Share

Egois!

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Untuk gadis yang belum pernah disentuh oleh lelaki mana pun, menyaksikan adegan beberapa jam lalu tentu saja membuat Cassie kena mental. Terlebih yang melakukan itu adalah laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Oke, memang dia akui kalau pernikahan mereka hasil perjodohan dan tidak ada cinta di dalamnya, tetapi tidak seharusnya Bisma melakukan itu juga.

Lelaki itu seharusnya menjaga nama baik kedua orang tuanya. Persetan apakah mereka tinggal bersama atau tidak, tetap saja apa yang dilakukan Bisma sangat tidak pantas.

“Duh, ngapain sih nih orang telepon-telepon terus?” gerutu Cassie yang mulai ilfil dan malas menerima panggilan atau apa pun dari laki-laki itu.

Apalagi untuk bertemu langsung dan melihat wajahnya. Lebih baik tidak sama sekali.

Namun, lama-kelamaan ia tak tahan juga, akhirnya diterimanya telepon dari bosnya itu, sebelum si bos kumat galaknya lalu mencak-mencak.

“Ya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Cassie, berusaha mengendalikan nada bicaranya agar tetap sopan. Bagaimana pun laki-laki yang bicara dengannya dari saluran seberang adalah calon suaminya.

“Kamu ke mana aja? Tiba-tiba ngilang kayak setan?!” omelnya.

Tuh, kan, benar .... belum juga Cassie selesai membatin, si bapak bos sudah mengomel ngalah-ngalahin eyang putrinya yang sudah sepuh.

“Saya pulang, Pak. Gak enak badan.” Terpaksa dia berdusta, dengan harapan, Bisma tidak marah sekaligus tidak akan datang ke rumahnya untuk mencarinya.

Namun, ternyata yang terjadi tidak seperti harapan Cassie, karena bahkan saat ini juga, Bisma sudah ada di teras rumahnya dan disambut hangat oleh Monika, ibu Cassie.

Tak lama berselang, terdengar panggilan dari sang mama.

“Cas ... ada Bisma, nih. Turun dulu, gih!”

“Aish, sialan bener, nih duda! Ngapain sih pake acara datang ke sini segala? Gimana gue menghindarnya?” gerutu Cassie, bermonolog.

Bukan tidak sopan atau bermaksud membantah keinginan kedua orang tuanya, melainkan karena Cassie enggan meski sekadar membayangkan tingkah Bisma nanti ketika mereka sudah menikah.

Terserah perkara mereka menikah tanpa rasa cinta, tetapi jika Bisma masih meneruskan hubungannya dengan wanita lain, nantinya Cassie yang harus menanggung kehidupan pernikahan yang mengenaskan.

Tidak ada pilihan lagi, Cassie memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan menemui sang calon suami tercinta.

“Kenapa gak pamit kalau memang mau pulang? Saya bisa antar kamu,” ucap Bisma yang langsung memberondong Cassie dengan omelan seketika Cassie tiba di hadapannya. “Jangan dibiasakan seperti itu, nanti dipikir saya laki-laki gak bertanggung jawab, ngebiarin kamu pulang sendiri!”

Cassie tak menjawab perkataan Bisma, bahkan ia tidak menatap wajah rupawan lelaki dengan bola mata gelap dan tatapan tajam itu.

Bisma yang berbuat tak senonoh, tetapi Cassie yang merasa malu.

“Cassie, hey! Jawab perkataan saya! Kamu gak tuli, kan?”

“Jangan teriakin saya seperti itu, Pak Bisma!” sergah Cassie, sengaja dengan volume pelan, tetapi tak mengurangi ketegasan dalam intonasinya. Ia kemudian menarik lengan Bisma agar keluar dari ruangan dan menuju ke taman.

“Apa lagi ini?” tanya lelaki itu.

“Saya mau pernikahan kita dibatalkan aja!”

“Saya juga mau begitu, tapi kamu harus punya alasan kuat untuk itu,” jawabnya. “Memangnya ada?”

“Ada. Boleh saya yang utarakan ke orang tua kamu? Kamu siap?”

Sungguh, ini bukan cara Cassie untuk mengintimidasi Bisma, demi apa pun. Ia benar-benar tak bisa menerima kalau ada perilaku memalukan yang ia lihat langsung di hadapannya dan itu mungkin akan berakibat buruk bagi kedua belah pihak.

“T-tunggu! Masalah apa yang kamu bicarakan?” tanya lelaki itu, tampak raut wajahnya berubah pias saat ini.

“Masalah perempuan di apartemen kamu. Aku gak peduli dia siapa, tapi rasanya gak sopan aja kalau kalian melakukan itu saat ada aku.”

Bisma mendesah cukup keras mendengar jawaban Cassie dan baru sadar kalau gadis itu pasti sudah menyaksikan banyak hal. Mungkin bagian awalnya saja, tidak sampai akhir. Namun, tetap saja, seharusnya jadi hal memalukan baginya.

“Aku gak masalah kamu mau menjalin hubungan dengan siapa aja, sudah ada di kontrak—meski terkesan gak adil buatku. Tapi setidaknya, jangan di depanku. Apa mentang-mentang pernikahan kita ini tanpa cinta dan hasil pemaksaan, lantas kamu boleh ngelakukan apa-apa seenaknya?” Cassie mulai kehilangan kendali.

Wajar saja, ia tak mungkin mau menikah dengan lelaki yang gagal move on dari kehidupan masa lalunya. Atau misal perempuan tadi bukan mantan istrinya, mungkin kekasihnya.

Bayangkan saja apa jadinya kalau mereka menikah dan hal semacam itu terjadi di hadapannya.

“Apa sudah? Boleh saya yang gantian bicara?”

Cassie bungkam, dengan kata lain, mempersilakan lelaki itu membela diri. Meski tak akan berpengaruh apa pun terhadap pendirian dan sudut pandang Cassie yang cukup keras kepala.

“Gak mudah buat siapa pun mengakhiri hubungan, Cas. Itu yang saya alami. Dan ya, memang sudah tertera dalam kontrak kalau kita boleh berhubungan dengan siapa pun, meski status kita sudah menikah. Jadi saya gak mau ada protes atau penolakan apa pun.” Bisma menjeda kalimatnya sejenak.

“Saya setuju atas perjodohan ini karena suatu alasan yang gak penting juga untuk saya katakan sama kamu. Itu terserah saya. Dan saya tidak setuju dengan keputusan orang tua saya, itu juga benar, tetapi kembali ke penjelasan saya sebelumnya. Ada alasan mengapa saya jalani ini.”

Cassie hendak memotong kalimat Bisma, tetapi lelaki itu mengangkat telunjuknya, menghalangi Cassie untuk bicara. Masih panjang penjelasan yang ingin ia paparkan, rupanya.

“Dan andai kamu tidak setuju, kamu mau menolak, lalu mau membatalkan ini, terlebih kalau itu dengan alasan karena saya, maka saya akan halangi niat kamu itu.”

Cassie menggeleng tak mengerti.

“Kamu gak mau dijodohkan, tapi menerima perjodohan, dan akan bertindak kalau aku batalkan? Gimana konsepnya? Aku gak paham,” protes Cassie.

“Intinya kamu harus tetap mau menjalani ini semua.”

“Dan bercerai dalam dua tahun kalau tidak ada cinta atau apa pun yang menghalangi perceraian tadi?” sahut Cassie.

Bisma mengangguk.

“Ya, tepat sekali.”

Cassie kemudian melayangkan satu tamparan ke lengan kekar Bisma.

“Dasar egois!”

Ia lalu pergi meninggalkan lelaki itu tepekur dan mematung di tempat yang sama.

Cassie pernah bertemu playboy kelas teri sebelumnya, tetapi tidak separah Bisma. Tidak usah mencari contoh terlalu jauh, Bryan juga seorang pemain wanita, tetapi dia tidak berani mempermainkan perasaan Cassie sedemikian rupa.

Apalagi dengan mengatakan hal-hal yang sok diplomatis seperti yang baru saja disampaikan oleh Bisma.

Cassie bahkan tak bisa menelaah dengan benar semua kalimat yang dijelaskan oleh lelaki itu. Jelas-jelas lelaki itu mau menang sendiri. Bayangkan saja, dinikahi dengan surat kontrak, lalu menjalani kehidupan pernikahan yang mengerikan karena tidak adanya cinta, pasti akan memenjarakan Cassie dan membuatnya tersiksa, kemudian setelah itu diceraikan.

Pemikiran macam apa yang membuat Bisma mengambil keputusan semacam itu? Cassie sungguh tak mengerti dan egonya pun tak ingin mengerti. Namun, ia kini berada dalam dilema. Melanjutkan perjodohan ini, tetapi dirinya akan menderita, atau mengakhirinya dan membebaskan diri dari semua ini, tentu saja dengan konsekuensi lainnya.

Related chapters

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Engagement

    Pada mulanya memang, Cassie ingin membatalkan semuanya. Tetapi ketika ia bangun keesokan paginya, melihat seisi rumah sudah tertata rapi dengan hiasan di sana sini, Cassie kembali didera kegamangan. Mimpi apa ia semalam, sampai-sampai tujuannya untuk menghentikan rencana orang tuanya, malah justru jadi bumerang. Bisma sudah mengatakan kalau pihak orang tua ingin pertunangan dimajukan. Namun, ini lebih cepat dari yang Cassie bayangkan. “Ini buat apa, Ma? Kok ada hiasan-hiasan gini?” tanya Cassie, hanya sekadar memastikan. Ia berharap bukan seperti apa yang ia pikirkan. “Lho, gimana, sih? Bisma gak bilang sama kamu kalau acara pertunangannya malam ini?” Mama menghentikan langkahnya, menatap Cassie dengan alis berkerut. “Apa kamu yang gak ngeuh pas Bisma ngasih tahu?” Demi apa pun, Cassie ingin sekali pura-pura pingsan atau sekalian pura-pura gila karena ini. Namun, jelas itu ide yang konyol. Satu hal yang harus ia lakukan hanya menerima, dan bersiap. Menerima perjodohan yang mana Bi

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Dominan

    Cassie ada janji bertemu ketiga sahabatnya sepulang bekerja. Sudah sejak beberapa hari lalu tetapi ia tak sempat mengabari karena urusan pertunangan yang mendadak seperti tukang tahu bulat. Sekarang Vira dan Bibi mempertanyakan tentang acara pertunangannya yang tanpa kabar dan sama sekali tidak mengundang mereka. “Lo jahat banget, Cas. Padahal kita sohiban udah dari jaman apaan, tapi gak diundang sama sekali,” protes Vira saat Cassie sudah tiba di kafe langganan mereka. “Iya, nih. Gak bilang-bilang tahu-tahunya udah mau nikah aja. Padahal kan dia dulu cewek goa.” Bibi menimpali. Cassie yang mendapat protes hanya diam sembari menikmati makanan dan minumannya. Ia kemudian memerhatikan kedua sahabatnya. “Guys, mumpung si Bryan belum dateng, gue boleh cerita gak sama kalian?” tanya Cassie, yang disambut anggukan dari Vira dan Bibi. Keduanya mencondongkan tubuh, mendekat ke arah meja. “Ada apa, Cas? Kok wajah lo sendu gitu?” “Gue gak excited sama pernikahan ini, bukan karena gak cint

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Dua Minggu dari Sekarang

    “Jangan mancing-mancing, deh ....” Cassie menyuarakan protesnya saat Bryan mulai memberondongnya dengan pertanyaan yang tak mampu ia jawab. Mereka sedang berbincang melalui saluran jarak jauh. Kedua orang tua Cassie tak membolehkan gadis itu bertemu Bryan kemarin, dengan alasan ‘pamali’ karena Cassie sebentar lagi akan menikah. Jadi ceritanya dirinya harus mulai dipingit mulai beberapa minggu sebelum pernikahan. Dan tentu saja, hal itu menimbulkan pertanyaan di benak Cassie, memangnya kapan pernikahannya akan diadakan? “Aku serius, Cas. Aku pengen tahu, kalau kamu dijodohkannya sama aku, apa kamu akan nolak? Atau malah nerima dengan senang hati?” Pertanyaan itu ... haruskah Cassie jawab? Padahal mustahil Bryan tak tahu kalau selama beberapa lama persahabatan mereka telah berubah wujud menjadi sesuatu yang berbeda di hati Cassie. Ada yang berbeda, Cassie akui itu. Pastinya bukan lagi rasa sayang sebagai dua orang sahabat apa lagi antara kakak dan adik, karena mereka tak punyai ik

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Malam Pertama

    Cukup sudah kejutan yang diberikan oleh kedua orang tua Cassie, termasuk Bisma. Cassie mungkin akan kena serangan jantung jika terus-menerus seperti ini. Ia baru saja mengadakan acara pertunangan, dan kemudian Bisma mengatakan kalau mereka akan menikah dalam dua minggu. Itu sungguh rekor luar biasa. “Bagaimana bisa nikah dalam dua minggu? Itu gila, Mas!” omel Cassie yang tidak mendapat respon dari Bisma yang sejak tadi hanya menikmati makanannya. “Lebih baik kamu makan dulu, orang lapar biasanya gampang marah.” Tenang sekali ... seolah tidak ada beban dalam hidupnya karena harus menikah dengan perempuan yang tidak ia cintai. Apa sebenarnya yang ada di kepala lelaki itu? Seharusnya ia berontak dan marah, terlebih dia memiliki kekasih. Bukannya malah tenang dan seakan menikmati semua yang telah diatur oleh kedua orang tua mereka. “Lakukan sesuatu, Mas! Memangnya kamu mau kedua orang tua kita mengambil alih otoritas kita?” “Otoritas apa? Kamu bicara apa? Mereka punya hak kok, kare

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Perempuan Bernama Rindi

    Cassie terbangun saat secercah sinar mentari tampak menyeruak masuk ke dalam kamar di mana ia dan Bisma berada. Ia ingat, dirinya baru saja resmi menjadi istri dari Bisma Pramadipta dan itu artinya ia sudah harus bersikap selayaknya wanita dewasa yang sudah menikah dan memiliki suami.Dan ... apakah ia semalam sudah melakukan kewajiban malam pertama?Sayangnya belum. Tidur saja harus diberi batas agar ia dan Bisma tak ada yang melanggar wilayah teritorial masing-masing. Namun, sayangnya, mereka berdua sama-sama melanggar.Entah bagaimana ceritanya, Cassie yang semula di sebelah kanan, kini berpindah di sebelah kiri, begitu pula Bisma. Dan sekarang posisinya adalah nyaman dalam dekapan lengan kekar suami tercintanya.Cassie menyadari dan segera bangkit sebelum suaminya yang masih lelap itu terbangun dan menyadari bahwa mereka tidur nyenyak dalam kondisi berpelukan.Sayangnya, Bisma justru mempererat dekapannya ketika Cassie berusaha melepaskan diri dan turun dari ranjang.“Kamu mau ke

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Guardian Angel

    Raut wajah Cassie berubah seketika saat mendengar perkataan Rindi, yang seolah dengan sengaja ingin membuat Cassie cemburu dengan menunjukkan kedekatannya dengan Bisma. Namun, segera, Cassie mengubah ekspresinya kembali netral, mencegah senyum sinis di wajah Rindi berubah menjadi senyum kemenangan. Cassie menarik dan menggamit lengan Bisma, kemudian maju dan berhadapan dengan Rindi. “Maaf, Mbak Rindi. Kami mau nemui tamu dulu. Masalah main ke apartemen Mbak Rindi, nanti pasti mas Bisma bakal mampir bareng sama aku. Makasih untuk undangannya, ya.” Cassie kemudian menoleh pada Bisma. “Ayo, Mas, jangan ngelamun!” Cassie tidak peduli apakah Bisma sudah dalam mode sadar ataukah masih memandang ke arah Rindi, Cassie sudah menariknya menuju ke ruangan di mana semua tamu yang datang sudah berada di sana. Benar saja, mereka berpamitan, begitu pula Cassie dan Bisma yang harus segera pulang dan merapikan rumah mereka yang masih seperti kapal pecah. Beberapa barang milik Cassie hanya diletakka

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Menyadari Kebodohan

    Bisma sudah tidak terdengar lagi suaranya. Pastinya ia sudah tidur di kamarnya sendiri, sementara Cassie kini menuruni tangga untuk menuju ke luar, karena Bryan akan datang untuk mengunjunginya sebentar.Cassie bergegas membuka gerbang untuk Bryan. Namun, dengan cepat tangan Bryan meraih pergelangan tangan Cassie dari luar gerbang.“Gak usah, Cas. Gak pantes aku masuk malam-malam. Dari sini aja, kamu bisa cerita apa aja.” Bryan menjelaskan. Niatnya agar Cassie tidak salah mengartikan penolakannya.“Ya, apa bedanya, Bre? Lo mau masuk atau gak, tetap aja, lo udah datang malam-malam dan nemuin istri orang!”Bryan terdengar mendesah. Cassie benar. Ia sudah datang dan bagaimana pun, pasti akan ada orang yang melihat mereka bertemu.“Seenggaknya aku gak melanggar etika yang lebih. Cas ... aku pengen kamu bahagia. Tapi kalau kamu justru jadi gak happy—““Cas ... kamu ngobrol sama siapa?” Suara Bisma dari kejauhan terdengar mendekat. Bryan hampir melarikan diri dan bersembunyi, tetapi Cassie

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Rencana Bulan Madu

    Bisma tepekur di kamarnya, memikirkan apa yang telah ia lakukan pada Cassie, gadis yang menjadi istrinya, yang mungkin hanya untuk dua tahun dari sekarang. Ia ingin mempertimbangkan ulang surat kontrak yang ia buat, tetapi ini masih berhubungan dengan seseorang di masa lalunya.Angannya kembali melayang pada waktu perpisahan dengan mantan istrinya, Rindi. Perpisahan yang menyakitkan baginya, tetapi memang itu yang diharapkan. Bukan olehnya, melainkan oleh keluarga besarnya.Ia menepis ingatan tentang masa lalu itu. Terlalu pahit baginya.Ia kemudian menoleh pada ponselnya yang berdering di atas nakas. Nama sang ibu tertera di sana. Gegas ia terima panggilan itu tanpa menunggu lama.“Bisma, gimana acaranya kamu sama Cassie?” tanya sang mama dari seberang. Bisma keluar dari kamarnya, kemudian menuju ke dapur untuk mengambil minuman dan melihat Cassie sedang berada di sana, menikmati sestoples selai coklat sembari menggulir ponselnya.Bisma tertegun memandangi tingkah gadis yang baginya

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Jadi Madu

    “Hey, Bisma, Cassie. Kita ketemu lagi. Gimana kabar kalian?” sapa Rindi yang langsung memandang kedua sejoli di hadapannya dengan tatapan tak suka, seketika ekspresinya berubah dan Cassie tidak bisa pastikan apa yang sedang dipikirkan perempuan itu. “Kalian berdua ....”“Apa? Mbak Rindi mau ngomong apa?” tanya Cassie dengan raut wajah tenang. Ia sepertinya tahu apa yang sedang mengganggu pikiran Rindi, dan itu membuat Cassie makin semringah. Kemalasannya untuk mengeringkan rambut hari ini ternyata membawa hikmah. Terlebih Bisma juga lupa memakai gel rambutnya. “Mau makan bareng, Mbak? Aku sama Mas Bisma pengen sarapan nasi campur.”“Ehm ... boleh. Mau makan di mana?”Belum sempat Cassie menjawab pertanyaan Rindi, Bisma sudah menyenggol lengan Cassie. Gadis itu sontak mendekatkan kepalanya ke arah Bisma.“Kamu kenapa sih, Cas? Hobi banget ngajakin dia makan. Kenapa kita gak makan sendiri aja?” omel Bisma setengah berbisik.“Emang kenapa? Kamu terganggu, ya? Kalau gak ada hubungan atau

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Malam Indah

    Cassie tahu, dirinya tidak mungkin menolak keinginan Bisma. Mereka sudah menikah cukup lama, tetapi baru kali ini ia melihat kilat berbeda di mata sang suami. Cassie bisa melihat bahwa Bisma sangat menginginkannya malam ini. Bukankah ia juga menantikan momen ini? Terlebih ketika mendengar perkataan Rindi yang seolah memperoloknya karena belum melakukan hubungan ranjang dengan Bisma, seolah Bisma tidak menginginkannya sama sekali. Padahal tidak seperti itu kenyataannya.“Mas Bisma yakin?” tanya gadis itu, memastikan. “Kan Mas Bisma bilang gak mau nyentuh aku karena aku belum cukup umur.”“Saya tarik kata-kata saya. Saya mau kamu dan gak bisa nahan lagi,” jawab lelaki yang masih berada di atas tubuh Cassie.“Apa ini karena perkataan Rindi?” tembaknya.“Saya gak peduli dia mau ngomong apa. Saya Cuma mau mengambil dan menikmati apa yang jadi milik saya. Bukannya kamu juga gak sabar kita ngelakukan ini?”Perkataan Bisma membuat Cassie menelan saliva yang tercekat di batang tenggorokan yan

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Cemburu Berakhir ....

    Cassie dan Bisma berjalan memasuki aula dengan bergandengan. Cassie semula menggamit lengan Bisma, tetapi dengan cepat lelaki itu menarik tangan Cassie dan menggenggam tangannya. Meski bukan hal yang aneh bagi Cassie, tetap saja gadis itu memerhatikan sang suami dengan tatapan penuh tanya.“Kenapa liatin saya kayak gitu?” tanya Bisma. “Jangan ngerasa aneh kalau saya genggam kayak gini. Ini supaya kamu gak kabur.”“Aku gak pernah kabur dari kamu!” jawab Cassie ketus.Bisma mengangguk. Ia tahu, sang istri masih marah atas kejadian pertemuan mereka dengan Rindi, bahkan tak percaya kalau dirinya tidak memiliki hubungan dengan perempuan itu selain status sebagai mantan suami-istri. Namun, memang suli8t untuk menjelaskan semua itu pada Cassie kalau ngambeknya mulai kumat.“Duduk di sini dulu, saya ambilkan minum,” ujar Bisma yang kemudian hendak pergi setelah menarik kursi untuk Cassie. Namun, baru memutar tubuh, ia sudah mengalami hal yang bisa menjadi masalah baru kalau Cassie kumat sikap

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Salah Paham

    Bisma melepaskan kecupannya yang mulai memanas. Ia tahu dan sadar bahwa dirinya menginginkan gadis itu sekarang., tetapi sisi lain dirinya yang masih berpegang teguh pada prinsip, akhirnya memilih untuk menyudahinya hari ini. Menyakitkan, pasti. Namun, ia masih punya stok kesabaran dan ketahanan setidaknya untuk hari ini, karena mereka punya jadwal yang padat.Cassie sendiri sesungguhnya kecewa karena Bisma masih bertahan dengan prinsip konyolnya dan memilih untuk menghentikan aktivitas mereka. Namun, ia tak ingin larut pada rasa kecewa, karena mereka ada di tempat ini bukan dalam rangka untuk berbulan madu, melainkan perjalanan bisnis. Ia masih punya lain waktu untuk berjuang lagi meruntuhkan dinding prinsip Bisma yang sejauh ini susah untuk dirobohkan.“Kamu sudah siap, kan? Kita berangkat sekarang, yuk.” Bisma mengulurkan tangan agar Cassie meraihnya dan bergandengan, tetapi gadis itu justru cemberut dan enggan beranjak dari ranjang. “Kenapa lagi?”“Mas Bisma bohong. Katanya sayang

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Tidak Akan Tahan

    Bisma tidak memikirkan perkataan Rindi. Baginya hanyalah angin lalu. Ia memang pernah mencintai perempuan itu, meski kadarnya hanya sedikit. Kala itu, ia sudah memupuskan harapan terhadap Cassie karena berbagai pertimbangan. Dan pada akhirnya bertemulah ia dengan model papan atas itu di sebuah pesta yang diadakan oleh perusahaan. Rindi diundang karena menanamkan saham di perusahaan kolega bisnis Bisma. Dari sanalah keduanya berkenalan hingga menjalin hubungan. Dan seperti yang Rindi katakan, tidak semudah itu ia menerima lamaran Bisma. Itu memang benar. “Kamu ngapain beres-beres pakaian, Mas?” tanya Cassie yang tiba-tiba masuk ke kamar sang suami. “Kamu mau pergi ke mana?” “Bukan Cuma saya, tapi kamu juga. Bereskan pakaian kamu, karena minggu depan kita berangkat ke Lombok,” ucap Bisma sembari membereskan beberapa barang. “Honeymoon lagi?” tanya Cassie sembari merebahkan bokongnya di kasur. “Kamu tuh, pikirannya kenapa ke situ terus, sih? Bukan honeymoon, melainkan untuk pesta y

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Menikahi Kembali

    “Mas, Mas Bisma harus bilang donk sama mama kalau aku tuh Cuma sakit biasa!” omel Cassie yang kini berada di kamar Bisma. Karena sang ibu mertua tak juga pulang, maka ia memutuskan untuk memindahkan barang-barangnya ke kamar sang suami. “Kasian kan kalau mama salah paham gitu.”“Iya saya tahu. Tapi gimana cara jelasin ke mama? Tetap aja nanti mama kecewa kalau tahu ternyata kamu gak hamil,” jawab Bisma. “Intinya kita serba salah. Maju kena, mundur kena.”“Ya udah maju aja kalo gitu!” rengek Cassie tanpa merasa berdosa.“Apa maksudnya?” tanya Bisma dengan alis berkerut, tanda bahwa ia tidak memahami maksud perkataan sang istri. Wajar saja, secara zaman, keduanya berbeda terlalu jauh. Jadi bisa saja perkataan Cassie itu mwmiliki arti lain. Bisma tak ingin salah menafsirkan yang membuat dia malu sendiri nantinya.“Ya gimana caranya Mas Bisma buat aku hamil, lah!”Bisma terbelalak mendengar ucapan Cassie yang tidak pakai rem. Sejak awal menikah, Cassie memang selalu menggodanya dengan hal

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Ngidam?

    Cassie tertegun di tempatnya kala mendengar apa yang Bisma ucapkan? Apa maksud lelaki itu? Apakah ia meminta sesuatu yang seharusnya jadi miliknya sejak mereka menikah? Bukankah Bisma sendiri yang mengatakan kalau dia tidak akan menyentuh Cassie?Cassie berubah gugup. Ia menatap sepasang bola mata beriris gelap milik sang suami dan menemukan kilat berbeda di sana. “Tanpa cinta?” tanyanya.Bisma menggeleng. “Saya harus ngomong dulu, ya?” Cassie meresponnya dengan anggukan.“Mad Bisma kan tahu, aku bahkan rela kasi meski itu tanpa cinta. Tapi, bukannya Mas Bisma sendiri yang bilang gak akan nyentuh aku?”“Gimana kalau semuanya berubah?” Bisma bertanya, memastikan. “Kan kamu belum tahu apa yang mau saya omongin?”“Ua udah kalo gitu ngomong dulu aja.”Bisma mengangguk lagi. Keterdiaman menjeda cukup lama sebelum akhirnya Bisma mulai buka suara. “Kamu tahu gak kalau saya udah lama menyimpan perasaan sama kamu?”Cassie tanpa sadar ternganga. Ia menggeleng tak percaya, tetapi dengan cepat Bi

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Saya Mau Kamu

    Gagal sudah rencana Bisma untuk mengatakan yang sejujurnya pada Cassie. Semua ini jelas karena Cassie yang mencari perkara, atau mungkin justru sebaliknya, Bisma yang terlalu terbawa cemburu.Lelaki itu memang sejak dulu tak pernah bisa mengekang sikap posesif dan rasa cemburunya, dan itu semakin menjadi seiring waktu bertambah usia pernikahannya dan Cassie. Perjanjian yang seharusnya ia laksanakan dan berhasil membuatnya sabar menunggu hingga waktunya tiba, ternyata malah berbalik menyerangnya.Jika ayah dan ibunya mengetahui ini, habislah Bisma. Karena sejak awal perempuan itu tak setuju dengan rencana konyol putranya.“Tuh, kan! Apa mama bilang! Kamu itu memang ngeyelan, Bis. Mama kan sering ngomong, Cassie itu gak sama kayak perempuan-perempuan lain yang pernah dekat sama kamu. Apalagi Rindi. Bilangnya gak mau punya anak, tapi udah berapa laki-laki yang tidru sama dia sebelum nikah sama kamu!” omel Diana ketika mendengar kabar kalau menantunya mengambek gara-gara sikap kasar Bisma

  • Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak   Posesif

    Bisma masih tak habis pikir dengan apa yang Cassie minta. Ia kini masih termenung di pesisir pantai, memandang jauh ke lautan dengan deburan ombak yang tenang. Berbanding terbalik dengan hatinya saat ini. Ia biarkan sang istri dengan gemuruh di hati, pergi meninggalkannya sendiri.Mungkin Cassie membutuhkan ketenangan, pikirnya. Pernikahan mereka yang baru berjalan beberapa bulan, sudah seperti roller coaster rasanya. Hanya masalah kecil, tetapi menjadi layaknya bola salju jika itu berurusan dengan Cassie.Gadis itu memang keras kepala, gegabah dalam mengambil tindakan. Namun, perkataannya sudah melucuti ego Bisma yang masih ingin bertahan dalam status palsu mereka hanya demi sesuatu.Palsu? Benarkah? Atau justru itu yang Bisma ingin orang tahu tentang mereka. Bahkan di hadapan Cassie.“Kamu masih ngotot mau mempertahankan ide konyol ini, Bis? Kasihan Cassie,” ujar sang bunda yang sudah kesal dengan sikap Bisma yang keras kepala, tidak kalah dengan Cassie. Wajar saja kalau pernikahan

DMCA.com Protection Status