Dress hamil selutut dengan lengan ruffle, sepatu kanvas dan tidak ketinggalan sling bag yang talinya melintang di dada Arsha melengkapi outfitnya hari ini untuk meninjau galeri yang baru beberapa bulan lalu dibuka. Sebetulnya Arsha tidak diijinkan sang suami berkeliaran mengingat kandungannya yang
Angga berdecak sebal tapi mau bagaimana lagi, cafe ini milik wanita hamil jelmaan singa betina yang sedang mengusirnya saat ini jadi mau tidak mau ia harus pergi selain itu memang ada urusan diluar yang harus ia kerjakan. “Ya udah ... Mas Angga mau keluar dulu dan Zara, mulai besok kamu kerja ya!”
“Zara!! Ambil kunci mobil gue, buka pintunya!” titah Arkana yang panik sambil menggendong Arsha keluar dari cafe. Beberapa pelayan dan pengunjung juga dibuat terkejut oleh teriakan Arsha yang mengatakan akan segera melahirkan. Buru-buru Zara menarik kunci mobil di saku celana Arkana kemudian menga
“Zara, lo tunggu di sini ... temenin gue!” Zara yang duduk di ruang tunggu lalu mengangkat kedua alisnya mendengar perintah Arkana. Pria itu kemudian menyusul Bunga yang sosoknya menghilang saat1 berbelok di lorong. “Aww ... sakit Kana!” Bunga meringis tatkala lengannya dicengkram oleh pria besa
Kayana Shaqeenarava Gunadhya dan Kaluna Shaqeenarava Gunadhya, si kembar anggota keluarga baru Gunadhya itu selalu menjadi pusat perhatian. Untuk pertama kalinya keluarga Gunadhya maupun Marthadidjaya mendapatkan kembar perempuan. Semenjak melahirkan putri kembarnya, rumah Arsha tidak pernah sepi
Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang
Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk
“Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua