Beranda / Romansa / Jodohku Seorang Janda Kaya Raya / 15. Merajut Kasih dengan Seorang Janda Kaya

Share

15. Merajut Kasih dengan Seorang Janda Kaya

Penulis: Irma_Asma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-08 09:28:21
Dengan demikian, ia segera melajukan mobil mewah itu dengan kecepatan tinggi memenuhi permintaan Dewi.

"Hei, jangan terlalu ngebut!" teriak Dewi panik.

"Katanya tadi kamu minta cepat?"

"Maksudku jangan terlalu lambat, jangan terlalu kencang. Sedang saja!"

"Siap, Nona cantik!" Lintar tersenyum-senyum sambil mengurangi kecepatan laju mobil yang dikemudikannya itu.

Beberapa menit kemudian, mobil yang dikemudikan oleh Lintar sudah tiba di depan rumah megah dengan halaman yang sangat luas. Berdiri kokoh di antara barisan rumah-rumah mewah di salah satu kompleks perumahan elite di kota Cikarang.

Lintar terpukau dengan kemegahan rumah tersebut. Dalam benaknya pun berkata-kata, 'Ya, Allah! Ternyata memang benar bahwa Dewi ini merupakan wanita yang kaya raya.'

"Ayo, turun!" ajak Dewi sedikit menarik lengan Lintar.

"I-iya, Wi." Lintar sedikit gugup, bola matanya terus mengamati keindahan bentuk rumah tersebut.

Ia tidak menyangka kalau Dewi ini merupakan janda kaya raya yang memiliki sed
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   16. Kebahagiaan Baru Dalam Kehidupan Lintar

    Lintar saat itu berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang sudah terlontar dari mulut manisnya Dewi. "Maksud kamu siapa, Wi?" tanya Lintar mengerutkan keningnya, seakan-akan ia tidak memahami ucapan Dewi. Dengan demikian, Dewi langsung memasang wajah ketus. Ia merasa kesal mendengar apa yang dikatakan oleh Lintar, kemudian langsung duduk dengan membelakangi Lintar. Lintar tersenyum tipis, lalu bertanya, "Kamu kenapa, Wi?" "Kamu tidak peka. Kamu pikir saja sendiri!" jawab Dewi tidak menoleh sedikit pun ke arah Lintar. Lintar tertawa kecil sembari meletakkan tangannya di atas pundak Dewi. "Aku hanya bercanda, Sayang. Aku tahu kok," kata Lintar lembut. Perlahan Lintar mengangkat tangannya dan memberanikan diri menyentuh lembut rambut Dewi yang terurai. Tidak sulit bagi Lintar untuk kembali membuat Dewi tersenyum, seketika Dewi langsung membalikan tubuhnya. Kemudian memeluk erat tubuh Lintar sambil berbisik lirih, “Aku sayang kamu, Tar." Bola mata Dewi berkaca-kaca tampak bulir ben

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   17. Meniti Sebuah Harapan

    Setelah itu, Lintar pun langsung melangkah keluar dengan diikuti Dewi dari belakang. Sementara sang supir sudah lebih dulu keluar. "Kalau malam jangan keluyuran lagi! Ada hati yang harus kamu jaga!" desis Dewi sambil tersenyum-senyum penuh kebahagiaan. "Siap, Nona!" sahut Lintar menjura. Ia langsung mengucapkan salam dan melangkah masuk ke dalam mobil. "Jaga hatiku juga ya, Sayang!" kata Lintar setelah berada di dalam mobil. Dewi hanya tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Lintar yang sudah berada di dalam mobil. Perlahan, mobil yang ditumpangi Lintar mulai melaju meninggalkan halaman rumah tersebut. Tidak ada yang memiliki porsi lebih besar dalam menjaga hati. Setiap pasangan memiliki peran yang sama untuk saling menjaga. Begitulah yang tertuang dalam pikiran Dewi dan Lintar, hasrat mereka yang hendak merajut kasih, hari itu telah terlaksana. Hubungan mereka telah diikat dengan tali cinta dan kasih sayang. 'Ya, Allah! Aku bahagia sekali hati ini,' kata Dewi dalam hati. D

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   18. Kalung Liontin dari Dani

    Koh Iwan turut bahagia melihat perubahan dalam diri Lintar, meskipun di antara mereka berbeda keyakinan. Akan tetapi, mereka sudah bersahabat lama dan saling mengenal satu sama lain, dan juga saling menghargai perbedaan di antara mereka. "Tampan ya, Koh, kalau sudah seperti ini?" gurau Lintar sambil tersenyum-senyum. "Iya, kamu memang tampan. Sudah sana, nanti ketinggalan salat berjamaah!" sahut Koh Iwan. Dengan demikian, Lintar pun langsung pamit kepada rekan mainnya itu. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju Musala. Usai melaksanakan Salat Magrib berjamaah, Lintar langsung pulang ke rumah. Setelah berganti pakaian, ia langsung melangkah ke ruang dapur. Malam itu, ia hanya makan di rumah saja. Menanak nasi sendiri dengan menggunakan magicom, dan memasak ikan sarden kemasan. Tidak seperti biasanya, Lintar selalu makan di warung nasi langganannya yang ada di dekat rumahnya. "Mulai sekarang, aku harus mandiri dan mulai berhemat. Masak sendiri dan makan seadanya, karena aku harus

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   19. Bu Rasti Mendatangi Lintar

    "Ya, seriuslah. Kapan sih aku bohong sama kamu?" tandas Lintar meyakinkan sahabatnya. "Alhamdulillah, ya, Allah!" ucap Dani tampak senang mendengar kabar tentang berakhirnya hubungan Lintar dengan Mia. "Kok, alhamdulillah, sih?" Lintar menatap wajah Dani sambil mengerutkan kening. "Kamu terlepas dari jerat Mia, jujur saja aku tidak suka dengan sikap Mia. Kamu pasti akan tahu sendiri nanti!" terang Dani sambil meletakkan telapak tangannya di atas pundak Lintar. Akan tetapi, Lintar masih belum paham dengan apa yang dikatakan oleh sahabat baiknya itu. Ia pun mendesak Dani agar mengatakan hal yang selama ini disembunyikannya, terkait sikap dan perbuatan Mia di belakangnya. "Tolong katakan, Dan! Apa saja yang kamu tahu tentang Mia?" desak Lintar. 'Haduh harus dimulai dari mana aku menjelaskan tentang Mia ke Lintar?' kata Dani dalam hati. "Kok malah diam sih? Ayo, katakan saja, Dan!" Lintar terus mendesak Dani agar mengatakan apa yang Dani tahu tentang Mia. Dengan demikian, Dani pun

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   20. Persahabatan Lintar dengan Dani

    Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara seseorang memanggil Lintar dari luar rumah, Lintar dan Dani paham jika itu adalah suara Bu Rasti. Entah ada maksud apa, malam-malam dia datang ke rumah Lintar. "Lintar! Keluar kamu!" Mendengar teriakan Bu Rasti, Lintar segera menyahut, "Iya, Bu." "Ayo, kita keluar, Dan! Temani aku!" ajak Lintar bangkit dan langsung keluar rumah. Dani pun tidak banyak tanya lagi, ia bangkit dan langsung mengikuti langkah sahabatnya keluar dari rumah tersebut. "Ada apa ya, Bu?" tanya Lintar setelah berada di hadapan wanita paruh baya yang selama ini sangat menaruh kebencian terhadapnya. "Kamu sekarang sudah benar-benar tidak mau lagi dekat dengan anak saya?" Bu Rasti balas bertanya dengan nada tinggi. Lintar dan Dani saling berpandangan, mereka tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh wanita paruh baya itu. "Kenapa diam? Ayo, jawab!" Bentak Bu Rasti. Lintar menarik napas dalam-dalam, ia berusaha untuk tenang dan tidak mau terpancing emosi dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   21. Hari yang Membahagiakan Bagi Lintar

    Dani terbangun dari tidurnya jam setengah lima pagi, dan langsung keluar kamar untuk segera mandi. Sebelum mandi, Dani membangunkan Lintar terlebih dahulu yang masih terlelap tidur di atas kursi di ruang tengah kediamannya. "Tar, bangun! Sudah mau subuh!" Lintar langsung membuka matanya dan bergegas bangkit dari tidurnya. “Jam berapa sekarang, Dan?” tanya Lintar masih dalam kondisi ngantuk. Dani pun menjawab, "Setengah lima, sudah mau subuh. Ayo, mandi!" "Kamu mandi duluan saja!" kata Lintar sambil menguap. "Ya, sudah." Dani bangkit dan langsung melangkah ke arah kamar mandi. Mereka mandi secara bergantian. Setelah selesai, kedua pemuda itu langsung berangkat ke Musala untuk menunaikan Salat Subuh berjamaah bersama warga lainnya. Semenjak pindah ke kampung itu, Dani memang rajin dalam melaksanakan ibadah lima waktu. Beda dengan Lintar yang jarang sekali ke Musala. Namun, setelah mengenal Dewi Lintar pun menjadi giat dalam melaksanakan ibadahnya, terutama salat lima waktu. Denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   22. Hadiah untuk Lintar

    Setelah berlalunya Dian, datang seorang staf kantor lainnya. Staf itu memberitahukan Lintar, bahwa dirinya diminta untuk menghadap atasannya yang merupakan pemilik utama perusahaan tersebut. Saat itu juga, Lintar bangkit dan langsung keluar dari ruangannya untuk menemui bosnya yang berada di ruangan utama di kantor tersebut. Lintar disambut hangat oleh rekan kerjanya, terutama rekan kerja wanita. Sikap mereka sangat mengganggu Lintar dan membuatnya merasa tidak nyaman. Meskipun demikian, Lintar selalu berusaha menyembunyikan perasaan tidak nyamannya itu. Lintar tetap menjaga sikap, ia selalu menampakkan keceriaan dan selalu tersenyum ramah kepada semuanya. "Hai tampan!" sapa salah seorang wanita sambil tersenyum menyambut kehadiran Lintar. "Pak Lintar sini dulu dong!" teriak wanita lainnya. 'Menyebalkan sekali sikap mereka, memangnya aku ini artis?!' umpat Lintar dalam hati. Lintar hanya tersenyum sambil mengangguk pelan, ia tidak menampakkan sikap tidak senangnya kepada rekan-r

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   23. Kebahagiaan Lintar dan Dewi

    Setibanya di tempat yang dituju, Lintar langsung memutar stir mobilnya ke arah kiri dan langsung masuk ke dalam area parkir pusat perbelanjaan terbesar di kota tersebut. "Ayo, Wi!" ajak Lintar langsung keluar dari dalam mobil, kemudian mengarah kebagian samping kiri mobil tersebut. Ia bergegas membukakan pintu mobil untuk Dewi. "Silakan turun, Bidadari Surgaku!" ucap Lintar tersenyum penuh gurauan. Dewi balas tersenyum dan bangkit dari duduknya melangkah keluar dari mobil. "Sudah seperti supir pribadi saja," ucapnya meraih lengan Lintar, kemudian melangkah bersama menuju ke dalam restoran tersebut. Lintar dan Dewi tidak menyadari, jika pada saat itu ada dua orang pria yang tengah mengintai mereka. Kedua pria tersebut, mengikuti mobil yang dikemudikan oleh Lintar semenjak keluar dari halaman parkir kantor tempat kerjanya Lintar. "Kita tunggu saja di sini! Nanti, setelah mereka keluar kita ikuti ke mana mereka pergi!" desis pria berkepala plontos. "Ya, kita tunggu saja!" sahut kawa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10

Bab terbaru

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   52. Hari Terakhir Lintar Bekerja

    Keesokan harinya .... Lintar sudah berada di kantor, hari itu merupakan hari terakhirnya bekerja. Karena Lintar sudah menerima tawaran Dewi untuk mengelola perusahaannya. "Banyak sekali kenangan indah di kantor ini, tidak mudah aku melupakan semuanya." Lintar bergumam sambil duduk dengan pandangan menerawang jauh menembus jendela ruangan kerjanya itu. Memang berat meninggalkan perusahaan tersebut, tapi itu adalah jalan terbaik yang harus Lintar ambil. Demi masa depannya yang sebentar lagi akan menjadi suami Dewi. Dewi memintanya untuk bergabung dengan perusahaan miliknya bukan karena Lintar akan menjadi suaminya. Namun, Dewi memutuskan hal itu karena paham bahwa Lintar memiliki kemampuan dalam mengelola perusahaan dengan baik. "Kamu tahu, 'kan, Pak Lintar mau keluar dari kantor ini?" tanya Lusi kepada rekannya. "Iya, tahu. Kemarin aku baca status Pak Lintar di medsos," jawab seorang wanita cantik berkacamata, "Kantor ini akan menjadi sepi kalau Pak Lintar keluar," sambungnya. "H

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   51. Dewi Mengalami Kecelakaan

    Lintar dan Dewi terus berbincang-bincang santai bersama Syarif dan istrinya. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, bukan hanya terkait pernikahan mereka yang sebentar lagi akan digelar. Namun, mereka pun membahas hal lain yang berkaitan dengan bisnis dan juga kehidupan mereka selama ini.Sekitar pukul setengah enam sore, Lintar dan Dewi pamit pulang kepada Syarif dan istrinya. Saat itu, mereka buru-buru pulang karena mendapatkan kabar bahwa Mirna—asisten rumah tangga Dewi mengalami kecelakaan.Mirna mengalami kecelakaan saat pulang dari mini market. Ketika dirinya tengah menyebrang, tiba-tiba saja ia ditabrak lari oleh seorang pengendera motor. Hal tersebut, menyebabkan Mirna harus dirawat di rumah sakit."Kita langsung ke rumah sakit Siloam saja! Mirna dirawat di sana," kata Dewi panik."Iya, Wi," jawab Lintar sambil mengemudikan mobilnya, "Kamu jangan panik! Kamu harus tenang! Percayalah, Mirna pasti baik-baik saja," sambung Lintar sedikit berpaling ke arah Dewi yang d

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   50. Lintar dan Dewi Berkunjung ke Karawang

    Dewi kembali memeluk tubuh Lintar. Bibirnya yang halus terpulas merahnya gincu, menempel lembut di atas dahi Lintar."Terima kasih banyak Lintarku sayang," ucap Dewi lirih.Lintar hanya tersenyum, sejatinya ia sudah tidak dapat menahan godaan tersebut. Ingin rasanya Lintar mencumbui Dewi saat itu juga, akan tetapi Lintar masih kuat menahan gejolak dalam jiwa dan perasaannya itu. Lintar bersikap lebih dewasa lagi, tidak seperti dulu yang gampang terpancing oleh hawa nafsunya sendiri. Kini, ia lebih memikirkan dampak yang akan terjadi ke depan, ia tidak mau gegabah menjamah kesucian seorang wanita hanya melampiaskan hasratnya saja.****Setelah beberapa jam berada di kediaman Dewi. Lintar pun langsung pamit pulang kepada kekasihnya itu."Sudah jam sepuluh lebih, aku pulang dulu, yah," kata Lintar lirih, "Besok siang aku jemput kamu ke sini," sambungnya sambil mencium kening Dewi.Lintar bangkit dan langsung menelepon Koh Iwan yang ada di mes bersama para pegawai Dewi.Tidak lama kemudi

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   49. Hadiah Istimewa Untuk Koh Iwan

    Sepanjang perjalanan, Lintar dan Koh Iwan terus bercanda ria, gelak tawa menghiasi kebersamaan mereka. Hingga tidak terasa mobil sedan yang dikemudikan Lintar sudah tiba di depan gerbang rumah mewah milik Dewi. Hanya dengan membunyikan klakson dua kali saja, pintu gerbang rumah tersebut langsung terbuka dengan sendirinya.Tampak seorang petugas keamanan rumah itu berdiri tegak di depan pos keamanan sambil memberi hormat kepada Lintar yang baru tiba.Lintar langsung membuka kaca mobilnya. "Selamat malam, Yo. Apa kabar?" kata Lintar sambil tersenyum lebar."Selamat malam juga, Pak," jawab Rio sedikit membungkukkan badannya."Randi ke mana, Yo?" tanya Lintar lagi."Ada di mes, Pak," jawab Rio penuh rasa hormat.Setelah itu, Lintar kembali menutup kaca mobilnya. Perlahan, ia kembali melajukan mobilnya mengarah ke halaman parkir rumah mewah itu."Aku di sini saja, Tar. Kamu masuk sendiri yah," kata Koh Iwan lirih."Lah, kenapa, Koh?""Mau nemuin Fendi di mesnya.""Nanti kalau Dewi nanyain

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   48. Lintar dan Koh Iwan Menuju ke Rumah Dewi

    Dani hanya mengangguk dan langsung membuka dus tersebut. "Tumben yah, Koh Iwan tidak ke sini?" tanya Dani sambil mengunyah kue yang dibelikan Lintar.Usai makan makan kue, Dani langsung pamit kepada Lintar, karena saat itu sudah mau magrib. "Aku pulang dulu, Tar. Sebentar lagi magrib," kata Dani lirih."Iya, Dan," jawab Lintar, "Jangan lupa, sampaikan pesan sama Koh Iwan. Aku tunggu habis magrib," sambungnya."Ok, nanti aku sampaikan," jawab Dani langsung berlalu dari hadapan Lintar.Lintar bangkit dan langsung melangkah ke kamar mandi, Lintar hendak membersihkan diri karena sebentar lagi akan melaksanakan Salat Magrib berjamaah bersama warga lainnya di masjid yang ada di belakang kediamannya.Selesai mandi, Lintar ganti pakaian dan bergegas melangkah menuju masjid. Kebetulan Dani pun saat itu sudah ada di depan masjid tersebut."Tumben Koh Iwan tidak ke masjid?" tanya Lintar kepada Dani yang sudah tiba lebih dulu."Tidak ada di rumah, kata tetangganya tadi sore dia berangkat ke rumah

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   47. Sikap Lusi yang Menjengkelkan

    Setibanya di kantor, Lintar disambut hangat oleh beberapa orang rekan kerjanya. Terutama oleh staf accounting berparas cantik dan berkulit putih mulus, yang selama ini sangat menyukai dirinya."Selamat datang dan selamat pagi, Mas Lintar," sapa Lusi tersenyum manis menyambut kedatangan Lintar."Selamat pagi juga Lusi cantik," jawab Lintar seperti memaksakan diri menyanjung wanita itu. Kemudian ia langsung melangkah menuju ke ruangan kerjanya yang ada di lantai dua kantor tersebut."Biasanya dia mampir untuk godain aku," gumam Lusi langsung melangkah mengikuti Lintar dari belakang.Sebelum Lintar membuka pintu ruang kerjanya, dengan cepat Lusi mendahului membuka pintu ruang tersebut."Ya, Allah! Sigap banget kamu," kata Lintar sambil tersenyum-senyum."Silakan masuk, Mas!" ucap Lusi bersikap seperti layaknya seorang asisten pribadi."Terima kasih, Lus," ucap Lintar langsung melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya itu.Setelah menutup rapat pintu ruangan tersebut, Lusi pun melangkah dan

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   46. Koh Iwan Pindah Keyakinan

    Ketika Lintar dan Dani sedang santai berbincang, tiba-tiba datang seorang pria paruh baya. Dia adalah Koh Iwan sahabat baik Lintar dan Dani. Koh Iwan tidak langsung menghampiri Lintar dan Dani, ia hanya berdiri di balik pagar sambil tersenyum-senyum menatap ke arah dua pemuda yang selama ini menjadi sahabat baiknya. Lintar dan Dani belum mengetahui kedatangan Koh Iwan, sehingga mereka terus berbincang-bincang tanpa sadar ada yang memperhatikan mereka di balik pagar. "Assalamu'alaikum," ucap Koh Iwan. Lintar dan Dani sedikit terperanjat lalu berpaling ke arah Koh Iwan secara bersamaan. "Waalaikumsalam," jawab mereka serentak. "Koh Iwan, kapan datangnya? Tiba-tiba saja muncul seperti jailangkung?" tanya Dani sambil tersenyum-senyum. "Bukan jailangkung, tapi Harry Potter," jawab Koh Iwan ketus. Dia melangkah dengan gagahnya menuju ke arah teras menghampiri Lintar dan Dani yang sedang duduk santai. "Gagah banget, mau ke mana, Koh?" tanya Lintar meluruskan pandangannya ke wajah pri

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   45. Kebersamaan Lintar dengan Dani

    Di tempat terpisah .... Lintar masih berbaring di atas tempat tidurnya, ia tampak resah dengan sikap Firda, Vira, dan gadis-gadis lainnya. Mereka secara terang-terangan sudah menyatakan perasaan mereka kepadanya. Padahal, mereka sudah mengetahui jika Lintar akan menikah dalam waktu tidak lama lagi. Tentu, sikap mereka sangat mengganggu. Lintar khawatir, jika mereka akan menjadi duri bagi hubungan asmaranya dengan Dewi. Terlebih lagi jika Dewi mengetahui semuanya, sudah barang tentu dia akan kecewa dan menganggap Lintar masih sama seperti dulu. "Selama ini, aku memang selalu bersikap terbuka dan juga sering memberi harapan bagi mereka. Tapi, itu hanya bagian dari gurauan saja," desis Lintar, "Kenapa mereka serius menanggapi sikapku ini?" sambungnya. Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering. "Seperti itu Dewi," kata Lintar bangkit dan langsung meraih ponsel yang tergeletak di sampingnya. Namun, dugaannya salah. Yang meneleponnya itu bukan Dewi, tapi Firda yang selama ini selalu

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   44. Alena Jatuh Cinta

    Setelah Dani berlalu, Lintar kembali melanjutkan perbincangannya dengan Firda. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, terkait masalah pekerjaan dan juga hal yang lainnya.Berada di dekat Lintar, tentu membuat nyaman jiwa dan perasaan Firda. Hingga bertambahnya rasa suka dalam dirinya terhadap Lintar yang selama ini ia kagumi.Setelah hampir satu jam berada di kediaman Lintar, Firda pun pamit kepada Lintar. Ia hanya meminta nomor ponsel Lintar saja, dan tidak berbicara terkait rencananya yang hendak menyatukan Lintar dengan Alena. Firda merasa bimbang, karena dirinya pun sangat menyukai Lintar.****Malam itu, Alena hanya duduk-duduk santai saja di sopa yang ada di ruang tengah kediamannya. Dia tampak resah dan gelisah, pikirannya terus tertuju kepada Lintar.Saat itu, Alena menunggu kedatangan Firda, ia tampak berharap informasi baik dari kunjungan Firda ke rumah Lintar."Mudah-mudahan, Firda bisa mendapatkan informasi banyak tentang Lintar," desis Alena penuh harap.Alen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status