citra yang melakukannya?!” 

Wajah Denta mengeras, “Apa maksudmu?”

“Jangan berlagak pilon, Mas. Kamu tahu berita yang beredar membuat Mariska Couture mendapat ulasan jelek, padahal kami sedang bersiap ke Paris Fashion Week!” dengkus Senja.

Denta masih terdiam dengan raut wajah diliputi emosi.

“Kalaupun bukan kamu, sangat jelas ini perbuatan Nana Citra. Kalian tahu bagaimana merusak reputasiku. Menyerang dengan cara sama yang digunakan oleh rivalmu untuk menurunkan pamor MIN, bukan?”

Denta dan Senja saling memandang dengan mata tajam. Mungkin jika tidak berada di tempat bermartabat seperti ini, mereka akan saling meneriaki satu sama lain dengan kalimat makian

“Madam?”

Astrimei hadir untuk menyelamatkan Senja dari ambang batas emosi sebelum benar-benar meledak dan menyiram Denta dengan sampanye di tangannya.

Senja menarik napas dalam kesiap kecil. Lalu ia menoleh ke arah Astrimei, “Aku akan segera ke sana.”

Senja meletakkan gelas sampanye di atas meja lalu menatap Denta sekali lagi.

“Ingat, Mas. Rumor yang kamu dan Citra angkat ke publik tentang aku memang benar. Tetapi dampaknya tidak merugikan siapapun kecuali diriku sendiri. Dan kamu tahu, aku tidak rugi sedikitpun untuk membuang suami tidak setia sepertimu.”

“Lain soal dengan rumormu. Bisa saja MIN memang memanipulasi produknya dan memang membahayakan pasien rumah sakit!”

Senja melangkah anggun meninggalkan Denta yang sudah kehilangan warna di wajahnya.

**

Reinaldo memperhatikan Senja dari jauh selama wanita itu bercakap dengan pria yang tak lama lagi akan menjadi mantan suaminya. Ia sambil memutar jam tangan di pergelangan pertanda gelisah membaca setiap gerak bibir dan ekspresi Senja.

Seorang pria tak dikenal mendekati Reinaldo dan berbisik pelan, “Berita yang muncul di portal online, Nana Citra lah pelakunya.”

Ekspresi Reinaldo berubah sedikit lebih dingin. “Aku harap mereka tahu batas mereka.”

Orang itu menelan mendekatkan diri di belakang Reinaldo. Membuatnya semakin misterius karena tertutup bayang-bayang tirai. Ia melanjutkan, “Citra tidak main-main. Ada rumor bahwa Denta di belakangnya.”

Reinaldo menatap pria itu sesaat, lalu melirik ke arah Senja yang sekarang telah berpindah ke tempat lain, tengah berbicara dengan penuh semangat pada salah seorang investor.

“Pastikan tidak ada yang menyentuhnya,” ucapnya pelan, sebelum mengusir pria itu dengan gelombang tangannya yang santai.

Lalu, ia kembali mengawasi Senja. Untuk saat ini, dia hanya perlu memastikan wanita itu tetap merasa aman. Sampai waktunya tiba.

Bab terkait

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 9

    Satu bulan sudah Senja tinggal di apartemen pribadinya. Hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan saja. Jika sedang berada di Mariska Couture, Senja menjadi pribadi yang berbeda saat ia sendirian di apartemennya. Senja mampu menutupi luka hati jika berada di kantor. Segunung pekerjaan, puluhan design istimewa yang membutuhkan konsentrasi tinggi, mampu membuatnya melupakan kemelut rumah tangga. Tetapi ketika sendirian di apartemen, Senja kembali menjadi wanita yang terpuruk karena pengkhiatan keji sang suami. Ini sedikit menyiksa, membuat Senja kehilangan berat badan karenanya. Hari ini, ia ada janji temu dengan Pramita Prameswari, salah satu pengacara senior Pandecta Law yang terkenal mampu mengurus kasus perceraian seperti yang dialami oleh Senja. Gugatan cerai Senja memang telah didaftarkan dan menjadi tanggung jawab Mita. “Bu Senja, Ibu Mita dari Pandecta Law sudah datang,” kata Astrimei. “Suruh masuk, Mei.” Wanita muda nan ayu itu mengangguk sambil tersenyum, membuka pintu ru

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 1

    "Aku pulang, Mas," ujar Senja yang melangkah masuk sambil meletakkan kunci mobil secara sembarangan ke tatakan kayu bulat. Ia terpaksa begitu karena tangannya sibuk dengan Red Velvet Nougat serta mengempit botol sampanye. Namun, tidak ada jawaban. Senja mengerutkan kening. Biasanya Denta langsung menyambutnya, entah dari ruang tengah atau dapur. Tapi kali ini, rumah terasa terlalu sepi. Ia melangkah perlahan. Apa karena ia pulang lebih cepat padahal sudah ijin datang terlambat karena rapat dengan kolega? Mungkin Denta tidak menyambutnya karena itu. Senja menggeleng sambil tersenyum geli, ia melangkah masuk meninggalkan area foyer rumahnya. "Kenapa aroma lavender di sini aneh sekali?" Senja menuju ke ruang tengah. Ia mencium aroma yang tak biasa. Denta tak pernah menyukai lavender, apalagi membakar lilin seperti itu. Ia meletakkan tart dan sampanye di meja ruang tengah. Matanya menangkap sesuatu di sofa, jas milik Denta. Namun yang lebih menarik perhatian Senja adalah gaun sati

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 2

    Reinaldo membawa Senja ke sebuah hotel berbintang lima dan mengajaknya masuk ke dalam griya tawang yang biasa ia sewa. Begitu mereka di dalam ruangan, Senja yang lupa diri dan terbawa emosi, mengalungkan kedua tangannya ke leher Reinaldo lalu memburu bibir pria itu. Reinaldo menangkap pinggang ramping Senja lalu memeluknya. Ia perlu melakukan itu karena Senja tidak bisa berdiri dengan tegak. “Whoopsie, kenapa lantainya jadi jelly,” kata Senja geli. Ia masih memeluk leher Reinaldo. Sepenuhnya bergayut pada pria itu. Reinaldo yang memiliki tinggi 188cm, dengan mudah membawa Senja yang menempel padanya dengan ujung kaki menyeret lantai. “Jangan bilang Madam belum pernah mabuk?” tanyanya dengan ketenangan yang patut diacungi jempol. Senja terkikik, “Ini mabok? Semua jadi goyang-goyang.” “Aku juga?” tanya Reinaldo. Senja menatapnya dengan mata sayu. Satu lengan mengait leher pria itu sementara tangan yang lain mengelus rahangnya. “Kamu tetep kliatan tampan, Pak Rei.” Alis Reinal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 3

    Senja tak mampu menolak tawaran yang dipaksakan Reinaldo padanya. Akhirnya, ia diantar pria itu kembali ke area parkir Opulence Bar untuk mengambil mobilnya. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Senja lebih banyak berdiam diri. Ia mengalihkan perhatian dengan memeriksa ponselnya. Senja mengabaikan semua notifikasi pesan maupun panggilan dari Denta. Denta Prayudha, menjadi suami selama 10 tahun. Pria yang ia pikir adalah tempat berlindung paling aman. Bukan hanya itu, mereka telah menjalin hubungan semenjak dirinya berusia 23 tahun. Ia tidak mengira, satu-satunya pria dalam hidupnya sanggup mengkhianatinya, tak lain dan tak bukan dengan sahabatnya sendiri. Sejak kapan? Perempuan laknat itu bahkan telah mengandung hasil kebejatan mereka berdua. Ia merasa dibodohi begitu saja. Matanya telah buta oleh cinta, ataukah otaknya terlalu dipenuhi bisnis hingga melupakan keadaan rumah tangganya yang telah berbalik arah? Lalu Citra ... sahabat sekaligus tangan kanannya, yang selama ini ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 4

    Denta yang berada di kantornya, memijat pelipis saat mendengar aduan Citra melalui sambungan telepon. “Ya, nanti aku akan bicara pada Senja.” Sejujurnya, Denta tidak mengira Senja berani mengambil tindakan se-frontal ini. Ia mengira Senja akan menghindar sejenak kemudian kembali padanya dengan membawa segala syarat. Mungkin, salah satunya mengijinkan ia menikahi Citra secara siri hanya sampai dengan kelahiran anaknya. Lalu menyuruhnya berpisah. Tetapi, Senja malah melakukan hal lain di luar dugaan Denta. Ia benar-benar harus membereskan masalah yang telah telanjur timbul ke permukaan. Denta bersiap untuk makan siang di luar. Ia berencana menemui Senja. “Aku ikut!” pekik Citra saat Denta mengatakan rencananya. “Tck, nanti malah bikin runyam suasana,” tegur Denta. “Pokoknya aku mau ikut!” “Nurut kenapa?!” Denta nyaris menggebrak meja pada kebebalan Citra. Untung ia berhasil menguasai diri, mengingat kalau wanita ini sedang mengandung anaknya. “Kalau kamu ikut, Senja tidak bisa be

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 5

    Senja tersenyum samar. Sungguh kebetulan Denta melihatnya bersama Arion Sylvano, salah satu designer muda yang baru bergabung dengan Mariska Couture. Tentu saja Denta belum mengenalnya. Itu cukup memuaskan Mariska ketika melihat wajah gelap Denta saat ia berjalan bersama dengan Arion, anak buahnya yang baru itu memang akan mengajaknya makan siang bersama untuk membahas design terbaru mereka yang akan dibawa ke Paris Fashion Week. Pukulan yang tak sengaja dilayangkan Senja dengan memanfaatkan Arion terlihat cukup keras. Mana ia peduli jikalau nantinya Denta bakalan tahu juga dari Nana Citra perihal siapa sejatinya Arion Sylvano. Yang penting, ia sempat menyakiti hati Denta! Ia melihat bagaimana wajah Denta tadi mendadak mengeras. Rahangnya mengatup rapat dan matanya tajam menyorot mereka berdua. ‘Haha, dia terlihat sangat tidak suka,’ pikir Senja. Ia sangat menikmati itu. Biar Denta tahu rasanya. Bagaimana rasanya melihat oarng yang dulu kau miliki, berjalan menjauh sambil tertawa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 6

    Senja duduk di balik meja kerjanya, jari-jarinya mengetuk ringan permukaan meja. Ia sedang memeriksa berbagai design yang sedang in saat ini. Pikirannya sambil mengembara, dipenuhi dengan berbagai hal. Bukan tentang Denta, tentu saja tidak. Melainkan tentang koleksi terbaru mereka yang akan dipamerkan di Paris Fashion Week. Idenya agar Arion memakai pakaian adat yang dimodifikasi menjadi busana modern sungguh membuatnya tak sabar untuk melihat hasil kerja anak muda berbakat itu Namun, pikirannya kembali terusik saat ia mengingat Reinaldo. Segera ia merasa galau. Senja sungguh menyesal telah melakukan hal di luar batas, meski itu akibat dari pengaruh alkohol. “Terus gimana sekarang,” gumamnya pelan seraya memijit keningnya sendiri. “Madam.” Senja menoleh, melihat Rebecca masuk dengan ekspresi serius. “Ada yang ingin saya bicarakan.” “Hmm?” Rebecca meletakkan sebuah map di atas meja, “Surat PHK untuk Nana Citra sudah diterbitkan. Kita tidak berkewajiban membayar pesangon kare

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 7

    Pagi hari sebagai wanita single ... well, calon wanita single. Senja masih dalam proses menggugat cerai. Begitu saja, Senja sudah merasakan kebebasan yang melegakan. Walau bangun sendirian dia atas tempat tidur selama dua puluh tahun terakhir bangun di sisi seorang pria, tidak membuat Senja merasa kesepian. Ia dapat memulai harinya dengan santai dan hanya fokus pada dirinya sendiri. Mandi berendam selama dia mau, tidak perlu pusing memikirkan menu sarapan untuk orang lain. Pun repot menyiapkannya. Ia hanya perlu menyiapkan untuk dirinya sendiri. Senja tersenyum saat menikmati sandwich dan omelet buatannya sendiri dengan ditemani secangkir kopi yang masih mengepul. Di tangan kirinya, sebuah tablet tampak menunjukkan berita terkini yang disediakan oleh portal online. Mendadak, keningnya berkerut. Sebuah notifikasi pesan masuk. Dari Astrimei, sekretarisnya yang baru, pengganti jalang Nana Citra. Senja melirik jam di sudut tablet. “Jam berapa ini? Belum mulai jam kerja dan dia suda

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19

Bab terbaru

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 9

    Satu bulan sudah Senja tinggal di apartemen pribadinya. Hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan saja. Jika sedang berada di Mariska Couture, Senja menjadi pribadi yang berbeda saat ia sendirian di apartemennya. Senja mampu menutupi luka hati jika berada di kantor. Segunung pekerjaan, puluhan design istimewa yang membutuhkan konsentrasi tinggi, mampu membuatnya melupakan kemelut rumah tangga. Tetapi ketika sendirian di apartemen, Senja kembali menjadi wanita yang terpuruk karena pengkhiatan keji sang suami. Ini sedikit menyiksa, membuat Senja kehilangan berat badan karenanya. Hari ini, ia ada janji temu dengan Pramita Prameswari, salah satu pengacara senior Pandecta Law yang terkenal mampu mengurus kasus perceraian seperti yang dialami oleh Senja. Gugatan cerai Senja memang telah didaftarkan dan menjadi tanggung jawab Mita. “Bu Senja, Ibu Mita dari Pandecta Law sudah datang,” kata Astrimei. “Suruh masuk, Mei.” Wanita muda nan ayu itu mengangguk sambil tersenyum, membuka pintu ru

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 8

    Lampu-lampu kristal bergemerlapan di aula utama Maheswari Manor, tempat acara gala fashion diadakan. Para tamu yang hadir adalah tokoh-tokoh berpengaruh di dunia bisnis dan industri mode. Denta berada di sini sebagai salah satu pebisnis sukses yang diundang sejatinya karena kekuatan finansialnya. Ia diharapkan akan menyumbang dalam jumlah besar malam ini karena membutuhkan untuk pemulihan nama baik perusahaannya. Medika Inovasi Nusantara, perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang produksi dan distribusi alat kesehatan. Sering kali diterpa rumor buruk tentang penyelenggaraan usahanya. Itu sebabnya Denta perlu menciptakan citra bagus untuk perusahaannya.Dari kejauhan, mata Denta menangkap sosok Senja. Seketika, napasnya tercekat. Ini pertama kalinya ia melihat istrinya setelah malam dia tertangkap basah, berminggu-minggu lalu. Bukan hanya kehadiran Senja yang mengejutkan, tapi bagaimana dia tampak jauh lebih berani dan bebas dibandingkan saat masih bersamanya. Gaun biru tua i

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 7

    Pagi hari sebagai wanita single ... well, calon wanita single. Senja masih dalam proses menggugat cerai. Begitu saja, Senja sudah merasakan kebebasan yang melegakan. Walau bangun sendirian dia atas tempat tidur selama dua puluh tahun terakhir bangun di sisi seorang pria, tidak membuat Senja merasa kesepian. Ia dapat memulai harinya dengan santai dan hanya fokus pada dirinya sendiri. Mandi berendam selama dia mau, tidak perlu pusing memikirkan menu sarapan untuk orang lain. Pun repot menyiapkannya. Ia hanya perlu menyiapkan untuk dirinya sendiri. Senja tersenyum saat menikmati sandwich dan omelet buatannya sendiri dengan ditemani secangkir kopi yang masih mengepul. Di tangan kirinya, sebuah tablet tampak menunjukkan berita terkini yang disediakan oleh portal online. Mendadak, keningnya berkerut. Sebuah notifikasi pesan masuk. Dari Astrimei, sekretarisnya yang baru, pengganti jalang Nana Citra. Senja melirik jam di sudut tablet. “Jam berapa ini? Belum mulai jam kerja dan dia suda

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 6

    Senja duduk di balik meja kerjanya, jari-jarinya mengetuk ringan permukaan meja. Ia sedang memeriksa berbagai design yang sedang in saat ini. Pikirannya sambil mengembara, dipenuhi dengan berbagai hal. Bukan tentang Denta, tentu saja tidak. Melainkan tentang koleksi terbaru mereka yang akan dipamerkan di Paris Fashion Week. Idenya agar Arion memakai pakaian adat yang dimodifikasi menjadi busana modern sungguh membuatnya tak sabar untuk melihat hasil kerja anak muda berbakat itu Namun, pikirannya kembali terusik saat ia mengingat Reinaldo. Segera ia merasa galau. Senja sungguh menyesal telah melakukan hal di luar batas, meski itu akibat dari pengaruh alkohol. “Terus gimana sekarang,” gumamnya pelan seraya memijit keningnya sendiri. “Madam.” Senja menoleh, melihat Rebecca masuk dengan ekspresi serius. “Ada yang ingin saya bicarakan.” “Hmm?” Rebecca meletakkan sebuah map di atas meja, “Surat PHK untuk Nana Citra sudah diterbitkan. Kita tidak berkewajiban membayar pesangon kare

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 5

    Senja tersenyum samar. Sungguh kebetulan Denta melihatnya bersama Arion Sylvano, salah satu designer muda yang baru bergabung dengan Mariska Couture. Tentu saja Denta belum mengenalnya. Itu cukup memuaskan Mariska ketika melihat wajah gelap Denta saat ia berjalan bersama dengan Arion, anak buahnya yang baru itu memang akan mengajaknya makan siang bersama untuk membahas design terbaru mereka yang akan dibawa ke Paris Fashion Week. Pukulan yang tak sengaja dilayangkan Senja dengan memanfaatkan Arion terlihat cukup keras. Mana ia peduli jikalau nantinya Denta bakalan tahu juga dari Nana Citra perihal siapa sejatinya Arion Sylvano. Yang penting, ia sempat menyakiti hati Denta! Ia melihat bagaimana wajah Denta tadi mendadak mengeras. Rahangnya mengatup rapat dan matanya tajam menyorot mereka berdua. ‘Haha, dia terlihat sangat tidak suka,’ pikir Senja. Ia sangat menikmati itu. Biar Denta tahu rasanya. Bagaimana rasanya melihat oarng yang dulu kau miliki, berjalan menjauh sambil tertawa

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 4

    Denta yang berada di kantornya, memijat pelipis saat mendengar aduan Citra melalui sambungan telepon. “Ya, nanti aku akan bicara pada Senja.” Sejujurnya, Denta tidak mengira Senja berani mengambil tindakan se-frontal ini. Ia mengira Senja akan menghindar sejenak kemudian kembali padanya dengan membawa segala syarat. Mungkin, salah satunya mengijinkan ia menikahi Citra secara siri hanya sampai dengan kelahiran anaknya. Lalu menyuruhnya berpisah. Tetapi, Senja malah melakukan hal lain di luar dugaan Denta. Ia benar-benar harus membereskan masalah yang telah telanjur timbul ke permukaan. Denta bersiap untuk makan siang di luar. Ia berencana menemui Senja. “Aku ikut!” pekik Citra saat Denta mengatakan rencananya. “Tck, nanti malah bikin runyam suasana,” tegur Denta. “Pokoknya aku mau ikut!” “Nurut kenapa?!” Denta nyaris menggebrak meja pada kebebalan Citra. Untung ia berhasil menguasai diri, mengingat kalau wanita ini sedang mengandung anaknya. “Kalau kamu ikut, Senja tidak bisa be

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 3

    Senja tak mampu menolak tawaran yang dipaksakan Reinaldo padanya. Akhirnya, ia diantar pria itu kembali ke area parkir Opulence Bar untuk mengambil mobilnya. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Senja lebih banyak berdiam diri. Ia mengalihkan perhatian dengan memeriksa ponselnya. Senja mengabaikan semua notifikasi pesan maupun panggilan dari Denta. Denta Prayudha, menjadi suami selama 10 tahun. Pria yang ia pikir adalah tempat berlindung paling aman. Bukan hanya itu, mereka telah menjalin hubungan semenjak dirinya berusia 23 tahun. Ia tidak mengira, satu-satunya pria dalam hidupnya sanggup mengkhianatinya, tak lain dan tak bukan dengan sahabatnya sendiri. Sejak kapan? Perempuan laknat itu bahkan telah mengandung hasil kebejatan mereka berdua. Ia merasa dibodohi begitu saja. Matanya telah buta oleh cinta, ataukah otaknya terlalu dipenuhi bisnis hingga melupakan keadaan rumah tangganya yang telah berbalik arah? Lalu Citra ... sahabat sekaligus tangan kanannya, yang selama ini ia

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 2

    Reinaldo membawa Senja ke sebuah hotel berbintang lima dan mengajaknya masuk ke dalam griya tawang yang biasa ia sewa. Begitu mereka di dalam ruangan, Senja yang lupa diri dan terbawa emosi, mengalungkan kedua tangannya ke leher Reinaldo lalu memburu bibir pria itu. Reinaldo menangkap pinggang ramping Senja lalu memeluknya. Ia perlu melakukan itu karena Senja tidak bisa berdiri dengan tegak. “Whoopsie, kenapa lantainya jadi jelly,” kata Senja geli. Ia masih memeluk leher Reinaldo. Sepenuhnya bergayut pada pria itu. Reinaldo yang memiliki tinggi 188cm, dengan mudah membawa Senja yang menempel padanya dengan ujung kaki menyeret lantai. “Jangan bilang Madam belum pernah mabuk?” tanyanya dengan ketenangan yang patut diacungi jempol. Senja terkikik, “Ini mabok? Semua jadi goyang-goyang.” “Aku juga?” tanya Reinaldo. Senja menatapnya dengan mata sayu. Satu lengan mengait leher pria itu sementara tangan yang lain mengelus rahangnya. “Kamu tetep kliatan tampan, Pak Rei.” Alis Reinal

  • KALA TANTE JANDA BERTEMU DUDA MUDA   Bab 1

    "Aku pulang, Mas," ujar Senja yang melangkah masuk sambil meletakkan kunci mobil secara sembarangan ke tatakan kayu bulat. Ia terpaksa begitu karena tangannya sibuk dengan Red Velvet Nougat serta mengempit botol sampanye. Namun, tidak ada jawaban. Senja mengerutkan kening. Biasanya Denta langsung menyambutnya, entah dari ruang tengah atau dapur. Tapi kali ini, rumah terasa terlalu sepi. Ia melangkah perlahan. Apa karena ia pulang lebih cepat padahal sudah ijin datang terlambat karena rapat dengan kolega? Mungkin Denta tidak menyambutnya karena itu. Senja menggeleng sambil tersenyum geli, ia melangkah masuk meninggalkan area foyer rumahnya. "Kenapa aroma lavender di sini aneh sekali?" Senja menuju ke ruang tengah. Ia mencium aroma yang tak biasa. Denta tak pernah menyukai lavender, apalagi membakar lilin seperti itu. Ia meletakkan tart dan sampanye di meja ruang tengah. Matanya menangkap sesuatu di sofa, jas milik Denta. Namun yang lebih menarik perhatian Senja adalah gaun sati

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status