Home / Romansa / KAKEK TUA itu SUAMIKU / Bab 23 Make over

Share

Bab 23 Make over

Author: sarinah0488
last update Last Updated: 2022-09-11 09:41:36
KAKEK TUA itu SUAMIKU

Bab 23

"Ada, mau ketemu klien besok. Kenapa? Mau ikut?"

"Boleh memangnya?"

"Bolehlah, sekalian Dinda belajar kalau ketemu klien harus bagaimana."

"Ketemu klien siang kan?" Jangan sampai jadwalnya pagi bisa kacau.

"Iya, suka-suka Kanda sih mau jam berapa. Pak Agus juga anter sekolah dulu kan?"

"Bapak itu sebenarnya bisa nyetir loh, daripada Pak Agus bolak balik nanti bapak aja yang anter gimana? Bapak dulu sebelum jadi tukang becak pernah kerja jadi sopir pribadi. Majikannya pindah jadi mau nggak mau bapak berhenti." Kuberikan penjelasan takutnya ragu dikira amatir.

"Bagus donk, besok Kanda minta orang buat anter mobil satu lagi kesini. Sekarang tidur, sudah malam."

***

"Bu, Seva pergi dulu ya," pamitku pada Ibu.

"Iya, hati-hati. Va, suamimu sakit?"

"Oh, nggak kok Bu, kami jalan dulu. Assalamualaikum."

Pastinya Ibu juga kaget dengan penampilan mantunya yang tiba-tiba memakai jaket tertutup.

"Pak Agus, kita ke salon yang waktu itu aku pernah kesana ya" pintaku pad
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 24 Ciu*an pertama

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 24Suamiku justru memelukku, kemudian dia memegang pipiku dengan kedua tangannya."Ini aku sayang," ucapnya."Benarkah?" "Iya, apa Dinda suka?" Aku hanya menganggukkan kepalaku."Oke, kalau kamu suka berarti make over ku berhasil kan?" tanya Fahri."Seratus jempol buat kamu. Pastinya besok-besok aku akan kembali dan jadi pelangganmu. Oh ya, kemarin rambut suamiku di cat, apa nggak apa-apa sekarang di ganti lagi?" Aku hanya nggak mau jadi resiko nantinya."Aman kok, kemarin itu cuma cat rambut yang bukan permanen. Suamimu cocok dengan warna rambut gray blending seperti ini, dan aku hanya merapikan kumis dan bulu bulu nakal di wajahnya." Aku sangat suka dengan hasilnya."Kanda kan mau ketemu klien, ganti dulu bajunya ya." Tadi waktu berangkat memang hanya menggunakan baju santai, nggak mungkin juga ketemu klien pakai baju seperti itu. Aku serahkan setelan jas berwarna hitam dan kemeja yang senada padanya."Ayo, aku temenin ganti baju," ajak Fahri."Jangan! Aku

    Last Updated : 2022-09-11
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 25 Pergi

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 25"Halo Mbak, cepat ke rumah lama. Pakde Parmin ngamuk!" Aku segera bangun dan membetulkan pakaianku.Gagal maning Son!"Katanya Pakde ngamuk kok sepi ya?" Pikiranku tadi Pakde Parmin ngamuk menghancurkan barang-barang disini."Dinda tunggu di mobil, biar Kanda yang turun." Sepuluh menit kemudian suamiku masuk kembali ke mobil."Kita ke kantor polisi, Gus!" "Kantor polisi? Siapa yang di kantor polisi?""Pakdemu, tadi waktu ngamuk diamankan sama pekerja yang sedang renovasi, akhirnya dibawa ke kantor polisi." "Bapak dimana?""Di kantor polisi juga, sama Seno. Tadi Kanda udah menghubungi Seno mereka menunggu kita."Mobil melesat menuju kantor polisi."Bapak …" panggilku begitu melihat Bapak dan Seno sedang duduk di ruang tunggu. Kucium takzim tangan Bapak."Pak Bambang, Pak Bambang kok lain?" Seno malah fokus ke suamiku.Suamiku hanya tersenyum menanggapi ucapan Seno.Kemudian kami masuk ke ruangan yang ditunjukkan oleh bapak. Ternyata disana juga ada Bude

    Last Updated : 2022-09-12
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 26 Tak perlu menunggu

    KAKEK TUA itu SUAMIKU26Aku beranjak dari tempat tidur, mandi, wudhu kemudian sholat subuh. "Sudah bangun kamu, Va" Bapak dan Seno yang sedang duduk di ruang tamu menyambutku. "Iya, Pak, ini baru sholat. Seva bikinkan teh ya, Pak" tawarku."Aku mau, Mbak, tapi susu" Seno juga meminta untuk dibuatkan susu. Dulu kalau mau susu belinya yang kemasan sachet itu pun satu sachet untuk dua hari. Kemarin waktu belanja ada sepuluh kemasan pouch aku beli.Segera aku membuat teh dan susu kemudian menyajikannya di meja ditemani dengan sepiring bolu."Va, kemarin Bude ngomong sama Bapak, katanya meminta suamimu untuk mencabut laporannya sama Pakde Parmin. Kamu mau nggak ngomong sama suamimu?" Jadi kemarin waktu di parkiran Bude ngomong itu sama Bapak? Kenapa nggak ngomong sendiri coba? Pasti karena tau kelemahan Bapak."Nanti Seva coba ngomong Pak, tapi nggak janji mau apa nggak." Nggak mungkin juga aku jawab untuk menolaknya. "Suamiku pergi jam berapa ya Pak? Kok Seva nggak tau?" "Orang pergin

    Last Updated : 2022-09-12
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 27 Malam pertama

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 27Aku menganggukkan kepalaku. "Aku mencintaimu Bambang Hendromoyo," ucapku lirih.Seketika dia memelukku dan aku pun membalasnya dengan mempererat lingkaran tanganku di pinggangnya. Pancaran sinar matahari menjadi saksi pengakuanku."Jika mencintaimu adalah suatu kesalahan, maka aku rela menangung kesalahan itu seumur hidupku," balas suamiku.Entah berapa lama kami menikmati suasana ini. "Dinda mau ke pantai?" "Tentu saja mau." Entah sudah berapa tahun aku tak pernah menyentuh pasir pantai. Itu karena aku yang tak pernah piknik. Jangankan piknik tidak kekurangan saja rasanya sudah sangat bersyukur.Kami akhirnya menikmati sarapan di pinggir pantai. Ah, indahnya pemandangannya. Lama aku dan suamiku menikmati indahnya pasir putih. Kuunggah untuk pertama kalinya foto suamiku di pantai. Lepas itu kami berkeliling kota gudeg. "Kanda, bukankah itu kebun binatang Gembira Loka?" tanyaku saat mobil melintas di depannya.Suamiku yang tadinya sedang asyik dengan

    Last Updated : 2022-09-12
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 28 Tamu spesial

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 28Tok tok tokSiapa sih yang datang sepagi ini! Aku beranjak dan membuka pintu. Mataku membelalak sempurna melihat orang yang berdiri di depan pintu."Mbak Ni—sa," ucapku terbata. Aku tak percaya dengan penglihatanku. Anak dari suamiku itu kini ada di depanku."Iya! Ini Aku Ni Sa! Kaget?!" Ah, dia masih saja ketus padaku, wajar lah. "Mana ayahku?" "Ada di dalam, mari masuk Mbak," ajakku."Minggir!" Dia masuk sambil mendorong tubuhku."Ayah!" Teriak Mbak.Nisa begitu melihat suamiku."Hei, sudah datang ternyata." Oh, jadi suamiku sudah tau kalau Mbak Nisa akan datang? Kenapa nggak bilang sama aku ya?"Ini beneran Ayah? Kok jadi keren?" Mbak Nisa melihat penampilan ayahnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Sementara suamiku justru merentangkan kedua tangannya.Mbak Nisa yang masih tertegun cukup lama menyambut tangan ayahnya. Mereka berdua kemudian berpelukan. Ayah dan anak itu sudah kembali akur. Aku senang melihatnya."Dinda, ayo sini!" perintah suamiku

    Last Updated : 2022-09-13
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 29 Ada yang ngamuk

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 29"Bang Bambang, Kak Bambang, Mas Bambang, Akang Bambang, Brother Bambang, Uda Bambang atau kalau mau keren Hyung Bambang—" Kubekap mulut Riska yang terus-menerus nyerocos!"Halah biyung, ini bocah brisik banget! Tau gitu tinggal aja di pom bensin. Udah Va, kamu siap-siap sekarang," seloroh Ibu.Ibu itu sudah akrab sama Riska malah udah kayak anak sendiri makannya sudah biasa jika Riska ditegur sama oleh ibu.Akhirnya siang ini kami berangkat menuju ke kebun binatang, menuruti keinginan Seno. Antusias sekali Seno melihat setiap satwa yang ada.Satu per satu, Mbak akan wujudkan keinginanmu. Semoga kelak kamu akan jadi laki-laki yang tangguh.Ting![ Selamat bersenang-senang, Sayang ] [ Makasih Kanda, Terimakasih juga untuk kiriman pasukan paket lengkapnya. Jangan telat makan ya ][ Dinda juga. Have fun sayang ]Sebagai balasannya aku kirimkan fotoku."Cieee yang senyum-senyum sendiri, nyampe saudara sendiri di cuekin." Aku masukkan kembali ponsel dalam tasku

    Last Updated : 2022-09-13
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 30 Dua istri

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 30"Hobi banget deh teriak-teriak, kenapa sih? Siapa yang dateng?" Aku kemudian menyusul Riska.Ternyata suamiku yang masih berdiri di luar sementara Riska masih berdiri memegang handle pintu."Loh, Kanda, katanya nggak balik?" tanyaku heran. "Ris, itu suamiku kayaknya mau masuk deh." Riska masih saja berdiri menghalangi jalan. Aku mendekatinya, ternyata pandangannya kosong. Aku gerakkan tanganku di depan wajahnya."Riska … Woy!" Kutinggikan nada suaraku karena Riska masih saja ngalamun."Eh, iya, Va, kenapa?" Akhirnya Riska sadar juga."Itu suamiku mau masuk.""Maaf, maaf," ucap Riska, kemudian membuka penuh pintu dan dia berjalan mundur. "Va, aku balik ke kamar ku ya, nggak jadi tidur bareng disini." Riska mungkin merasa tidak enak suamiku mendadak balik ke resort."Ehm, Kanda … eh, maksudku Pak Bambang, makasih ya udah ngajakin Riska ikut liburan." "Sama-sama. Terimakasih juga sudah jadi sahabat istriku. Mau temenin Seva tidur disini juga nggak apa-apa k

    Last Updated : 2022-09-13
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 31 Alasan menikah

    KAKEK TUA itu SUAMIKUPoV Kanda (Bambang Hendromoyo)Hari itu di taman rumah sakit, seorang gadis terlihat duduk sendirian. Tatapan matanya kosong tapi air mata terus berlinang. Entah apa yang sedang terjadi dengannya. Pemandangan itu menarik perhatianku. Bukan karena sosoknya yang cantik, tapi beban yang terlihat di wajahnya.Tanpa sadar aku terus menatapnya. Sesekali dia mengusap air matanya, tapi sesaat kemudian dia kembali terisak. Dia larut dalam pikirannya sampai kehadiranku tak mampu mengalihkan perhatiannya.Kuberanikan diri untuk menanyakan kenapa dia menangis."Bapak dan adikku, mereka terbaring di rumah sakit ini, sementara aku tak punya biaya untuk pengobatan mereka." Jawaban yang membuatku sangat pilu. Bagaimana mungkin gadis seusianya menanggung beban berat seperti itu."Berapa biayanya?" "Kata dokter, untuk pemasangan ring di jantung Bapak itu 80 juta, sementara untuk pemasangan pen di kaki adikku aku belum tau." Dia masih saja terisak sambil sesekali mengusap ingusny

    Last Updated : 2022-09-14

Latest chapter

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 95 Tak diakui

    "Ehm, Pak Agus kalau pulangnya naik taxi online nggak apa-apa?" "Nggak apa-apa sih, Nona Bos, tapi mobilnya mau dibawa kemana?""Mau dibawa buat momong aki-aki," gurauku."Gimana Bos?" Pak Agus meminta persetujuan dari suamiku."Perintah istriku mutlak wajib dikabulkan," jawab suamiku. Pak Agus kemudian menyerahkan kunci mobil pada suamiku namun sebelum suamiku menerimanya aku sudah terlebih dahulu merebutnya."Aku yang nyetir," ucapku sambil berlalu menaiki mobil."Jangan lupa pasang safety belt ya Kek," candaku saat suamiku duduk di kursi penumpang sebelahku."Mohon maaf Cu, Kakek lupa cara pasangnya." Lah malah suamiku balik ledek."Oke, kita berangkat. Sesuai aplikasi ya," ucapku menirukan driver taxi online. Kemudian aku pacu mobil sedan Mercedes Benz keluaran terbaru berwarna hitam dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana, Sayang?" tanya suamiku."Gimana kalau nonton bioskop?" usulku."Boleh, bentar Kanda booking dulu.""Eh, jangan donk, jangan main asal booking. Kita biasa a

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 94 Siapa mertuanya?

    Aku cukup kaget mendengar perintah suamiku, dan Seno pun terlihat langsung menunduk."Darimana kamu belajar nyetir?" tanya suamiku."Dari Bapak," jawab Seno lirih."Maaf Mas Mantu, Seno sebenarnya sudah ada satu tahun belajar nyetir, kadang dia yang antar pesanan ketring, tapi tetap dalam pengawasan bapak. Hanya saja, setelah bapak meninggal, Seno bawa sendiri. Kalau keberatan nanti biar mobilnya ditinggal disini," imbuh Ibu."Apa Kanda marah sama Seno?" tanyaku pada suamiku."Siapa yang marah?""Itu tadi minta mobil di tinggal disini.""Memangnya nggak boleh kalau ditinggal disini?" "Satu minggu lagi kan Seno tujuh belas tahun, bisa buat SIM sama KTP kenapa harus ditinggal disini mobilnya? Kalau ditinggal disini Ibu gimana anter pesanan ketring?" "Dinda jangan marah-marah dulu, belum selesai ngomong udah di protes." "Terus?""Itu mobil yang dibawa Seno udah ketinggalan model, masa anak muda kaya Seno bawa mobil kaya gitu, niatnya mau dibelikan yang baru …," jelas suamiku. "Tapi ka

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 93 Cinta yang sebenarnya

    Perhatian kini tertuju pada perempuan itu, ah iya aku ingat namanya Mayang.Mbak Nisa berbalik, karena perempuan itu datang dari arah belakang Mbak Nisa."Enak banget kamu mau melamar dia?!" pekik Mayang.Ivan yang tadinya berlutut kemudian berdiri menghampiri Mayang."Apa ada yang salah, Mayang?" tanya Ivan."Tentu saja ada!" jawab Mayang dengan nada tinggi. "Kalau kamu melamar dia, apa arti kedekatan kita selama ini?" "Kedekatan? Apa maksudmu? Bukankah dari awal aku sudah memberitahu tentang rencana ini?" tanya Ivan."Kalian selesaikan dulu masalahnya, aku pergi dulu," ucap Mbak Nisa."Tunggu, Nisa!" cegah Ivan."Ada apa lagi? Sudah jelas kan kalau dia berharap lebih pada kamu?""Tapi aku tidak ada maksud apa-apa sama Mayang, aku hanya mencintaimu Nisa ….""Aku juga," jawab Mbak Nisa lirih. "Tapi aku tidak mau ada orang lain yang sakit hati dengan hubungan kita.""Katakan sekali lagi Nisa, apa kamu mencintai Ivan?" tanya Mayang."Maaf, kalau aku salah. Aku memang masih sangat menci

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 92 Will you marry me?

    Setelah dilakukan cek darah, dia terkena tipes dan itu sudah lumayan parah," jelas Dokter. "Dia harus rawat inap di rumah sakit," imbuh Dokter."Lakukan yang terbaik untuk putri saya Dok," ucap Ayah Riska."Rawat dia di ruang VVIP, akan aku booking satu lantai untuk dia," ujar suamiku."Tuh, Ris, ucapan adalah doa. Kamu kan dulu pengen booking satu lantai sekarang kesampaian." "Ya kali harus sakit dulu kaya gini," elak Riska. "Ehm, aku cancel deh buat booking satu lantai, mending pulang aja. Boleh nggak, Dok?" pinta Riska."Nggak bisa. Apa kamu mau sakitmu tambah parah?" Riska akhirnya pasrah harus opname di rumah sakit. "Terimakasih Pak Bambang, sudah sangat peduli dengan anak kami," ucap Ayah Riska saat aku dan suamiku hendak pulang."Tidak apa-apa. Riska adalah sahabat baik istriku, dia sudah saya anggap sebagai—""Stop Pak Bambang!" sergah Riska. "Jangan anggap aku sebagai istrimu!" Mendengar ucapan Riska, Ibu Riska langsung memukul kaki Riska."Astaga! ini bocah kalau ngomong

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 91 Riska kenapa?

    "Maaf Va, tapi benar-benar perutku mual," ucap Riska."Nggak apa-apa." Aku mendorong kursiku kemudian mendekati Riska. Aku pijat tengkuk lehernya, agar dia merasa lebih baik. "Jangan-jangan dia hamil," ucap seseorang yang duduk di meja sebelahku."Apa maksudmu mengatakan hal itu?" tanyaku padanya."Ya nggak apa-apa. Sekarang lihat deh, dia muntah-muntah di pagi hari, bukankah pas sama ciri-ciri orang hamil?""Kalau ngomong disaring dulu mulutnya! Nggak tau apa-apa udah ngomong hamil!""Loh, kok kamu nggak terima?!""Kirim aja nggak gimana aku mau terima? Dasar aneh, kenal juga nggak udah main tuduh!" Ingin aku menyiram muka perempuan itu dengan teh yang ada diatas meja, tapi tanganku malah ditarik oleh Riska."Va … aku pulang aja ya," ucap Riska."Aku anterin ya," usulku pada Riska."Nggak usah, aku naik taksi online aja, kamu kan ada kelas pagi," tolak Riska."Udah, nggak usah dipikirin," jawabku.Aku kemudian membantu Riska untuk berdiri dan memapahnya."Maaf Va, ngrepotin kamu," u

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 90 Ulat bulu tak mau menyerah

    "Va, kamu selalu bawa kan?" tanya Riska. Entah apa maksudnya malah tanya seperti itu."Bawa apaan?" "Permen!" jawab Riska ketus. "Botol Va, botol."Auto mikir dengan ucapan Riska. Aku ingat-ingat tentang botol, yang terlintas di otak malah bayangan tampan suamiku. Aku geser kembali bayangan suamiku, yang keluar malah Song Joong Ki. Hih! Ni otak kenapa mendadak pintar!"Kelamaan mikir kamu, Va!" hardik Riska. Dua orang laki-laki itu sudah sangat dekat jaraknya dengan kami. "Om-om! Lihat deh, ke atas," ucap Riska."Ada apa di atas?" tanya salah satu laki-laki itu."Itu ada cicak bawa koper, kayaknya keberatan deh. Bantuin dulu gih Om," jawab Riska membuatku tepuk jidat. Bisa-bisanya dia bercanda disaat seperti ini."Ngledek kamu, hah?!" bentak laki-laki itu."Siapa yang ngeledek?" elak Riska. "Kalau yang ini beneran deh, tuh lihat dipojokkan," tunjuk Riska pada benda kecil yang terpasang di langit-langit pojok lift. "Kasih lihat giginya dulu, Om!" perintah Riska. Yang lebih mencengang

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 89 Dia mengancam

    "Mbak … Mbak Nisa kenapa?" Aku beranikan diri untuk bertanya pada Mbak Nisa karena semakin lama air mata Mbak Nisa semakin banyak mengalir di pipi."Mbak Nisa nangis pengin balon? Atau mau kue ulang tahun? Nanti Riska ambilkan, tapi jangan nangis ya …" hibur Riska."Kenapa rasanya sakit kaya gini? Seharusnya aku biasa saja. Aku sudah menolaknya, tapi aku sakit melihatnya dengan perempuan lain," ucap Mbak Nisa terisak."Apa itu karena Ivan Mbak?" tanyaku pada Mbak Nisa. "Kenapa Mbak Nisa menolak lamaran Ivan kalau Mbak Nisa cinta sama dia?""A—aku takut dia kecewa Va. Kamu kan tau aku nggak bisa kasih dia keturunan dulu juga ibunya menentang hubungan kami karena hal itu.""Waktu mau melamar Mbak Nisa kan ibunya sudah merestui Mbak, kenapa Mbak Nisa tetap menolaknya?""Aku takut Va, takut jika suatu saat ibunya kembali mengungkitnya.""Mbak Nisa sekarang masih cinta sama Ivan?""Dari dulu aku nggak pernah mencintai laki-laki lain selain dia, bahkan setelah aku meninggalkannya ke Austral

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 88 Kenapa dengan Nisa?

    Malamnya kami sudah sampai di tempat Ibu. Mbak Nisa malah sudah sampai terlebih dahulu karena Mbak Nisa dari kantor langsung ke tempat Ibu. Kue yang aku pesan juga sudah sekalian dibawa sama Mbak Nisa.Di ruang tamu para tamu datang berkumpul untuk mengirimkan doa untuk Bapak."Va, kuenya enak," ucap Riska saat baca doa telah selesai."Hmmmm, makan terus kamu kerjanya! Bukannya ikut kirim doa!" sungutku pada Riska."Aku kan lagi halangan, Va," jawabnya dengan mulut penuh makanan. "Halah! Alasan aja kamu!" timpal Mbak Nisa. "Aku perhatiin kok dari tadi kamu sibuk sama kacang di depan kamu. Tuh lihat kulitnya aja paling banyak di depan kamu." "Lah kan biar pas, nanti kalau kulitnya di buang jadinya kacang yang lupa sama kulitnya," elak Riska.Pukul sembilan malam akhirnya acara telah selesai, semua tamu sudah kembali ke rumah masing-masing. Kami memutuskan untuk menginap di rumah Ibu."Ris, kamu masih ngunyah?" tanya Mbak Nisa saat Riska masih menikmati bola-bola coklat yang ada di de

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 87 Terkuaknya identitas

    Bi Asih kemudian mematikan sambungan teleponnya dan berbalik."Nyo—nya," ucap Bi Asih gelagapan. Mukanya menunduk tak berani menatapku."Iya ini saya. Kaget?!" "Ti—tidak Nyonya, saya kira Nyonya masih di kamar sebelah," jawab Bi Asih melawan rasa gugupnya."Sudah dari tadi saya disini. Mana ponselmu?" Bi Asih kemudian merogoh saku bajunya dan menyerahkan ponsel kepadaku, yang diserahkannya justru ponselku padahal sudah jelas yang aku minta adalah ponsel Bi Asih. Aku terima saja ponselku dan aku masukkan kantong bajuku."Ponsel Bi Asih mana?" tanyaku."Bu—bu—buat apa Nyonya?" "Nggak usah banyak tanya! Saya sudah tau semuanya! Cepat berikan ponsel kamu!" teriaku.Bi Asih kaget dengan suara nada tinggi yang aku keluarkan. Tangannya langsung bertindak cepat merogoh saku kemudian menyerahkan ponsel miliknya padaku."Ada apa Dinda?" tanya suamiku yang baru saja terbangun. Mungkin dia kaget dengan suara kerasku."Maaf Kanda, sudah membuat Kanda kaget sampai terbangun," jawabku pada suamik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status