Beranda / Pernikahan / Jodoh Wasiat Kakek / 57. Menemui Mr. Jacobs

Share

57. Menemui Mr. Jacobs

Penulis: Edyt Rifa'i
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-10 23:59:47
"Mas, aku grogi," bisik Anye. Dia duduk di sisi Anjas di kursi penumpang, sementara mobil dikemudikan oleh Kang Dudung menuju Restoran di salah satu hotel bintang lima tempat menginap klien mereka yang berasal dari Australia.

Mr. Jacobs, sang CEO turun langsung untuk menjajaki perpanjangan kerjasama antara perusahaan miliknya dengan Bagaskara Group.

"Kenapa grogi?" Anjas bertanya, dia sedikit melirik ke arah sang adik, namun kemudian segera mengembalikan tatapannya lurus ke depan.

"Mas Den bilang Mr. Jacobs ini duren sawit, Mas ... lagi cari jodoh juga katanya," bisik Anye namun masih terdengar oleh Kang Dudung yang spontan terkekeh gaje.

"Memangnya kenapa? Ga dosa juga kan jadi 'Duda Keren Sarang Duwit' , bukan maunya dia jadi duda dan ga ada salahnya juga cari ganti sang istri yang pergi meninggalkannya dengan laki-laki lain.

He deserve to be happy, right? just like me" Anjas menjawab dengan kalem.

"Kamu kenapa, Mas? Sedang nyari jodoh juga? Mbak Vania kurang apa lagi co
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh Wasiat Kakek   58. Pesona Anye

    Anjas puas setelah berhasil mendandani Anye sesuai dengan yang ia harapkan. Meski untuk meminta gadis itu mengenakan hijab, masih belum ia utarakan. Anye sendiri merasa sangat excited dengan upaya Anjas yang ia nilai segitunya, karena bagaimana pun dia merasa dirinya memang tampak jadi lebih anggun dan elegan. Kepercayaan dirinya yang memang sudah tinggi jadi ke up. Dia merasa nyaman dengan outfit yang dibelikan Anjas untuknya dan yang terpenting ia merasa bahagia dan itu semua berkat apa yang dilakukan Anjas untuknya."Kita langsung temui Mr. Jacobs dan Mas akan perkenalkan kamu sebagai putri Om Elang--CEO Bagaskara Group.Ini juga amanah dari papi kamu. Kalau gak ada titah dari beliau sih sejujurnya malas banget bawa cewek ketemuan sama Mr. Jacobs. " Anjas membuang tatapannya ke sembarang arah Sementara Anye tak ambil pusing, mau ketemu siapa aja dia sih asyik-asyik aja, asalkan tidak membuatnya ilfil atau tak nyaman."Ayo, cepat! Mr. Jacobs sudah dalam perjalanan menuju tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Jodoh Wasiat Kakek   59. Tujuh Ronde

    Mr. Jacobs mencium punggung tangan Anye. Jelas terlihat betapa ia sangat tertarik sekali dengan putri dari kolega bisnisnya itu. Perbedaan usia lima belas tahun tampaknya tak menjadi masalah bagi konglomerat asal negeri kanguru itu. Apalagi Mrs. Jacobs--ibu Matthew terlihat sangat welcome pada gadis muda itu.Lantas bagaimana dengan Anye sendiri? "Apa Denis akan fine-fine saja jika kamu menceritakan tentang pertemuanmu dengan Matthew Jacobs tadi?" tanya Anjas. Sejujurnya kalau pertanyaan itu diajukan kepadanya maka dia sungguh tidak baik-baik saja.Anye mengendikkan bahunya. Wajahnya terlihat tanpa beban dan dengan entengnya menyahut, "Sepertinya kamu gak seneng aku akrab sama Mr. Jacobs dan ibunya. Hayooo ngaku, Mas jealous ya? Ngaku aja, gak usah pake malu-malu segala." Anye dengan iseng menggoda Anjas yang masih setia dengan wajah datarnya."Kamu harus pandai-pandai menjaga diri, Anyelir. Dengan iman setipis tissue yang dibelah dua, Mas khawatir sedikit rayuan bisa menggoy

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Jodoh Wasiat Kakek   60. Menelpon Raya

    60. Menelpon RayaRaya baru saja akan menarik selimut, dia berencana tidur lebih awal setelah lelah seharian membantu Raj menyelesaikan berbagai kerjaan di perusahaan yang dirintis oleh ayah mereka--Johan Arba.Raj dan Rayalah yang membesarkan perusahaan keluarga itu hingga cabangnya menggurita sampai ke beberapa negara tetangga. Tak heran kalau sampai saat ini dua bersaudara itu belum-belum lagi berkeluarga. Meski selama ini selalu saja alasannya karena trauma melihat drama rumah tangga yang sering kali dipertontonkan oleh Johan dan Widuri--ibu mereka. Pertengkaran diwarnai jerit tangis dan piring terbang adalah gambaran sehari-hari yang seolah bagai bahasa cinta di rumah mereka yang agak berbeda dari suasana rumah tangga pada umumnya. Itu juga sepertinya yang menjadikan Raya dan Raj cenderung tinggal di apartemen mereka masing-masing daripada berkumpul dengan Johan dan Widuri sejak keduanya mulai berkuliah.Mereka bukan golongan orang kaya old money, semua dirintis dari nol oleh Joh

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Jodoh Wasiat Kakek   61. Sinopsis Drama

    "Sori, Kak! Aku cuma pengen bilang kalo kami berencana ketemu papa besok di rumahnya, apakah itu ide yang baik?" tanya Mita dan Raya spontan terbahak. "Kau mau mengantarkan nyawamu pada mamaku?" Mita mengernyitkan dahinya bingung. Maksud hati ingin mengatakan kalau ia telah siap menjumpai sang papa ditemani suaminya, eh malah dibilang mau menyetorkan nyawa pula. "Kau lupa kalau mamaku membenci mendiang mamamu, jangan harap kau akan terbebas dari kebenciannya karena ada darah wanita yang ia benci itu mengalir di tubuhmu. Aku kenal baik mamaku. Dia pembu//nuh berdarah dingin dalam arti yang sebenarnya, sebaiknya kau jaga jarak sajalah darinya. Aku akan menyampaikan pada papa terkait niatmu, saranku jauhi rumah kami, mamaku tak akan sudi rumahnya diinjak oleh putri mendiang perempuan yang paling ia benci," papar Raya dengan gamblang tanpa ada sedikit pun niat untuk menutupi kondisi real keluarganya. "Jadi mamamu mengenaliku? Dia tahu aku juga putri biologis papa?" Kejar Mita,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Jodoh Wasiat Kakek   62. Kebun Anjas

    Anjas memacu Pajero Sport hitamnya menuju pinggiran kota. Sudah lama ia tidak mendatangi tempat itu. Tempat ia menyemai asa demi membangun masa depan yang ia perjuangkan cerah bersama seseorang yang sudi ia bersamai dalam suka dan duka.Mobil itu memasuki sebuah halaman minimalis yang dilengkapi carport. Sebuah bangunan berdindingkan paranet yang disokong tiang-tiang baja ringan dari bawah hingga ke bumbungan mengesankan luas ruang terbuka yang dihuni puluhan deretan instalasi hidroponik. Anjas menanam berbagai jenis sawi, kale dan selada. Ia juga menanam beberapa jenis sayur lainnya berikut buah-buahan seperti melon, terong ungu, mentimun, zukini, paprika, pare, anggur lokal dan stroberi."Assalamualaikum, Pak Bowo. Maaf saya kesorean, gak apa kok Pak saya ditinggal sendiri aja, saya hanya kangen sama mentimun dan kawan-kawannya saja kok, sepertinya sudah ada yang bisa dipanen pekan ini kan ya, Pak?" sapa Anjas pada seorang buruh taninya yang tinggal di dekat instalasi hidroponi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Jodoh Wasiat Kakek   63. HUT Anye

    Malam itu Anjas sangat puas. Informasi dan laporan dari para karyawannya melebihi ekspektasinya selama ini. Tito terbukti bisa diandalkan, Tim yang ia gawangi juga terindikasi sehat dan produktif.Anjas lega. Kini kulkasnya bahkan terisi penuh dengan aneka sayuran dan buah berkualitas tinggi yang berasal dari kebunnya sendiri. Dia bertekad akan mengirimi sang oma sejumlah paprika, karena seingatnya oma Diana paling suka dengan cabai cantik yang tidak pedas itu. Selada segar terbaik juga telah Anjas pilihkan untuk sang oma yang sangat suka makan dengan lalapan berbagai jenis sayuran daun segar.Anjas berencana akan mengantarkannya langsung, ia ada rencana juga membawa sang oma untuk ikut panen. Well, yaa tadinya ia ingin mengajak sang bunda, tapi sayangnya ia tidak tahu dimana keberadaan ibu angkatnya itu. Bunda Mita lenyap begitu saja, padahal sebelumnya telah berjanji akan ikut tinggal di luar mansion dengannya di apartemen. Anjas jadi murung karena tiba-tiba saja ia kangen pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Jodoh Wasiat Kakek   64. Anjas Resign

    "Sementara surat pengunduran diriku belum di ACC, Aku tidak akan ngantor Dre. Setidaknya semua pekerjaan telah kuselesaikan dan delegasikan, jadi sudah tidak ada lagi yang perlu aku khawatirkan." Anjas dengan tenang membereskan meja kerjanya. "Menurutmu, bagaimana reaksi om dan kakekmu kalau tahu kamu mengundurkan diri secepat ini? Aku kok gak yakin mereka dengan mudah akan melepaskan kamu.Apa lagi saat kamu pergi, Pak Arya masih di luar kota dan bagaimana bisa kamu delegasikan posisi puncak pada Pak Rudi yang beberapa bulan lagi akan pensiun, kamu sengaja ya ... ingin memberikan kenang-kenangan best moment untuk beliau, sungguh baik hati sekali lo, Bro ... cuma apa gak mikir kalau itu akan jadi beban buat pria tua itu? Kenapa tidak berikan pada Pak Haris atau Bu Dayana saja?Aku gak ngerti jalan pikiranmu, Bro. So out of the box.Perusahaan ini akan sangat kehilangan sosok pemimpin muda brilian sepertimu dan aku pastinya akan sangat kehilangan partner jenius yang ah, ... kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Jodoh Wasiat Kakek   65. Anjas Patah Hati

    Arya baru saja tiba dari masjid untuk.mendirikan sholat dzuhur berjamaah bersama warga sekitarnya. Wajah sang CEO sontak merah padam. Ponsel dalam genggamannya ia lemparkan begitu saja ke sofa sesaat sebelum ia turut menghempaskan tubuhnya di tempat yang sama."Ada apa, Mas? Kamu marah? Sama siapa?" Delima tergopoh mendatangi suaminya. Wanita yang sedari tadi sibuk menyiapkan makan siang itu duduk di samping sang suami dan meraih lembut jemari yang kerap memanjakan dirinya. "Aku ambilin minum sebentar ya, Yang." Delima bergegas akan berdiri namun Elang justru menarik sang istri masuk ke atas pangkuannya, wanita itu pun serta merta tenggelam di dalam pelukannya. "Just stay! Dont go anywhere." Arya memohon."Ada apa sih, Mas? Kamu kenapa seperti orang linglung begitu?" Delima akhirnya kembali masuk dalam rengkuhan kedua belah tangan suaminya."Barusan Anye menelpon sambil menangis, dia melaporkan Anjas yang telah mengirimkan surat pengunduran dirinya.Anye menduga itu karenanya. Kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19

Bab terbaru

  • Jodoh Wasiat Kakek   86. Identitas Anjas

    Rosana tak kuasa menahan luapan emosi yang telah ia tahan selama dua pekan terakhir ini. Mendapati kenyataan sang suami pernah menduakannya telah benar-benar menguji kewarasan wanita yang sebagian rambutnya telah memutih itu.Kenyataan yang membuatnya merasakan kesakitan yang teramat sangat tentu saja dikarenakan ia mengenal dengan sangat baik sosok wanita yang pernah menjadi orang ketiga di dalam rumah tangganya. Jangan dikira karena wanita itu telah tiada, lantas dapat dengan mudah menghapus segala rasa yang hadir pasca tersibaknya tabir kelam pers3l1ngkuh4n sang suami yang pernah teramat ia cintai. Tidak segampang itu dan Lukman Bagaskara menyadari pula hal tersebut. "Haruskah aku bersimpuh di kakimu, Rosana?" Lukman mengiba. Rosana membuang tatapannya ke luar jendela. Hatinya masih sangat panas, luka tak berdarah itu masih terasa begitu perih, Ia bahkan tak tahu lagi bagaimana cara meneduhkan luka bathin yang kerap kembali menganga setiap kali ia mengingat sosok Melati dan juga

  • Jodoh Wasiat Kakek   85. Peran Cadangan

    Anjas tak menyangka akan menuai penolakan dari sang ayah mertua.Padahal sebelum memutuskan akan membawa Anye ikut tinggal bersamanya di rumah dinas petani, Anjas telah mempertimbangkan matang-matang segala sesuatunya dari segala sisi.Dari sisi keamanan dan kenyamanan jelas rumah dinasnya lebih unggul, karena selain berada di tengah hamparan kebun sayur yang indah, pengamanan jelas sangat diutamakan mengingat mereka berada di tengah-tengah komoditi utama yang tentu saja sangat ketat dilindungi oleh sistem yang dirancang sedemikian rupa oleh Anjas dibantu semua staff yang ada di instalasi perkebunan hidroponik miliknya. Jangan ragukan kenyamanan yang telah Anjas persiapkan. Meski terlihat sederhana dari luar, sesungguhnya Anjas telah meng-upgrade banyak hal di rumah dinasnya menyesuaikan dengan kebutuhan pemulihan Anye. Semua itu ia persiapkan selama Anye berada dalam keadaan koma selama empat belas hari terakhir. "Papi apa pernah berkunjung ke rumah dinasku yang berada di pinggir k

  • Jodoh Wasiat Kakek   84. Izin Pulang

    Mata yang tadinya berkaca-kaca kini telah basah oleh air mata yang menggenang berselimut haru."T t tapi ... a a aku ... k k ka ki a a a ku ... kaki aku ...." Anye menggelengkan kepalanya sembari sebelah tangan menyentuh permukaan bibir menahan isakan yang pecah diwarnai kekalutan dan rasa hancur."Its okay, its no a big deal ... di mataku kamu sempurna, Sayangku ... ada atau tidak adanya pergelangan kakimu tidak mengubah sedikitpun rasa yang aku miliki padamu, bahkan menambah rasa sayang dan kekagumanku padamu karena telah memberanikan diri mengambil langkah demi mewujudkan hubungan kita yang semestinya, walau berakhir begini ... aku mohon, bersabarlah. Semua insyaa Allah akan baik-baik saja ke depannya. Trust me, kita hadapi semua sama-sama ya, Sayang." Anjas meraih telapak tangan Anye, dan menciumnya dengan lembut penuh kasih."Aku tidak mau lama-lama berada di sini, Mas," rengek Anye. Anjas tersenyum lembut sembari kembali menciumi tangan Anye yang masih berada di dalam genggam

  • Jodoh Wasiat Kakek   83. Anye Siuman

    Anjas tak bosan-bosannya berada di dekat sang istri terkasih. Berdoa tanpa jeda mengharap sang kekasih membuka mata dan kembali seperti sedia kala. Meski kini pergelangan kaki sebelah kiri Anye telah diamputasi, Anjas tak pernah mempermasalahkan itu. Kaki artificial untuk Anye bahkan telah dipesan oleh Arya Bagaskara untuk sang putri sematawayang kesayangan. Anjas tak mempermasalahkan ketidakhadiran Lukman Bagaskara, yang penting saat ini Anye telah berhasil ia halalkan, dinikahi secara sah dengan menggenggam tangan ayah kandung sang kekasih kala ijab kabul dilafadzkan. Anjas begitu bersyukur kini telah menjadi sosok suami bagi wanita yang paling ia inginkan dalam hidupnya. Wanita yang ia jaga sejak terlahir ke dunia, dibersamai dengan penuh kasih sayang hingga putik cinta bermekaran di hati keduanya. Anjas rutin membacakan ayat-ayat suci Al Qur'an saat berada di sisi Anye. Sesekali ia akan membisikkan kata-kata cinta dan pengharapan ke telinga sang dayita. "Baby, buka matanya

  • Jodoh Wasiat Kakek   82. Menikah di RS

    Anjas dan Arya saling menatap sarat kepedihan."Apakah memang tidak dapat dipertahankan saja? Aku khawatir Anyelir shock saat ia siuman nanti." Arya mencoba untuk bernegosiasi."Terlalu beresiko, Pak. Kami hanya ingin mengusahakan yang terbaik untuk keselamatan putri anda." Seorang dokter mencoba memberikan penjelasan pada Arya terkait sebelah kaki Anye yang memang tak dapat diselamatkan. "Segera nikahkan kami, Om, agar aku dapat turut merawat Anyelir," pinta Anjas. "Bagaimana kalau bertunangan saja dulu, Jas?" tawar Arya. Cepat Anjas menggeleng dengan tegas."Sebagai tunangan Anye aku belum halal untuk menyentuhnya, sementara ia sedang sakit, ia pasti membutuhkanku sebagai kakinya, tangannya, matanya dan segala yang ada pada dirinya.Tolong, OmKumohon mengertilah, Anye akan lebih cepat pulih dibawah perawatanku. Aku akan selalu ada untuknya.Aku akan membawanya tinggal bersamaku. Siang malam akan kami lewati bersama, aku yakin ia akan lebih bahagia kala mendapatiku saat membuka

  • Jodoh Wasiat Kakek   81. Restu Arya

    Anye segera dilarikan ke IGD rumah sakit terdekat. Anjas selalu setia mendampingi calon istrinya dan tak lupa menghubungi Arya untuk mengabarkan kondisi Anye. Arya tiba secepatnya ke tempat yang diberitahukan oleh Anjas. Kini keduanya sama-sama bergeming menanti kelanjutan kabar nasib orang yang mereka cintai."Pasien akan kita pindahkan ke ruang ICU, siapa di sini yang akan bertanggungjawab terkait administrasi dan lainnya?""Saya!""Saya!""Anye itu putri Om, Jas ... biar Om yang menanggung semua, lagi pula pengendara g1l4 yang melanggar putri Om sudah diringkus, Om tidak akan dengan mudah melepaskannya. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Anye putri Om satu-satunya, jantung hati Om!" Arya menegaskan posisinya pada sang calon menantu. Anjas mengangguk patuh."Kau berhutang penjelasan pada Om, apa yang kalian lakukan di apartemen itu? Kenapa Anye bisa mengalami kecelakaan yang membuat dia tak sadarkan diri di ICU saat ini?"Anjas menjelaskan dengan detail awal mula ke

  • Jodoh Wasiat Kakek   80. Menemui Denis

    Andre kesal bukan main mendengar pertanyaan asal bunyi dari mulut sohibnya mempertanyakan kenapa ia masih berada di kantor pada malam hari."Kamvreeddt, ini kan karena elu yang tetiba resign, jobdesc gue jadi di luar nurul begini, seabreg-abreg kek cucian kotor yang belom sempat gue antar ke laundry," omel Andre.Keduanya langsung cabut menuju apartemen Denis yang terletak tidak begitu jauh dari Bagaskara Group Building."Yakin masih hapal passcodenya, Nye?" tanya Anjas."Iya, Mas ... semoga belum diganti deh, kalau sudah berubah ya ntar Nye telpon minta bukain ajalah." Anye kembali melakukan touch up sebelum turun dari mobil. "Jangan terlalu cantik, Nye. Mas cemburu!" titah Anjas yang wajahnya sudah ditekuk tanda tak rela.Keduanya lalu memasuki lobi dan menuju lift.Anye menekan angka lima dan berdiri tegang di sisi Anjas yang menyadari betapa gugupnya sang calon istri.​"Doakan semuanya lancar ya, Mas ... jujur aku merasa agak kurang nyaman, tapi ya mau bagaimana lagi. Aku in

  • Jodoh Wasiat Kakek   79. Belanja Hijab Syar'i

    "Mas, bantu pilihin juga ya, ntar aku salah pilih, yang ada bukannya hijab syar'i malah semakin meluber-luber seksinya berkedok hijab syar'i." Anjas mengangguk mengiyakan, ia memang bertekad memberikan panduan dalam memilih fashion yang sesuai dengan ketentuan yang semestinya. "Mas, kalau yang ini gimana? Bahannya adem, potongannya juga longgar, aplikasi renda dan brokatnya aku suka, manis minimalis, hijabnya juga panjang menutupi bokong." Anye menunjukkan satu stel gamis set berwarna lilac yang anggun seharga du4 jut4 tu7uh r4tus r18u rup14h. Anjas mengangguk setuju. "Kalau ini suka nggak?" Anjas menunjuk gamis berwarna navy. Anya mengerjap senang karena gamis yang ditunjukkan Anjas senada dengan outfit yang dikenakan calon suaminya itu."Suka banget, Mas. Bahannya juga adem, aku langsung pake aja kali ya, boleh kan?" Anye berputar-putar sembari melekatkan set gamis navy seharga l1m4 jut4 rup14h itu ke tubuhnya. "Good idea, beli lagi Nye ... ambil lagi setidaknya tujuh stel, ja

  • Jodoh Wasiat Kakek   78. Niat Berhijab

    Herman sangat takjub kala matanya memindai sosok Anjas yang berdiri tegak di sisi Anyelir."Dia begitu mirip Adinagara di masa mudanya dulu. Lihatlah foto-foto itu. Lihat foto Adinagara saat ia berusia dua puluh lima tahun." Anjas dan Anyelir tak kalah takjub kala melihat foto-foto Adinagara muda yang tertata rapi di antara foto keluarga.Amira yang ikut bergabung spontan melafadzkan tasbih dan menahan diri sekuat tenaga agar tidak menangis haru di depan dua anak muda yang sedang tekun memperhatikan foto yang terpajang satu demi satu."Anyelir, jadi ini kah anak muda bernama Anjas yang kamu ceritakan kepada Oma dan Opa?" Amira mengonfirmasi. Anye mengangguk mantap sembari membawa Anjas mendekati wanita tua yang masih terlihat cantik di usianya yang telah memasuki kepala enam."Oma, saya Anjasmara calon suaminya Anyelir. Kami kemari karena hendak berpamitan. Saya akan membawa Anye untuk mengurusi beberapa urusan. Insyaa Allah kami akan datang kembali untuk mengunjungi Ibu Marisa--mami

DMCA.com Protection Status