Home / Horor / Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa / Bab 31 Dua Wanita Yang Bersedih

Share

Bab 31 Dua Wanita Yang Bersedih

last update Last Updated: 2022-04-05 05:17:31

Bayu terburu-buru memasukkan kendaraannya ke dalam garasi di rumah Paramita, Bibinya. Kemudian dia bergegas menuju ruang tamu rumah Bibinya.

Ketika Bayu hendak masuk ruang tamu, dia mendengar suara sirene. Bayu berbalik dan melihat tiga mobil berhenti di depan rumah kontrakan.

Satu mobil van pribadi, satu mobil bak terbuka milik kepolisian dan satu Mobil jenazah. Bayu bergegas membuka pagar rumah kontrakan.

Lima orang berseragam Polisi, tiga orang berpakaian preman dan dua orang berseragam rumah sakit masuk. Paramita dan Anti keluar dari ruang tamu dan berjalan menghampiri kerumunan yang datang.

“Selamat siang, saya petugas Andri dari Polres Metro Jakarta Timur bersama tim koroner dari rumah sakit Bhayangkara meminta tuan rumah mengijinkan kami melaksanakan tugas.” Kata Petugas berseragam bernama Andri tegas.

“Silakan, Pak.” Paramita mempersilahkan para petugasa menjalankan tugasnya.

“Dimana kam

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kamilia Insani
di Bayu serba salah dia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 32 Permintaan Bibi Paramita

    Di kampus, Bayu tidak bisa fokus. Dia termenung sepanjang pagi hingga siang. Arlen, sahabat Bayu yang duduk di kursi sebelah Bayu merasa prihatin. “Bayu kamu kenapa?” Bisik Arlen. “Tidak apa-apa. Aku hanya kurang tidur saja, Len.” Jawab Bayu lesu. “Jangan bohong. Kamu biasanya tidak seperti ini.” Bantah Arlen. Danu, teman sekelas Bayu yang duduk di kursi depan Bayu menoleh ke belakang dan menyerahkan kertas yang terlipat rapi kepada Bayu. Bayu menerima lipatan kertas dan membukanya. ‘Bayu, saat makan siang, ayo ke kantin. June.’ Isi kertas yang bertuliskan tangan June. Bayu melipat kertas dan memasukkan ke dalam sakunya lalu melihat ke barisan kursi dimana June duduk. Dia melihat June mengedipkan mata kepadanya. Bayu tersenyum dan mengangguk kepada June. “Surat dari ayang June, ya.” Bisik Arlen menggoda. Bayu menganggukkan kepalanya dan tersenyum sedikit. Bayu mengikuti

    Last Updated : 2022-04-06
  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 33 Saatnya Mengurus Masalah Dina!

    Bayu berlari ke lantai dua rumah kontrakan. Dia menuju kamar 205 yang ditinggali oleh kelaurga kecil yang beranggotakan tiga orang, seorang ayah berusia relatif muda berusia 28 tahun yang saat ini sedang tidak di tempat karena pergi bekerja, seorang Ibu muda berusia 24 tahun dan seorang anak balita perempuan berusia dua tahun.Ketika bayu hampir sampai di kamar 205, dia mengaktifkan kemampuan ‘penglihatannya’. Bayu melihat pintu kamar 205 terbuka dan bergegas masuk ke dalam ruang tamu di kamar tersebut.Bayu melihat seorang wanita berambut panjang tergerai sedang membungkuk. Kepalanya berada di dekat kepala balita yang menangis tampakkeskitan dan mengejang. Bayu berlari dan mengaktifkan doa penakluk jin.“Pergi kau, Jin Keji!” bayu berteriak dan menendang kepala Wanita berambut panjang yang ternyata sedang mengisap darah balita yang terbaring.“Sialan kamu Bocah! Kamu mengganggu kesenanganku!” Kembaran Dina mengut

    Last Updated : 2022-04-07
  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 34 Persiapan

    Bayu menelepon Burhanuddin dan sepakat untuk bertemu keesokan sorenya. Untuk menyelesaikan kasus Dina, Bayu bahkan siap mengekspos kemampuannya kepada Burhanuddin karena dia kehabisan akal untuk mamberikan alasan bagaimana caranya dia mengetahui kejahatan Dina.Bayu sedang mencari cara bagaimana agar dia bisa membuat Dina tertidur sehingga dia merekam Kembaran Dina bersaksi. Dia berpikir bahwa Dina tidak mudah dikelabui seperti halnya Santoso.***Keesokan harinya, jam 4 sore.Bayu tiba di kedai Es Garut lebih awal dari Burhanuddin. Untuk informasi, Burhanuddin adalah Ketua Team Satuan Reserse dari Kepolisian Sektor (Polsek) Duren Sawit, Jakarta Timur yang Bayu kenal pada saat awal dia datang ke Jakarta. Pada saat itu Burhanuddin masih bertugas di Kepolisian Metro Jakarta Pusat sebelum dipindahkan ke Polsek Duren Sawit.Bayu duduk menunggu Burhanuddin sambil minum es teler yang dijual di kedai Es Garut. Beberapa menit kemudian, Bur

    Last Updated : 2022-04-09
  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 35 Mencari Bukti

    Bayu, Arlen dan Doddy selesai berdiskusi tentang cara mencari bukti atau pengakuan Dina tentang kejahatannya. Bayu pulang dengan perasaan agak kecewa.Untuk menjebak Dina, dibutuhkan strategi khusus. Ketiganya bingung bagaimana caranya membuat Dina tidur, sementara merekam pengakuan Jin Qorin Dina.Mereka tidak mengenal dengan baik ataupun dekat dengan Dina.Sesampainya Bayu di rumah Bibinya, dia mampir ke Warkop Asep.“Kang, pesan Kopi Susu satu.” Kata Bayu memesan.“Tumben pakai susu, biasanya kopi hitam.” Kata Asep sambil meletakkan tahu goreng yang masih panas di meja warung.“Iya, nih. Saya lagi ingin minum kopi pakai susu.” Jawab Bayu.Bayu kembali berpikir keras bagaimana cara membuat Dina tidur dengan mudah.“Susah juga ya, menculiknya tidak mungkin. Memancing Dina untuk minum sesuatu yang sudah diberi obat tidur, alasannya apa ya?” Pikir Bayu merasa penin

    Last Updated : 2022-04-09
  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 36 Kesulitan

    “Ilmu apa yang kalian praktekkan?” Tanya Bayu.“Ilmu kuno Saudara Kembar Ari-ari, kami berdua bisa saling berkomunikasi layaknya kamu yang sedang berbicara denganku. Dina menyembah Siluman Ular.” Jawab Kembaran Dina.“Jadi dia mengetahui kalau kamu pernah berusaha membunuhku?” Tanya Bayu lagi.“Justru dia yang menginginkan kamu mati dengan dorongan dari aku. Kalau tidak, aku tidak akan bisa membunuhmu.” Jawab Kembaran Dina sambil terkekeh.“Apakah sekarang dia tahu kalau kamu sedang tidak bersamanya?” Tanya Bayu waspada.“Kemungkinan besar dia tahu, hanya saja dia belum tahu kalau aku disini sedang berbicara denganmu. Nanti ketika aku kembali, dia akan tahu.” Jawab Kembaran Dina acuh tak acuh.“Gawat, cepat atau lambat dia akan kabur atau berusaha lebih keras untuk membunuhku.” Pikir Bayu kuatir.“Apakah kalian pernah menculik an

    Last Updated : 2022-04-10
  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 37 Menemukan Bukti

    Bayu menegang. Keringat dingin membanjiri punggungnya.“Hihihi, Bocah, kamu akan mati sekarang!” Suara serak perempuan terdengar d telinga Bayu.“Ssss, sssssss.” Desis suara ular memenuhi ruang kamar Bayu.Bayangan hitam bertubuh panjang lebih dari lima meter mendekati Bayu yang sedang duduk bersila di atas sajadah di lantai. Bayu menoleh, dia melihat ular hitam merayap emndekatinya. Ular itu memiliki kepala sebesar kepala manusia. Di kepala ular terdapat mahkota daging berwarna merah darah. Mata ular itu berwarna merah. Lidahnya yang ujungnya bercabang dua menjulur mengeluarkan gas hitam pekat.Bayu berkomat kamit membaca doa. Ular hitam berhenti di samping Bayu, mata ular menatap Bayu dengan dingin. Sesaat kemudian tubuh ular membeku diam tak bergerak.“Enyahlah, makhluk siluman!” Bayu membentak pelan. Ular yang siap menerkam Bayu menghilang menjadi asap hitam.Melihat ular hitam menghil

    Last Updated : 2022-04-11
  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 38 Dina Ditangkap

    Suara sirene kendaraan Polisi berhenti. Bayu yang sedang terkejut mendengar pernyataan Kembaran Dina, segera tersadar. Mengabaikan Kembaran Dina yang masih terperangkap di dalam batasan garam mentah, Bayu bergeas keluar keluar dari kamarnya.Di luar rumah, Bayu bertemu Bibinya, Paramita, yang sedang berjalan menuju ke pagar rumah kontrakan.“Bibi, Biarkan Bayu yang membukakan pintu pagar!” Seru Bayu sambil berlari melewati Bibinya menuju pagar.Bayu membuka pintu pagar dan melihat dua kendaraan Polisi berhenti di pinggir jalan. Satu kendaraan Polisi dengan plat resmi Kepolisian dan satu kendaraan Pribadi.Enam orang keluar dari kendaraan Polisi dan berjalan menuju ke halaman rumah Kontrakan.“Selamat malam, Saya Petugas Polisi Burhanuddin. Kami dari kepolisian Sektor Duren Sawit. Kami hendak bertemu bernama Dina dan membawanya ke kantor untuk pemeriksaan. Apakah Saudari Dina ada di tempat?” Kata Burhanuddin.“Ad

    Last Updated : 2022-04-13
  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 39 Kembali Ke Rutinitas Harian

    Kembaran Susanti menatap Bayu dan bertanya, “Ada apa? Mengapa kamu menghentikan aku?”“Aku mau bicara sebentar.” Kata Bayu tegas setelah mengucapkan doa untuk menundukkan Jin di dalam hatinya.Kembaran Susanti berjalan menghampiri Bayu. Bayu malah berjalan ke arah tepi atap beton lalu duduk dengan kaki menggantung di tepi atap.Kembaran Susanti dengan ekspresi datar mengikuti tindakan Bayu, duduk di tepi atap beton di samping Bayu.Bayu menoleh menatap sosok perempuan di sampingnya.“Pantas kalau Paman tergoda. Kembarannya saja sudah sangat cantik, apalagi Susanti aslinya.” Gumam Bayu di dalam hatinya.“Susi, pada waktu kamu memeluk Kembaran Dina dan jatuh ke bawah, aku tidak melihat kalian di bawah, kemana hilangnya kalian?” Tanya Bayu penasaran.“Dari tepi atap hingga halaman bawah tempat Susanti jatuh adalah wilayah kutukanku, disitulah aku paling kuat. Aku menariknya masuk ke a

    Last Updated : 2022-04-14

Latest chapter

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 90 Menyelamatkan Paramita

    “Qorin Paramita, kamu kembali menjaga tubuh Bibi! Biarkan aku yang menghadapi penculik Bibi! “ Perintah Bayu tegas.“Baik! Aku kembali dan kamu berhati-hatilah!” Jawab Kembaran Paramita lalu kembali ke kamar ICU.Bayu berjalan pelan ke kamar mayat dan membuka pintunya.Bayu melihat ke sekeliling kamar mayat yang dingin. Dia melihat beberapa wajah pucat yang berdiri di sekitar jenazah yang terbujur kaku an ditutupi selimut.Mata Bayu tertuju ke sudut kamar mayat. Dia melihat semacam kandang besar yang kira-kira berukuran tinggi tiga meter, lebar dua meter dan panjang dua meter. Di depan kandang berdiri makhluk berwujud ular setinggi tiga meter.Di dalam kandang, Bayu melihat sosok yang mirip Gustian sedang memperkosa perempuan yang mirip Paramita.“Bangsat, makhluk hina lepaskan Bibiku!” teriak Bayu marah.Makhluk berwujud ular tiba-tiba menyerang Bayu, menerkam ke arah Bayu. Bayu yang lengah terkejut dan terkena pukulan ekor ular. Bayu terdorong ke belakang sejauh dua meter. Bayu memu

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 89 Paramita Koma

    Bayu yang mendengar jeritan Paramita, segera bangkit dari ranjangnya dan berlari keluar kamarnya menuju kamar Paramita di sebalah.Beruntung, kamar Paramita tidak dikunci. Bayu langsung membuka pintu kamar paramita dan bergegas masuk.Bayu melihat Paramita yang tidur telentang, Dia segera menghampiri Paramita dan mencoba membangunkannya, “Bibi, Bibi, bangun!”“Bangun, BI!” Teriak Bayu sambil mengoncang tubuh Paramita agak keras.Bayu yang panik, segera menutup mata dan membaca doa.Bayu membuka matanya dan melihat sosok wanita yang mirip Paramita sedang duduk di samping tubuh Paramita. Wajahnya pucat, bibirnya kering dan nampak pecah-pecah.“Hai Kembaran Bibi Paramita! Apa yang terjadi pada Bibiku?” Tanya Bayu suram.“Bayu, Jiwa Bibimu telah diculik oleh Gustian yang dibantu oleh Maulana!” Jawab Kembaran Paramita.“Apa? Gustian bersama Maulana? Bagaimana mungkin?” Tanya Bayu tidak percaya.“Aku tidak tahu bagaimana Gustian dan Maulana bisa bersama, yang pasti saat ini, bibimu sedang k

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 88 Rencana Nekat Bayu

    Bayu dan June sedang duduk di warung Es dan Bubur Garut, di Jalan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.“June, sepertinya aku sudah tidak bisa lagi terus melajang, aku ingin segera menikahi kamu!” Kata Bayu serius.“A...apa? kamu ingin segera kita menikah?” Tanya June gugup.“Ya, rencana kita menikah dengan wali kakak laki-lakimu harus segera kita laksanakan! Jujur, aku takut bila pernikahan kita ditunda terus, kita akan melakukan perbuatan zina, cepat atau lambat!” Kata Bayu dengan wajah memohon.June menatap mata Bayu dengan kelembutan dan rasa cinta.“Paling tidak kita menikah rahasia secara agama, dengan wali hakim dan kakak laki-lakimu sebagai saksi.” Saran Bayu tegas.“Baik, kita lakukan rencana kamu, Bayu... Besok aku akan membujuk Kakakku untuk datang ke Basecamp kita!” Jawab June serius.“Besok aku ajak main game konsol dulu, baru aku bujuk pelan-pelan ya Kakak kamu!” Jelas Bayu sambil menyesap teh hangat yang tersedia di mejanya.Keluarga June berbeda agama dengan Bayu, di samping i

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 87 Paramita Yang Kesepian

    “Jangan bangun! Bibi Cuma ingin memeluk kamu! Biarkan seperti ini! Bibi sudah lama tidak memeluk laki-laki!” Kata Paramita lemah. Bayu terdiam dan tidak bergerak. Dia merasa canggung sekaligus kasihan kepada Bibinya. Tidak lama kemudian Bayu merasa tubuh Bibinya bergetar. Sesaat kemudian, Bayu mendengar isak tangis yang pelan dari punggungnya. Tidak lama kemudian, suara isak tangis mereda. Bayu meraih jemari Paramita yang memeluknya dari belakang. Bayu menggenggam jemari Paramita dengan erat tapi lembut. “Bi, jangan sedih! Bayu sayang sama Bibi! Selama ini Bibi sudah sangat baik sama Bayu.” Bayu berkata dengan lembut sembari menepuk-nepuk punggung tangan Paramita, berusaha menghiburnya. “Adik Bayi tidak kelihatan, pasti dititipkan ke rumah kakek neneknya. Tampaknya Bibi sudah siap hendak berduaan dengan Gustian. Aku sudah mengacaukan rencana Bibi.” Pikir Bayu agak menyesal. “Bibi, bukannya Bayu hendak menggurui atau apapun, Bayu hanya menyarankan, sebaiknya Bibi sabar mencari pa

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 86  Gustian Dan Paramita

    Bayu menghampiri Gustian yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil mengaktifkan video rekaman di ponselnya.Bayu membaca doa dan berkonsentrasi sejenak, lalu berkata sambil menjentikkan jarinya, “Tidur!”Gustian merosot di kursi kehilangan kesadarannya. Bayu mengarahkan kamera ponselnya.“Keluar!” Suara Perintah tedengar dari mulut Bayu.Kembaran Gustian tiba-tiba menampakkan dirinya. Hanya Bayu dan kamera ponselnya yang bisa melihat penampakan Kembaran Gustian.“Siapa nama Kembaranmu yang sedang tidur?” Tanya Bayu acuh tak acuh.“Kembaranku bernama Ari Gustian.” Jawab Kembaran Gustian.Paramita dan June hanya bisa mendengar suara Kembaran Gustian, tetapi tidak dapat melihat sosoknya. Bayu menolah dan melihat Paramita dan June.“Bibi, June, kemarilah! Bibi bisa melihat sosok Kembaran Gustian di layar ponsel Bayu!” Kata Bayu.Paramita dan June bergegas ke punggung Bayu. Keduanya penasaran dengan tampilan Kembaran Gustian.“Apa tujuan Gustian mendekati Bibi Paramita? Apakah murni kare

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 85 Menyelamatkan June

    Bayu menegang melihat June sedang disandera oleh Maulana. “Lepaskan June! Kamu tidak akan pernah bisa menang melawan kebenaran. Aku tidak ingin membunuh jiwamu di alam ini!” Teriak Bayu marah. “Kamu mundur dan kembali atau aku akan membunuh jiwa June sekarang!” Tantang Maulana dengan wajah sombong. Bayu membaca doa yang kuat untuk melemahkan Jiwa Maulana. Namun Bayu terkejut, bahwa Maulana tidak terpengaruh. “Hahaha, aku bukan Jin, jadi kamu membaca doa yang salah!” Tawa Maulana semakin arogan. “Sial, aku lupa bahwa dia sama seperti aku, dia manusia dan bukan Jin!” Gumam Bayu agak panik. Bayu berpikir dan teringat doa untuk mengalahkan setan. Manusia yang jahat juga sama seperti setan. Kakeknya pernah berkata, bahwa setan itu bukan hanya berbentuk Jin, manusia dan hewan yang jahat juga termasuk golongan setan. Bayu mencoba membaca doa untuk mengalahkan setan. Tiba-tiba Maulana bergetar. Tubuhnya melemah. “Sialan kamu!” Umpat Maulana panik. Tubuh Maulana berubah transparan kemu

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 84 Maulana

    Bayu melihat sosok perempuan berwajah cukup cantik yang telanjang bulat dengan tubuh yang sangat menggoda sedang menatapnya ketakutan.“Kamu membunuh Tuanku! Kamu harus mati!” Teriak perempuan itu marah.Tubuh perempuan itu tiba-tiba berubah. Sekujur tubuhnya mengeluarkan sisik hitam. hanya saja kakinya tetap kaki manusia meskipun bersisik.Bau amis ular menyerang hidung Bayu. Mata perempuan itu berubah merah darah. Kuku jarinya memanjang.Bayu tidak menunggu perempuan itu berubah sepenuhnya, dia langsung menyerang perempuan itu dan menebas lehernya. Perempuan itu jatuh ke lantai dengan darah berceceran dan mati.Bayu merasakan angin dari sisi belakangnya, Bayu segera memutar tubuhnya dan mengayunkan pisau daging dengan kecepatan tercepatnya. Sayangnya serangan Bayu meleset.Bayu melihat penyerangnya. Dia seorang pria dengan wajah bayi dan berambut keriting, tetapi dia memiliki sisik ular berwarna hitam legam di sekujur tubuhnya yang telanjang. Hanya saja kakinya milik manusia normal.

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 83 Wanita Tua Yang Ramah

    Seorang wanita tua dengan senyum ramah terlihat di hadapan Bayu.“Ah, sangat jarang jiwa manusia datang ke rumahku! Masuk, masuklah, anak muda!” Kata wanita tua itu dengan ramah.Bayu sedikit ragu-ragu sebelum melangkah memasuki ruang tamu milik wanita tua itu.“Ayo, ayo, duduk, anak muda!” Kata wanita tua itu mempersilahkan Bayu untuk duduk di kursi tamu yang nampak tua, mungkin umur kursi itu setua wanita tua yang ramah itu.Bayu duduk dengan sopan. Wanita tua itu masuk ke dalam rumahnya lalu keluar sambil membawa nampan berisi piring kecil dan dua cangkir.Sambil meletakkan nampan, wanita tua itu berkata dengan ramah, “Jarang sekali aku menerima tamu, sekalinya ada tamu, tamuku seorang manusia! Sungguh beruntung! Ayo diminum tehnya dan dicicipi camilannya!”Bayu melihat ke piring kecil yang diletakkan di atas nampan di depannya. Bayu melihat serangga yang mirip kecoak berjumlah beberapa tergeletak mati di dalam piring itu. Selanjutnya Bayu melihat ke dalam isi cangkir yang terletak

  • Jin Qorin, Sang Kembaran Jiwa   Bab 82 Alam Jin

    Bayu menerobos masuk tanpa permisi karena dia telah diliputi emosi. Bayu bersiap untuk kemungkinan terburuk. Dia masuk sambil menundukkan badannya, agar tidak bisa diserang.Bayu terhuyung ke dapan dan jatuh ke lantai. Bayu segera mendongakkan kepalanya dan melihat ke sekeliling ruangan tamu di ruang 308, tetapi dia tidak melihat siapapun.Bayu segera berdiri dan berjalan dengan hati-hati menuju ruang dalam. Dia tidak menemukan siapapun di ruang bagian dalam.Bayu mencari ke bagian dapur dan kamar mandi. Bayu masih tidak menemukan siapapun. Akhirnya Bayu memasuki kamar tidur.“June!” Teriak Bayu panik.Bayu melihat June terbaring diam di ranjang ganda di kamar tidur itu. Dia segera menghampiri June.Bayu mencoba membangunkan June. Bayu juga mencari keberadaan Kembaran June.Bayu merasakan June masih bernapas. Napasnya tenang seperti orang yang sedang tidur. Mata Bayu tertuju ke arah kertas di sebelah kepala June.Bayu mengambil catatan di sebalah kepala June dan membaca.‘Bayu, kalau

DMCA.com Protection Status