KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 18"Jelas ada! Andi itu pindah gara-gara ditolak cintanya sama kamu. Ha ha ha" Riska justru tertawa setelahnya. "Woy! Bercanda kali! Dari info yang aku dapat, Andi pindah karena ngikutin orang tuanya, jadi mau nggak mau ya Andi pindah. Nah, kamu kan sebagai ibu tiri sekaligus neneknya Andi, masa kamu nggak tau?" Kugelengkan kepalaku karena memang aku benar-benar nggak tau. Berarti Mbak Tania sama suaminya juga ikut pindah donk."Nanti kamu tanyakan saja sama suamimu soal kebenarannya."Benar juga ucapan Riska, nanti aku coba tanyakan. "Makan yuk, laper nih," ajak Riska."Yok ah, aku juga laper. Makan bakso yang diujung jalan sana yuks," tawarku."Bayarin, ya" pinta Riska. Kuanggukan kepalaku tandanya setuju. Nggak ada salahnya aku membalas kebaikan Riska selama ini. Dulu Riska sering mentraktir aku makan jadi sekarang gantian aku yang mentraktirnya.Sesampainya di kedai bakso suasananya cukup ramai. Kuambil tempat duduk yang tersedia. Kupesan juga beberapa bu
KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 19Saat akan menyebrang menuju parkiran motor, sebuah motor dengan dua pengendara melaju dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba seorang laki-laki yang membonceng menarik paksa tas slempang yang aku kenakan. Aku tak mampu menjaga keseimbanganku. Tubuhku jatuh dan terseret karena tali tas terus ditarik oleh laki-laki itu."Dinda ….!" Suamiku berteriak dan berusaha menolongku. Untung saja tali tas itu putus jadi aku tak terlalu jauh terseret.Aku bangkit dan berdiri kemudian menuju ke arah motorku. Untung saja kunci motor tadi sudah aku pindah di saku."Aku kejar copetnya dulu! Kanda tunggu disini!" perintahku pada suamiku."Eh, ngomong apa Dinda? Pindah ke belakang biar Kanda yang bawa!" Kini justru aku yang diperintah balik olehnya. "Ayo Dinda! Keburu copetnya jauh!" Segera aku duduk di belakangnya dengan posisi melangkah."Pegangan yang kencang!" Ditariknya tanganku untuk berpegangan di pinggangnya.Suamiku langsung tancap gas dengan kecepatan tinggi, pantes aja
KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 20"Ehm, Pakde Parmin," jawabku. "Dari suara dan postur tubuhnya sangat mirip sama Pakde Parmin." Lanjutku."Besok akan kuminta orang-orangku untuk mengecek CCTV, harusnya kejadian itu bisa terekam." "Kalau itu benar, kenapa Mas Parmin tega ya? Seva itu kan keponakannya sendiri." Ibu heran jika pelaku itu benar adalah Pakde Parmin. Aku sih nggak kaget, sama Bapak yang notabene adalah saudara sendiri saja dulu Pakde tega apalagi sama aku."Kata Riska, dia melihat Pakde Parmin di pangkalan ojek. Apa sekarang Pakde jadi tukang ojek? Pakde kan lulusan sarjana kenapa nggak cari kerjaan lain ya setelah dipecat?" tanyaku heran."Dia tidak akan diterima bekerja di manapun. Kanda sudah memberikan blacklist, jadi setiap perusahaan yang dia masukkan lamaran pasti akan menolaknya." Wow, aku tercengang dengan kekuatan pengaruh dari suamiku. Bahkan dengan mudahnya, bisa membuat seseorang nggak bisa bekerja di perusahaan manapun."Mas Mantu, bagaimanapun kelakuan Mas Parmin
KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 21"Awas! Minggir …!" teriakku. Aku takut menabrak suamiku yang jalan di tengah. Untung suamiku cepat tanggap dia langsung minggir kemudian meraih tubuhku dengan memegang pinggangku, reflek aku melingkarkan tanganku di lehernya. Bobot tubuhku sekarang bertumpu pada kedua tangan suamiku. Ini seperti adegan romantis saat dansa."Hati-hati Dinda," ucapnya. "Terimakasih." Keadaan ini membuatku kikuk tapi nyaman. Suamiku terus menatapku seakan ada sesuatu di wajahku."Mata Dinda sungguh indah, Kanda janji takkan Kanda biarkan air mata keluar dari mata indah Dinda.""Gombal!" "Janji laki-laki setia itu pasti." Suamiku mengangkat tubuhku lebih keatas dan dia mencondongkan wajahnya ke arahku. Aku memejamkan mata, pasrah dengan apa yang akan dilakukannya. Bib*rnya menempel di bib*rku, ini pertama kali untukku."Woy! Lagi ngapain ya?" Terdengar teriakan seseorang dari atas.Sontak aku membuka mataku dan suamiku melepas tangan yang ada di pinggangku."Aduh!" Tubuhku
KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 22Astaga! Kenapa jadi begini?"Mas? Ini kenapa jadi begini?""Katanya make over? Ya kayak gini, bener kan make over!" Seolah tak terima dengan protesku justru malah hair stylist itu kekeh dengan pendiriannya."Make over sih make over tapi nggak gini juga! Mas mau di kaya giniin?" Aku berbalik menawarkan make over yang sama pada hair stylist itu.Rambut warna merah menyala dengan belah tengah dan sangat klimis entah mungkin disiram minyak sepuluh liter sampai bisa seperti itu, sementara di bagian depan terdapat poni yang dibuat keriting tapi malah dengan warna hijau nyentrik.Ya Tuhan, begitu aku pegang rambut klimis itu ternyata keras. Apa mungkin dikasih lem kayu? Sementara pada bagian wajah dipoles dengan bedak putih mungkin seratus lapisan, dan alisnya … duh, Angry bird aja kalah!"Va, aku baru tau kalau suamimu jelmaan alien." Riska justru menganggap suamiku seperti alien padahal menurutku lebih buruk dari itu. "Kanda, bangun!" Kuguncang bahu suamiku yan
KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 23"Ada, mau ketemu klien besok. Kenapa? Mau ikut?""Boleh memangnya?""Bolehlah, sekalian Dinda belajar kalau ketemu klien harus bagaimana.""Ketemu klien siang kan?" Jangan sampai jadwalnya pagi bisa kacau. "Iya, suka-suka Kanda sih mau jam berapa. Pak Agus juga anter sekolah dulu kan?""Bapak itu sebenarnya bisa nyetir loh, daripada Pak Agus bolak balik nanti bapak aja yang anter gimana? Bapak dulu sebelum jadi tukang becak pernah kerja jadi sopir pribadi. Majikannya pindah jadi mau nggak mau bapak berhenti." Kuberikan penjelasan takutnya ragu dikira amatir."Bagus donk, besok Kanda minta orang buat anter mobil satu lagi kesini. Sekarang tidur, sudah malam."***"Bu, Seva pergi dulu ya," pamitku pada Ibu."Iya, hati-hati. Va, suamimu sakit?""Oh, nggak kok Bu, kami jalan dulu. Assalamualaikum."Pastinya Ibu juga kaget dengan penampilan mantunya yang tiba-tiba memakai jaket tertutup. "Pak Agus, kita ke salon yang waktu itu aku pernah kesana ya" pintaku pad
KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 24Suamiku justru memelukku, kemudian dia memegang pipiku dengan kedua tangannya."Ini aku sayang," ucapnya."Benarkah?" "Iya, apa Dinda suka?" Aku hanya menganggukkan kepalaku."Oke, kalau kamu suka berarti make over ku berhasil kan?" tanya Fahri."Seratus jempol buat kamu. Pastinya besok-besok aku akan kembali dan jadi pelangganmu. Oh ya, kemarin rambut suamiku di cat, apa nggak apa-apa sekarang di ganti lagi?" Aku hanya nggak mau jadi resiko nantinya."Aman kok, kemarin itu cuma cat rambut yang bukan permanen. Suamimu cocok dengan warna rambut gray blending seperti ini, dan aku hanya merapikan kumis dan bulu bulu nakal di wajahnya." Aku sangat suka dengan hasilnya."Kanda kan mau ketemu klien, ganti dulu bajunya ya." Tadi waktu berangkat memang hanya menggunakan baju santai, nggak mungkin juga ketemu klien pakai baju seperti itu. Aku serahkan setelan jas berwarna hitam dan kemeja yang senada padanya."Ayo, aku temenin ganti baju," ajak Fahri."Jangan! Aku
KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 25"Halo Mbak, cepat ke rumah lama. Pakde Parmin ngamuk!" Aku segera bangun dan membetulkan pakaianku.Gagal maning Son!"Katanya Pakde ngamuk kok sepi ya?" Pikiranku tadi Pakde Parmin ngamuk menghancurkan barang-barang disini."Dinda tunggu di mobil, biar Kanda yang turun." Sepuluh menit kemudian suamiku masuk kembali ke mobil."Kita ke kantor polisi, Gus!" "Kantor polisi? Siapa yang di kantor polisi?""Pakdemu, tadi waktu ngamuk diamankan sama pekerja yang sedang renovasi, akhirnya dibawa ke kantor polisi." "Bapak dimana?""Di kantor polisi juga, sama Seno. Tadi Kanda udah menghubungi Seno mereka menunggu kita."Mobil melesat menuju kantor polisi."Bapak …" panggilku begitu melihat Bapak dan Seno sedang duduk di ruang tunggu. Kucium takzim tangan Bapak."Pak Bambang, Pak Bambang kok lain?" Seno malah fokus ke suamiku.Suamiku hanya tersenyum menanggapi ucapan Seno.Kemudian kami masuk ke ruangan yang ditunjukkan oleh bapak. Ternyata disana juga ada Bude