Share

15. Melangkah Bersama

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-07 17:58:12
Tidak ada yang membuka suara selama di mobil. Dayana memilih memperhatikan jalanan lewat kaca mobil yang ada di sampingnya sambil memikirkan Sakhala memberi tahu Chris kalau dia adalah calon istrinya dengan mudah.

Apa lelaki itu sudah kehilangan akal? Bagaimana kalau Chris memberi tahu orang lain? Dia pasti akan menjadi bahan gunjingan karyawan lain di kantor.

"Kenapa kamu cemberut seperti itu, Dayana?" tanya Sakhala heran karena melihat Dayana berulang kali menghela napas.

"Apa kamu sedang memikirkan masalah tadi?" Sakhala kembali bertanya padahal Dayana belum sempat menjawab.

Dayana memilih diam karena dia yakin sekali kalau Sakhala pasti sudah tahu jawabannya.

"Kamu kan, memang calon istriku dan tidak lama lagi kita akan segera menikah. Apa aku salah kalau memberi tahu, Chris?" tanya Sakhala tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Kita memang akan menikah sebentar lagi, Sakha. Tapi kamu seharusnya tidak memberi tahu Chris tentang hubungan kita." Dayana kembali menghela napas panja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   16. Meminta Restu

    "Dayana?!" ucap Dona saat melihat anak kandungnya datang. Raut wanita paruh baya itu seketika berubah masam. Dia tidak suka melihat Dayana. "Ada perlu apa kau datang ke sini?" "Sudah lama kita tidak bertemu, Ma. Bagaimana kabar, Mama?" Napas Dayana tercekat. Suaranya seolah-olah tertahan di tenggorokan. Rasanya Dayana ingin sekali memeluk Dona yang berdiri tepat di depannya sekarang untuk menebus rindu karena dia sudah lama sekali tidak bertemu dengan wanita yang sudah melahirkannya itu. Namun, Dayana terlalu takut untuk melakukannya karena Dona masih kecewa dan tidak menyukai kedatangannya. "Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Ada perlu apa kamu datang ke sini? Aku tidak punya banyak waktu untuk meladenimu," ucap Dona tanpa perasaan sambil menatap lelaki yang berdiri tepat di sebelah Dayana dari ujung kaki sampai ujung kepala. Wajah lelaki yang memakai kemeja biru muda itu terlihat asing di matanya. "Ada hal penting yang Dayana katakan sama, Ma. Sepertinya tidak enak kal

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   17. Siasat Licik

    Tidak ada yang membuka suara selama di mobil. Sakhala terlihat fokus mengemudikan mobilnya sambil memperhatikan jalanan yang ada di hadapannya. Sementara Dayana hanya diam sambil menatap jalanan yang ada di sampingnya dengan pandangan kosong. Helaan napas panjang pun berulang kali lolos dari bibirnya. Masih tergambar jelas di ingatan Dayana bagaimana reaksi mama dan papanya ketika Sakhala mengutarakan niat untuk menikahinya. Bram dan Dona langsung menolak karena takut pernikahannya kembali gagal padahal Sakhala benar-benar serius ingin mempersunting dirinya. "Sepertinya aku tidak bisa membantumu, Sakha. Maaf ...." "Maksud kamu?" Sakhala mengalihkan pandang dari jalanan yang ada di hadapannya seklias agar bisa menatap Dayana. Dayana menarik napas panjang sebelum bicara. "Sepertinya aku tidak bisa menjadi istrimu karena mama dan papa takut pernikahanku kembali gagal. Sebaiknya kamu cari gadis lain saja yang mau kau jadikan istri, Sakha." "Apa kamu meragukanku, Dayana?" Dayana sonta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   18. Ide Gila Sakhala

    Dayana mengempaskan bokong sintalnya di bantal duduk berwarna peach kesukaannya begitu tiba di apartemen. Wajah gadis itu tampak lesu karena memikirkan ucapan Sakhala ketika di dalam mobil tadi. Dayana tidak yakin Sakhala mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya. Rasanya dia ingin sekali menyerah dan membatalkan pernikahannya dan Sakhala. "Aku benar-benar pusing! Argh!" Dayana mengacak-acak rambutnya hingga berantakan. Setelah itu dia mengambil satu kaleng minuman berakohol dari dalam lemari es untuk menenangkan sedikit pikirannya. *** Sakhala berjalan menuruni tangga sambil memasang kancing lengan kemejanya. Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun itu terlihat tampan dalam balutan kemeja berwarna biru naviy yang dipadu dengan celana bahan berwarna senada. "Selamat pagi, Ma." "Selamat pagi, Bang," balas Ruth sambil meletakkan secangkir kopi di depan Sakhala. Dia hanya membuat satu cangkir kopi karena ayah Sakhala sedang tidak ada di rumah. "Terima kasih, Ma." Ruth mengangguk. Sakh

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   19. Pertemuan Dua Keluarga

    "Papa?!" ucap Dayana setelah berhasil mengatur napas. "Apa yang papa lakukan di sini?" "Papa baru saja menemui calon menantu papa yang kaya raya," jawab Bram sambil menyeringai. "Maksud Papa, Sakha? Eh, maksud Dayana pak Sakhala?" Bram mengangguk. "Papa tidak pernah menyangka calon suamimu ternyata salah satu keluarga konglomerat yang paling tersohor di negeri ini, Dayana. Kamu benar-benar pintar memilih calon suami." Dayana meringis mendengar ucapan Bram barusan. Penyesalan dan rasa bersalah terpancar jelas di wajah cantiknya. "Maaf karena Dayana belum sempat memberi tahu Papa siapa Sakha sebenarnya. Sekali lagi Dayana minta maaf ...." Bram geleng-geleng kepala. "Aku tidak pernah menyangka Jordan Corps bisa mengambil alih perusahaanku hanya dalam waktu semalam. Calon suamimu benar-benar mengerikan!" Dayana menggaruk rambutnya yang tidak gatal karena dia bingung harus mengatakan apa. "Anak itu melakukannya demi mendapatkan restu dariku. Benar-benar licik!" ucap Bram sambil terta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   20. One Step Closer

    Seminggu kemudian Dayana dan Sakhala menggelar acara pertunangan di rumah Dayana. Acara pertunangan mereka digelar secara tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat karena Dayana belum siap memberi tahu teman-temannya kalau dia akan menikah dengan Sakhala. Dayana tanpa sadar terus menggigit kuku jari tangannya. Gadis itu merasa sangat gugup karena acara pertunangannya dengan Sakhala sebentar lagi akan dimulai. "Ya Tuhan, bagaimana ini? Aku gugup sekali," desah Dayana terdengar cemas. Gadis itu terlihat sangat cantik dalam balutan kebaya brokat berwarna maroon yang dihasi tule dan mutiara di bagian pinggang. Dayana sebenarnya ingin memakai kebaya model biasa, tapi calon ibu mertuanya sudah terlanjur memilih kebaya yang sesuai dengan Sakhala. "Kamu terlihat cantik sekali, Day." Dayana sontak menoleh, menatap Dona yang berdiri di depan pintu kamarnya. "Benarkah?" tanya Dayana tidak percaya. Dona mengangguk. Dayana memang terlihat cantik meskipun hanya memakai perona bibir berw

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   21. Pria Aneh

    Sakhala langsung menuju ruangan Dayana begitu tiba di kantor. Dia ingin tahu Dayana ada di ruangannya atau tidak karena dia gagal mengajak gadis itu berangkat ke kantor bersama karena bangun kesiangan. "Selamat pagi, Pak," sapa seorang karyawan yang baru saja berpapasan dengan Sakhala. Sakhala hanya mengangguk sekilas dan memasang ekspresi datar seperti biasa untuk membalas sapaan karyawan tersebut. Sakhala melihat Dayana sedang berbicara dengan Freya dari depan pintu. Entah kenapa dia suka sekali memperhatikan Dayana diam-diam seperti sekarang. Tidak sengaja tatapan kedua matanya bertemu dengan Dayana. Dayana tergagap karena melihat Sakhala berdiri di depan pintu sambil menatapnya dengan pandangan yang sulit sekali dia artikan. Apa Sakhala mendengar semua pembicaraannya dengan Freya? Ya Tuhan .... Semoga saja Sakhala tidak mendengarnya. Entah kenapa Dayana merasa was-was kalau Sakhala tahu dia pernah pergi ke Ichikaru Ramen bersama Chris. Sakhala menatap Dayana dengan lekat.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   22. Tiga Puluh Menit

    "Kenapa kamu bisa ada di sini?" pekik Dayana dengan wajah pucat. "Tentu saja untuk mengajakmu makan siang," jawab Sakhala tenang. "Apa kamu tidak bisa melihat situasi dan kondisi? Lihatlah, semua karyawan yang ada di sini sedang melihat ke arah kita," desis Dayana kesal tapi Sakhala malah tersenyum tanpa dosa. Lelaki itu bahkan secara terang-terangan mendekati Dayana di hadapan semua karyawannya yang sedang makan siang. Beberapa karyawan pun terlihat berbisik-bisik sambil melihat ke arah mereka, terutama karyawan perempuan. Mereka seolah-seolah melayangkan tatapan membunuh pada Dayana karena berani mendekati pimpinan kesayangan mereka. "Memangnya kenapa, Dayana? Apa aku salah mengajak makan calon istriku sendiri?" Dayana mendesah panjang. "Kamu tidak mengerti, Sakha. Kehadiranmu di sini akan membuatku terjebak dalam situasi su—" "Sudahlah, Dayana. Jangan terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Toh cepat atau lambat mereka pasti akan mengetahui hubungan kita." Dayana menged

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   23. Kabar Mengejutkan

    "Ariana, mama mau pergi arisan di rumah tante Miranda. Kamu mau ikut mama atau tidak?" Ariana yang sedang asyik menggambar kuda poni sontak menoleh, melihat Ruth yang sedang berjalan menuruni tangga. "Enggak." Kening Sakhala berkerut dalam mendengar jawaban Ariana. "Tumben sekali kamu nggak ikut? Biasanya kamu selalu ikut mama pergi arisan," ucapnya heran. "Ariana mau di rumah saja sama Abang," jawan si kecil manja membuat Sakhala menghela napas panjang karena dia harus menghabiskan hari Minggu-nya dengan menjaga Ariana. "Baiklah kalau kamu tidak mau ikut. Abang, mama titip Ariana, ya? Tolong jaga adikmu baik-baik." "Tidak mau," ucap Sakhala membuat Ariana mengerucutkan bibir kesal. Sakhala gemas sekali melihatnya. "Abang ...," rengek anak itu. "Abang cuma bercanda." Sakhala tersenyum lantas mengusap puncak kepala Ariana dengan gemas. Ruth pun segera pergi ke rumah Miranda untuk menghadiri arisan yang rutin diadakan oleh teman-temannya setiap seminggu sekali. Sakhala masih men

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15

Bab terbaru

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   99. Keajaiban Cinta-End

    "Sakha, lihat ini." Dayana mengusap perutnya yang tampak semakin membesar. Sakhala sontak mengalihkan pandang dari layar laptopnya lalu menatap Dayana dan ikut mengusap perut istrinya itu dengan lembut."Halo, Jagoan Papa. Sehat-sehat ya, di dalam perut mama. Papa sudah tidak sabar ingin ketemu sama kamu," ucap Sakhala sambil tersenyum karena merasakan pergerakan dari calon buah hatinya yang masih berada di dalam perut Dayana."Apa kamu bisa merasakannya, Sakha?"Sakhala mengangguk. Kedua matanya tampak berbinar merasakan gerakan dari calon buah hatinya. "Dia pasti tidak sabar ingin bertemu sama mama papanya."Perasaan Dayana seketika menghangat melihat Sakhala yang sedang berbicara dengan calon buah hati mereka. Dia bisa melihat dengan jelas jika Sakhala sangat menyayangi buah hatinya."Sakha," panggil Dayana pelan."Iya, Sayang?" "Dokter Tasqia kemarin bilang kalau aku mungkin akan melahirkan akhir bulan nanti. Tapi kenapa perutku sekarang sering merasa mulas?" tanya Dayana sambil

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   98. Suami Siaga

    Dayana menjalani masa kehamilannya dengan penuh kebahagiaan meskipun ini bukan kehamilannya yang pertama. Minggu ini usia kehamilannya tepat tujuh bulan. Dayana merasa napasnya menjadi lebih berat dan sesak dari pada biasanya karena janin yang ada di dalam perutnya semakin membesar.Sebagai seorang suami, Sakhala berusaha memberikan yang terbaik untuk Dayana. Seperti dua hari yang lalu, dia baru saja membelikan istrinya itu sebuah sofa santai khusus untuk ibu hamil yang harganya puluhan juta. Sakhala sengaja membelinya agar Dayana merasa nyaman. Selain itu dia tidak tega melihat Dayana yang terus mengeluh karena pinggangnya sakit dan pegal-pegal. Dayana menganggap Sakhala terlalu berlebihan. Namun dia sendiri tidak bisa menolak karena Sakhala membeli sofa itu tanpa sepengetahuan dirinya. Selain itu, dia juga tidak ingin berdebat dengan Sakhala karena itu hanya akan menguras energinya.Dayana duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah bahagia. Dia tersenyum saat mengingat pesta gender

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   97. Babymoon

    Keesokan harinya Dayana bangun dengan kondisi tubuh yang segar bugar karena dia semalam tidur dengan sangat nyenyak. Dia bahkan tidak terganggu dengan suara alarm yang dia pasang sebelum tidur.Dayana melirik jam digital yang ada di atas meja kecil samping tempat tidurnya. Ternyata sekarang sudah jam tujuh pagi dan dia ingat kalau hari ini Sakhala ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat untuk babymoon. "Sakha sudah bangun belum, ya?" gumam Dayana sambil beranjak dari tempat tidurnya dengan hati-hati.Biasanya Sakhala selalu membantunya saat turun, tapi beberapa minggu ini dia harus melakukannya sendiri karena perutnya selalu merasa mual bila berada di dekat Sakhala. Mungkin saja ini bawaan bayi yang berada di dalam kandungannya.Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk dari luar. "Apa kamu sudah bangun, Sayang?" tanya Sakhala sambil membuka sedikit pintu kamarnya untuk melihat Dayana. Tingkah lelaki itu benar-benar mirip seorang pencuri yang mengintai rumah korbannya."Aku sudah bangun

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   96. Ide Gila Sakhala

    Dayana terbangun dari tidurnya karena perutnya tiba-tiba terasa sangat mual. Dia pun langsung bangun lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Sakhala yang mendengar Dayana muntah-muntah ikut terbangun dan segera menghampiri istrinya itu. "Kamu nggak papa, Sayang?" Sakhala mengetuk pintu kamar mandi dengan perasaan khawatir. Dayana tidak menjawab panggilan Sakhala dan terus muntah-mutah. Rasanya Sakhala ingin sekali menemani Dayana di dalam sana, akan tetapi dia tidak bisa masuk karena pintu kamar mandi dikunci Dayana dari dalam. "Sayang?!" Sakhala terus berdiri di depan pintu kamar mandi sambil terus memanggil Dayana. Dia akan mendobrak pintu kamar mandi tersebut jika Dayana tidak kunjung keluar. Namun, belum sempat dia melakukannya Dayana tiba-tiba membuka pintu kamar mandi tersebut dengan wajah yang terlihat sedikit pucat. Sakhala segera menghampiri Dayana lalu menuntun wanita itu agar duduk di atas tempat tidur. "Bagaiamana keadaanmu sekarang? Apa sudah

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   95. Kejutan Manis

    Dayana telah dipindahkan ke ruang rawat setelah menjalani proses pemindahan embrio di rahimnya. Wanita itu masih belum sadar karena efek bius. Sakhala tidak pernah beranjak dari sisi Dayana, dia duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Dayana sambil menggenggam jemari tangan wanita itu dengan erat. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dayana membuka mata. Dia mengerjapkan kedua matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya yang menerobos masuk ke dalam indra penglihatannya."Sayang?!" Sakhala sontak mengembuskan napas lega karena Dayana akhirnya membuka mata. Dia segera menekan tombol Nurse Call untuk memanggil perawat atau dokter agar memeriksa Dayana."Sakha ...," panggil Dayana pelan karena tubuhnya masih terasa lemas. Tiba-tiba saja pintu ruang rawatnya diketuk dari luar disusul dengan masuknya seorang perawat untuk memeriksa kondisinya"Bagaimana keadaan Ibu Dayana sekarang? Apa Anda masih merasa pusing?" tanya perawat tersebut."Tidak, Sus. Tapi saya masih merasa sedikit

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   94. Kabar Baik

    Waktu berjalan dengan begitu cepat, membawa semua hal berlalu bersamanya. Hari ini adalah hari yang penting bagi Sakhala dan Dayana. Sudah genap empat belas hari pasangan itu menunggu hasil dari program bayi tabung yang telah mereka jalani selama kurang lebih satu bulan. "Apa kamu cemas?" tanya Sakhala terdengar lembut. Genggaman tangannya pada Dayana tidak terlepas sedikit pun sejak mereka memasuki halaman rumah sakit."A-aku baik-baik saja."Sakhala menggeleng pelan karena wanita yang berjalan di sampingnya itu tidak pandai berbohong. "Kamu masih ingat ucapanku kemarin malam, kan? Apa pun hasilnya kita pasrahkan sama Tuhan. Yang terpenting kita sudah melakukan yang terbaik," ucap Sakhala berusaha menyalurkan energi positif pada Dayana. "Iya, aku tahu. Terima kasih karena kamu sudah ada di sampingku selama ini," balas Dayana pelan.Kedua pasangan itu pun akhirnya tiba di depan pintu ruangan bercat putih dengan sebuah papan nama bertuliskan Dokter Tasqia, SpOG.Sebelum menarik han

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   93. Proses Berat

    "Sayang!" Sakhala terus mengetuk pintu kamar mandi yang ada di hadapannya karena Dayana tidak kunjung keluar.Apa mungkin Dayana pingsan?"Kamu baik-baik saja, kan? Aku akan mendobrak pintu ini kalau kamu tidak juga keluar!" ucap Sakhala cemas. Dia terus mondar-mandir di depan pintu kamar mandi karena tidak terdengar suara apa pun dari dalam.Apa Dayana baik-baik saja? Sakhala melirik jam tangannya sekilas. Sudah lima menit dia menunggu tapi Dayana belum juga keluar. Sepertinya dia harus mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara Dayana dari dalam."Tunggu, Sakha. Sebentar lagi aku keluar." Sakhala sontak mengembuskan napas lega karena Dayana akhirnya keluar dari kamar mandi. "Demi Tuhan, Sayang. Aku sudah berdiri di sini selama dua puluh menit. Apa kamu ingin membuatku khawatir?" Dayana malah terkekeh alih-alih merasa bersalah pada Sakhala. "Maaf Sakha. Aku tadi berendam air hangat sambil dengerin musik. Jadi nggak dengar kalau kamu mengetuk pintu.

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   92. Langkah Besar

    Beberapa hari kemudian, Sakhala mengantar Dayana ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Dokter Tasqia mengenai program bayi tabung. Dayana merasa sangat cemas karena ini pengalaman pertama baginya. Meskipun begitu, dia sudah siap dengan semua risiko yang mungkin akan dia temui nanti. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Sakhala karena melihat Dayana duduk dengan gelisah. Kedua mata istrinya berulang kali melihat ke arah pintu ruangan Dokter Tasqia yang masih tertutup rapat."A-aku baik-baik saja, Sakha. Cuma sedikit gugup."Sakhala menggenggam tangan Dayana semakin erat. Telapak tangan istrinya itu terasa sangat dingin dan basah. Dayana pasti merasa sangat gugup sekarang."Tenang saja, ada aku di sini. Semua pasti akan baik-baik saja," ujar Sakhala terdengar lembut. Pintu yang sedari tadi Dayana amati tiba-tiba dibuka dengan pelan dari dalam. Seorang wanita muda yang sedang hamil terlihat keluar dari ruangan tersebut disusul dengan seorang perawat dari arah belakang. "Silakan, Non

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   91. Program Kehamilan

    "Mama bilang apa? Nikah lagi? Apa Mama sudah kehilangan akal? Abang nggak mau Ma." Sakhala menolak dengan tegas permintaan Ruth. "Memangnya kenapa, Bang? Mama menyuruh Abang menikah lagi karena keluarga kita butuh seorang pewaris dari darah Abang. Apa mama salah?"Sakhala mengusap wajahnya dengan kasar. Dia benar-benar merasa kecewa dengan mamanya. Bagaimana mungkin Ruth bisa menyuruhnya untuk menikah lagi? Apa Ruth tidak pernah memikirkan perasaan Dayana?"Mama jelas-jelas salah kalau menyuruh abang menikah lagi demi mendapat keturunan. Apa Mama tidak memikirkan bagaimana perasaan Dayana?" Sakhala mengatupkan rahangnya rapat-rapat, berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak. Sepertinya keputusannya untuk datang ke rumah mamanya setelah pulang dari kantor ini salah karena Ruth semakin menambah beban pikirannya. "Tapi kita butuh seorang pewaris, Bang," ucap Ruth dengan menekan kata pewaris. "Apa Mama lupa kalau kita sudah memiliki Anya?""Tapi dia bukan darah daging Abang." Ruth

DMCA.com Protection Status