“Jourdy, lepaskan aku! Kau menyakitiku!” protes dengan sangat kesal dan penuh emosi.Bukannya mendengarkan keluhan sang istri, Jourdy malah terus menariknya masuk ke dalam kamar mereka. Barulah di sana Jourdy melepaskan Carla dengan membanting tubuh wanita ke atas kasur, Carla hanya bisa pasrah dan merasakan sedikit ngilu di tubuhnya yang mungil. Mereka saling bertatapan dengan tajam, sama-sama merasakan kesal satu sama lain. Apalagi Jourdy sangat muak pada tindakan yang dilakukan istrinya barusan, ia tak pernah mengizinkan wanita itu pergi keluar dari rumah namun mengapa Carla malah melanggar aturannya. “Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pergi dari rumah tanpa sepengetahuanku, mengapa kau malah terus melanggarnya seperti ini?” bentak Jourdy kesal. Carla benar-benar tak mengerti apa alasan Jourdy mengurungnya di rumah seperti ini, Carla juga tak tahu apa yang sebenarnya Jourdy takutkan jika Carla berada di luar rumah. Padahal sekalipun Carla kabur, ia tak pernah tahu harus per
“Mengapa kau masih ada di sini?” tanya Jourdy yang terlihat kebingungan dengan keberadaan Kania yang masih berada di rumahnya.Padahal tadinya Jourdy pikir wanita itu sudah pergi dari rumahnya sejak ia berangkat ke kantor, namun rupanya mantan istrinya itu masih saja belum pergi. Entah apa yang ada di pikiran Kania saat ini, wanita itu terus mengganggu hidupnya sejak Jourdy menikah dengan Carla.“Pergilah! Kau harus sadar diri,” ujar Jourdy ketus tanpa memikirkan perasaan Kania. Bukannya menjawab perkataan Jourdy, wanita itu malah menyelonong masuk ke dalam kamar Jourdy. Sontak Jourdy terkejut melihat tindakan Kania, segera Jourdy menyusulnya masuk ke dalam. “Apa yang kau lakukan, sialan?” bentak Jourdy pada Kania dengan sangat kesal. Termasuk Carla juga sangat terkejut dengan kedatangan Kania ke dalam kamar mereka, wanita itu benar-benar tak tahu malu karena seenaknya masuk ke kamar orang lain tanpa wajah yang berdosa. Namun dengan santainya Kania berkata, “Aku hanya ingin memast
Kania berjalan dengan sangat cepat menuju rumah Kevin yang sudah berada cukup dekat di depannya, tujuannya sudah benar-benar bulat dan takkan mungkin bisa diubah lagi. Apapun yang akan terjadi nantinya, Kania tetap ingin memberitahu Kevin mengenai semua kebenaran yang telah terjadi pada Carla.Baginya Carla sudah menghancurkan hidupnya, sehingga ia juga harus menghancurkan Carla dengan cara apapun. Sekalipun Kania akan berurusan dengan Jourdy nantinya, apalagi lelaki itu takkan membiarkannya hidup dengan tenang. Melihat sebuah mobil terparkir tepat di halaman rumah Kevin, Kania sempat meliriknya sebab merasa mengenalinya. Tetapi ia kemudian berusaha mengabaikan hal itu, ia melanjutkan langkahnya ke depan pintu rumah Kevin yang nampak terbuka. Baru saja Kania membuka mulutnya untuk mengucapkan salam, namun Kevin bersama seorang wanita sudah lebih dulu keluar dari dalam rumah. Dugaan Kania tidaklah salah, pemilik mobil itu adalah Hanna yang tak lain karyawan Jourdy di kantor.“Hanna,
Carla menundukkan kepalanya ketika tangan kecil meraih pakaiannya dan terus menariknya secara perlahan, ia mendapati Sheila sudah berdiri di hadapannya dengan wajah yang kusut dan nampak bersedih.Melihat hal itu Carla segera berjongkok di depan Sheila kemudian bertanya manis, “Ada apa, Sheila? Apakah kau membutuhkan bantuanku?” “Ya, aku ingin bertanya padamu. Mengapa kau sekarang tinggal di sini mengganti mamah, apakah kau adalah istri papah?” tanya Sheila dengan begitu polos. Carla tahu pasti sangat tak mudah menerima kenyataan pahit perpisahan kedua orang tua di usia yang masih kecil seperti Sheila, hal ini membuat Carla cukup kebingungan untuk menjawab apa pertanyaan anak itu. Lagipula ia juga tak mungkin menjelaskan panjang lebar mengenai statusnya sekarang hingga ia hanya menjawab tenang, “Aku bisa menjadi apapun di rumah ini, jadi kalau kau membutuhkan bantuanku kau bisa langsung mengatakannya.”“Kalau begitu bisakah kau membantuku untuk tidak tinggal di sini lagi, aku ingin
“Apa kau berniat menggoda anak buahku?” tanya Jourdy dingin.Carla langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat membantah tuduhan suaminya, “Tidak, Jourdy. Aku sama sekali tidak seperti itu, apa yang dikatakannya memang itu yang terjadi.”“Kau pikir aku percaya padamu?” Jourdy terlihat marah besar pada Carla. “Tentu saja kau harus percaya padaku, bagaimana mungkin aku bisa seburuk yang kau pikirkan sedangkan kau tahu sendiri seperti apa posisiku di rumah ini!” tegas Carla berusaha meyakinkan suaminya. Perkataan Carla memanglah cukup masuk akal namun tetap saja Jourdy merasa dirinya harus lebih berhati-hati pada wanita itu karena Carla bisa mengkhianatinya kapan saja ditambah lagi Jourdy sama sekali tak mempercayai wanita itu, “Kalau kau sampai berani mengkhianatiku, aku akan membuat hidupmu lebih menderita dari sekarang bahkan takkan ku berikan celah sedikitpun untukmu bisa bernafas dengan tenang.”“Jourdy, aku tak mung—.” Carla belum sempat menyelesaikan perkataannya namun Jourdy
Dengan sandiwara yang dilakukan Karel di depan anak buah Jourdy yang lain, lelaki itu berhasil membawa Carla keluar dari rumah yang sudah seperti neraka itu. Mereka kini sudah berada di dalam mobil untuk menuju tempat tujuan Carla saat ini, wanita itu terlihat sangat bahagia karena sejak tadi senyuman di bibirnya tak pernah pudar sama sekali.Bahkan Karel yang terus melihat Carla dari kaca Spion benar-benar ikut merasa senang, karena kesempatan pergi dari rumah seperti ini jarang sekali Carla dapatkan. Bahkan mungkin Carla harus menunggu keajaiban datang terlebih dulu, ia sudah seperti seorang permaisuri yang dikurung dalam tahanan. “Sekarang kita akan pergi ke mana?” tanya Karel halus. “Aku ingin pergi ke rumah sua—.” Carla segera menghentikan perkataannya, ia baru saja sadar kalau ia tak bisa memberitahu Karel ke mana tujuannya pergi saat ini. Meskipun Karel sudah sangat baik bukan berarti lelaki itu tak bisa mengkhianatinya, Carla juga harus lebih waspada kepada Karel bahkan kep
Jourdy membanting tubuhnya ke atas kursi, sekarang ia merasa sangat lelah setelah seharian melakukan meeting dan beberapa pekerjaannya yang lain. Lelaki itu memijit kepalanya yang terasa sakit menggunakan satu tangan, sembari memejamkan kedua matanya berharap bisa mendapatkan ketenangan.Tuk tuk“Permisi,” ucap seseorang dari luar ruang kerjanya. Sontak Jourdy terkejut dan langsung memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih tegak, “Masuklah.”Seorang wanita berpakaian rapih masuk ke dalam ruangannya sambil membawa beberapa map yang isinya adalah berkas perusahaan, “Maaf, Pak Jourdy. Saya ingin memberikan berkas yang bapak minta kemarin, semuanya sudah saya selesaikan.”“Baiklah, terima kasih.” Jourdy menjawab dengan datar dan dingin.“Kalau begitu saya pergi dulu,” pamitnya pada Jourdy. Tanpa menjawab perkataan wanita itu, Jourdy hanya mengangguk kecil kemudian ia mengambil berkas yang diberikan wanita tadi. Jourdy melihat-lihat sebentar, dan ia merasa puas pada hasilnya. Seharusnya
Dalam hatinya Karel sangat ingin bertanya kepada Carla mengenai kejadian di rumah yang katanya adalah teman wanita itu, tetapi ia sadar kalau Carla juga tak mungkin memberitahunya mengenai hal itu. Status Karel hanyalah anak buah Jourdy, sedangkan Carla adalah majikannya jadi untuk apa pula Carla memberitahu Karel mengenai masalahnya.Karel hanya bisa mengikuti Carla yang masuk ke dalam rumahnya, tubuhnya terlihat runtuh seperti kehilangan semangat untuk hidup. Melihat hal itu Karel benar-benar merasa kasihan pada Carla, namun ia juga tak bisa berbuat apapun. Tiba-tiba Carla membalikkan badannya dan menatap Karel dengan mendalam lalu berkata, “Terima kasih banyak atas bantuanmu, maaf sudah merepotkan.”“Tidak, Nyonya. Sama sekali tidak merepotkan, justru aku merasa sangat senang bisa membantu.” Karel menjawab dengan senang hati. Mereka bersamaan menoleh ke arah pintu saat mendengar suara mobil Jourdy yang datang, segera Carla menyuruh Karel untuk pergi dari dekatnya. Ia khawatir jik