Share

Bab 15 Tragedi

Author: sarinah0488
last update Last Updated: 2022-09-08 08:17:10
KAKEK TUA itu SUAMIKU

Bab 15

"Halo istrinya aki-aki yang baru dikeluarkan dari kampus , gimana rasanya udah nggak boleh kuliah lagi?" Mbak Susi menemuiku di kelas saat aku sedang membereskan buku untuk dibawa pulang. Aku tetap bergeming tak menghiraukannya. Bahkan aku tinggalkan dia saat dia masih terus mengoceh.

"Dasar bude* ditanya malah diam saja! Memang kamu klop banget sama aki-aki!" Teriaknya saat aku melenggang pergi.

***

"Seva dikeluarin dari kampus Pak, Bu …" ucapku saat Bapak dan Ibu bertanya kenapa aku pulang lebih gasik dari biasanya.

"Dinda tenang aja, Kanda yang akan mengurusnya. Oh iya, sore nanti kita pindah dulu ya, rumah ini akan direnovasi mulai besok." Suamiku malah bilang agar aku tenang. Hancur sudah impianku!

"Kita pindah kemana?" tanya Seno.

"Ke salah satu rumahku, sekalian liburan juga."

"Sekolah Seno gimana?"

"Nanti akan diantar jemput sopir, tenanglah jarak rumahnya juga nggak terlalu jauh."

Jadilah sore itu kami semua pindah, ternyata rumahnya di kawasan p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 16 Pelukan hangat

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 16Aaaaaw, aduh! Tolooooong!" Jeritan minta tolong kini terdengar, ada apa dengan suamiku? Apa dia kalah melawan? Atau jangan-jangan dia tergelincir masuk jurang?Aku ragu.Lari meminta bantuan balik lagi atau sekarang saja aku berbalik? Kalau aku meminta bantuan itu terlalu lama.Hhhhhhhh, bagaimanapun juga dia suamiku, aku tak boleh egois. Aku berbalik kembali ke arah dimana tadi suamiku berada. Kok nggak ada? Dimana suamiku? Jangan-jangan beneran jatuh ke jurang? Atau digigit ular? Ah tidak mungkin rasanya kalau digigit ular yang rugi pasti ularnya. Bisa-bisa taring ular nyangkut di kulit suamiku saking alotnya. Ya Tuhan, selamatkan suamiku. Dia orang baik, dia sudah rela berkorban untukku. Tiba-tiba aku merasa sedih saat tidak menemukannya. Pikiran negatif sudah menghantuiku. "Kanda … jangan pergi … jangan mati dulu … hu hu hu." Tangisku sembari terus mencarinya. "Dinda janji, Dinda akan—""Akan apa Dinda?" Suara itu? Dimana suara itu? Apa hantu?"Ka

    Last Updated : 2022-09-09
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 17 Kamu hamil?

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 17"Va, sudah siang! Ayo bangun!" Terdengar suara panggilan dari Ibu. "Iya, Bu," jawabku parau. Masih saja rasa malas ini mendera. Kuambil ponsel di samping nakas tempat tidurku. Ya ampun sudah jam tujuh! Aku terlambat ke kampus! Ah, aku lupa, aku bukan lagi seorang mahasiswi sekarang. Kubuka aplikasi hijau yang baru berisi beberapa kontak saja.[ Kanda berangkat dulu, Dinda istirahat saja di rumah. Motor sudah di antar Agus, ada di garasi. Kalau Dinda mau keliling pakai motor saja. Ingat, hati-hati jangan ngebut! ] Pesan dari suamiku. Saking siangnya aku bangun, sampai tak sadar suamiku sudah bangun dan pergi.[Pindah nggak ngomong-ngomong!] Pesan kedua dari Riska. Riska mengirimkan foto rumah lama yang kosong hanya ada para pekerja yang sedang merenovasi.[ Woy ][ Bales ][ Va ][ Seva, masih hidup kan? ]Entah berapa pesan lagi yang Riska kirimkan. [ Hmmmmmm ] Balasku singkat.[ Alhamdulillah masih hidup, baru aja aku ganti baju warna hitam buat takziah

    Last Updated : 2022-09-09
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 18 Dia sudah pergi

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 18"Jelas ada! Andi itu pindah gara-gara ditolak cintanya sama kamu. Ha ha ha" Riska justru tertawa setelahnya. "Woy! Bercanda kali! Dari info yang aku dapat, Andi pindah karena ngikutin orang tuanya, jadi mau nggak mau ya Andi pindah. Nah, kamu kan sebagai ibu tiri sekaligus neneknya Andi, masa kamu nggak tau?" Kugelengkan kepalaku karena memang aku benar-benar nggak tau. Berarti Mbak Tania sama suaminya juga ikut pindah donk."Nanti kamu tanyakan saja sama suamimu soal kebenarannya."Benar juga ucapan Riska, nanti aku coba tanyakan. "Makan yuk, laper nih," ajak Riska."Yok ah, aku juga laper. Makan bakso yang diujung jalan sana yuks," tawarku."Bayarin, ya" pinta Riska. Kuanggukan kepalaku tandanya setuju. Nggak ada salahnya aku membalas kebaikan Riska selama ini. Dulu Riska sering mentraktir aku makan jadi sekarang gantian aku yang mentraktirnya.Sesampainya di kedai bakso suasananya cukup ramai. Kuambil tempat duduk yang tersedia. Kupesan juga beberapa bu

    Last Updated : 2022-09-09
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 19 Dia sangat kuat

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 19Saat akan menyebrang menuju parkiran motor, sebuah motor dengan dua pengendara melaju dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba seorang laki-laki yang membonceng menarik paksa tas slempang yang aku kenakan. Aku tak mampu menjaga keseimbanganku. Tubuhku jatuh dan terseret karena tali tas terus ditarik oleh laki-laki itu."Dinda ….!" Suamiku berteriak dan berusaha menolongku. Untung saja tali tas itu putus jadi aku tak terlalu jauh terseret.Aku bangkit dan berdiri kemudian menuju ke arah motorku. Untung saja kunci motor tadi sudah aku pindah di saku."Aku kejar copetnya dulu! Kanda tunggu disini!" perintahku pada suamiku."Eh, ngomong apa Dinda? Pindah ke belakang biar Kanda yang bawa!" Kini justru aku yang diperintah balik olehnya. "Ayo Dinda! Keburu copetnya jauh!" Segera aku duduk di belakangnya dengan posisi melangkah."Pegangan yang kencang!" Ditariknya tanganku untuk berpegangan di pinggangnya.Suamiku langsung tancap gas dengan kecepatan tinggi, pantes aja

    Last Updated : 2022-09-10
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 20 CEO dari segala CEO

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 20"Ehm, Pakde Parmin," jawabku. "Dari suara dan postur tubuhnya sangat mirip sama Pakde Parmin." Lanjutku."Besok akan kuminta orang-orangku untuk mengecek CCTV, harusnya kejadian itu bisa terekam." "Kalau itu benar, kenapa Mas Parmin tega ya? Seva itu kan keponakannya sendiri." Ibu heran jika pelaku itu benar adalah Pakde Parmin. Aku sih nggak kaget, sama Bapak yang notabene adalah saudara sendiri saja dulu Pakde tega apalagi sama aku."Kata Riska, dia melihat Pakde Parmin di pangkalan ojek. Apa sekarang Pakde jadi tukang ojek? Pakde kan lulusan sarjana kenapa nggak cari kerjaan lain ya setelah dipecat?" tanyaku heran."Dia tidak akan diterima bekerja di manapun. Kanda sudah memberikan blacklist, jadi setiap perusahaan yang dia masukkan lamaran pasti akan menolaknya." Wow, aku tercengang dengan kekuatan pengaruh dari suamiku. Bahkan dengan mudahnya, bisa membuat seseorang nggak bisa bekerja di perusahaan manapun."Mas Mantu, bagaimanapun kelakuan Mas Parmin

    Last Updated : 2022-09-10
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 21 Pertama kali

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 21"Awas! Minggir …!" teriakku. Aku takut menabrak suamiku yang jalan di tengah. Untung suamiku cepat tanggap dia langsung minggir kemudian meraih tubuhku dengan memegang pinggangku, reflek aku melingkarkan tanganku di lehernya. Bobot tubuhku sekarang bertumpu pada kedua tangan suamiku. Ini seperti adegan romantis saat dansa."Hati-hati Dinda," ucapnya. "Terimakasih." Keadaan ini membuatku kikuk tapi nyaman. Suamiku terus menatapku seakan ada sesuatu di wajahku."Mata Dinda sungguh indah, Kanda janji takkan Kanda biarkan air mata keluar dari mata indah Dinda.""Gombal!" "Janji laki-laki setia itu pasti." Suamiku mengangkat tubuhku lebih keatas dan dia mencondongkan wajahnya ke arahku. Aku memejamkan mata, pasrah dengan apa yang akan dilakukannya. Bib*rnya menempel di bib*rku, ini pertama kali untukku."Woy! Lagi ngapain ya?" Terdengar teriakan seseorang dari atas.Sontak aku membuka mataku dan suamiku melepas tangan yang ada di pinggangku."Aduh!" Tubuhku

    Last Updated : 2022-09-10
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 22 Makhluk apa itu?

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 22Astaga! Kenapa jadi begini?"Mas? Ini kenapa jadi begini?""Katanya make over? Ya kayak gini, bener kan make over!" Seolah tak terima dengan protesku justru malah hair stylist itu kekeh dengan pendiriannya."Make over sih make over tapi nggak gini juga! Mas mau di kaya giniin?" Aku berbalik menawarkan make over yang sama pada hair stylist itu.Rambut warna merah menyala dengan belah tengah dan sangat klimis entah mungkin disiram minyak sepuluh liter sampai bisa seperti itu, sementara di bagian depan terdapat poni yang dibuat keriting tapi malah dengan warna hijau nyentrik.Ya Tuhan, begitu aku pegang rambut klimis itu ternyata keras. Apa mungkin dikasih lem kayu? Sementara pada bagian wajah dipoles dengan bedak putih mungkin seratus lapisan, dan alisnya … duh, Angry bird aja kalah!"Va, aku baru tau kalau suamimu jelmaan alien." Riska justru menganggap suamiku seperti alien padahal menurutku lebih buruk dari itu. "Kanda, bangun!" Kuguncang bahu suamiku yan

    Last Updated : 2022-09-11
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 23 Make over

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 23"Ada, mau ketemu klien besok. Kenapa? Mau ikut?""Boleh memangnya?""Bolehlah, sekalian Dinda belajar kalau ketemu klien harus bagaimana.""Ketemu klien siang kan?" Jangan sampai jadwalnya pagi bisa kacau. "Iya, suka-suka Kanda sih mau jam berapa. Pak Agus juga anter sekolah dulu kan?""Bapak itu sebenarnya bisa nyetir loh, daripada Pak Agus bolak balik nanti bapak aja yang anter gimana? Bapak dulu sebelum jadi tukang becak pernah kerja jadi sopir pribadi. Majikannya pindah jadi mau nggak mau bapak berhenti." Kuberikan penjelasan takutnya ragu dikira amatir."Bagus donk, besok Kanda minta orang buat anter mobil satu lagi kesini. Sekarang tidur, sudah malam."***"Bu, Seva pergi dulu ya," pamitku pada Ibu."Iya, hati-hati. Va, suamimu sakit?""Oh, nggak kok Bu, kami jalan dulu. Assalamualaikum."Pastinya Ibu juga kaget dengan penampilan mantunya yang tiba-tiba memakai jaket tertutup. "Pak Agus, kita ke salon yang waktu itu aku pernah kesana ya" pintaku pad

    Last Updated : 2022-09-11

Latest chapter

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 162 Ending

    "Cie yang sudah jadi CEO," ledek Riska saat aku sampai di kantor. "Kamu tahu?" Riska mengangguk." Tristan yang cerita semalam." "Kenapa bukan Tristan saja yang menggantikanku? Kenapa Andi?" "Andi itu di Australia pimpinan tertinggi perusahaan Va, sekarang beralih pada Mas Ivan. Andi dipindah tugaskan balik kesini jadi presiden direktur menggantikan kamu" jelas Riska. "Nggak tau aku maunya suamiku, bisa-bisanya mengundurkan diri nggak bilang-bilang." "Suamimu ingin yang terbaik buatmu Va, yakin itu," ucap Riska. *** Malam ini udara terasa dingin, bahkan pendingin ruangan tidak aku nyalakan. "Masih banyak kerjaannya?" tanya suamiku yang melihatku masih sibuk di depan laptop. "Nggak, bentar lagi selesai. Lagian kenapa Kanda harus mundur sih? Kalau nggak kenapa bukan Tristan aja yang jadi CEO?" Aku kemudian mematikan laptopku, pertanda aku sudah selesai mengerjakan pekerjaanku. Di dada bidang suamiku aku sandarkan kepalaku. "Kanda hanya ingin istirahat Dinda, Kanda mau m

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 161 Apa rencanamu sebenarnya?

    "Iya, ini aku. Kenapa? Kamu kaget?" Sejujurnya iya, aku sangat kaget. Dari gelagatnya, sepertinya Mbak Susi punya niat tidak baik sama aku. "Mbak Susi mau apa?" "Mau main-main sebentar sama kamu," sahut Mbak Susi. "Apa maksud Mbak Susi?" "Aku cuma mau tau, kalau wajahmu itu sudah nggak cantik, apa suamimu masih mau sama kamu?" Aku semakin bingung dengan ucapan Mbak Susi. Mbak Susi terlihat sibuk mencari sesuatu dari dalam tasnya. Pintu toilet yang tadinya tertutup kini terbuka semuanya. Namun yang keluar bukan wanita, tapi justru Pakde Parmin juga dengan tiga orang polisi lain, hanya satu yang wanita dia adalah Riska. Mbak Susi yang masih sibuk dengan tasnya tak sadar jika Pakde Parmin dan ketiga polisi datang mendekat, ketiga polisi bahkan langsung menyergap Mbak Susi dari belakang. Mbak Susi kaget, dan berusaha memberontak. "Lepas! Lepaskan aku!" "Kamu nggak akan bisa lepas sekarang," sahut Pakde Parmin. "Bapak tega, menangkap anak Bapak sendiri?" "Bapak harus teg

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 160 Dia membuntuti

    Sesampainya di parkiran aku dan Riska bergegas untuk turun. Langsung menuju ke lantai lima. Di depan ruanganku aku dan Riska kemudian berpisah. Riska ke divisinya sendiri dan aku masuk ke ruanganku sendiri.Hari itu aku lewati seperti biasa, memeriksa laporan dan menandatangani berkas. Ting Pesan masuk ke ponselku. Nomor baru lagi. Apa ini Mbak Susi lagi ya? Aku segera membukanya. Benar dia lagi yang mengirimku pesan.[ KAMU PIKIR AKU TAKUT DENGAN BODYGUARDMU YANG BERTAMBAH BANYAK? NGGAK! KAMU SALAH! ] [ Mau kamu sebenarnya apa, Mbak? Aku rasa aku nggak pernah mengusikmu, mengganggumu. ] Kubalas pesan dari Mbak Susi. Sudah muak rasanya mendiamkannya.[ BERANI JUGA KAMU MEMBALAS PESANKU. AKU MAU KAMU MENDERITA! AKU TIDAK RELA JIKA KAMU BAHAGIA! ] Mbak Susi kemudian mengirimkan sebuah foto padaku. Foto mobil Tristan yang tadi pagi aku tumpangi. Ya Tuhan, bahkan Mbak Susi tau jika aku ikut mobilnya Tristan.Aku segera keluar dari ruanganku dengan buru-buru dan menuju ke ruangan Tris

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 159 Seperti porselen

    "Jangan begitu Bude. Bude nggak usah merasa bersalah. Kita doakan saja semoga Mbak Susi secepatnya kembali ke jalan yang benar." "Bude sudah berusaha menghubungi nomor Susi tapi tidak ada yang bisa." "Sudahlah Bude, suatu saat Mbak Susi pasti mencari Bude. Bagaimanapun juga seorang anak pasti suatu hari butuh ibunya. Ehm, Bude minta tolong siapkan buah ya," pintaku pada Bude. Bude kemudian beranjak menuju ke dapur menyiapkan apa yang aku minta. "Assalamualaikum …!" Terdengar suara seseorang yang selama beberapa hari ini menghilang. Suara yang aku rindukan. "Waalaikumsalam," jawabku seraya menyambut Riska. Riska langsung memelukku erat. "Kangen banget sama kamu, Va," ucap Riska. "Ah, aku nggak, biasa aja!" jawabku bohong. Riska kemudian mendorongku. "Tega banget kamu!" Aku menarik tangan Riska kemudian merangkulnya. "Gitu aja ngambek. Ya kangen lah," lanjutku. Tak lama berselang, Tristan datang. "Tiap hari dia minta pulang, katanya kangen si kembar, kangen kamu, kangen Bi R

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 158 Pesan ancaman

    Pagi ini, aku tengah bersiap pergi ke kantor. Jadwal sudah dikirim lewat email oleh Nana–sekretarisku. "Kanda, mungkin nanti aku pulangnya sore," ucapku pada suamiku. Suamiku sekarang lebih banyak di rumah. Hanya sesekali ke kantor itupun tidak lama. "Apa Dinda sibuk?" "Lumayan, ada berkas yang harus aku pelajari dari hasil meeting kemarin, juga ada meeting dengan klien siang nanti." Pekerjaan yang kemarin tertunda karena sibuk dengan kasus Seno, kini harus menumpuk pada hari ini. Biasanya ada Riska dan Tristan yang menghandle, tapi mereka baru akan kembali tiga hari lagi. Dari foto yang dikirim Riska, terlihat dia sangat bahagia. Syukurlah, aku ikut senang melihatnya. Sebenarnya ada rasa kehilangan beberapa hari tidak mendengar suara khas Riska. Untung saja besok setelah honeymoon mereka akan tinggal disini terlebih dahulu. Kali ini aku setuju dengan hadiah rumah yang besar dari suamiku, bisa menampung orang banyak. "Jangan terlalu capek, kalau ada apa-apa hubungi Kanda." Sua

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 157 Dia tidak takut!

    Waktu menunjukkan pukul delapan malam, saat semua prosedur pembebasan Seno telah selesai. Dengan langkah yang gembira Seno berjalan menuju ke mobil."Aku lapar," ucapku saat diperjalanan menuju pulang."Saya juga lapar, Nona Bos," sahut Pak Agus. "Kanda juga, dari siang belum makan," imbuh suamiku. "Ha ha ha." Kami semua tergelak tertawa bersama. Saking fokusnya pada Seno kami lupa mengisi perut kami.Sebelum sampai rumah, kami memutuskan untuk terlebih dahulu membeli makanan untuk dibawa pulang. Menu yang paling disukai oleh anak-anak. Ayam goreng tepung kriuk-kriuk begitu anaku menyebutnya. "Pak Agus, bagikan juga makanannya pada bodyguard serta yang lainnya ya." "Siap, Nona Bos," sahut Pak Agus."Om Seno …!" teriak Arthur saat melihat Seno masuk ke rumah. Dia langsung meminta Seno untuk menggendongnya. Padahal Arthur sudah berusia enam tahun tapi tetap saja jika ada Seno ataupun Tristan dia akan langsung minta gendong. Berbeda dengan Alvina, dia hanya akan memeluk Seno dan memi

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 156 Buronan

    Mendengar perintah suamiku, anak buah suamiku dengan cekatan langsung mengambil laptop dan menyalakannya. Aku dan suamiku kemudian duduk di kursi tepat di hadapan mereka.Raut wajah mereka berubah pucat setelah melihat putaran rekaman CCTV. Salah satu dari mereka memang tidak terlihat jelas wajahnya tapi jika dilihat dari rekaman CCTV mobil Seno akan sangat terlihat jelas."Apa mereka pelakunya, Va?" tanya Pakde Parmin. "Iya Pakde, tapi mereka belum mau mengaku.""Apa kalian masih mau menyangkal setelah melihat rekaman itu?" Lanjut suamiku bertanya.Mereka berdua saling pandang satu sama lain. Keringat bahkan sudah terlihat jelas mengalir pada wajah mereka. Mereka tentu saja takut, tidak ada celah lagi buat mereka untuk menghindar."Kalian mau menjawabnya atau anak buah saya yang bertindak?" ancam suamiku.Bodyguard di belakang mereka bahkan sudah menarik baju bagian leher mereka. "A—ampun, saya akan mengatakannya," ucap laki-laki berkaos putih dengan mimik wajah ketakutan."Kataka

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 155 Membawa pelaku

    Percakapan dengan Aldo sengaja aku keraskan volumenya, agar satu ruangan ini bisa mendengarnya. "Bagaimana ini, Kanda?" "Tenanglah, sudah ada titik terang," jawab suamiku. "Kalian, segera bawa kesini dua orang yang menanyakan alamat pada Aldo!" Perintah suamiku pada anak buahnya. "Siap Bos!" jawab mereka serempak. Aku terus mondar-mandir di teras, menanti kedatangan Pakde Parmin dan Pak Agus. "Dinda, sini duduk. Jangan mondar mandir terus seperti itu," titah suamiku. Aku tak menggubrisnya, terus saja aku melangkah maju lalu kembali lagi. "Dinda …." Lagi, suamiku memanggil namaku. Mau tak mau aku menurutinya, duduk di samping suamiku di kursi teras. Tiiin Tiin Terdengar klakson mobil di depan, dengan segera Pak Satpam membuka pintu gerbang. Pertama masuk adalah mobil sedan hitam milik suamiku, disusul kemudian mobil sport milik Seno. Aku sangat penasaran dengan mobil Seno, bahkan sebelum mobil itu berhenti aku sudah berlari menghampirinya. Pintu mobil Seno terbuka, kelua

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 154 CCTV

    "Dia dituduh membawa narkoba Mbak," jawab Ibu."Nggak mungkin Seno seperti itu, ini pasti ada kesalahan, atau mungkin ada yang menjebaknya!" "Permisi Bos, mereka sudah datang," ucap Pak Agus. "Suruh mereka tunggu di ruang tamu.""Siap, Bos."Suamiku kemudian meletakkan sendoknya, meminum air putih yang ada di depannya, kemudian beranjak dan meninggalkan meja makan."Bude, tolong temani Ibu ya," pintaku pada Bude Ratmi. Aku kemudian menyusul suamiku, menemui orang-orang suruhan suamiku."Aku berikan tugas untuk kalian minta rekaman CCTV hari ini yang ada di toko buku Pelita, kafe Remaja juga di sekitar kampus Seno. Selidiki juga teman yang bersama Seno!" titah suamiku. "Akan ku kirim foto Seno pada kalian!""Siap Bos!" sahut mereka serempak. Lima orang dengan pawakan tinggi kekar kini beranjak dan meninggalkan ruang tamu.***Keesokan harinya, aku tengah bersiap untuk menemani Ibu ke kantor polisi. Semua jadwal kantor sudah aku serahkan dengan Pak Ilyas, direktur keuangan pada perusa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status