Dalam pesan singkatnya yang dikirim ke Fabian, Kama mengingatkan agar ketika Fabian menikahi Nufaira nanti jangan pernah sekali-sekali berniat untuk menceraikan Nufaira kemudian menarik gugatan itu kembali. Pilihannya hanya dua, bercerai atau bertahan karena Fabian tidak pernah tau bagaimana beratn
Arsha mengalami demam tinggi dalam perjalanan pulang dari Turki. Meringkuk di atas ranjang dengan selimut tebal masih belum bisa menghempaskan meriang yang dirasakannya. Tulang-tulangnya terasa ngilu dan Arsha merasakan dingin yang teramat sangat. Kepalanya berdenyut nyeri sampai ia tidak dapat m
Arsha menatap cermin tinggi yang menampilkan tubuh mungilnya terbalut gaun panjang indah pemberian sang suami. Tiba-tiba kurir datang mengantar box besar berisi gaun tersebut yang harus Arsha kenakan malam ini untuk acara pembukaan galeri seni yang disponsori oleh suaminya. Tentu saja ia harus da
Tulisan itu juga memberi tau semua orang betapa Kama sangat mencintai istrinya. Air mata Arsha luruh begitu saja, menutup mulutnya dengan kedua tangan, semakin terharu mengetahui ternyata seluruh keluarganya dan keluarga besar Kama juga hadir di sana. Termasuk Opa Beni dan Om juga Tantenya yang ja
Ternyata keluarga Marthadidjaya dan kekuarga besar Gunadhya sudah menginap dari beberapa hari yang lalu di hotel yang berada satu gedung dengan Penthouse Kama. Mereka malah membantu mendekor galeri untuk acara ulang tahun Arsha. Keterlaluan sekali, tidak ada niat sedikitpun mengunjungi Arsha padah
“Kamu kaya yang enggak pernah muda aja, By!” timpal Daddy yang sudah mengerti maksud dari apa yang Aarash bicarakan. “Enggak ya, Yank ... aku mudanya enggak aneh-aneh ... kamu tau sendiri ‘kan aku gimana?” Ekspresi Mommy berubah serius, jika sudah begitu tidak ada yang berani bercanda lagi. “Maaf
“Bun ... Caca minta maaf, gara-gara Caca jadinya Bunda pindah ke sini.” Bunda Aura mengelus lembut kepala menantu kesayangannya. “Enggak apa-apa, Ca ... dimana pun buat Bunda sama aja asal di samping Ayah ... lagian di Indonesia Ayah terlalu lelah harus megang dua perusahaan sekaligus, sudah wakt
“Ya tau lah, cuma sama Elvano aja dia ramah ... bahkan sama gue, dia ketus banget ... ya apalagi kalau bukan ada rasa,” keluh Fabian bersungut-sungut karena pada awalnya dirinya sempat menyukai Kalila tapi tampaknya ia bukan type dari gadis itu. Kama tertawa pelan, merasa lega karena itu hanyalah d
“Kok malah dipelototin?” Pertanyaan Kejora itu membuat Zhafira berhenti berpikir. “Heu?” Zhafira menoleh. “Pake ini.” Zara memberikan sarung tangan plastik kepada Zhafira. “Pake ini makannya?” Dengan polosnya Zhafira bertanya. “Iya sayang, kamu pesen Fufu ... makanan khas Afrika, jadi makan kuah
“Kok kita baru bisa liburan bareng sekarang ya?” celetuk Arsha sambil memilih pakaian yang terpajang di butik di mana mereka berada saat ini. “Kak Caca ‘kan sibuk produksi anak terus.” Kejora yang menyahut terlebih dahulu. “Kak Zara sibuk jadi dokter.” Kejora menambahkan. “Zhafira sibuk kerja,” t
“Ca ... itu perut kamu kemana-mana!” tegur Kama, melirik perut istrinya. “Emang kenapa? Perut Caca enak diliat, kan? Walau udah punya anak empat tapi rata ... kenceng.” Sang istri berkilah, keras kepala. Kama mengembuskan napas, tidak baik berdebat di depan anak-anak mereka yang saat ini sedang d
“Mau kemana?” Kama yang duduk di kursi meja makan bertanya sambil memindai istrinya dari atas ke bawah. Sport-braa dipadankan legging panjang dengan motif senada kemudian hanya memakai cardigan hoodie tanpa sleting atau kancing di bagian depannya. “Perut kamu enggak akan masuk angin itu, sayang?”
“Biasanya kalau gue curhat sama cewek, pasti berakhir di atas ranjang ... dan gue paling pantang bawa cewek dari Nightclub ke atas ranjang gue ... enggak bersih.” Satu detik setelah Arkana berkata demikian, ia mendapat siraman minuman dari Lovely yang kemudian pergi meninggalkan meja para pria tampa
Kelima pria tampan melangkah beriringan memasuki sebuah Nightclub. Wajah rupawan, tubuh atletis dengan tinggi menjulang dan outfit dari brand terkenal dunia menjadikan mereka incaran para gadis. “Lo pada pernah nyesel enggak sih, kerena memutuskan menikah?” celetuk Arkana bertanya. Kini mereka su
“Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua
Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk
Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang