Perawat masuk ke dalam kamar inap Aruna dan meminta Kenzi untuk dibawa lagi ke ruangan bayi. Hana dan Tio pun menawarkan diri untuk mengantar cucu mereka ke kamar bayi. Sekalian memberikan waktu untuk Arkan dan Aruna berbicara empat mata."Mas pasti masih ingat poin-poin dalam surat perjanjian itu, Mas. Dan sekarang semuanya sudah selesai. Masalah ku sudah Mas Arkan selesaikan, dan keinginan Mas juga kedua orang tua Mas Arkan sudah aku kabulkan. Jadi, semuanya selesai. Aku harus pergi dan menyerahkan hak asuh Kenzi padamu. Sesuai isi perjanjian." Aruna berucap dengan lemah lembut, mengingatkan Arkan pada isi surat perjanjian yang mereka sepakati satu tahun yang lalu."Aku tak bisa, Runa. Aku tak mau kamu pergi," ucap Arkan dengan suara pelan. Genggaman tangannya pada tangan Aruna semakin erat dan kuat."Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk kebersamaan kita. Aku tak bisa kehilangan kamu begitu saja, Runa. Aku mohon. Aku tak mau ditinggalkan lagi." Arkan berucap dengan emosi yang
Arkan dan orang tuanya mendapatkan edukasi cara merawat bayi dengan baik dan benar dari dokter. Selain diberikan edukasi tentang merawat bayi di zaman sekarang, mereka juga diberikan edukasi tentang cara memperlakukan sang ibu bayi dengan baik agar ibu si bayi tidak mengalami baby blues.Setelah pulang ke rumah, Aruna diperlakukan dengan sangat baik oleh Arkan dan Hana. Hana membantu merawat Kenzi, sedangkan Arkan berusaha membantu Aruna setiap ingin melakukan sesuatu. Keadaan jalan lahir yang dijahit membuat Aruna harus hati-hati saat berjalan atau bahkan duduk. Dan untuk mengganti pakaian pun Aruna masih harus di bantu.Seperti hari ini, pagi-pagi sekali Hana sudah datang ke kamar Arkan dan Aruna dengan membawa nampan yang di atasnya adalah makanan untuk Aruna. Hana menyuruh Arkan untuk menyuapi Aruna, sedangkan dirinya langsung mengambil Kenzi. Aruna masih belum kuat banyak bergerak, jadi Hana lah yang memandikan Kenzi. Hana juga menjemurnya sesuai dengan perintah dokter.Aruna mer
Aruna kini berada di dalam kamar dengan posisi duduk di atas ranjang. Dia sedang menggendong anaknya yang baru saja terlelap. Di depannya ada Hana, yang baru saja datang dengan membawa nampan, membawakan makanan untuk Aruna."Kamu makan dulu ya. Kenzi biar sama Mama," ucap Hana. Aruna tersenyum dan mengangguk kecil. Dengan sangat perlahan, Aruna pun menyerahkan Kenzi pada Hana. Dan Hana terlihat sangat senang sekali karena bisa menggendong cucunya lagi."Papa ada, Ma?" Aruna bertanya, menanyakan sosok ayah mertuanya. Dia pun turun dari atas ranjang dan mendekati sofa untuk menyantap makanan yang sudah dibawakan oleh Hana."Pergi keluar tadi. Katanya ada teman lamanya yang ngajak ketemu." Hana menjawab."Mama nggak ikut?" tanya Aruna heran."Diajak sih. Tapi masa iya kamu ditinggalin sendirian di sini. Yang ada nanti suamimu marah kalau tahu itu," jawab Hana. Aruna tertawa pelan mendengar itu. Begitulah nasib dua kepala keluarga yang disatukan dalam satu rumah. Beruntungnya sekarang Ti
Biasanya, Aruna tak pernah penasaran dengan kegiatan Arkan di luar sana. Bahkan saat pertama kalinya Arkan tidak pulang siang tadi, Aruna juga tak merasa curiga. Dia yakin Arkan memang ada urusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Dan lagi, Aruna tak pernah penasaran dengan isi ponsel Arkan.Namun entah kenapa, hari ini Aruna merasa penasaran. Dia meminta izin meminjam ponsel Arkan, dan Arkan mengizinkan. Aruna membuka kedua ponsel Arkan. Di ponsel yang khusus untuk masalah pekerjaan pun Aruna tak menemukan sesuatu yang aneh. Semuanya tetap sama seperti sebelum-sebelumnya.Namun saat Aruna hendak menyimpan ponsel Arkan, sebuah notifikasi masuk ke ponsel Arkan yang khusus untuk berkomunikasi dengan keluarga. Penasaran, akhirnya Aruna melihat notifikasi tersebut. Ternyata itu adalah pemberitahuan ada DM Instagram yang masuk.Arkan memang memiliki akun Instragram, namun jarang memakainya. Tak ada postingan apapun di akunnya, tak ada chat juga. Akun Arkan tersebut memakai nama asli Arkan
Arkan mengabaikan DM yang masuk dari Salsa, dan langsung memblokirnya tanpa berniat memberikan balasan. Arkan pikir, mungkin Salsa bisa paham dengan tindakannya yang seperti itu, yang menandakan kalau Arkan benar-benar tak mau komunikasi lagi dengannya.Namun Arkan lupa, kalau urat malu Salsa memang sudah lama putus. Arkan masih ingat saat dia disalahkan oleh Salsa saat wanita itu ketahuan selingkuh dengan Andres. Bukannya mengaku salah dan meminta maaf, tapi Salsa malah menyalahkan Arkan atas perselingkuhan yang dia lakukan.Playing victim. Begitulah dia dan semua pendukungnya.Karena Aruna sedikitnya tahu tentang Salsa, maka Arkan berkali-kali meminta pada Aruna agar jangan curiga dan berpikiran buruk, yang bisa saja menyebabkan masalah pada kesehatan, terutama pada ASI-nya. Arkan selalu meyakinkan Aruna kalau Salsa bukanlah sosok yang spesial bagi Arkan. Arkan tak terlalu mempedulikan tentang Salsa dan menjalani hari seperti biasa. Arkan juga lupa kalau Salsa adalah orang yang nek
Arkan mengajak Aruna untuk menginap di rumah wanita tersebut. Aruna sempat heran karena biasanya mereka menginap di sana setiap malam Minggu saja. Namun Aruna belum sempat bertanya dan mengiyakan saja saat Arkan menyuruhnya menyiapkan perlengkapan Kenzi.Sebelum membawa Aruna keluar dari rumah, Arkan bicara dulu pada orang tuanya. Jujur saja, Arkan khawatir kalau memang Salsa datang ke rumah bersama orang tuanya. Arkan khawatir secara tak sengaja mereka melihat atau bertemu dengan Aruna. Tio dan Hana memahami alasan yang Arkan berikan, dan mereka siap untuk menghadapi Salsa beserta orang tuanya jika memang mereka datang.Setelah Arkan pergi, Tio pun mulai bercerita pada istrinya tentang pertemuan dia dengan ayah Salsa kemarin."Handi yang meminta Mas datang?" tanya Hana. Tio memang sudah bercerita sedikit pada Hana tentang pertemuan dia dan Handi."Iya. Ya, mulanya dia meminta maaf atas kelakuan Salsa tiga tahun lalu. Dia juga berusaha merayu aku agar aku bicara pada Arkan, supaya Ark
Arkan berdiri di dekat jendela ruang tamu yang gordennya masih terbuka. Matanya menatap ke arah halaman rumah Aruna yang terlihat rapi dan cantik. Dia juga sedang memegang ponselnya, menjawab panggilan dari sang ayah. Sementara Aruna berada di kamar karena sedang menidurkan Kenzi."Jika sudah begitu, dia tak akan mendapatkan dukungan apapun lagi dari orang tuanya. Dia merasa berani karena yakin orang tuanya akan membantunya bagaimana pun caranya." Arkan berucap pada ayahnya di seberang telepon."Mungkin Handi dan Fara akan berhenti mendukung, tapi Salsa bisa saja tetap berbuat nekat. Bukan tak mungkin dia akan datang lagi ke kantor untuk memaksa bertemu denganmu. Jangan ragu untuk mengusirnya." Tio berucap dari seberang telepon. Arkan pun menganggukkan kepala. Padahal itu sia-sia karena Tio tak bisa melihatnya."Tentu saja. Aku akan menegaskan pada dia kalau aku memang terganggu dengan kehadirannya.""Bagus. Jaga anak dan istrimu dengan baik. Terutama istrimu, jangan sampai dia kepiki
Benar yang Tio katakan pada Arkan semalam tentang Salsa yang mungkin belum menyerah untuk berusaha menemui Arkan dan berusaha mendekati pria itu lagi. Perbedaannya sekarang mungkin Salsa sudah tak lagi mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya. Handi sudah repot-repot mencari tahu latar belakang Aruna, berusaha membuat Tio goyah. Nyatanya Tio sudah tahu seluk-beluk keluarga Aruna, dan dia sudah menyetujui pernikahan Aruna dengan Arkan sejak awal.Hari ini, Arkan kembali bekerja seperti hari-hari biasanya. Dia terlambat datang ke kantor hari ini karena harus mengantarkan Aruna dan Kenzi dulu ke rumah orang tuanya. Aruna meminta untuk tetap di sana saja dan bisa pulang ke rumah mertuanya di siang hari nanti. Namun Arkan menolak dengan tegas. Dia tak akan mau meninggalkan Aruna hanya berdua saja dengan Kenzi di sana. Arkan hanya khawatir saja jika sesuatu yang buruk terjadi.Dan seperti yang dibahas semalam oleh Arkan dan ayahnya, Salsa memang belum kapok untuk menemui Arkan. Hari ini