Share

Bab 80

Penulis: Jus Pir
Kalimat itu ditujukan untuk Tedy. Setelah tersadar, Tedy buru-buru melepaskan pegangannya dan tersenyum sembari berkata, "Nggak kabur. Aku yang salah."

Zola juga ikut tercenung sesaat dan menyadari bahwa maksud Boris adalah Tedy yang memegang lengannya. Wajahnya seketika memerah. Sedangkan Tyara memasang raut wajah kaku. Ekspresinya terlihat sangat keruh dan sulit dijelaskan.

Tedy memicingkan matanya dan berkata, "Sudah, istrimu sudah datang. Sekarang nggak perlu merepotkan kami lagi, 'kan?"

Boris diam dan tidak berkata apa pun.

"Tyara, kamu pasti belum makan, 'kan? Ayo, aku temani kamu makan. Kamu juga harus istirahat. Di sini serahkan pada Zola saja," ujar Tedy lagi.

Kedua bola mata Tyara menatap ke arah Boris dan menemukan lelaki itu tidak ada reaksi apa pun. Apakah Boris memiliki pemikiran yang sama?

"Sebaiknya aku tinggal untuk menjaga Boris saja. Dia terluka karena aku. Kalau Zola yang menjaganya, aku akan merasa bersalah," kata Tyara.

Dia sengaja mengatakan jika Boris terluka ka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 81

    Lelaki itu menatap Zola dengan sorot dingin dan tajam. Hingga akhirnya Zola hanya bisa membuang tatapannya."Aku nggak tidur seharian. Kemarin aku pulang dan tidur larut. Kamu ada Jesse, aku juga menanyakan keadaanmu dengan pihak rumah sakit. Setelah tahu kamu sadar makanya aku nggak datang. Lagi pula, bukankah Bu Tyara ada di sini? Kamu terluka karena dia, aku pikir kamu lebih ingin melihat dia dibandingkan aku.""Kamu marah?"Lelaki itu menatap wajah mungil Zola. Meski nada bicaranya biasa saja, kalimat perempuan itu terdengar sangat menusuk. Zola tersenyum tipis dan berkata, "Boris, kamu merasa aku harus marah?"Kening Boris berkerut sambil menatap perempuan itu.Zola kembali berkata, "Kamu bilang kita suami istri, tapi suamiku justru mencari seorang perempuan di tengah malam dan ditengah hujan badai hingga kecelakaan. Kalau jadi aku, kamu akan marah?"Dia melihat ekspresi lelaki itu berubah menjadi dingin. Boris ingin menegakkan tubuhnya, tetapi lukanya tertarik hingga membuatnya b

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 82

    Zola terdiam sesaat kemudian berkata, "Perceraian kita nggak akan memberikan risiko yang besar pada Morrison Group.""Zola, jadi kamu merasa perceraian jauh lebih penting dibandingkan kecelakaan yang nyaris menghilangkan nyawaku? Sekarang aku terbaring di sini dan bahkan nggak bisa turun dari kasur, tapi kamu sudah nggak sabar mau cerai denganku. Kamu takut kakiku lumpuh dan akan merepotkanmu?"Zola terdiam seketika. Apa yang lelaki itu katakan? Kenapa bisa mengarang cerita yang tidak ada faktanya?Perempuan itu membuka mulutnya dan hendak menjelaskan sesuatu, tetapi Boris kembali memotong, "Karena kecelakaanku ada hubungannya dengan Tyara, jadi kamu nggak senang? Zola, kamu cemburu."Kalimat terakhirnya bukan sebuah pernyataan, tetapi sebuah pernyataan. Zola mengerjapkan matanya dan menatap lelaki itu. Setelah beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalau aku cemburu, bagaimana penjelasanmu padaku?”Kening Boris berlipat dan bertanya, “Kamu jatuh cinta sama aku?”“Menurutmu?” tanya pere

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 83

    Wajah tampan lelaki itu terdapat beberapa luka goresan. Tidak terlihat parah, tetapi tampak sangat jelas di wajah putih lelaki itu. Namun luka tersebut tidak memengaruhi ketampanan lelaki itu. Bahkan luka tersebut memberikan kesan lelaki jantan yang berbeda seperti Boris yang biasanya.Kedua bola matanya yang gelap terus menatap perempuan yang tengah membuka kancing bajunya. Dia menatap mulut perempuan itu yang terkatup rapat dan memasang raut dingin. Selain itu, tidak ada ekspresi lainnya yang terlihat di sana.“Zola, kamu sangat benci denganku?”Perempuan itu mengerutkan keningnya dan menatap kedua bola mata Boris dan menjawab, “Nggak.”“Nggak? Aku merasa kamu nggak ingin menjagaku. Kalau kamu merasa terbebani dan membuatmu nggak nyaman, maka kamu nggak perlu lanjutkan lagi.”“Boris, kita suami istri. Ini memang tugasku.”“Hanya untuk tugas dan tanggung jawab?”Zola diam dan tidak menatap lelaki itu. Perempuan itu bangkit dan memeras handuk hingga kering kemudian mengusap tubuh Boris

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 84

    Lelaki itu tidak sayang dengan nyawanya. Jelas-jelas tahu lukanya akan terbuka kembali, tetapi masih melakukan hal seperti itu. Apakah dia gila?Semenjak kemarin subuh ketika mengetahui Boris kecelakaan, jantung Zola terus dalam keadaan tegang. Emosinya juga dalam kondisi tegang. Dia ingin pelan-pelan mencerna semua ini, tetapi lelaki itu tidak mengabulkannya dan terus memojokkannya hingga membuat Zola nyaris gila.Saat ini perasaannya sedang buruk. Kedua bola matanya tampak memerah. Pemandangan tersebut juga tidak luput dari tatapan Boris. Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, perempuan itu sudah berbalik ke arah pintu.“Aku panggil suster dulu.”Setelah itu Zola langsung keluar dari kamar. Tidak butuh waktu lama bagi perawat untuk masuk dan memeriksa luka Boris dan memasang perban baru. Setelah itu perawat tadi juga mengingatkan, “Luka Pak Boris nggak boleh terbuka lagi. Kalau nggak, akan melukai tulangnya dan harus operasi ulang.”“Baik, aku tahu,” jawab Zola yang berdiri cukup jauh

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 85

    Lucia berkata, “Nggak ada pengaruh. Tapi akan berpengaruh pada perasaanmu. Untuk apa kamu memedulikan Boris? Seharusnya Tyara yang menjaga dia.”Zola hanya tersenyum tipis dan berkata, “Benar, tapi sekarang kamia dalah suami istri. Aku nggak bisa kabur dari tanggung jawabku. Mengenai Tyara, aku rasa dia akan menderita kalau aku yang menginap di rumah sakit.”Apa yang dikatakan oleh Zola memang benar. Perasaan Tyara tampak buruk karena perempuan itu menginap di rumah sakit. Dia langsung datang ke rumah sakit keesokan paginya. Dia sengaja meminta koki untuk menyiapkan bubur.Waktu masih terlalu pagi dan Boris masih belum tidur dengan cukup. Kemarin malam lukanya sakit hingga membuatnya tidak bisa terlelap. Lelaki itu tertidur ketika nyaris pagi hari. Kedatangan Tyara yang membangunkannya membuatnya terlihat marah.Tyara tersenyum tipis dan berkata, “Boris, aku minta koki di rumah untuk buat bubur. Tapi nggak ada punya Zola. Kalau Zola lapar, kamu beli sendiri saja. Kamu nggak masalah, ‘k

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 86

    Sesaat kemudian, Tyara sudah dijemput oleh manajernya. Perempuan itu tampak sibuk selama beberapa hari terakhir. Tidak hanya mengeluarkan lagu, dia juga harus syuting iklan. Dikarenakan adanya bantuan dari Morrison Group, bertia tentang kembalinya dia dalam media menjadi sangat menggemparkan.Ada banyak orang-orang terkenal yang memberikan ucapan selamat. Namun, yang dikhawatirkan oleh Tyara saat ini adalah dia ingin meminta Jeffry membantunya mengisi lirik lagu. Akan tetapi, lelaki itu sudah mengundurkan diri dan tidak ada yang tahu keberadaannya sehingga tidak ada yang bisa menghubunginya.Tyara diam sejenak dan akhirnya memutuskan untuk bilang pada Boris, "Boris, aku ingin meminta Jeffry membantuku mengisi lirik. Tapi aku nggak ada kontaknya. Kamu bisa bantu aku pikirkan caranya?""Jeffry?""Iya. Selama beberapa tahun terakhir, namanya menghilang begitu saja. Tapi efek dari namanya masih ada. Baik artis maupun para penggemar sangat menyukainya. Kalau dia bisa bantu aku mengisi lirik

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 87

    “Baik, aku bawa dia pulang." Boris tersenyum sambil menatap Zola.Setelah sambungan telepon terputus, dia memberikan ponsel pada perempuan itu tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain sama sekali."Kenapa kamu melihatku?" tanya Zola."Kakek mau melihatmu kurus atau nggak. Aku harus lebih awal memperhatikanmu dulu. Kalau nggak, aku susah kasih penjelasan ke Kakek," ujar Boris sambil menahan senyum.Zola tercenung sesaat dan berkata, "Aku mengurus karena menjagamu. Aku mau bilang sama Kakek.""Bilang apa sama Kakek?"Tubuh lelaki itu mendadak mendekat dan membuat Zola berubah kaku.Dengan suara rendah dia berkata, "Bilang sama Kakek kalau aku menjahatimu?"Zola mengulurkan tangannya mendorong Boris menjauh. Namun lelaki itu menahan tangan Zola dalam genggamannya sendiri sambil terkekeh kecil dan bertanya, "Coba kamu tebak Kakek berharap aku menjahatimu dengan sembarangan?"Respons lelaki itu membuat Zola berpikiran apakah lelaki di depannya ini sudah jatuh hati dengannya? Namun pemiki

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 88

    Hartono menatapnya dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Zola, dia kurang baik padamu, ya? Kamu nggak perlu menjawab Kakek, Kakek sudah sangat mengerti. Kalau dia cukup baik padamu, kamu nggak akan memilih untuk cerai dan nggak mungkin menutupi perihal kehamilanmu. Dia gagal menjadi seorang suami.""Keluarga Morrison selalu mementingkan perasaan. Baik Kakek dan neneknya atau orang tuanya nggak pernah ada masalah dengan hubungan pernikahan. Kakek juga nggak tahu apakah dulu salah gendong cucu atau nggak?" Hartono memaksakan seulas senyum.Zola merasa bersalah dan tidak tenang. Dia berkata, "Kakek, jangan bilang seperti itu. Sebenarnya bukan semuanya salah dia. Kami hanya nggak cocok saja.""Kamu nggak perlu membelanya. Dia besar di sisi Kakek, jadi Kakek jauh mengerti dia dibandingkan siapa pun. Zola, kegagalan terbesarnya adalah karena kamu nggak mau kasih dia kesempatan. Kamu yang membuat keputusan apakah mau memberi tahu dia. Apa pun itu, Kakek akan mendukungmu."Zola kembali terdi

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status