Acara reuni SMA Arkan dilaksanakan di sebuah hotel yang jaraknya tak terlalu jauh dari kantor Arkan. Acaranya dimulai sejak jam makan siang sampai jam makan malam. Dulu, awal-awal mengadakan acara reuni, acaranya selalu dilaksanakan di malam hari. Namun sekarang keadaan sudah berubah, dan banyak yang sudah berkeluarga meminta agar acara dilaksanakan siang hari saja agar mereka yang sudah punya anak bisa turut serta membawa anak-anak mereka.Sania, salah satu panitia acara membolehkan siapapun membawa anggota keluarganya. Entah itu suami, anak, istri atau yang lainnya. Karena Sania berpikir kalau ini bukan hanya sekedar reuni saja, tapi juga untuk dijadikan acara silaturahmi dan saling mengenalkan anggota keluarga. Walau begitu, banyak yang tak suka dengan keputusan yang Sania buat. Hari ini, acara reuni di laksanakan. Dan Aruna akan ikut Arkan ke acara reuni pria itu seperti yang pria itu inginkan, walau sebenarnya Aruna merasa malas.Aruna sudah berdandan rapi siang ini. Dia memakai
Selama di acara reuni, Aruna sungguh merasa tak nyaman dan ingin segera pulang. Rasa tak nyaman itu semakin menjadi-jadi saat banyak yang bertanya tentang dirinya pada Arkan, dan Arkan menjawab dengan jujur bahkan memberitahu mereka juga tentang kehamilan Aruna.Situasi jadi canggung karena di sana juga ada Salsa, mantan tunangan Arkan. Bisik-bisik disekitar membuat Aruna pusing dan sakit kepala. Akhirnya Aruna meminta pulang jauh sebelum acara selesai. Namun Arkan tak menolak dan menuruti permintaan Aruna untuk segera pulang.Aruna menyuruh Arkan untuk tetap di sana saja sementara dia bisa pulang naik taksi. Dan jelas permintaan itu Arkan tolak mentah-mentah. Karena dia tak mau membiarkan Aruna pulang sendirian dan tetap di acara itu tanpa Aruna."Benarkan? Semua orang jadi membandingkan aku dengan mantan tunanganmu itu, Mas." Aruna berkata. Entah apa yang mereka bandingkan, yang jelas Aruna yakin dia akan menjadi pihak yang kalah. Memangnya apa keunggulan yang dia miliki sekarang? D
Waktu terus berjalan, tak terasa kini kehamilan Aruna sudah masuk trimester akhir. Jenis kelamin calon bayinya sudah terlihat, dan Aruna sudah menyuruh Arkan agar segera menyiapkan nama untuk calon bayi laki-laki mereka.Setiap bulan Aruna selalu melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilannya sehat dan baik-baik saja. Dan sejauh ini, dokter selalu bilang kalau kehamilan Aruna baik-baik saja tanpa ada masalah.Semenjak kehamilan Aruna mendekati HPL, Arkan mulai sering di rumah. Kadang dia tak berangkat kerja hanya untuk menemani Aruna di rumah. Kadang juga kalau dia kerja dia akan pulang lebih awal dari jam pulang kantor yang sudah ditentukan.Dan hari ini, Arkan kembali tak bekerja. Dia memilih untuk malas-malasan di dalam kamar bersama dengan Aruna. Dan ya, posisi mereka kini berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh mereka. Pakaian mereka berserakan di atas lantai, dan mereka tak mempedulikan itu. Semenjak hamil, keinginan untuk melakukan hubungan intim semak
HPL yang dokter sebutkan masih satu minggu lagi, namun sejak semalam setelah pulang dari dinner berdua dengan Arkan, Aruna mulai merasakan kontraksi. Namun dia masih bisa menahan rasa sakitnya jadi dia tak meminta untuk langsung ke rumah sakit.Karena merasakan kontraksi, jelas Aruna tak bisa tidur dengan nyenyak. Sepanjang malam dia terus berjalan di dalam kamar, mengikuti anjuran dari dokter. Tentu saja Arkan pun jadi ikut tak bisa tidur saat tahu Aruna dalam keadaan sudah sangat dekat menuju proses melahirkan.Pukul empat pagi buta, akhirnya Arkan membawa Aruna ke rumah sakit. Arkan panik dan khawatir melihat Aruna yang terus merintih kesakitan. Mengejutkan sekali, saat sampai di rumah sakit dokter bilang kalau Aruna sudah pembukaan sembilan. Yang mana proses persalinan akan berlangsung sebentar lagi.Perawat langsung memberikan baju rumah sakit pada Arkan yang akan menemani Aruna di ruang persalinan. Sembari menunggu pembukaan penuh, Arkan tak berhenti berdoa kepada Tuhan agar Aru
Perawat masuk ke dalam kamar inap Aruna dan meminta Kenzi untuk dibawa lagi ke ruangan bayi. Hana dan Tio pun menawarkan diri untuk mengantar cucu mereka ke kamar bayi. Sekalian memberikan waktu untuk Arkan dan Aruna berbicara empat mata."Mas pasti masih ingat poin-poin dalam surat perjanjian itu, Mas. Dan sekarang semuanya sudah selesai. Masalah ku sudah Mas Arkan selesaikan, dan keinginan Mas juga kedua orang tua Mas Arkan sudah aku kabulkan. Jadi, semuanya selesai. Aku harus pergi dan menyerahkan hak asuh Kenzi padamu. Sesuai isi perjanjian." Aruna berucap dengan lemah lembut, mengingatkan Arkan pada isi surat perjanjian yang mereka sepakati satu tahun yang lalu."Aku tak bisa, Runa. Aku tak mau kamu pergi," ucap Arkan dengan suara pelan. Genggaman tangannya pada tangan Aruna semakin erat dan kuat."Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk kebersamaan kita. Aku tak bisa kehilangan kamu begitu saja, Runa. Aku mohon. Aku tak mau ditinggalkan lagi." Arkan berucap dengan emosi yang
Arkan dan orang tuanya mendapatkan edukasi cara merawat bayi dengan baik dan benar dari dokter. Selain diberikan edukasi tentang merawat bayi di zaman sekarang, mereka juga diberikan edukasi tentang cara memperlakukan sang ibu bayi dengan baik agar ibu si bayi tidak mengalami baby blues.Setelah pulang ke rumah, Aruna diperlakukan dengan sangat baik oleh Arkan dan Hana. Hana membantu merawat Kenzi, sedangkan Arkan berusaha membantu Aruna setiap ingin melakukan sesuatu. Keadaan jalan lahir yang dijahit membuat Aruna harus hati-hati saat berjalan atau bahkan duduk. Dan untuk mengganti pakaian pun Aruna masih harus di bantu.Seperti hari ini, pagi-pagi sekali Hana sudah datang ke kamar Arkan dan Aruna dengan membawa nampan yang di atasnya adalah makanan untuk Aruna. Hana menyuruh Arkan untuk menyuapi Aruna, sedangkan dirinya langsung mengambil Kenzi. Aruna masih belum kuat banyak bergerak, jadi Hana lah yang memandikan Kenzi. Hana juga menjemurnya sesuai dengan perintah dokter.Aruna mer
Aruna kini berada di dalam kamar dengan posisi duduk di atas ranjang. Dia sedang menggendong anaknya yang baru saja terlelap. Di depannya ada Hana, yang baru saja datang dengan membawa nampan, membawakan makanan untuk Aruna."Kamu makan dulu ya. Kenzi biar sama Mama," ucap Hana. Aruna tersenyum dan mengangguk kecil. Dengan sangat perlahan, Aruna pun menyerahkan Kenzi pada Hana. Dan Hana terlihat sangat senang sekali karena bisa menggendong cucunya lagi."Papa ada, Ma?" Aruna bertanya, menanyakan sosok ayah mertuanya. Dia pun turun dari atas ranjang dan mendekati sofa untuk menyantap makanan yang sudah dibawakan oleh Hana."Pergi keluar tadi. Katanya ada teman lamanya yang ngajak ketemu." Hana menjawab."Mama nggak ikut?" tanya Aruna heran."Diajak sih. Tapi masa iya kamu ditinggalin sendirian di sini. Yang ada nanti suamimu marah kalau tahu itu," jawab Hana. Aruna tertawa pelan mendengar itu. Begitulah nasib dua kepala keluarga yang disatukan dalam satu rumah. Beruntungnya sekarang Ti
Biasanya, Aruna tak pernah penasaran dengan kegiatan Arkan di luar sana. Bahkan saat pertama kalinya Arkan tidak pulang siang tadi, Aruna juga tak merasa curiga. Dia yakin Arkan memang ada urusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Dan lagi, Aruna tak pernah penasaran dengan isi ponsel Arkan.Namun entah kenapa, hari ini Aruna merasa penasaran. Dia meminta izin meminjam ponsel Arkan, dan Arkan mengizinkan. Aruna membuka kedua ponsel Arkan. Di ponsel yang khusus untuk masalah pekerjaan pun Aruna tak menemukan sesuatu yang aneh. Semuanya tetap sama seperti sebelum-sebelumnya.Namun saat Aruna hendak menyimpan ponsel Arkan, sebuah notifikasi masuk ke ponsel Arkan yang khusus untuk berkomunikasi dengan keluarga. Penasaran, akhirnya Aruna melihat notifikasi tersebut. Ternyata itu adalah pemberitahuan ada DM Instagram yang masuk.Arkan memang memiliki akun Instragram, namun jarang memakainya. Tak ada postingan apapun di akunnya, tak ada chat juga. Akun Arkan tersebut memakai nama asli Arkan
Saat Adnan memperlihatkan foto seorang gadis yang menurutnya cocok jadi istriku, aku benar-benar tidak tertarik. Dia terlihat seperti gadis kuliahan biasa dan tak ada istimewanya sedikit pun bagiku. Saat Adnan menceritakan semua kesusahan Aruna, aku bahkan tak merasa kasihan juga. Karena ya, setiap orang punya masalah kan? Hanya saja masalah setiap orang berbeda-beda.Yang awal menarik perhatianku adalah saat Adnan bercerita tentang Aruna yang dikhianati teman-temannya. Cukup menyakitkan, karena aku tahu bagaimana rasanya. Apalagi Aruna yang memang sudah tak punya orang tua lagi.Malam itu, Adnan datang ke kamarku dengan tergesa-gesa sambil memakai jaket. Dia terlihat sangat panik saat berkata kalau Aruna sedang dalam bahaya. Sedangkan aku, biasa saja. Kadang aku heran. Apakah sebenarnya Adnan menyukai Aruna? Sampai segitu paniknya.Walau malas, pada akhirnya aku tetap mengantar Adnan ke rumah Aruna. Selama aku menyetir, Adnan sibuk menghubungi polisi dan meminta mereka untuk langsung
Pukul empat sore lebih beberapa menit, Arkan kembali menemui Adara dan Tanti di lobi. Tidak sendirian, karena di sana Arkan bersama dengan Aruna dan Kenzi yang tidur dalam gendongan Aruna. Sedangkan Tio dan Hana sudah pulang lebih dulu sejak tadi.Di lobi, masih ada beberapa karyawan lain yang belum pulang. Sebagian ada yang memilih langsung pergi, sebagian ada yang tetap di sana karena penasaran apa yang akan Arkan lakukan pada dua karyawan baru, Adara dan Tanti."Kami sudah bicara pada semua orang, Pak. Kami mengaku salah karena sudah menyebarkan fitnah." Adara berbicara dengan kepala menunduk. Mereka tak berani menatap Arkan, bahkan untuk melihat ke arah Aruna pun mereka tak berani."Apakah dengan kalian bicara gosipnya akan mereda?" tanya Arkan. Arkan terlihat masih marah pada dua karyawannya tersebut. Dan yang lain hanya bisa menyaksikan saja saat Adara dan Tanti diintimidasi oleh bos mereka."Sudah, Mas. Tak apa." Aruna mendekati Arkan dan menyentuh bahu pria itu, berusaha menen
Gosip tentang Aruna yang dituduh sebagai selingkuhan Arkan langsung menyebar dengan cepat ke setiap divisi. Karena itu, tentu saja Aruna jadi buah bibir para karyawan. Banyak yang mencibir dan mencemooh, juga merendahkan. Hingga akhirnya, berita itu sampai ke telinga Arkan, dan jelas Arkan pun marah besar.Hari ini, jam baru menunjukkan pukul sembilan siang, namun suasana kantor sudah sangat panas. Sekretaris Arkan yang bernama Tania kini sudah berada di ruangan divisi tempat penyebar gosip itu berada. "Adara dan Tanti? Karyawan baru kan?" Tania bertanya pada dua perempuan yang kini berdiri berhadapan dengannya."Pak Arkan meminta saya memanggil kalian berdua ke ruangan beliau." Tania berucap. Semua orang yang mendengar itu jelas panik, dan tak ada yang bisa menyelamatkan mereka berdua sekarang, selain keberuntungan.Selama berada di dalam lift, Adara dan Tanti sangat gelisah. Mereka ingin bertanya pada Tania, namun tak berani saat melihat raut wajah Tania yang kelihatan judes maksim
Karyawan Arkan memang tahu tentang berita Arkan yang sudah menikah, namun tak pernah tahu siapa sosok yang menjadi istri Arkan. Mungkin sebagian karyawan Arkan tahu, hanya orang-orang yang pernah masuk ke ruangannya saja karena Arkan memang memajang foto pernikahannya di sana, salah satunya adalah sekretarisnya.Adara dan Tanti yang tergolong karyawan baru jelas belum mengenal sepenuhnya seluk-beluk dan sejarah pemilik sekaligus pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka hanya tahu kalau Arkan adalah orang yang memiliki jabatan paling tinggi di perusahaan, dan terkenal sebagai sosok yang dingin dan cuek. Ya, contohnya tadi. Arkan tak menggubris sedikit pun saat Adara dan Tanti menyapanya dengan hormat.Adara dan Tanti jelas syok dan kaget saat melihat pemandangan di mana bos mereka bicara pada Aruna, bahkan sampai menggenggam tangan Aruna. Bukan hanya mereka, karyawan lain yang melihat pun sama kagetnya. Akhirnya mereka bertanya-tanya, apakah itu istri bos mereka?Pada akhirnya
Hukum tabur tuai di dunia itu memang sepertinya ada, dan Arkan mempercayainya walau tak pernah mengharapkan. Satu persatu orang-orang yang mengkhianati dan menyakitinya mendapatkan balasan yang bahkan tak pernah Arkan duga.Seperti yang disampaikan oleh Wulan, Andres mengalami kecelakaan setelah pulang dari rumah Vani dan Chiko. Kecelakaan yang parah hingga dia harus kehilangan kedua kakinya. Selain mendengar itu, Arkan pun mendengar curhatan dari Chiko tentang kelakuan Andres sebelum kecelakaan. Ternyata Andres memang datang ke rumah Vani dan Chiko, untuk meminta maaf pada Vani. Salahnya dia malah memaksa ingin Vani kembali padanya, padahal dia juga tahu kalau posisi Vani sudah memiliki suami. Dan Chiko bercerita juga katanya dia dan Andres sempat baku hantam.Arkan memaklumi jika Chiko memulai perkelahian. Siapa suami yang tak marah dengan kelakuan mantan pacar dari istrinya yang gila seperti Andres? Wajar jika Andres di hajar oleh Chiko.Lalu Salsa, Arkan tak lagi mendengar kabarny
Benar yang Tio katakan pada Arkan semalam tentang Salsa yang mungkin belum menyerah untuk berusaha menemui Arkan dan berusaha mendekati pria itu lagi. Perbedaannya sekarang mungkin Salsa sudah tak lagi mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya. Handi sudah repot-repot mencari tahu latar belakang Aruna, berusaha membuat Tio goyah. Nyatanya Tio sudah tahu seluk-beluk keluarga Aruna, dan dia sudah menyetujui pernikahan Aruna dengan Arkan sejak awal.Hari ini, Arkan kembali bekerja seperti hari-hari biasanya. Dia terlambat datang ke kantor hari ini karena harus mengantarkan Aruna dan Kenzi dulu ke rumah orang tuanya. Aruna meminta untuk tetap di sana saja dan bisa pulang ke rumah mertuanya di siang hari nanti. Namun Arkan menolak dengan tegas. Dia tak akan mau meninggalkan Aruna hanya berdua saja dengan Kenzi di sana. Arkan hanya khawatir saja jika sesuatu yang buruk terjadi.Dan seperti yang dibahas semalam oleh Arkan dan ayahnya, Salsa memang belum kapok untuk menemui Arkan. Hari ini
Arkan berdiri di dekat jendela ruang tamu yang gordennya masih terbuka. Matanya menatap ke arah halaman rumah Aruna yang terlihat rapi dan cantik. Dia juga sedang memegang ponselnya, menjawab panggilan dari sang ayah. Sementara Aruna berada di kamar karena sedang menidurkan Kenzi."Jika sudah begitu, dia tak akan mendapatkan dukungan apapun lagi dari orang tuanya. Dia merasa berani karena yakin orang tuanya akan membantunya bagaimana pun caranya." Arkan berucap pada ayahnya di seberang telepon."Mungkin Handi dan Fara akan berhenti mendukung, tapi Salsa bisa saja tetap berbuat nekat. Bukan tak mungkin dia akan datang lagi ke kantor untuk memaksa bertemu denganmu. Jangan ragu untuk mengusirnya." Tio berucap dari seberang telepon. Arkan pun menganggukkan kepala. Padahal itu sia-sia karena Tio tak bisa melihatnya."Tentu saja. Aku akan menegaskan pada dia kalau aku memang terganggu dengan kehadirannya.""Bagus. Jaga anak dan istrimu dengan baik. Terutama istrimu, jangan sampai dia kepiki
Arkan mengajak Aruna untuk menginap di rumah wanita tersebut. Aruna sempat heran karena biasanya mereka menginap di sana setiap malam Minggu saja. Namun Aruna belum sempat bertanya dan mengiyakan saja saat Arkan menyuruhnya menyiapkan perlengkapan Kenzi.Sebelum membawa Aruna keluar dari rumah, Arkan bicara dulu pada orang tuanya. Jujur saja, Arkan khawatir kalau memang Salsa datang ke rumah bersama orang tuanya. Arkan khawatir secara tak sengaja mereka melihat atau bertemu dengan Aruna. Tio dan Hana memahami alasan yang Arkan berikan, dan mereka siap untuk menghadapi Salsa beserta orang tuanya jika memang mereka datang.Setelah Arkan pergi, Tio pun mulai bercerita pada istrinya tentang pertemuan dia dengan ayah Salsa kemarin."Handi yang meminta Mas datang?" tanya Hana. Tio memang sudah bercerita sedikit pada Hana tentang pertemuan dia dan Handi."Iya. Ya, mulanya dia meminta maaf atas kelakuan Salsa tiga tahun lalu. Dia juga berusaha merayu aku agar aku bicara pada Arkan, supaya Ark
Arkan mengabaikan DM yang masuk dari Salsa, dan langsung memblokirnya tanpa berniat memberikan balasan. Arkan pikir, mungkin Salsa bisa paham dengan tindakannya yang seperti itu, yang menandakan kalau Arkan benar-benar tak mau komunikasi lagi dengannya.Namun Arkan lupa, kalau urat malu Salsa memang sudah lama putus. Arkan masih ingat saat dia disalahkan oleh Salsa saat wanita itu ketahuan selingkuh dengan Andres. Bukannya mengaku salah dan meminta maaf, tapi Salsa malah menyalahkan Arkan atas perselingkuhan yang dia lakukan.Playing victim. Begitulah dia dan semua pendukungnya.Karena Aruna sedikitnya tahu tentang Salsa, maka Arkan berkali-kali meminta pada Aruna agar jangan curiga dan berpikiran buruk, yang bisa saja menyebabkan masalah pada kesehatan, terutama pada ASI-nya. Arkan selalu meyakinkan Aruna kalau Salsa bukanlah sosok yang spesial bagi Arkan. Arkan tak terlalu mempedulikan tentang Salsa dan menjalani hari seperti biasa. Arkan juga lupa kalau Salsa adalah orang yang nek