Ketika telepon tersambung, dia langsung meminta Jesse untuk menyelidiki lelaki itu. Karena sudah ada gambaran dan ciri khas orang tersebut, pencariannya tidak lagi tanpa arah.Setelah menjawab, Jesse berkata, “Pak, Anda dan Bu Tyara masuk berita utama. Cukup menggemparkan sehingga dari rumah meminta saya untuk menghubungi Anda segera dibereskan. Apa alasan yang ingin Anda pakai untuk menanggapinya?”Boris tidak segera merespons. Dia melirik tanpa ekspresi ke arah Tyara yang sedang berbaring di tempat tidur, lalu melihat ponselnya. Dia masih menyambungkan panggilannya dengan Jesse dan melihat berita utama di ponselnya yang menampilkan dirinya dan Tyara.Dengan ekspresi sedingin es, dia berkata, "Segera hapus!"“Baik, Pak Boris.” Jesse sudah mempersiapkan semuanya dan hanya menunggu perintah dari Boris saja. Bagaimana pun, hubungan Tyara dengan Boris masih menjadi tanda tanya dan tidak jelas.Boris menggenggam ponselnya dan dengan tatapan dalam dia berkata, “Tyara, aku masih ada pekerjaa
Suara lelaki di seberang telepon terdengar sangat yakin dan berkata, “Tentu saja percaya. Sekarang dia sangat ingin cari tahu siapa yang ingin menyerangnya. Lalu siapa yang mau menyerang keluarga Morrison. Kalau semuanya secara terang-terangan, dia tidak akan merasa takut. Tapi sekarang kita bersembunyi sehingga dia harus waspada.”“Kamu saja yang putuskan. Hasil yang aku inginkan adalah dia selamanya berpisah dengan Zola. Aku nggak mau melihat mereka hidup saling mencintai. Setiap memikirkan dia mencintai Zola, aku merasa nggak rela.”“Tyara, tenanglah.”“Bagaimana kamu memintaku tenang? Aku sudah menunggu begitu lama, tetapi masih belum ada hasil yang jelas. Kalau Zola nggak bisa berpisah dengannya, aku hanya bisa menyerang anak di perutnya saja. Aku nggak izinkan dia melahirkan anaknya Boris.”“Cukup, Tyara. Kita bicarakan hal ini nanti. Yang sekarang harus kita lakukan adalah biarkan Boris mencari tahu sesuai rencana kita. Setelah tujuan kita tercapai, terserah kamu mau melakukan a
Proyek ini adalah kerja sama di mana Leonarto Group mengambil alih sebuah kompleks vila yang baru saja selesai dibangun. Leonarto Group bertanggung jawab atas desain interior, tata lingkungan, dan lainnya, untuk mengubah vila-vila yang masih dalam kondisi kasar menjadi rumah dengan desain akhir yang lengkap. Sehingga harga jualnya bisa meningkat dua kali lipat.Perusahaan Zola utamanya berfokus pada desain arsitektur, tetapi juga mencakup desain interior bangunan. Saat ini, Leonarto Group adalah satu-satunya pilihan mereka. Mahendra langsung menghubungi Selena dan mereka menandatangani kontrak dengan pembagian komisi 3 persen dari transaksi yang ditangani oleh Leonarto Group.Setelah kerja sama itu disepakati, Mahendra berkata kepada Zola, “Aku yang akan bertanggung jawab atas proyek ini. Jangan khawatir, aku pasti nggak akan mengganggu kamu. Tapi setelah desain selesai, kamu harus melihatnya. Kalau nggak, aku nggak akan tenang.”Zola tersenyum dan berkata, “Baik.”“Aku akan membayar b
Zola berkata, “Sekarang aku lagi kerja, meski perusahaanku nggak sebesar Morrison Group, aku juga ada tanggung jawab, kalau kamu buru-buru, kamu bisa pulang dulu.”Boris tertawa kecil dan menatap Zola dengan mata mendalam dan berkata, "Kamu sendiri yang bilang, perusahaanmu nggak sebesar Morrison Group, jadi keluar dan ikut pulang bersamaku."Dia mengucapkan kalimat itu dengan ancaman yang terang-terangan. Mahendra juga bisa mendengar ancaman tersebut. Di waktu yang sama, dia berkata membela,“Pak Boris, meski perusahaan kami nggak sebesar Morrison Group, Kamu tetap harus menghormati pekerjaan setiap orang, bukan? Zola dan aku masih membahas proyek. Kalau kamu memintanya untuk pergi sekarang, bukankah itu membuatnya terlihat nggak bertanggung jawab?"“Lalu kenapa?” Boris tampak menantang. Matanya terlihat tajam dan ekspresinya terlihat dingin sambil berkata, “Kamu merasa tanpa Zola, kamu masih bisa duduk di sini sekarang dan bicara denganku?”Maksud ucapannya adalah, jika tidak ada Zol
Boris mengerutkan keningnya dan ekspresinya terlihat berat. Setelah itu, dia berkata, "Aku ke sana bukan karena dia terluka. Aku pergi karena ada hal yang perlu kutanyakan sama dia. Waktu dia jatuh dari kuda, itu aku baru saja tiba. Berita utama itu juga bukan kemauanku.”Apakah ini termasuk penjelasan?“Boris, kamu nggak perlu menjelaskannya padaku.”“Kalau aku nggak menjelaskan, kamu bisa percaya?”“Percaya atau nggak, itu sudah nggak penting lagi bagiku. Bagaimanapun, kamu lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kamu terus-menerus menekankanku menjaga jarak dengan Mahendra, tapi kamu sendiri? Kamu juga sudah menikah, kenapa nggak bisa jaga jarak dengan Tyara?”“Tentu saja, kamu bisa mengatakan bahwa kalian ada urusan, tapi itu hanya alasan. Kalau kamu benar-benar nggak ingin dia merasa tersakiti, bukankah lebih baik memberinya status yang jelas?"“Zola, aku nggak punya alasan untuk membohongimu. Apakah semua yang kukatakan padamu sebelumnya sama sekali nggak masuk dalam benakmu?” Zo
Ketika film sedang diputar pada bagian yang paling seru, tiba-tiba ponsel Zola berdering dan mengganggu keduanya yang sedang menonton. Perempuan itu melihat layarnya, dan ternyata telepon dari sepupunya yang bekerja di rumah sakit.Dia segera menjawab telepon, sementara Boris mengambil remot dan mengecilkan volume. Sepupunya berkata, “Besok ada pemeriksaan kehamilan, jangan sampai lupa, ya. Aku tahu kamu sedang sibuk, jadi aku sengaja mengingatkannya untukmu.”“Iya, aku tahu, terima kasih.”“Jangan sungkan. Pemeriksaan besok mungkin sedikit melelahkan. Kalau dia ada waktu, kalian datang bersama saja.”“Iya.”Sepupunya juga mengingatkan Zola untuk tidak sarapan sebelum pemeriksaan, dan sebaiknya membawa makanan ringan atau susu untuk persiapan setelahnya. Zola mengiyakan semuanya, lalu menutup telepon.Karena duduk agak jauh dari Boris, lelaki itu tidak mendengar percakapannya. Ketika melihat Zola meletakkan ponsel, barulah dia bertanya, "Ada apa?"“Nggak ada apa-apa,” jawab Zola setela
Namun, Boris tidak berpikir seperti itu. Dia menyipitkan matanya dan nada bicaranya terdengar dingin serta marah, "Kalau menanyakan mendadak dan ada hal yang nggak bisa ditunda, itu artinya bisa mengikuti keinginanmu, ‘kan?""Kalau kamu harus berpikir seperti itu, aku nggak bisa berbuat apa-apa."Ucapannya itu membuat suasana di sekitar mereka menjadi kaku. Keduanya saling berpandangan sejenak. Kemudian Zola berkata, “Kalau kamu bersedia menemaniku pergi, sekarang bangkit dan bersih-bersih.”Setelah selesai pemeriksaan, dia harus ke lokasi konstruksi. Dia menatap Boris yang tidak bergerak sama sekali. Zola diam beberapa detik kemudian mulai mengganti pakaiannya di ruang ganti.Setelah dia keluar, Boris juga sudah siap. Karena Zola tidak terbiasa sarapan, lelaki itu juga tidak berniat makan. Dia berkata pada Bibi yang sudah menyiapkan sarapan, “Sarapan hari ini nggak perlu disiapkan.”Zola menatap lelaki itu dan berkata, “Aku nggak makan, tapi kamu bisa makan.”“Nggak perlu,” jawab Bori
Zola masih terhanyut dalam rasa tidak nyaman dan belum sepenuhnya sadar. Ketika mendengar kata-kata Boris, dia merasa sedikit bingung. Namun, ketika dia merasakan kehangatan tubuh pria itu serta aroma khas yang hanya milik Boris, barulah dia perlahan menyadari apa yang dimaksud lelaki itu. Zola diam dan membiarkan dirinya dipeluk.Hasil pemeriksaan dari dokter sudah keluar, dan semuanya baik-baik saja. Bayi mereka dalam kondisi sehat, tidak ada masalah dan kekhawatiran sebelumnya bisa perlahan-lahan dilupakan.Saat Boris keluar untuk menerima telepon, dokter tersenyum kepada Zola dan berkata, “Pak Boris sangat menyayangimu, terlihat sekali dia akan menjadi Ayah yang baik dan suami yang sangat mencintaimu kelak.”Dokter ini adalah guru dari sepupunya, jadi percakapan mereka tidak terlalu formal. Kata-kata itu membuat wajah Zola memerah merasa malu. Zola memang merasakan kasih sayang dari Boris, tetapi rasanya terlalu tidak nyata.Ketika keluar dari ruang dokter, Boris juga baru saja sel