Beranda / Urban / Jurnal Sang Dokter / BAB 38 Petaka Masa Muda (Seks Bebas) Part 2

Share

BAB 38 Petaka Masa Muda (Seks Bebas) Part 2

Penulis: Nietha_setiaji
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-21 21:51:27

Petaka Masa Muda (Seks Bebas) Part 2

Romansa terdiam dengan dahi berkerut.

“IUD di dalam rahim dan dia tidak tahu? benarkah?” ucap Romansa di dalam hatinya.

“Ma-maaf, saya belum mengerti, apa maksud anda dengan IUD di dalam rahim dan anda mengatakan itu adalah misteri?” tanya Romansa.

Mendengar hal itu, Reyna menarik nafas panjang.

“Iya, misteri IUD di rahim saya, bahkan saya baru mengetahuinya empat puluh hari yang lalu, satu jam sebelum ibu saya meninggal,” ucap Reyna.

“I-ibu anda baru saja meninggal? ma-maafkan saya, saya turut berduka cita,” ucap Romansa.

“Iya, terima kasih,” ucap Reyna.

“A-apa anda bersedia menceritakannya, saya benar benar tidak mengerti,” ucap Romansa.

“Iya, saya akan menceritakannya, semuanya, sesuatu yang begitu saya sesalkan,” ucap Reyna.

“Saya harap dokter bisa membantu saya,” lanjut Reyna.

Reyna kembali menarik nafas panjang. Romansa terlihat sangat antusias, dia memperhatikan Reyna dengan seksama, siap mendengarkan sebuah cerita yang Romansa harap akan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 39 Petaka Masa Muda (Seks Bebas) Part 3 Akhir

    Petaka Masa Muda (Seks Bebas) Part 3Reyna terdiam, dia meneteskan air mata, air mata yang terjun bebas tanpa bisa ditahannya. Benarkah kesalahan masa lalu harus dia bayar begitu mahal, tidak bisakah ditebus dengan penyesalan mendalam? semua yang terjadi adalah sesuatu yang memang harus terjadi.Reyna menghela nafas panjang, lalu dia mulai berbicara sesuatu yang terdengar selama ini dia simpan di dalam hatinya. Reyna mula menceritakan mengenai hubungannya dengan sang kekasih, aku (Romansa) berusaha menjadi pendengar yang baik, menjembatani hatinya untuk bertemu dengan kedamaian.Reyna mulai bercerita.Saya mencintai Moreno, dia adalah kakak kelas saya, saya menjalin hubungan selama satu tahun dan di hari perayaan satu tahun berpacaran, Moreno meminta saya menyerahkan kesucian sebagai simbol cinta abadi. Dia berjanji akan menjadikan saya wanitanya, wanita satu satunya di dalam hidupnya. Bahkan dia rela menentang kedua orang tuanya yang khawatir hubungan kita hanya akan menyusahkannya.M

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 40 Masa Muda Penuh Nafsu Membara

    Reyna dan Moreno (Masa Muda Penuh Nafsu Membara)Reyna pulang dari klinik tempat Romansa bekerja. IUD itu sudah dilepas dari rahimnya. Dia terlihat memegang segelas coklat panas, di atas balkon lantai dua rumahnya. Dia melihat coklat panas itu, mengingat sesuatu yang pernah menjadi masa lalunya. Coklat panas adalah minuman kesukaan Moreno, cinta pertamanya yang telah merenggut kesuciannya.Dia mengingat hari itu, seminggu setelah peristiwa mengenaskan itu. Reyna menemui Moreno, bertemu di rumah Moreno, rumah yang ada di pinggiran kota, kecil dan berada di area perkampungan kumuh.“Aku sudah mengeluarkannya, semua demi kamu, apa kamu tidak bisa memahami perasaanku sedikit saja, kamu bahkan tidak mencariku,” ucap Reyna dengan amarah yang ada didalam dirinya. Air matanya mengalir, dia benar benar tidak bisa membayangkan, Moreno dengan santainya duduk di dalam rumah, membaca buku dan ada tumpukan buku di sampingnya.“Kamu memang anak jenius, namun kamu tidak memiliki hati nurani,” terak R

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 41 Bukan Dokter Biasa

    Bukan Dokter BiasaRomansa minta bertemu dengan dokter Gede, dokter yang bertanggung jawab di rumah sakit jiwa itu, dokter satu satunya. Dokter Gede terlihat mengunjungi Romansa di kamarnya, dia kemudian duduk di kursi yang ada di kamar perawatan Romansa.“Bagaimana kabarmu Romansa?” tanya dokter Gede seraya melihat ke arah Romansa yang terlihat merapikan komputer lipatnya.“Baik,” ucap Romansa yang kemudian dia mendekat ke arah dokter Gede dan duduk di hadapannya.“Apa yang sedang kau kerjakan?” tanya dokter Gede seraya melirik ke arah komputer lipat berwarna merah muda itu.“Bukan apa apa, hanya main games,” ucap Romansa tenang.“Apa kau meminum obatmu?” tanya dokter Gede.“I-iya, tentu saja,” ucap Romansa.“Tapi, saya merasa sudah sembuh,” lanjut Romansa.Dokter Gede terlihat mengulaskan senyum.“Kau tahu Romansa? kenapa rumah sakit ini dinamakan Neverland,” tanya dokter Gede, kemudian Romansa menggelengkan kepala.“Neverland, pulau yang tidak pernah ada. Tempat ini tidak pernah ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 42 Menjahit Selaput Dara

    Menjahit Selaput DaraRomansa berdiri di depan jendela kamarnya, mengamati ke arah taman, melihat kupu kupu kecil berwarna kkuning berterbangan, slaing mengejar, tidak tentu arah. Dua kupu kupu kecil, seperti sepasang sahabat, atau bahkan anak dan ibunya.Romansa menghela nafas panjang, dia memejamkan mata sekejap.“Bagaimana kabar Rosi, apa dia baik baik saja,” gumam Romansa.“Apa aku boleh menuliskan kisahnya? Kisah yang begitu kelam,” lanjut Romansa. Tak terasa air matanya menetes, jatuh, terjun bebas membasahi pipinya.Romansa beralih ke meja dan tempat duduknya, dia membuka komputer lipat, menghidupkannya, lalu menghela nafas panjang.“Baiklah, semua orang harus tahu, walaupun tidak banyak yang mengerti,” ucap Romansa lirih.Romansa mulai menulis jurnal hariannya, jurnal yang sudah memiliki begitu banyak penggemar fanatik yang selalu menunggu postingan ceritanya. Mereka bahkan rela bangun di jam dua malam demi membaca jurnal Romansa yang diposting di jam itu, sungguh, cerita kehi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 43 Menjahit Selaput Dara Part 2

    Menjahit Selaput Dara Part 2Rosi hanya menunjukkan satu ekspresi, tertekan dan diliputi segala macam rasa.“Ibu, apa ibu yakin apa yang ibu pilih, jalan yang ibu ambil untuk kebaikan putri ibu? apa itu bukan untuk kebaikan ibu sendiri?” tanyaku.“Apa maksud dokter? saya sangat menyayangi putri saya, saya yang telah mengandung, melahirkannya, mana mungkin saya tidak memikirkan apa yang terbaik untuknya,” ucap ibu Rose.“Ya, tapi keputusan yang ibu ambil hanya untuk menyelamatkan perasaan dan hidup ibu sendiri. Putri ibu butuh profesional untuk menyembuhkan trauma dan luka hatinya. Jangan sampai semua itu dia bawa hingga dewasa dan akan menyulitkannya,” ucapku hati hati.“Siapa yang akan menikahinya jika mereka semua tahu dia adalah korban pemerkosaan, ayah kandungnya sendiri? keluarga mana yang mau memiliki menantu seperti dia,” ucap ibu Rose.Mendengar ucapan ibunya, Rosi mulai menangis dengan suara, semakin lama semakin keras dan meraung raung. Dia tidak lagi bisa mengendalikan diri

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 44 Menjahit Selaput Dara Part 3

    Menjahit Selaput Dara Part 3Hari itu, ibu Rose pulang dari acara arisan ibu ibu RT, tiga puluh menit lebih cepat, karena acara ramah tamah ditiadakan. Tidak ada firasat apapun, dia tidak menemukan ada rasa tidak enak di hatinya, semuanya seperti biasa biasa saja. Tentu dia tidak menyangka akan mendapati hal yang sungguh tidak terduga, bahkan memikirkannyapun tidak pernah terlintas.Dia mendapati rumahnya tertutup rapat, tanpa curiga dia masuk, dia mendeang cukup aneh dari dalam kamarnya.Di kamar tidur utama, suaminya sedang berusaha untuk melakukan tindakan bejat yang sudah merupakan tindakan kedua kalinya.“Rosi, ayo buka kakimu, ayah akan membuatmu melayang, ini bukan pertama kali, pasti tidak akan sakit, ayo Rosi,” ucap suami bu Rose yang merupakan ayah kandung Rosi.“Ayah, jangan ayah, sakit,” ucap Rosi merintih, mengiba dan memohon belas kasih. Rosi sudah tidak memakai pakaian sehelaipun.“Tidak apa apa, hanya sakit sedikit, kau akan terbiasa,” ucap ayah Rosi.“Tidak ayah, tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 45 kecurigaan Rey

    kecurigaan ReyRomansa menghapus air matanya, dia selalu berlinang air mata setiap kali mengingat Rosi dan semua tentang kehidupannya. Kisah gadis kecil yang begitu nestapa, menerjang kenyataan pahit, harus kehilangan harga diri di tangan ayah sendiri.“Kau pasti sangat tertekan, dengan semua kenangan masa lalumu,” bisik Romansa yang terlihat mengamati taman bunga di siang hari yang terik.“Kadang, manusia lebih bejat dari pada binatang, memakan darah dagingnya sendiri,” gumam Romansa.Di luar ruang perawatan nomor 33, Rey terlihat berdiri, mengamati tulisan nomor kamar.“Ya, kamar ini, tidak salah lagi,” ucap Rey. Dia bersiap untuk masuk, bagaimanapun caranya, dia harus masuk ke dalam ruangan itu, untuk mencari sebuah kebenaran demi memuaskan rasa penasaran yang menggerogoti tubuh.Rey terlihat menggenggam pegangan pintu, bersiap masuk, namun tangannya dihentikan oleh seseorang.“Mau apa dokter Rey?” ucap seseorang. Rey melihat ke arah pemilik tangan itu, rupanya dia adalah perawat E

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 46 Cerita Ayam Kampus

    Cerita Ayam KampusRomansa terlihat mengamati pemandangan yang menurutnya menarik di luar kamarnya, lewat jendela kamar yang dibuka sebagian.“Ada apa?” tanya perawat Erna yang tiba tiba sudah ada di belakangnya.“Oh, bu Erna, i-itu,” ucap Romansa seraya menunjuk ke arah segerombolan mahasiswa kedokteran.“Oh itu, mereka mahasiswa kedokteran dari salah satu universitas di Jakarta,” ucap perawat Erna.“Sejak kapan mereka di sini?” tanya Romansa penasaran.“Beberapa hari yang lalu,” ucap perawat Erna seraya meletakkan obat Romansa di meja.“Sampai kapan?” tanya Romansa.“Mungkin dua atau empat minggu,” jawab perawat Erna.Romansa terlihat diam, dia memikirkan sesuatu yang tiba tiba terlintas di kepalanya.“Bu Erna tahu ayam kampus?” tanya Romansa.“Apa? a-ayam?” tanya perawat Erna.“Ayam kampus,” jawab Romansa menegaskan apa yang tadinya dia ucapkan.“Apa itu?” tanya perawat Erna.“Setelah melihat mahasiswa mahasiswa itu aku teringat sebuah cerita mengenai ayam kampus,” ucap Romansa.“Be

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28

Bab terbaru

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 57 Rahasia Terbesar Dokter Gede

    Rahasia Terbesar Dokter GedeDokter Gede dan perawat Dante terlihat berbicara cukup serius di lorong ruang perawatan VVIP.“Apa kau sudah menghapus semua data mengenai Romansa?” Tanya dokter Gede.“Sudah dok,” jawab perawat Dante.“Ya, jangan sampai ada orang lain yang tahu, apapun status mengenai dia, harus tetap tersimpan di Neverland selamanya,” ucap dokter Gede.“Ba-baik dok,” ucap perawat Dante.Dokter Gede terlihat menarik pikirannya ke belakang, ke satu waktu, menjadi titik mula Romansa berada di rumah sakit jiwa itu.Tiga tahun lalu, dokter Gede menemui dokter Arya, yang ternyata memiliki cerita di masa muda mereka.“Bawa dokter itu ke tempatmu, jangan sampai dia bicara lebih jauh dengan polisi,” ucap dokter Arya.“Aku sudah memperingatkanmu, jangan meneruskan bisnis itu, hentikan, kau dokter yang hebat, tidak perlu mengikuti jejak ayah dan kakekmu,” ucap dokter Gede. Mereka terlihat berbincang di sebuah ruangan, ruangan tertutup yang ada di kantor polisi.“Ya, kau tahu sendiri

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 56 Down Syndrome Bukan Salah Mama Part 2

    Down Syndrome Bukan Salah Mama Part 2“Skrining untuk down syndrome sudah dapat dilakukan sejak usia kehamilan 11 hingga 14 minggu melalu pemeriksaan USG dan tes darah di trimester pertama. Atau bisa juga dilakukan antara usia 15 minggu dan 20 minggu dengan tes darah yang disebut dengan tes skrining multiple marker serum,” jawabku.“Namun tidak 100% tes ini memberikan hasil yang akurat. Uji diagnostikpun bisa dilakukan, seperti memeriksa biopsi vili korionik (sampel plasenta), amniocentensis (cairan ketuban), chordocentesis (darah tali pusat) saat bayi masih berada di dalam kandungan, namun tidak semudah seperti yang dibayangkan, semua itu memiliki risiko komplikasi yang jauh lebih besar, sehingga harus dipertimbangkan dengan matang untuk memilih melakukan pemeriksaan itu,” lanjutku.“Jika bukan karma, kenapa selalu ibu yang disalahkan ketika memiliki anak seperti itu,” ucapnya yang diiringi dengan derai air mata.Aku menggenggam tangannya semakin erat, berusaha memahami sesuatu yang b

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 55 Down Syndrome Bukan Salah Mama

    Down Syndrome Bukan Salah MamaRomansa melihat semburat warna orens tergambar di sisi barat, matahari tenggelam yang begitu indah, terlihat sedikit samar. Dia memejamkan mata, membayangkan betapa indahnya matahari terbenam di pinggir pantai yang indah.“Aku sudah selesai dengan Savea, namun hatiku begitu bergetar, aku memikirkan Ibu Kayati, namun jariku sangat lelah dan sulit untuk digerakkan,” ucap Romansa di dalam hati seraya melihat ke arah jari jarinya yang begitu ingin sekali kembali mengetik.“Semoga kau dan anakmu selalu dalam kebahagiaan. Kau memutuskan untuk merawatnya sendiri, kau hebat, Tuhan akan mengasihimu,” ucap Romansa yang tanpa terasa butiran air mata menetes dengan begitu mudahnya.Tiba tiba dia mendengar suara pintu kamar diketuk, beberapa detik setelah itu terlihat perawat Nindi masuk.“Nona, ibu Erna berpesan untuk mengingatkan nona minum obat,” ucap perawat Nindi.“Iya perawat Nindi, terima kasih. Oh iya, apa bu Erna belum kembali? Apa dia cerita sedang ada keper

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 54 Aku Bukan SALOME Part 3

    Aku Bukan SALOME Part 3Romansa terlihat menarik nafas panjang, dia tidak boleh menggantungkan sebuah cerita. Dia pernah berjuang hingga akhir untuk membantu seseorang menemukan keadilan. Romansa menguatkan hati untuk meneruskan tulisannya, karna saat itu dia juga berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan keadilan untuk Savea.Cerita Savea selanjutnya.Aku memeluk Savea dengan pelukan yang penuh kasih. Aku mengasihaninya, gadis malang ini, yang direnggut kebahagiaannya dengan paksa, oleh orang orang dalam raga berpendidikan dan rupawan. Aku merasakan kesedihan juga perasaan itu.Kelaminnya dikoyak, namun dia tidak tahu, hanya rasa sakit dan perih yang dirasakannya. Kesakitan yang akhirnya menjadi perasaan trauma yang mendalam.“Tolong dok, tolong ambil bayi ini, bayi yang hidup di dalam tubuh saya,” ucapnya lirih. Aku semakin memeluknya erat, semakin erat, tidak semudah itu, bukan jalan yang terbaik.“Tolong, jangan begini, dokter janji, dokter akan menolongmu, sebisa mungkin,” ucapku pa

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 53 Aku Bukan SALOME Part 2

    Aku Bukan SALOME Part 2Cukup lama aku dan perawat Wiji memberikan ruang untuk Savea, hingga akhirnya dia mulai tenang dan memutuskan untuk melanjutkan sesi konsultasi.“Apa tidak sebaiknya kau pulang dulu?” Tanyaku pada Savea.“Tidak dok, saya sudah lebih baik,” ucap Savea.“Kita bicara di sini? Tidak apa apa, tidak perlu di ruang pemeriksaan,” ucapku yang melihat Savea berusaha turun dari tempat tidur UGD.“Tidak apa apa?” Tanya Savea.“Ya, tentu saja,” ucapku yang kemudian mengambil kursi dan duduk di sebelahnya.“Apa walimu tidak ikut?” Tanyaku pada Savea. Mendengar pertanyaan itu dia hanya menggeleng.“Saya dari pulau lain, di kota ini untuk kuliah,” ucapnya.“Oh begitu ya, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau selalu menyebutkan kata salome,” tanyaku.“Saya khawatir salah mengartikannya,” lanjutku.“Ya, sejak peristiwa itu, semua orang di kampus menyebut saya SALOME, sungguh sangat menyakitkan, saya bahkan berpikir untuk bunuh diri,” ucapnya.“Ada apa?” Tanyaku menelisik.Aku m

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 52 Aku Bukan SALOME

    Aku Bukan SALOMEBeberapa menit sebelumnya.Simon terlihat begitu asik bersama perawat Nindi dan juga perawat Nika, mereka membahas mengenai kondisi salah satu pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa itu. Sebenarnya hanya kasus karangan Simon saja, tidak ada tugas mengenai itu, dia hanya membuat riset sendiri untuk membantu Rey mengelabui perawat di ruang perawatan VVIP.Tiba tiba dari jauh terdengar langkah kaki dari beberapa orang, Simon melirik ke arah lorong rumah sakit yang menuju ke arah ruang perawatan VVIP, dia melihat ada dokter Gede sedang berjalan bersama dengan perawat Dante.“Dok-dokter Gede,” gumam Simon dalam hati. Dia mulai gugup, tidak ingin ketahuan, dia segera mencari alasan supaya bisa secepatnya pergi.“Perawat Nindi, perawat Nika, saya ucapkan terima kasih. Saya ingin berlama lama dengan perawat perawat yang ramah juga baik seperti kalian, tapi sayangnya ada panggilan alam yang tidak bisa ditunda lagi,” ucap Simon seraya menunjukkan ekspresi seseorang yang sedang

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 51 Pandangan Pertama Yang Mendebarkan

    Pandangan Pertama Yang MendebarkanSimon terlihat masuk ke dalam ruang perawatan VVIP. Dia mendekat ke ners station, di sana ada perawat Nindi dan perawat Nika.“Selamat sore, apa saya bisa bertemu bu Erna? wah saya sudah mencari bu Erna sejak tadi siang,” ucap Simon berusaha mencari alasan supaya bisa berlama lama di ruang VVIP.“Bu Erna sedang izin keluar, sejak tadi siang,” ucap perawat Nindi.“Oh begitu ya, pantas saja saya tidak menemukannya,” ucap Simon.“Ada perlu apa?” tanya perawat Nika.“Tidak, saya hanya ingin meminta bantuan bu Erna untuk melihat laporan saya mengenai salah satu pasien yang ada di ruang perawatan umum,” ucap Simon serta menunjukkan buku yang dibawanya.“Iya, bu Erna cukup berpengalaman untuk itu,” ucap perawat Nindi.“Datang saja lagi besok,” ucap perawat Nika.“Wah, malam ini saya harus segera mengirim email tugas ini pada dosen terkait,” ucap Simon yang menyiratkan isyarat kekecewaan.“Hmmm, coba saya lihat, mungkin saya bisa membantu,” ucap perawat Nind

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 50 Rencana Rey Menemukan Romansa

    Rencana Rey Menemukan RomansaRomansa mengigau, di dalam tidur. Dia melihat ada tangan mungil, kecil, terjepit di atas kanul yang dicucinya. Romansa berkeringat begitu banyak, mengigau tidak karuan.“Tidak, tidak, tidak, maafkan aku, maafkan aku, tidak,” bisiknya lirih. Keringatnya semakin bercucuran. Ketakutan itu sungguh memiliki ruang di dalam pikirannya, di mana akan hadir di saat tidak terduga, juga tidak dapat diprediksi. Ketakutan itu menangkapnya dalam mimpi, seolah mencekik, menghentikan nafasnya, sangat menyakitkan.Romansa membuka mata, lalu mencoba bernafas dan bangkit. Romansa mengambil nafas cepat, sungguh dia seperti terbebas dari hal yang mengerikan. Romansa mengusap keringat yang membanjir di wajahnya. Dia berusaha mengendalikan diri, menepiskan perasaan sesak yang menyerangnya habis habisan.“Ada apa Romansa?” tanya perawat Erna yang berlari ke arah Romansa.“Ibu dengar kamu berteriak,” lanjut bu Erna seraya memeluk Romansa.“Mim-mimpi itu datang lagi,” gumam Romans

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 49 HIV AIDS

    HIV AIDSRomansa mengingat sebuah kisah mengenai karma yang muncul setelah sekian tahun berlalu. Pagi itu, Romansa melihat perawat Wiji mengomel tidak karuan,“Tidak tahu malu, aku baru saja memberinya uang yang cukup, kenapa harus membuatku merasa kesulitan seperti ini, harusnya dia tahu diri,” gerutu perawat Wij ketika masuk ke dalam ruang obat, dia terlihat meletakkan sekotak kasa yang baru saja diterimanya dari penyedia bahan.“Ada apa?” tanya Romansa.“Di depan klinik ada seorang tunawisma wanita, dia sudah tiga hari disana, duduk di pojok klinik. Mungkin karna saya memberikannya makanan. Apa dokter tahu, setelah selesai makan, dia justru memaki makiku karna memberinya makan dengan ikan goreng, seharusnya dia bersyukur,” ucap perawat Wiji.“Mungkin dia memang sangat lapar, sudah, berikan saja lagi dan minta dia untuk pergi,” ucap Romansa.“Tidak semudah itu dok, saya sudah berusaha mengusirnya, saya juga minta satpam yang bekerja di koperasi sebelah klinik untuk mengusirnya, namun

DMCA.com Protection Status