Sepeninggal Arga, Kanaya dan Keanu yang dibawa Kenzie, para tamu undangan dibuat kebingungan dan bertanya-tanya tentang kebenaran berita yang diungkapkan Kenzie. Mereka membentuk beberapa kelompok dan mulai menggunjing.Tak mau telinganya semakin panas dan mamanya menangis terus menerus, Leon memanggil pihak keamanan untuk membubarkan para tamu yang masih asyik bergosip di setiap sudut ballroom. Dia tak peduli mereka mau ngomong apa, yang jelas kewarasan Rossa jauh lebih penting.Leon membawa pulang Rossa dengan hati hancur. Kanaya sekali lagi harus terpisah dengan dirinya setelah beberapa minggu mereka bersama. Kini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga bersama Fardan juga Ayunda sambil mengobati luka-luka yang dialami dua anak lelaki Arga. "Mama kenal nggak sama Damian Marley?" tanya Leon dengan rasa penasaran tingkat tinggi. Rossa sudah sedikit tenang makanya Leon berani bertanya."Kenal, dia teman papamu sejak kuliah dan meninggal karena kecelakaan mobil. Seingat Mama, istri
Leon dan Fardan saling pandang ketika Kenzie menyebutkan nama Ferdian. Sorot penuh tanya terpancar jelas dari keduanya."Ferdian? Apa hubungannya dia dengan kecelakaan Papa?" Fardan yang pertama menyuarakan keheranannya."Kalian jawab saja pertanyaanku yang tadi," desak Kenzie. Apa yang akan dia jelaskan nanti tergantung jawaban dua pria yang duduk di depannya ini.Leon mendengkus kasar, dalam hatinya mengumpati Kenzie yang bersikap arogan tanpa menyadari jika dulu dirinya juga sering bertingkah menyebalkan di mata orang lain."Ferdian rekan bisnis Leon. Perusahaan mereka bergerak di bidang yang sama," jawab Fardan. Lelaki ini masih bisa bersikap sabar menghadapi Kenzie."Dari mana dia mendapat perusahaan itu? Hasil lelang, akuisisi atau apa?" Kembali Kenzie bertanya."Dia meneruskan usaha orang tuanya." Kali ini Leon yang menjawab.Kenzie membenahi posisi duduknya. Jawaban Leon membuat dia yakin bahwa misteri perusahaan papanya akan segera terbongkar. "Siapa namanya? Pasti usianya ng
Sesaat hening menyelimuti ruangan berudara dingin tersebut. Baik Julia juga Daniel saling berpandangan penuh arti seolah sedang berbicara melalui telepati. Tidak berselang lama, papa Ferdian tersebut menggelengkan kepala."Nggak, Papa nggak setuju. Dia udah nikah sama Leon. Jangan kau ganggu dia!" seru Daniel tegas. Di balik kata-katanya ini, sebenarnya dia tak mau kalau kejahatannya di masa lalu terbongkar."Pernikahan mereka nggak sah. Papa dengar sendiri, kan? Aku bisa langsung melamarnya sekarang. Aku sudah cari info tentang Kenzie Marley, dia pengusaha properti di Kanada, Pa. Bayangkan kalau perusahaan kita digabung dengan miliknya, semakin berjayalah kita," jelas Ferdian berapi-api."Oh, iya Mama baru ingat, bukannya Damian juga punya perusahaan properti? Bagaimana kabar perusahaannya sekarang? Siapa yang terusin?" sela Julia dengan polosnya. Dia benar-benar tidak tahu tentang dunia bisnis karena memang tidak mau terlalu mencampuri."Perusahaannya bangkrut terus Papa akuisisi da
Rasa tak percaya bagi Kanaya. Dirinya diperbolehkan bertemu dengan Leon setelah beberapa hari sebelumnya dia mengiba pada sang kakak, tetapi selalu ditolak. Apalagi saat mendengar kata restu terucap dari bibir kakaknya walau dengan syarat tertentu.Kini kanaya, Leon juga Keanu berkumpul di ruang santai yang terdapat di lantai dua. Ketiganya saling melepas rindu setelah sekian hari terpaksa berpisah. Sementara Arga masih belum diizinkan bertemu siapapun."Om Ken mau daftarin Kean kuliah." Keanu mengadu layaknya anak kecil pada papanya."Padahal Papa juga mau daftarin kamu kuliah tapi jurusan bisnis manajemen supaya nanti kamu bisa terusin usaha Papa," sahut Leon menanggapi.Wajah Keanu mendung seketika. Dia tidak mau kuliah di jurusan itu karena tidak sesuai dengan minatnya.Melihat perubahan wajah sang anak, Kanaya lekas menyela, "Kean maunya kuliah jurusan kesenian, Kak. Untuk memperdalam ilmunya di bidang seni peran.""Padahal hanya kamu harapan Papa. Siapa lagi yang akan melanjutka
Gedung kantor bertingkat di kawasan bisnis ibukota menjadi tujuan Kanaya hari ini setelah dia membuat janji dengan Sherin. Sahabatnya itu bersedia membantu dirinya untuk bekerja lagi di kantor Ferdian tanpa banyak pertanyaan.Bersama Sherin, kini Kanaya menaiki lift menuju ruangan Ferdian berada. Demi menutupi rasa gugup yang mulai mendera sejak turun dari mobil tadi, wanita bertubuh seksi itu menautkan jari jemari sambil sesekali mendesah pelan.Menangkap kegundahan di wajah Kanaya, Sherin spontan bertanya, "Kenapa, Nay? Kok, kayak lagi banyak pikiran gitu? Masih tentang masalah kemarin itu?"Sherin memang ikut hadir dalam acara pernikahan Kanaya dan dia baru mendapat kabar terbarunya beberapa hari setelah sahabatnya itu kembali menghilang tanpa kabar. Sebelumnya dia memang pernah diceritakan oleh Kanaya tentang Kenzie yang merupakan kakak kandungnya juga Keanu yang ternyata darah dagingnya.Saat pertama kali Kanaya berkunjung ke rumah Sherin, wanita muda itu terkejut bukan kepalang.
Ferdian mengantar Kanaya ke bagian administrasi setelah menginfokan ke bagian HRD jika dia akan menambahkan satu pegawai baru di sana. Sementara Sherin kembali ke area kerjanya."Pak Imron, tolong tunjukkan tempat kerja Kanaya dan jelaskan pekerjaan apa saja yang harus dia lakukan. Tapi ingat, jangan kasih dia pekerjaan yang berat. Kalau sampai dia sakit karena kelelahan, kamu saya pecat." Ferdian memberi instruksi kepada kepala bagian administrasi sekaligus melancarkan ancaman.Imron yang memang sudah mendapat informasi dari HRD mengangguk mengiyakan, kemudian mengantar Kanaya menuju meja kerjanya yang ada di bagian pojok ruangan dengan Ferdian mengikuti di belakang keduanya. Sebenarnya staf di bagiannya sudah cukup, tetapi karena ini permintaan sang big bos Imron tidak bisa menolak. Menolak sama saja mematikan rejekinya sendiri."Nay, kamu mulai besok saja kerjanya. Hari ini cukup pengenalan job desk kamu saja," ucap Ferdian begitu Kanaya sudah mendapat meja kerja."Iya, Pak Ferdian
Selepas makan siang, Kanaya tidak kembali lagi ke kantor, dia hanya mengantar Sherin hingga ke depan lobi lalu meluncur pulang meskipun Ferdian berkali-kali menghubungi. Merasa risih, Kanaya pun mengirim pesan kalau dia harus pulang karena ada urusan penting."Mungkin hanya aku satu-satunya pegawai baru yang berani membantah perintah big bos," gumam Kanaya setelah mengirim pesan pada Ferdian lalu tersenyum geli. Selanjutnya dia turun dari mobil karena memang sudah sampai di rumah Kenzie Melewati ruang santai di dekat taman belakang, Kanaya melihat seseorang yang ia kenali tengah duduk sendiri."Mama," sapa Kanaya begitu sudah berada di dekatnya lalu ikut duduk di sebelahnya.Rossa menoleh kemudian tersenyum setelah melihat siapa yang sudah menyapanya. Tanpa banyak bicara, wanita paruh baya itu memeluk Kanaya begitu erat."Mama kangen banget sama kamu. Gimana keadaanmu?" tanya Rossa setelah puas memeluk putri angkatnya."Baik, Ma. Mama udah lama? Mau ketemu siapa?" Rasa penasaran meny
Lagi-lagi Kanaya dibuat tak percaya dengan keputusan dan perkataan Kenzie. Masih terbayang bagaimana murkanya sang kakak jika dirinya membahas tentang Leon walau satu kata saja saat mereka masih di Kanada. Apakah kepala kakaknya itu terbentur sesuatu lalu jadi hilang ingatan? Pikir Kanaya.Akan tetapi, dibalik itu semua Kanaya bersyukur sangat karena sang kakak akhirnya bisa menerima Leon dan keluarga. Terbukti dari diizinkannya Rossa bertemu Arga, dirinya yang bisa bersatu lagi dengan Keanu, ditambah lagi dengan kerjasama antara Leon dan Kenzie untuk membongkar kedok Daniel."Kenapa bengong? Itu 'kan yang kamu mau? Menikah secara sah dengan laki-laki itu?"Suara Kenzie membuyarkan lamunan Kanaya hingga membuat matanya mengerjap beberapa kali lalu menatap lekat sang kakak. "Kaget aja, kenapa Kakak bisa secepat ini berubah? Apakah benar Papa Arga tidak bersalah? Tadi aja Kakak kasih izin Mama Rossa buat ketemu Papa."Menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya sekaligus, Kenzie ba
"Kamu serius?" Leon menatap anaknya penuh selidik. Begitupun dengan Kanaya yang duduk di sebelahnya.Keanu mengangguk. Beberapa saat yang lalu, setelah mengantar Audy pulang, Keanu memberitahukan niatnya pada Leon juga Kanaya untuk melamar tunangannya. Sebenarnya, ketika mengatakan hal tersebut pada Audy, dia belum bicara dengan dua orang tuanya itu."Mama pikir kamu mau nunggu usia kalian matang dulu baru menikah," ujar Kanaya."Memangnya umur 24 masih terbilang muda untuk menikah, Ma?" Keanu menatap penuh tanya mamanya."Nggak, sih, udah cukup malah. Cuma 'kan yang Mama tau, biasanya para artis itu suka nunda-nunda buat nikah muda. Mereka lebih memilih mengembangkan karier dulu, baru memikirkan kehidupan pribadinya.""Itu 'kan orang lain, Kean nggak ada pikiran begitu. Kalo udah ada gadis yang cocok dan sepemikiran, ngapain ditunda-tunda? Kalo dia kabur karena kelamaan nunggu, bisa-bisa Kean yang gigit jari.""Betul itu, Papa setuju. Jangan lepas gadis yang sudah cocok dengan hatimu
Rasa tak percaya menyelimuti hati Audy saat laki-laki yang duduk di depannya itu mengucapkan kata-kata yang tak pernah ada dalam pikirannya, dan dia bingung harus menjawab apa. Karena dia sendiri belum tahu dengan perasaannya pada Keanu. Memang, selama bersama laki-laki itu, Audy merasakan kenyamanan dan dia juga merasa terlindungi. "Aku tau mungkin ini terlalu mendadak, dan kamu nggak harus menjawabnya sekarang. Kamu bisa memikirkannya lebih dulu. Cuma satu yang pasti, aku nggak main-main dengan apa yang aku katakan barusan," ucap Keanu sambil menatap Audy yang terdiam di tempat.Audy mengerjapkan mata, lalu berkata, "Mmm ... Iya, ini memang terlalu mendadak. Aku butuh waktu buat berpikir.""Oke, tapi jangan terlalu lama," sahut Keanu tersenyum tipis.Audy mengangguk. "Dan cincin ini, sebaiknya kamu simpen dulu. Aku belum pantas untuk menerimanya.""Kenapa?""Di antara kita belum ada ikatan yang pasti. Sebaiknya nanti aja kalo aku udah kasih jawaban.""Baiklah," sahut Keanu memasukk
Audy menarik tubuh Shela sekuat tenaga supaya terlepas dari Keanu yang juga sedang berusaha melepaskan kaitan tangan yang melingkar di pinggang."Aww ...!" jerit Shela terpekik saat dirinya jatuh ke belakang dengan pantat menyentuh lantai lebih dulu. Rupanya Audy dan Keanu berhasi melepaskan jeratan gadis ber-make up tebal itu."Masih punya nyali kamu buat bikin masalah sama aku?" Keanu menatap nyalang gadis yang kini sedang meringis sambil mengusap-usap bagian belakang tubuhnya, tapi masih dalam posisi terduduk di lantai.Shela mendongak demi melihat Keanu. "Jahat kamu, Kean! Gara-gara penolakan kamu di setiap produksi film yang aku terlibat di dalamnya, sekarang aku nggak pernah mendapat tawaran apapun. Bahkan untuk iklan atau sinetron sekalipun."Nasib Shela di dunia hiburan memang kurang beruntung. Setelah permasalahannya dengan Keanu mencuat, jarang ada yang mau memakai lagi dirinya sebagai pemeran dalam setiap produksi film, entah itu sebagai pemeran utama, pendamping atau figur
"Audy!"Gadis bersanggul itu menoleh ke asal suara saat mendengar ada yang memanggil namanya. Keningnya berkerut dalam ketika melihat laki-laki yang kini menjadi teman akrabnya tetapi jarang bertemu itu berjalan mendekat sambil menjinjing paper bag di tangan."Rapi amat. Nggak syuting?" tanya Audy pada lelaki yang memakai kaos putih dipadukan dengan jas semi formal berwarna abu-abu gelap tersebut setelah berdiri di sampingnya."Nggak, lagi libur. Barusan habis meeting di resto depan, terus mampir ke sini soalnya inget sekarang jadwal kamu latihan," jawab Keanu melebarkan senyum, "udah beres?" sambungnya."Belum, masih ada satu jam lagi. Ini lagi istirahat.""Kebetulan. Ini, aku bawain desert." Keanu menyodorkan paper bag berukuran besar tersebut."Bagas nggak ikut?" tanya Audy sambil mengambil paper bag dari tangan Keanu."Bagas ke panti sama Oma dan Opa."Audy melihat isi dari paper bag. "Banyak amat," cetusnya, kemudian beralih menatap Keanu."Sekalian buat yang lain."Audy mengang
Barata berdiri tegak sambil berkacak pinggang di hadapan Bella dan papa Jonathan yang duduk di kursi taman restoran. Para pengunjung restoran sudah kembali ke tempat duduk mereka masing-masing setelah Leon turun tangan mencegah Barata bertindak lebih jauh lagi. Leon juga Keanu masih berada di tempat itu, sementara yang lain sudah diminta untuk pulang lebih dahulu.Laki-laki berpakaian kasual itu mengusap wajahnya sambil membuang nafas kasar. Sesekali matanya melirik Audy yang berdiri tak jauh di sisi kanan."Inilah kelakuan perempuan yang kamu akui sebagai mama itu, Sayang. Seumur pernikahan kami, dia berselingkuh dengan laki-laki ini hingga menghasilkan anak."Semua yang ada di sekitar Barata terkejut, terkecuali Leon, karena dia sudah tahu akan cerita itu, hanya belum tahu saja siapa laki-lakinya."Shela anakmu, Mas!" seru Bella sambil melihat Barata dengan mata melotot."Kamu yakin? Karena aku merasa gak yakin," sahut Barata sinis, tapi tetap tenang.Hati laki-laki itu sudah terlan
Audy memunguti pecahan gelas yang berserakan di lantai dengan tangan bergetar. Mendengar penuturan Keanu pada Kanaya membuat dia merasa malu pada kedua orang tua Keanu yang sudah banyak membantunya."Audy?" Keanu muncul dari ambang pintu, dan itu membuat konsentrasi Audy buyar "Aww ...!" pekik Audy saat tak sengaja jarinya tertusuk pecahan gelas yang runcing.Bergegas Keanu menghampiri gadis tersebut lalu menarik tangannya. "Biarin Bibi aja yang bersihin pecahannya," ucap Keanu sambil membawa Audy menuju kursi tempat dia duduk sebelumnya."Coba liat, mana yang luka?" Keanu menadahkan tangan. Bagai terhipnotis, Audy menunjukkan satu jarinya yang tertusuk pecahan gelas.Keanu meraih tangan Audy lalu memijit bagian jarinya yang terluka hingga mengeluarkan darah. Setelah itu, pemuda berkaos putih tersebut menghisap darah yang keluar kemudian meludahkannya di tanah yang berumput.Diperlakukan seperti itu membuat tubuh Audy membeku, tapi detak jantungnya berdegup tak karuan. Dia hanya mamp
Melihat foto-foto yang Jonathan tunjukkan di salah satu akun sosial media, membuat Keanu dan Bagas tahu jika Shela yang nekat menjebak Keanu adalah adiknya Audy. Keduanya saling tatap tak percaya mengingat bagaimana sikap Audy sebagai kakaknya.Saat sedang fokus dengan ponsel Jonathan, Keanu melihat pergerakan temannya tersebut yang beranjak dari kursinya lalu berjalan menjauhi meja mereka. "Jo, mau ke mana lo?" tanya Keanu heran.Jonathan tidak menjawab. Dia terus melangkah dengan nafas memburu dan tangan terkepal menuju sepasang laki-laki dan perempuan yang kini sudah duduk saling berhadapan di pojok cafe. Suara hentakan kakinya terdengar kencang karena dibarengi amarah.Penasaran temannya itu mau pergi ke mana, Keanu mengikuti arah langkah Jonathan. Bagas tetap duduk menunggu walau dalam hatinya ingin tahu juga."Jadi begini yang kalian lakukan di belakang pasangan kalian masing-masing?"Ucapan Jonathan tersebut spontan membuat dua manusia dewasa yang saling berpegangan tangan itu
Keanu dan Bagas tidak menyangka jika Shela nekat melakukan hal yang sangat menjijikkan demi mendongkrak popularitasnya. Kini nama Shela sudah masuk dalam daftar hitam di agenda Bagas. Jika ada nama gadis itu dalam urutan daftar pemain di sebuah produksi film atau apapun itu, maka Bagas secara otomatis akan menolaknya."Kamu inget nggak, Gas? Jonathan pernah bilang kalo adiknya Audy yang bernama Shela kuliah di kampus kesenian. Apa itu Shela yang sama yang sering ketemu sama kita, atau lain lagi?" ujar Keanu dalam perjalanan mereka pulang.Syuting hari ini batal secara mendadak, karena sang pemeran utama tidak mau Shela masih ada dalam daftar pemain film yang sedang dikerjakan. Lebih baik dia kehilangan uang puluhan atau ratusan juta daripada harus tercoreng nama baiknya karena keberadaan Shela, yang bisa jadi akan melakukan hal serupa di masa mendatang.Bagas mencoba mengingat sambil menyetir mobil. "Lupa-lupa inget," sahut Bagas setelah beberapa menit berpikir."Coba aja tanyain ke s
Perasaan Keanu sedikit tidak enak sejak keluar dari kantor Leon. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat ini, tapi dia sendiri tidak tahu. Rasa malas pergi ke lokasi syuting menghinggapi dirinya. Namun, dia tetap memaksakan diri. Karena jika dirinya tidak hadir, maka jadwal syuting yang lain akan berantakan."Kenapa?" Bagas yang sudah hafal dengan sikap dan gerak-gerik Keanu sudah bisa membaca kegelisahan di wajah sang aktor.Keanu menghela nafas berat. "Nggak tau kenapa, perasaan males banget hari ini buat syuting.""Itu karena kamu terlalu banyak kegiatan, jadinya kurang istirahat. Bayangin aja, pagi ke kantor, siang dikit syuting, lalu malamnya kuliah. Walaupun dua kegiatan yang baru itu nggak tiap hari, tapi tetap aja kamu butuh libur."Keanu mulai bekerja sekaligus mempelajari manajemen perusahaan papanya sedikit demi sedikit, dia juga sudah mendaftarkan diri di universitas yang menerima kelas karyawan untuk jurusan bisnis manajemen.Awalnya, kedua orang tua Keanu mengira jika a