Beranda / Rumah Tangga / Jodohku, Musuhku / 3. Persiapan pernikahan?

Share

3. Persiapan pernikahan?

Penulis: Nyonya Muda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-24 12:49:32

3.

Wajah Bima semakin merah padam. Harga dirinya jatuh berkeping. Bagaimana bisa matanya tak berkedip menatap dua tonjolan besar di dada Marina.

Marina mendorong tubuh besar Bima yang menempel padanya. Dia menatap Bima yang melongo dengan tatapan mengejek. "Puas melihat apa yang sering kau hina?" katanya seraya kembali duduk di kursi.

Sesaat Bima linglung, saat sadar dia meneguk saliva kasar, dan mengutuk dirinya sendiri, karena dengan tololnya matanya malah fokus pada dada Marina juga bibir ranumnya."Sialan! Mati saja kau Bima!" rutuknya dalam hati.

"Jangan geer! Kau bukan tipeku" kilahnya menutupi kegugupan. "Bicara pada Ayah dan pastikan dia membuka kembali blokiran semua kartuku," perintahnya.

Marina hanya diam, enggan meladeni Bima dan terus berusaha memfokuskan diri pada pekerjaan.

"Aku sedang bicara denganmu!" geram Bima. "Dengar! Aku sudah memberimu uang. Lakukan tugasmu dengan benar."

Kesal, karena Marina bergeming tak menjawab. "Dasar perempuan udik! Kau memang menyebalkan!" katanya sebelum berlalu pergi dalam kecanggungan.

Sebelum pintu lift tertutup, Bima kembali menatap Marina yang tak bergeming di tempatnya. Perempuan itu bahkan tak menoleh saat dirinya pergi. "Apa yang kau pikirkan Bima! Berhenti memikirkan hal kotor brengsek!" umpatnya pada diri sendiri.

Setelah lift yang membawa Bima tertutup. Marina terlihat menghembuskan napas kasar, Marina menyandarkan punggungnya lesu.

"Pertunjukan yang menarik! Kalian terlihat cocok." Sebuah suara membuat Marina berjengit dan menoleh.

Sabian Mahesa, kakak Bima, berdiri tak jauh dari meja Marina. Dia tersenyum geli mengingat bagaimana tadi Marina menggoda adiknya. "Kamu ternyata bisa nakal juga," komentarnya.

"Pak?!!" Marina sedikit memekik kesal karena di ledek atasannya.

Bian melengos menuju ruang Bhaskara dan Marina menggerutu malu, karena ternyata dari tadi Bian melihat semua yang terjadi antara dia dan Bima.

***

Pukul 7 malam, Marina baru keluar dari gedung tempatnya bekerja. Hari sudah sangat melelahkan baginya ditambah harus melihat sosok menyebalkan yang berdiri di depan mobilnya dengan angkuh.

Bima menunggu Marina keluar sejak dari sore. Dia tak berani menemui Bhaskara, karena tahu akan sia-sia. Setiap kali ayahnya itu berkehendak maka tidak akan pernah bisa diganggu gugat. Begitu juga perjodohannya dengan si sekretaris udik. Itulah kenapa Bima meminta Marina yang menolak perjodohan itu. Namun ternyata, bukannya menolak perempuan itu malah menantangnya dengan menerima perjodohan. Tanpa Bima tahu, kalau Marina sebenarnya sudha menolak dengan keras perjodohan tersebut.

Bima melambaikan tangannya meminta Marina mendekat. Namun Marina melengos memilih meninggalkan Bima. Untuk taxi online yang dinpesannya sudah datang dan dia bisa segera pergi.

"Heh!!? Mau kemana kau? Jangan kabur!" Bima menyentak tangan Marina yang akan memasuki taxi online pesanannya. Dan meminta supir pergi setelah membayar.

"Lepas!" sentak Marina kesal juga kesakitan, karena cekalan Bima di lengannya cukup kuat.

"Mau kemana hah?!" Bima menyeringai puas.

"Pulang! Aku bukan pengangguran yang kerjaannya hanya keluyuran tidak jelas!" sindir Marina.

Bima tergelak dalam kekesalan. Marina ternyata benar-benar telah berani melawannya. "Ohh! Ruapanya itik buruk rupa ini sudah berani melawan. Kau sudah bosan hidup ruapanya." Bima terkekeh mengejek. "Berani melawanku? Maka bersiap kembali menjadi gembel!"

Marina tak gentar. Dia kembali menyentak tangganya dan kali berhasil. Dengan tatapan tajam Marina berkata, "Berhenti meremehkanku, aku sudah tidak peduli andai harus keluar dari perusahaan. Tapi aku sudah tidak bisa membiarkanmu terus menghinaku! Kau dan mulut tajammu harus menerima akibat karena terlalu sering menghina orang!"

Bugh

Entah kekuatan dan keberanian darimana, Marina meninju mulut Bima, sampai lelaki tinggi besar itu terhuyung hampir terjatuh.

"Kau dan mulut cabemu pantas mendapatkannya!" kata Marina.

Bima yang tak menduga kalau Marina akan menyerangnya tentu saja terkejut. Selama 30 tahun hidupnya, tidak ada yang pernah memukulnya apalagi dibagian wajah. Dan Marina satu-satunya perempuan yang berani melakukannya. Wajah Bima merah padam, dia kembali menyentak tangan Marina yang akan meninggalkannya. "Perempuan gila! Kau baru saja memukulku?! Beraninya kau! Kau perempuan--"

"Hentikan!" Belum selesai Bima bicara, sebuah suara menghentikannya dan kedua manusia beda gender itu langsung menoleh saat mengenal suara yang tak asing bagi mereka.

Bhaskara berdiri dengan mata menatap Bima begitu tajam. "Apa yang kau lakukan Bima?" tanyanya dengan wajah garang. Bima menelan saliva kasar. Tamat sudah riwayatnya. Semua sudah selesai!

"Rin, kamu tidak apa-apa Nak?" Bhaskara beralih pada sekretaris sekaligus anak angkatnya. Dia meraih tangan Marina, menjauhkannya dari Bima.

"Saya tidak apa-apa Pak. Maaf, saya sudah lancang memukul putra Bapak," kata Marina dengan sangat menyesal. Dia tak berniat memukul Bima, tapi karena lelaki itu terus saja menghinanya bahkan mengancam, Marina jadi hilang kesabaran.

"Dia sengaja Pi, dia dendam karena Bima menolak menikahinya!" adu Bima.

Tentu saja Bhaskara tak percaya putranya. Sedari awal dia menyaksikan bagaimana Bima mengolok dan menghina Marina. Jadi, wajar kalau perempuan itu melawan. Dan Bhaskara tak marah pada Marina, dia justru bersyukur, karena ada yang berani melawan Bima selain dirinya dan sang istri.

"Kamu pulang sama saya Rin," kata Bhaskara. Lelaki paruh baya yang masih tampak gagah dan tampan di usianya yang menginjak 60 itu, meninggalkan putranya tanpa menggubris protesnya sama sekali.

Marina tersenyum puas menatap Bima. "Rasakan!" katanya tanpa suara.

Bima semakin geram melihat marina di atas angin karena dibela Bhaskara. "Awas kau upik abu! Aku akan membalasmu!" tekadnya mengepalkan tangan.

"Pulang sekarang juga, kalau kamu mau semua asetmu kembali!" kata Bhaskara pada Bima sebelum pergi.

Mata Bima mendelik lebar, tak menyangka kalau Bhaskara akan luluh secepat ini. Padahal biasanya asetnya akan di sita selama beberapa minggu.

Bima bersorak riang dan segera mengikuti mobil Bhaskara.

"Pak saya mau pulang," ucap Marina saat menyadari Bhaskara tak mengantarkannya pulang, tapi membawanya ke rumahnya.

"Malam ini kami nginep di rumah. Mami merindukanmu," balas Bhaskara. Mereka sudah sampai dan Bhaskara memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu masuk.

Amelia sudah menunggu mereka dengan wajah berbunga. Sementara Bima menggerutu. "Kenapa Papi bawa perempuan itu pulang sih?! Pasti ada yang gak beres nih," tebaknya dengan hati resah.

"Rinaaa, putriku." Amelia langsung memeluk Marina yang baru keluar dari mobil dengan sangat erat. "Akhirnya kamu datang juga. Ibu nungguin dari tadi loh," lanjut Amelia senang.

Marina membalas dengan memuji kecantikan ibu angkat sekaligus bosnya tersebut. Namun perhatiannya tersisihkan saat melihat adiknya, Bayu ada di rumah itu juga.

"Bayu, kamu di sini?" tanyanya heran.

Adik Marina, Bayu Samudra mengangguk dan tersenyum pada kakaknya juga Bhaskara.

Bima yang baru keluar dari mobil mengernyikatkan kening melihat banyak orang berlalu lalang di rumahnya. Dia menghampiri Amelia dan menjauhkan Ibunya itu dari Marina. "Jangan dekat-dekat!" katanya pada Marina dengan galak. Kekanakan sekali memang!

Amelia menyikut perut Bima, hingga si bungsu dua bersaudara itu mengaduh. "Jangan ganggu putriku!" kata Amelia lebih galak.

Begitulah perlakuan Amelia kepada Bima setiap kali lelaki tampan itu menganggu Marina. Jadi, bagaimana Bima tidak kesal pada Marina yang merebut semua perhatian Bhaskara juga Amelia.

"Mi, ini ada apa sih? Kok rame?" tanya Bima penasaran, begitu juga dengan Marina yang merasa perwakilan oleh Bima.

"Oh, ini persiapan buat pernikahan kalian besok," jawab Amelia santai.

"Apa?!!" Marina dan Bima terkejut bukan main.

Bab terkait

  • Jodohku, Musuhku   "Sah!"

    4."Apa?!!" Pekikan terkejut terdengar dari mulut Marina juga Bima bersamaan. Siapa yang tidak kaget kalau ditembak menikah seperti itu. "Mi, jangan bercanda!" Bima menyusul Amelia dan Bhaskara yang sudah melenggang masuk dengan menyeret Marina ikut masuk. "Pi, apa-apaan ini? Gak bisa, Bima gak mau menikah dengan perempuan ini!" pekikan Bima benar-benar tak dihiraukan oleh kedua orang tuanya. Sementara Marina pasrah saat kedua pasangan paruh baya nan energik itu menyeretnya masuk kedalam rumah yang sudah di hias sederhana namun tampak cantik dan berkelas. Bhaskara sibuk menyalami keluarganya yang sudah datang dan Amelia membawa Marina ke kamar. Bima semakin tercengang melihat kondisi rumahnya yang sudah di sulap bak kebun bunga. Dia memijit kepalanya yang terasa nyeri. Tak menyangka kalau ancaman Bhaskara beberapa waktu lalu yang mengatakan kalau dirinya kan menikah minggu ini adalah benar. Bima meraih lengan Bhaskara dan meminta penjelasan pada sanga ayah tentang apa yang terj

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Jodohku, Musuhku   Kekacauan

    5 .Suara berisik dari luar berhasil menyedot perhatian beberapa tamu undangan. Dan seorang lelaki paruh baya memasuki ruangan dengan wajah merah padam menahan amarah. "Hentikan pernikahan ini!" teriaknya dengan suara lantang. Suasana yang tadinya begitu haru berubah menjadi mengangkan. Marina dan Bayu menatap tercengang pada sosok yang baru saja berteriak dengan lantang. "Ayah," lirih Marina. Bima menoleh saat mendnegar Marina berkata lirih. "Ayah? Jadi Marina masih memiliki Ayah?" tanya Bima dalam hati. Dia menatap lelaki paruh baya yang kini menghampirinya juga Marina. Marina beringsut menyembunyikan diri dibalik tubuh besar Bima. Bima yang tak mengerti hanya diam saja memperhatikan. Meskipun dia merasa aneh, kenapa Marina bersembunyi dari ayahnya sendiri. Tapi dia tidak menepis saat tangan Marina memegang lengannya begitu erat dan menyembunyikan wajahnya di punggungnya. "Pernikahan ini dibatalkan! Dia putriku dan aku tidak merestui pernikahan ini!" kata Riandi, Ayah Marin

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Jodohku, Musuhku   alasan pernikahan

    Malam sebelumnya. Marina, Bayu dan Amelia juga Bhaskara tampak duduk berunding di kamar yang ditempati Marina. "Ini adalah solusi paling baik Nak, dengan kamu menjadi istri Bima, Papi akan lebih leluasa melindungimu," ujar Bhaskara. "Bima bukan lelaki yang terlalu buruk. Dia bisa dipercaya."Amelia mengusap lembut rambut panjang Marina. Dia sangat menyayangi perempuan itu seperti pada putrinya sendiri. "Ibu yang akan menjamin kalau Bima bukan lelaki buruk. Dia hanya belum menemukan tambatan hatinya. Dan Mami yakin, kalau kamu bisa menaklukannya Nak. Menikahlah dengan Bima. Demi keselamatan kamu dan Bayu, Mami mohon." Marina menoleh dan memeluk Amelia. Dari perempuan itu dia bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu. "Mi, aku kasihan kalau Pak Bima harus ikut terseret dalam masalahku ini," kata Marina. Dia selalu terbuka pada Amelia.Bhaskara dan Amelia menggeleng bersamaan. "Jangan pikirkan itu Nak, yang penting sekarang adalah, kamu dan Bayu harus selamat dulu. Para mafia itu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Jodohku, Musuhku   Salah paham

    Bima tengah termenung di dalam kamar nya yang telah disulap menjadi kamar pengantin. Tapi, kamar yang dihias dengan taburan bunga juga lilin indah dan aromaterapi yang menenangkan itu kini tampak sepi tanpa pengantin perempuan yang ternyata malah tidur di kamar lain. Sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunan lelaki tampan yang baru saja berganti gelar dengan suami itu. "Bim." Setelah segala kekacauan yang terjadi, Bhaskara menemui Bima. Bhaskara baru saja pulang dari Rumah Sakit untuk mengobati Riandi yang akhirnya pingsan di tangan Bima. Bima tak menyahuti panggilan ayahnya. Dia kembali menatap kosong pada langit malam yang malam ini tampak mendung tak berbintang. "Maafkan Papi Bim," ucap Bhaskara. Lelaki paruh baya itu mendekati putra bungsunya dan ikut menatap langit. "Kalian mengorbankanku demi menyelamatkan perempuan itu," sahut Bima tanpa menoleh. "Apa sebenarnya istimewanya perempuan itu? Kenapa kalian sangat menyayanginya bahkan melebihi kasih sayang kalian padaku! Kali

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Jodohku, Musuhku   Kemarahan Bima

    8. Bima berjalan dengan gagah seperti biasanya. Pesona Dosen muda satu ini memang sangat meresahkan. Tak sedikit Mahasiswi yang menggoda dan menawarkan diri padanya. "Selamat pagi Pak." Beberapa Mahasiswa yang berpapasan dengannya menyapa. Namun hari ini berbeda. Meskipun Bima tetap gagah seperti biasanya, tapi tak ada senyum ramah yang biasa lelaki itu tampilkan. Wajah Bima tampak ditekuk dan terkesan dingin. Dia bahkan tak menjawab sapaan para Mahasiswanya, membuat mereka menerka apa yang terjadi dengan Dosen tampan dan ramah senyum itu. "Pak Bima kenapa ya? Tumben jutek," ucap salah satu Mahasiswa yang tadi menyapa Bima. "Iya, gak biasanya Pak Bima jutek. Hah gue kangen senyum tampannya," balas yang lain. Mereka terus menerka-menerka dengan apa yang terjadi pada Dosen kesayangan mereka. TokTokTokSuara ketukan pintu membuat Bima tersadar dari lamunannya. "Masuk," katanya mepersialahkan. Seraut wajah cantik dengan balutan pakaian ketat, memperlihatkan dua bulatan sintal

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Jodohku, Musuhku   Jangan panggil aku Bapak!

    9.Bima terkejut, dia tidak tahu kalau Ibunya pernah tinggal di sebuah panti asuhan. Dia menoleh pada Bhaskara yang tampak mengangguk membenarkan. Bima kembali mendengarkan dengan seksama sambil memeluk bahu Ibunya. "Mereka belum memiliki anak padalah sudah lama menikah. Ibu dan Bapak sangat menyayangi Mami. Satu tahun setelah itu, akhirnya Ibu hamil. Beliau melahirkan anak perempuan yang sangat cantik dan menggemaskan namanya Sintia Karisma," jelas Amelia menerawang jauh pada masa-masa kecilnya. "Setelah kelahiran Sintia, Mami diperlakukan semakin baik, Bapak dan Ibu tak pernah membedakan Mami dengan putri kandung mereka. Kami tumbuh bersama. Dari mereka Mami merasakan apa arti keluarga sesungguhnya. Sintia adalah adik yang sangat baik juga sangat cantik." Amelia menerawang mengingat adik kecilnya, air matanya tak kuasa lagi untuk terbendung. "Adikku"Dek, kamu tahu tidak?" Sore itu, setelah pulang kuliah, Sintia langsung diseret oleh kakaknya ke dalam kamar. "Ada apa Kak?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Jodohku, Musuhku   Kesepakatan Pernikahan.

    10."Kita mau kemana?" tanya Marina saat mobil yang dikendarai Bima telah keluar dari komplek elit rumah Bhaskara. Ia tak lagi memanggil Bima dengan sebutan 'Pak', karena Dosen muda itu keberatan dan mengamuk tak jelas hanya perihal sebuah sebutan.Marina tak ambil pusing, dia hanya tinggal menghilangkan kata 'Pak' tersebut tanpa harus mengganti dengan sebutan lain, menurutnya. Seperti sekarang dia hanya bertanya tanpa menyematkan panggilan. Amelia meminta Bima menemani Marina untuk belanja dan tanpa Marina sangka, lelaki yang selalu mendeklarasikan perang terhadapnya itu mau, dan kini keduanya tengah berada dalam satu mobil bersama. "Tentu saja Mall! Aku harus merubahmu menjadi layak sebagai istriku!" jawab Bima galak seperti biasa. Marina menghembuskan napas lelah. Tidak ada kata lagi yang keluar dari mulutnya. Setiap kali berbicara dengan Bima, dia harus bersabar lebih banyak. Laki-laki bergelar suaminya itu, selalu saja berbicara galak dan ketus setiap menjawab pertanyaannya. E

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Jodohku, Musuhku   kecupan Pertama.

    Tengah malam, Bima terbangun. Lelaki tampan itu tampak mengerutkan kening tanda berpikir dalam. "Suara apa itu?" Suara isakan perempuan terdengar jelas d indera pendengarnya, hingga membuatnya terjaga. Bima mengedarkan pandangan mencari sumber suara. Tubuh ringkih Marina terlihat meringkuk di atas sofa kamarnya. Bahu perempuan itu tampak naik turun. Suara isakan itu kadang berganti dengan gumaman. "Bunda, Bunda," lirihnya terdengar. Bima melompat dari tempat tidurnya untuk menghampiri sang istri. Dahi Marina tampak basah oleh keringat, perempuan itu menggenggam selimut begitu erat, hingga buku-buku jarinya tampak memutih. "Apa dia mimpi buruk?" "Rin, Rina bangunlah. Kau hanya bermimpi." Bima mengguncang lengan Marina. Namun, perempuan itu tak bangun malah mencengkram sebelah tangan Bima begitu erat. "Bunda, maafkan Rina Bunda," lirihnya lagi semakin mengeratkan genggamannya dengan wajah gelisah. "Ck, dia malah mengigau lagi. Ah perempuan ini memang sangat menyebalkan," Bima meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14

Bab terbaru

  • Jodohku, Musuhku   Akibat Obat Perangsang

    Bima mendekat dengan berlari kecil menghampiri sang istri yang kini tengah mengambang di air. Lelaki tampan itu mendnegkus kesal, karena Marina membuatnya khawatir. "Heii Marina apa yang kau lakukan?!" Marina yang mendengar suara Bima mendekat keluar dari air dan langkah Bima yang mendekat ke arahnya tiba-tiba terhenti saat melihatnya keluar dari air dengan hanya menggunakan bikina two piece yang sangat sexy. "Ap apa yangg kau kau lakukan?" Bima tergagap melihat pemandangan indah di depannya. Dia meneguk salivanya melihat bagaimana indanhnya tubuh sintal itu. Ternyata di balik pakaian udik dan tidak modis itu terdapat tubuh sintal yang begitu indah. Bima mengerjapkan matanya dan langsung membalikkan badan. Dia tidak bisa berlama-lama melihat pemandangan yang membuat jantungnya berdebar kencang. Dan lagi Marina pasti mengumpat marah kalau ketahuan dia menatap lekat tubuh indahnya. "Apa yang dia lakukan? Kenapa berpakaian seperti itu?" Bima bergumam seraya menetralkan hati dan jant

  • Jodohku, Musuhku   Merepotkan

    Bima baru saja melangkahkan kakinya untuk kembali menimati suasana sore. Namun, lagi-lagi suara teriakan sang istri membuatnya kembali berbalik dan berjalan cepat untuk memeriksa apa yang terjadi. "Aaaaahhhh!!" teriak Marina melempar kopernya. "Ada apa lagi? Kenapa kau suka sekali berteriak?" keluh Bima kesal tapi juga khawatir terjadi sesuatu pada sang istri. Marina menatap Bima dengan tatapan yang entahlah ..."Ada apa?" tanya Bima lagi. Bima melihat arah tatapan Marina pada kopernya yang kini tergeletak di pojokan karena tadi Marina melemparnya. "Ada apa? Ada sesuatu di dalamnya?" Lagi-lagi Marina diam. Dia terlalu malu untuk menjelaskan pada Bima apa yang sebenarnya terjadi. Karena tak mendapat jawaban dari sang istri, Bima memeriksa sendiri koper yang terbuang itu. Namun suara Marina menghentikannya. "Kenapa lagi?" tanya Bima. "Aku akan memeriksanya, apa ada kecoak di dalamnya?" Marina menarik lengan Bima agar lelaki itu menjauh dari kopernya. "Tidak, tidak ada apa-apa. Ka

  • Jodohku, Musuhku   Bulan Madu.

    29.Benar saja, Amelia memanfaatkan keadaan untuk melancarkan usahanya untuk memepersatukan anak dan menntunya dengan merencakan bulan madu untuk pasangan pengantin baru itu. "Bulan madu?!" seru Bima dan Marina bersamaan. Bhaskara yang mengetahui niat istrinya kini terkekeh seraya memberi acungan jempol pada sang istri. Amelia menatap penuh kemenangan pada kedua muda mudi didepannya. Dia bukan tidak tahu kalah Marinalah yang pasti meminta pisah rumah denganya. Tapi, sebelum itu terjadi dia harus membuat strategi dulu agar hubungan keduanya semakin dekat dan kalau oun mereka pisah rumah sudah harus ada benih-benih cinta diantara keduanya. Dan dengan acara bulan madu inilah, Amelia berharap benih itu tumbuh diantara kedunya. "Ya, bulan madu. Bukankah setiap pasangan yang baru menikah akan melakukan bulan madu?" Senyum Amelia terukir dengan manis. Dia yakin kalau Marina tidak akan bisa menolak apalagi ini adalah syarat agar mereka bisa keluar dari kediaman Bhaskara. "Tapi Mi, Rina b

  • Jodohku, Musuhku   Tidak jadi berpisah.

    28.Pagi hari di kediaman Bhaskara terasa sepi. Pagi ini hanya ada Tuan dan Nyonya Bhaskara yang tampak mengisi meja makan. Tak lama setelahnya anak sulung dan menantunya pun ikut bergabung. "Bima sama Rina mana?" tanya Bian saat akan sarapan dan hanya melihat kedua orangtuanya sedangkan kursi adik dan adik iparnya terlihat kosong.Sarah yang tak melihat adik iparnya pun bertanya hal sama. "Mereka honeymoon, Mi?" Amelia yang tengah memakan roti panggangnya tersenyum mendengar kata honey moon. Sebuah ide kini melintas di otak cantik mertua Marina itu. "Itu ide bagus sayang. Sepertinya kita harus segera membuat mereka pergi honeymoon."Bima mengernyit mendengar ucapan Amelia. Dia bertanya keberadaan Bima dan Marina, sedangkan Amelia malah membayangkan honey moon antara putra bungsu dan menantu barunya. Sedangkan Sarah ikut mendukung usul mertuanya itu. "Mereka menginap di rumah Rina," kata Bhaskara menyahut melihat ekspresi aneh Bian. Kedua pasangan calon ayah dan Ibu muda itu tampa

  • Jodohku, Musuhku   Meluapkan Kekesalan.

    Tertegun beberapa saat setelah mendengar permintaan ceria dari istrinya. Setelahnya, Bima kini melangkah menyusul langkah sang istri yang kini duduk di kursi dan keduanya kini saling berhadapan. "Mari kita selesaikan semuanya," kata Marina kembali mengulang kata menyelesaikan yang berarti menyelesaikan pernikahan di antara keduanya. "Apa maksudmu?" tanya Bima tampak menatap serius. "Aku ingin kita selesaikan sandiwara ini. Aku sudah terlepas dari cengkraman mafia itu, dan pernikahan kita pun sudah tidak di perlukan lagi," jawab Marina menatap yakin. Bima menatap Marina tajam, tangannya mengepal kuat di atas meja. Tak habis pikir kalau dia istrinya itu akan meminta cerai, bahkan pernikahan keduanya belum genap satu minggu berjalan. "Jadi kau mau membuangku setelah semua yang terjadi?" tanya Bima tajam. Harga dirinya terasa sangat tergores, dia hanya di butuhkan untuk menjadi tameng agar Marina terbebas dari Mafia yang mengejarnya. Dan sekarang, setelah semuanya berakhir, dia akan

  • Jodohku, Musuhku   Bercerai?

    Dengan dalih merasa sakit pusing, Marina berhasil kabur dari pertanyaan aneh Sarah yang membuatnya menjadi sorotan utama di meja makan tadi. Setelahnya, perempuan itu kembali ke kamar dan merenungi apa yang telah terjadi antara dirinya dan Bima adalah sesuatu yang salah menurutnya. Ya, walaupun pada kenyataannya mereka adalah pasangan suami istri yang sah menurut agama dan negara, tapi Marina belum bisa menerima semua perlakuan Bima yang kerap kali membuatnya risih dan sangat tidak nyaman. "Lihat apa?" Suara bariton di belakang tubuhnya dan lingkaran tangan besar di perut membuat Marina terjingkat kaget dan mendapati sang suami di belakangnya. Bima tengah memeluknya dari belakang dan lelaki itu dengan sengaja menenggerkan dagu di pundaknya dengan sangat nyaman. Bongkahan dada liat terasa mendekap di punggung Marina begitu erat. Marina berusaha melepasakan tautan tangan yang melingkar di perutnya. "Lepas Mas," kata Marina masih berusaha sabar dengan semua keintiman yang Bima lakuk

  • Jodohku, Musuhku   Menggenggam Junior

    "Aaaaaakkhhhhh." Jeritan kedua terdengar lebih kencang dan berat. Bukan lagi Marina yang menjerit, melainkan sang suami, Bima yang kini menjerit meraung kesakitan setelah Marina menendangnya tepat dibagian sensitivnya. "Sakit," lirih Bima menggulingkan badan kekarnya kesakitan. Melihat Bima yang meraung dan berguling tentu saja Marina syok dan terkejut ternyata dia telah menendang benda pusaka milik suaminya. Bima terus merintih di lantai yang dingin, sedangkan Marina masih tampak terkejut dengan apa yang terjadi, hingga perempuan berlesung pipi itu kini hanya mematung melihat kesakitan Bima. "Mami, sakit!" rintih Bima. Mendengar kata Mami, membuat Marina seketika sadar dari lamunannya. Dia menghampiri Bima yang masih tampak keskitan. Tadi dia memang menendang lelaki itu dengan kencang, tapi dia pun tak menyangka kalau bagian itulah yang akan mengenai tendangannya. "Mas, kamu gak papa?" tanya Marina membalikkan badan Bima yang memunggunginya. "Sakit, ngilu," lirih Bima dengan w

  • Jodohku, Musuhku   Menerkammu malam ini

    Kembali ke kamar dengan perasaan campur aduk. Marina merasa kasihan melihat apa yang terjadi pada Bella di ruang tamu tadi, tapi di sisi lain, dia pun gemas karena Bella telah membuat keributan cukup besar dengan kebohongannya. Sebenarnya Marina sempat menguping percakapan di ruang tamu, setelah mengetahui bahwa ada bukti CCTV yang memperlihatkan kejadian sebenarnya dan Bima tidak bersalah, itulah kenapa Marina turun membantu sang suami. Dia tahu ada yang tidak beres dengan Bella. Dan dia yakin segila-gilanya Bima, lelaki itu tidak akan sampai memaksa perempuan apalagi mahasiswinya sendiri dan masih di lingkungan Kampus. Meskipun menyebalkan, tapi di mata Marina, Bima tak sebajingan itu. Setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, membuat Marina semakin yakin kalau Bima bukan hanya lelaki playboy yang suka bermain perempuan. Lebih dari itu, lelaki itu ternyata sangat berbahaya. Marina kembali teringat bagaimana Bima dengan mudahnya memeluk dan menyentuhnya, padahal sebelumnya s

  • Jodohku, Musuhku   Kegilaan Bella

    Marina menjadi pusat perhatian saat tiba di ruang tamu, di mana semua orang tengah membahas kasus yang melibatkan suaminya, Bima. Namun, apa maksud Marina berdandan dengan sangat cantik dan tidak biasa? Bima yang terpesona dengan penampilan Marina yang memukau, kini kembali berwajah dingin saat menatap ayah Bella yang bertanya siapa Marina. "Istri?" Ayah Bella terkejut saat mendengar Marina adalah istrinya Bima. Lelaki paruh baya itu melirik Bella yang masih menunduk dengan suara isakan yang masih tersisa. Dia tidak mengetahui kalau Bima ternyata telah menikah. "Benar, dia istriku," kata Bima membenarkan dan mengeratkan tautan jarinya dan membawa tangan Marina ke bibir lalu menciumnya, sengaja memperlihatkan kemesraan di hadapan Bella dan keluarganya."Lelaki bajingan! Kau susah memiliki istri dan masih berani melecehkan Mahasiswimu? Apa kau manusia?" tanya Ayah Bella geram melihat tingkah Bima. "Berhenti memaki adikku! Sekarang tunjukkan bukti bahwa putrimu dilecehkan," kata Bi

DMCA.com Protection Status