Selama di acara reuni, Aruna sungguh merasa tak nyaman dan ingin segera pulang. Rasa tak nyaman itu semakin menjadi-jadi saat banyak yang bertanya tentang dirinya pada Arkan, dan Arkan menjawab dengan jujur bahkan memberitahu mereka juga tentang kehamilan Aruna.Situasi jadi canggung karena di sana juga ada Salsa, mantan tunangan Arkan. Bisik-bisik disekitar membuat Aruna pusing dan sakit kepala. Akhirnya Aruna meminta pulang jauh sebelum acara selesai. Namun Arkan tak menolak dan menuruti permintaan Aruna untuk segera pulang.Aruna menyuruh Arkan untuk tetap di sana saja sementara dia bisa pulang naik taksi. Dan jelas permintaan itu Arkan tolak mentah-mentah. Karena dia tak mau membiarkan Aruna pulang sendirian dan tetap di acara itu tanpa Aruna."Benarkan? Semua orang jadi membandingkan aku dengan mantan tunanganmu itu, Mas." Aruna berkata. Entah apa yang mereka bandingkan, yang jelas Aruna yakin dia akan menjadi pihak yang kalah. Memangnya apa keunggulan yang dia miliki sekarang? D
Waktu terus berjalan, tak terasa kini kehamilan Aruna sudah masuk trimester akhir. Jenis kelamin calon bayinya sudah terlihat, dan Aruna sudah menyuruh Arkan agar segera menyiapkan nama untuk calon bayi laki-laki mereka.Setiap bulan Aruna selalu melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilannya sehat dan baik-baik saja. Dan sejauh ini, dokter selalu bilang kalau kehamilan Aruna baik-baik saja tanpa ada masalah.Semenjak kehamilan Aruna mendekati HPL, Arkan mulai sering di rumah. Kadang dia tak berangkat kerja hanya untuk menemani Aruna di rumah. Kadang juga kalau dia kerja dia akan pulang lebih awal dari jam pulang kantor yang sudah ditentukan.Dan hari ini, Arkan kembali tak bekerja. Dia memilih untuk malas-malasan di dalam kamar bersama dengan Aruna. Dan ya, posisi mereka kini berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh mereka. Pakaian mereka berserakan di atas lantai, dan mereka tak mempedulikan itu. Semenjak hamil, keinginan untuk melakukan hubungan intim semak
HPL yang dokter sebutkan masih satu minggu lagi, namun sejak semalam setelah pulang dari dinner berdua dengan Arkan, Aruna mulai merasakan kontraksi. Namun dia masih bisa menahan rasa sakitnya jadi dia tak meminta untuk langsung ke rumah sakit.Karena merasakan kontraksi, jelas Aruna tak bisa tidur dengan nyenyak. Sepanjang malam dia terus berjalan di dalam kamar, mengikuti anjuran dari dokter. Tentu saja Arkan pun jadi ikut tak bisa tidur saat tahu Aruna dalam keadaan sudah sangat dekat menuju proses melahirkan.Pukul empat pagi buta, akhirnya Arkan membawa Aruna ke rumah sakit. Arkan panik dan khawatir melihat Aruna yang terus merintih kesakitan. Mengejutkan sekali, saat sampai di rumah sakit dokter bilang kalau Aruna sudah pembukaan sembilan. Yang mana proses persalinan akan berlangsung sebentar lagi.Perawat langsung memberikan baju rumah sakit pada Arkan yang akan menemani Aruna di ruang persalinan. Sembari menunggu pembukaan penuh, Arkan tak berhenti berdoa kepada Tuhan agar Aru
Perawat masuk ke dalam kamar inap Aruna dan meminta Kenzi untuk dibawa lagi ke ruangan bayi. Hana dan Tio pun menawarkan diri untuk mengantar cucu mereka ke kamar bayi. Sekalian memberikan waktu untuk Arkan dan Aruna berbicara empat mata."Mas pasti masih ingat poin-poin dalam surat perjanjian itu, Mas. Dan sekarang semuanya sudah selesai. Masalah ku sudah Mas Arkan selesaikan, dan keinginan Mas juga kedua orang tua Mas Arkan sudah aku kabulkan. Jadi, semuanya selesai. Aku harus pergi dan menyerahkan hak asuh Kenzi padamu. Sesuai isi perjanjian." Aruna berucap dengan lemah lembut, mengingatkan Arkan pada isi surat perjanjian yang mereka sepakati satu tahun yang lalu."Aku tak bisa, Runa. Aku tak mau kamu pergi," ucap Arkan dengan suara pelan. Genggaman tangannya pada tangan Aruna semakin erat dan kuat."Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk kebersamaan kita. Aku tak bisa kehilangan kamu begitu saja, Runa. Aku mohon. Aku tak mau ditinggalkan lagi." Arkan berucap dengan emosi yang
Arkan dan orang tuanya mendapatkan edukasi cara merawat bayi dengan baik dan benar dari dokter. Selain diberikan edukasi tentang merawat bayi di zaman sekarang, mereka juga diberikan edukasi tentang cara memperlakukan sang ibu bayi dengan baik agar ibu si bayi tidak mengalami baby blues.Setelah pulang ke rumah, Aruna diperlakukan dengan sangat baik oleh Arkan dan Hana. Hana membantu merawat Kenzi, sedangkan Arkan berusaha membantu Aruna setiap ingin melakukan sesuatu. Keadaan jalan lahir yang dijahit membuat Aruna harus hati-hati saat berjalan atau bahkan duduk. Dan untuk mengganti pakaian pun Aruna masih harus di bantu.Seperti hari ini, pagi-pagi sekali Hana sudah datang ke kamar Arkan dan Aruna dengan membawa nampan yang di atasnya adalah makanan untuk Aruna. Hana menyuruh Arkan untuk menyuapi Aruna, sedangkan dirinya langsung mengambil Kenzi. Aruna masih belum kuat banyak bergerak, jadi Hana lah yang memandikan Kenzi. Hana juga menjemurnya sesuai dengan perintah dokter.Aruna mer
Aruna kini berada di dalam kamar dengan posisi duduk di atas ranjang. Dia sedang menggendong anaknya yang baru saja terlelap. Di depannya ada Hana, yang baru saja datang dengan membawa nampan, membawakan makanan untuk Aruna."Kamu makan dulu ya. Kenzi biar sama Mama," ucap Hana. Aruna tersenyum dan mengangguk kecil. Dengan sangat perlahan, Aruna pun menyerahkan Kenzi pada Hana. Dan Hana terlihat sangat senang sekali karena bisa menggendong cucunya lagi."Papa ada, Ma?" Aruna bertanya, menanyakan sosok ayah mertuanya. Dia pun turun dari atas ranjang dan mendekati sofa untuk menyantap makanan yang sudah dibawakan oleh Hana."Pergi keluar tadi. Katanya ada teman lamanya yang ngajak ketemu." Hana menjawab."Mama nggak ikut?" tanya Aruna heran."Diajak sih. Tapi masa iya kamu ditinggalin sendirian di sini. Yang ada nanti suamimu marah kalau tahu itu," jawab Hana. Aruna tertawa pelan mendengar itu. Begitulah nasib dua kepala keluarga yang disatukan dalam satu rumah. Beruntungnya sekarang Ti
Biasanya, Aruna tak pernah penasaran dengan kegiatan Arkan di luar sana. Bahkan saat pertama kalinya Arkan tidak pulang siang tadi, Aruna juga tak merasa curiga. Dia yakin Arkan memang ada urusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Dan lagi, Aruna tak pernah penasaran dengan isi ponsel Arkan.Namun entah kenapa, hari ini Aruna merasa penasaran. Dia meminta izin meminjam ponsel Arkan, dan Arkan mengizinkan. Aruna membuka kedua ponsel Arkan. Di ponsel yang khusus untuk masalah pekerjaan pun Aruna tak menemukan sesuatu yang aneh. Semuanya tetap sama seperti sebelum-sebelumnya.Namun saat Aruna hendak menyimpan ponsel Arkan, sebuah notifikasi masuk ke ponsel Arkan yang khusus untuk berkomunikasi dengan keluarga. Penasaran, akhirnya Aruna melihat notifikasi tersebut. Ternyata itu adalah pemberitahuan ada DM Instagram yang masuk.Arkan memang memiliki akun Instragram, namun jarang memakainya. Tak ada postingan apapun di akunnya, tak ada chat juga. Akun Arkan tersebut memakai nama asli Arkan
Arkan mengabaikan DM yang masuk dari Salsa, dan langsung memblokirnya tanpa berniat memberikan balasan. Arkan pikir, mungkin Salsa bisa paham dengan tindakannya yang seperti itu, yang menandakan kalau Arkan benar-benar tak mau komunikasi lagi dengannya.Namun Arkan lupa, kalau urat malu Salsa memang sudah lama putus. Arkan masih ingat saat dia disalahkan oleh Salsa saat wanita itu ketahuan selingkuh dengan Andres. Bukannya mengaku salah dan meminta maaf, tapi Salsa malah menyalahkan Arkan atas perselingkuhan yang dia lakukan.Playing victim. Begitulah dia dan semua pendukungnya.Karena Aruna sedikitnya tahu tentang Salsa, maka Arkan berkali-kali meminta pada Aruna agar jangan curiga dan berpikiran buruk, yang bisa saja menyebabkan masalah pada kesehatan, terutama pada ASI-nya. Arkan selalu meyakinkan Aruna kalau Salsa bukanlah sosok yang spesial bagi Arkan. Arkan tak terlalu mempedulikan tentang Salsa dan menjalani hari seperti biasa. Arkan juga lupa kalau Salsa adalah orang yang nek