Share

Bab 411

Author: Jus Pir
Tyara tidak berbicara dan hanya tersenyum. Zola yang lepas kendali membuatnya sangat bahagia. Tatapannya memancarkan senyuman puas dan berkata,

“Sebenarnya Boris sudah tahu kalau masalah ini ada hubungannya denganku. Tapi dia nggak melakukan sesuatu padaku. Semua karena posisiku di hatinya jauh dari apa yang kamu bayangkan. Kamu percaya?”

Zola diam dan tidak bersuara. Hatinya terasa sakit hingga dia sulit bernapas. Dia menatap Tyara dengan dingin dan datar sambil berkata, “Benarkah? Kalau dia begitu peduli denganmu, kenapa kamu masih mau datang bernegosiasi denganku? Seharusnya kamu langsung temui dia, ‘kan? Apa jangan-jangan Boris mengabaikanmu?”

Wajah Tyara mendadak kaku dan tidak langsung menjawab pertanyaan Zola. Zola tersenyum dan bertanya, “Apakah tebakanku benar?”

“Cih! Zola, kenapa kamu harus senang? Kamu hampir saja … Tapi bukankah kamu tetap harus menahan semuanya? Kamu nggak akan pernah bisa dibandingkan denganku. Di hati Boris, aku akan selalu lebih penting darimu.”

Zola me
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 412

    “Kamu masih belum jawab pertanyaanku.” Tidak ada ekspresi apa pun di wajah perempuan itu.Boris mengerutkan dahi dan wajah tampannya menunjukkan sedikit keraguan. Zola melihat dengan jelas bahwa ada sebuah emosi yang sudah menyebar di dalam hatinya. Dia menyipitkan mata sambil tersenyum sinis dan bertanya,“Jadi apa maksud dari kamu yang nggak menjawab pertanyaanku?”“Zola, aku ….”“Jadi kamu benaran sudah tahu Tyara ada hubungannya dengan ini tapi kamu nggak melakukan apa pun dan bahkan menutupinya dari aku, benar?”Wajah Boris tampak menegang. Matanya yang gelap itu memancarkan keraguan dan juga bingung. Pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa pun dan memilih diam.Diamnya lelaki itu membuat Zola merasa sangat kecewa. Dia tersenyum dingin dan berkata, “Ternyata semua ini benar, Boris. Sungguh, aku berharap kamu bisa sedikit berbohong padaku. Aku berharap kamu bilang bahwa aku hanya berlebihan. Bahwa nggak ada sesuatu seperti yang aku katakan. Asalkan kamu bilang begitu, aku bersedia

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 413

    “Aku sudah memberitahumu, keadaannya nggak seperti yang kamu bayangkan. Ada beberapa hal yang untuk saat ini belum bisa aku jelaskan, tapi satu hal yang bisa aku janjikan padamu adalah aku nggak akan menikah dengannya.”Wajah lelaki itu dingin dan terdengar nada penuh sabar yang sengaja dia kendalikan seolah tidak ingin meluapkan kemarahannya. Zola berkata, “Ini urusanmu, nggak ada hubungannya denganku. Aku hanya tahu, kamu sudah memilih Tyara.”“Zola, kamu harus mengancamku dengan anak”Zola diam yang artinya membenarkan. Rahang Boris mengetat dan mendadak dia bangkit berdiri sambil melangkah ke meja kerjanya. Suaranya yang dingin juga terdengar berkata,“Anak itu ada di dalam perutmu. Aku nggak bisa menahan apa pun yang ingin kamu lakukan. Tapi Zola, kamu harus tahu. Sekarang nenekmu ada di wilayahku. Jadi sebaiknya kamu jangan bertindak gegabah. Kalau nggak, kamu akan menyesal!”Zola tertegun dan matanya membelalak lebar. Namun, wajahnya tetap datar sambil berkata, “Boris, kalau kam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 414

    Guntur bilang sudah mendapatkan pendonor yang cocok. Karena Zola sudah menyerahkan seluruh informasi pencarian jantung pada Guntur, sehingga dia belum sempat bertanya dari mana jantung tersebut berasal.Sekarang hatinya terasa bahagia dan suasana hatinya sangat baik. Dokter Guntur juga langsung berdiskusi mengenai operasi transplantasi. Karena neneknya sudah tua, tubuhnya perlu dirawat dulu. Setelah semuanya sudah lebih baik, pasti akan membantu proses pemulihan setelah operasi.Setelah kembali ke kamar rawat, dia menyampaikan berita bahagia tersebut pada neneknya. “Nenek, lihatlah, sudah ketemu pendonor yang cocok. Sekarang adalah awal dari kabar baik. Selanjutnya semuanya akan menjadi kabar baik terus.”Melihat Zola bahagia, neneknya juga ikut merasa bahagia.“Semuanya serahkan pada dokter. Kamu harus jaga dirimu baik-baik. Belakangan ini kamu selalu menemani Nenek, kenapa nggak kelihatan Boris?”“Dia sibuk kerja. Kalau Nenek mau ketemu, telepon saja.”“Karena sibuk, Nenek juga nggak

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 415

    “Boris, aku ….”“Kalau kamu ada bukti yang cukup, kamu bisa langsung menyebarkannya ke media. Kalau nggak, lebih baik jangan asal bicara. Mengenai jantung untuk mamamu selalu menjadi tanggung jawabmu. Yang membantumu mencari pendonor yang cocok juga pasti akan menghubungimu. Kamu pikir aku punya banyak waktu luang untuk memeriksa semuanya?”Sikap dingin Boris membuat Tyara tercenung. Dia menggigit bibirnya dan memasang raut sedih sembari berkata, “Boris, aku nggak bermaksud menuduhmu. Aku hanya takut … Kamu bisa minta Dokter Guntur untuk menjadi dokter beda utama dalam operasi mamaku?”“Kamu bisa janjian sendiri dengan Dokter Guntur. Belakangan ini ada banyak urusan di Morrison Group. Mungkin aku nggak bisa membantu.”“Boris ….”“Tyara, aku sudah melakukan banyak hal yang kujanjikan padamu. Lalu bagaimana dengan janjimu padaku? Sejauh ini, aku belum melihat itikad baik yang jelas darimu. Menurutmu apakah ini adil?”“Aku … Boris, aku juga ingin segera mengingatnya. Tapi belakangan ini a

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 416

    Tyara menatap Nenek dengan sorot penuh amarah.“Memangnya nggak? Karena cucumu itu memanfaatkan suaminya, Boris, untuk menguasai rumah sakit. Kalau bukan karena nenek tua sepertimu. Mamaku pasti sudah bisa menjalani operasinya sekarang. Kamu sedang mencelakai orang, kamu akan dapat balasannya!”“Tyara! Diam!” seru Zola dari arah luar ruang rawat.Dia berjalan masuk dengan raut datar. Kedua bola matanya menatap Tyara dengan lekat. Zola menunjuk ke arah pintu dan dengan dingin berkata, “Kamu sembarangan bicara apa? Kamu gila? Cepat keluar!”“Kenapa? Kamu takut aku membongkar semua kelakuanmu di depan nenekmu? Zola, karena kamu berani melakukannya, kenapa nggak berani mengakuinya?”Tyara terlihat tidak mau pergi. Dia tertawa dingin dan menyalahkan Zola atas semua yang terjadi.“Tyara, kamu nggak boleh asal bicara. Kalau kamu ada bukti, keluarkan saja! Kalau nggak ada, jangan asal bicara! Segera keluar!”Zola mendengus dingin dan menunjuk Nenek sambil berkata, “Zola, kamu menggunakan cara

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 417

    Banyak orang berbisik-bisik. Setelah mendapat gangguan berulang kali dari Tyara, Nenek akhirnya memutuskan untuk menolak operasi.“Biarkan mamanya dulu yang melakukan pencocokan. Kalau nggak, Nenek juga nggak bisa tenang. Lagi pula Nenek juga sudah tua, nggak penting bisa hidup berapa lama lagi. Tapi kita nggak boleh melakukan sesuatu yang membuat orang lain mencemooh.”Sikap Nenek sangat tegas dan Zola juga tidak mampu membujuknya. Dia menyalahkan semua ini pada sosok Tyara. Zola menelepon Tyara dan memperingatkan,“Tyara, lebih baik kamu berdoa agar nenekku baik-baik saja. Kalau nggak, aku nggak akan membiarkanmu begitu saja. Meski aku mempertaruhkan segalanya, aku juga akan membuatmu membayar apa yang kamu lakukan.”Tyara dengan dingin menyangkal tuduhan itu dan berusaha melepaskan diri dari tanggung jawab. "Itu karena nenekmu yang nggak sehat, apa hubungannya denganku? Lagi pula, kata-kata itu bukan kutujukan padanya. Di sana ada banyak orang, kamu pikir hanya ada nenekmu saja?”“A

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 418

    “Tyara, kamu sedang mengancamku?”“Iya, aku sedang mengancammu.”Orang di seberang telepon berkata, “Sudah kubilang, urusan kita nggak ada hubungannya dengan Zola. Jangan melibatkan orang yang nggak bersalah hanya untuk memperkuat posisimu di hati Boris? tindakan seperti itu hanya akan membuat lelaki makin membencimu.”“Cukup, aku nggak perlu kamu mengajariku. Kamu hanya perlu kasih tahu aku kapan bisa buat Zola dan Boris berselisih hingga akhirnya cerai. Kalau aku nggak menikah dengan Boris, kamu pikir kita bisa mendapatkan semua yang ada di Morrison Group?”“Tyara, aku sudah bilang, apa pun yang berkaitan dengan Grup Morrison jangan bicarakan di telepon. Kamu mau rencanamu bocor sebelum terwujud?” Suara lelaki itu terdengar penuh penekanan.“Aku tahu,” kata Tyara.Namun, di dalam hatinya merasa lelaki itu terlalu berhati-hati. Ponselnya tidak masalah dan nyaris tidak pernah lepas dari dirinya. Akan tetapi, lelaki itu tetap tidak tenang dan kembali mengingatkan,“Tyara, aku serius. Ak

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 419

    Aroma khas milik lelaki itu menyebar memenuhi penciumannya dan membuat Zola tidak nyaman. Namun, ada suatu perasaan yang sulit dijelaskan. Dia menunduk dan tidak melihat Boris.Boris mendengus dingin dan berkata, “Jadi benaran nggak rindu aku? Nggak mau berbaikan denganku juga?”“Siapa suruh kamu mengancamku? Kamu mengancamku dengan menggunakan Nenek. Kamu tahu apa arti Nenek buatku?”“Bagaimana denganmu? Kamu ancam aku dengan bayi di perutmu. Apakah bayi itu nggak penting buatmu?”“Itu karena ….”“Apa pun alasannya, aku nggak ingin dengar ancaman seperti itu lagi, oke?”Zola tidak berbicara lagi. Boris mengangkat dagunya dan berkata, “Jawab aku. Oke?”Perempuan itu mencebik dan berkata, "Jadi sekarang menurutmu ini salahku dan kamu nggak salah?"Boris mengernyit bingung dengan cara berpikir perempuan ini. Bukankah sekarang mereka sedang membicarakan masalahnya? Kenapa tiba-tiba berbalik ke arah dirinya?Sebelum Boris sempat menjawab, perempuan itu kembali berkata, "Besok aku akan memb

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status