“Kamu masih belum jawab pertanyaanku.” Tidak ada ekspresi apa pun di wajah perempuan itu.Boris mengerutkan dahi dan wajah tampannya menunjukkan sedikit keraguan. Zola melihat dengan jelas bahwa ada sebuah emosi yang sudah menyebar di dalam hatinya. Dia menyipitkan mata sambil tersenyum sinis dan bertanya,“Jadi apa maksud dari kamu yang nggak menjawab pertanyaanku?”“Zola, aku ….”“Jadi kamu benaran sudah tahu Tyara ada hubungannya dengan ini tapi kamu nggak melakukan apa pun dan bahkan menutupinya dari aku, benar?”Wajah Boris tampak menegang. Matanya yang gelap itu memancarkan keraguan dan juga bingung. Pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa pun dan memilih diam.Diamnya lelaki itu membuat Zola merasa sangat kecewa. Dia tersenyum dingin dan berkata, “Ternyata semua ini benar, Boris. Sungguh, aku berharap kamu bisa sedikit berbohong padaku. Aku berharap kamu bilang bahwa aku hanya berlebihan. Bahwa nggak ada sesuatu seperti yang aku katakan. Asalkan kamu bilang begitu, aku bersedia
“Aku sudah memberitahumu, keadaannya nggak seperti yang kamu bayangkan. Ada beberapa hal yang untuk saat ini belum bisa aku jelaskan, tapi satu hal yang bisa aku janjikan padamu adalah aku nggak akan menikah dengannya.”Wajah lelaki itu dingin dan terdengar nada penuh sabar yang sengaja dia kendalikan seolah tidak ingin meluapkan kemarahannya. Zola berkata, “Ini urusanmu, nggak ada hubungannya denganku. Aku hanya tahu, kamu sudah memilih Tyara.”“Zola, kamu harus mengancamku dengan anak”Zola diam yang artinya membenarkan. Rahang Boris mengetat dan mendadak dia bangkit berdiri sambil melangkah ke meja kerjanya. Suaranya yang dingin juga terdengar berkata,“Anak itu ada di dalam perutmu. Aku nggak bisa menahan apa pun yang ingin kamu lakukan. Tapi Zola, kamu harus tahu. Sekarang nenekmu ada di wilayahku. Jadi sebaiknya kamu jangan bertindak gegabah. Kalau nggak, kamu akan menyesal!”Zola tertegun dan matanya membelalak lebar. Namun, wajahnya tetap datar sambil berkata, “Boris, kalau kam
Guntur bilang sudah mendapatkan pendonor yang cocok. Karena Zola sudah menyerahkan seluruh informasi pencarian jantung pada Guntur, sehingga dia belum sempat bertanya dari mana jantung tersebut berasal.Sekarang hatinya terasa bahagia dan suasana hatinya sangat baik. Dokter Guntur juga langsung berdiskusi mengenai operasi transplantasi. Karena neneknya sudah tua, tubuhnya perlu dirawat dulu. Setelah semuanya sudah lebih baik, pasti akan membantu proses pemulihan setelah operasi.Setelah kembali ke kamar rawat, dia menyampaikan berita bahagia tersebut pada neneknya. “Nenek, lihatlah, sudah ketemu pendonor yang cocok. Sekarang adalah awal dari kabar baik. Selanjutnya semuanya akan menjadi kabar baik terus.”Melihat Zola bahagia, neneknya juga ikut merasa bahagia.“Semuanya serahkan pada dokter. Kamu harus jaga dirimu baik-baik. Belakangan ini kamu selalu menemani Nenek, kenapa nggak kelihatan Boris?”“Dia sibuk kerja. Kalau Nenek mau ketemu, telepon saja.”“Karena sibuk, Nenek juga nggak
“Boris, aku ….”“Kalau kamu ada bukti yang cukup, kamu bisa langsung menyebarkannya ke media. Kalau nggak, lebih baik jangan asal bicara. Mengenai jantung untuk mamamu selalu menjadi tanggung jawabmu. Yang membantumu mencari pendonor yang cocok juga pasti akan menghubungimu. Kamu pikir aku punya banyak waktu luang untuk memeriksa semuanya?”Sikap dingin Boris membuat Tyara tercenung. Dia menggigit bibirnya dan memasang raut sedih sembari berkata, “Boris, aku nggak bermaksud menuduhmu. Aku hanya takut … Kamu bisa minta Dokter Guntur untuk menjadi dokter beda utama dalam operasi mamaku?”“Kamu bisa janjian sendiri dengan Dokter Guntur. Belakangan ini ada banyak urusan di Morrison Group. Mungkin aku nggak bisa membantu.”“Boris ….”“Tyara, aku sudah melakukan banyak hal yang kujanjikan padamu. Lalu bagaimana dengan janjimu padaku? Sejauh ini, aku belum melihat itikad baik yang jelas darimu. Menurutmu apakah ini adil?”“Aku … Boris, aku juga ingin segera mengingatnya. Tapi belakangan ini a
Tyara menatap Nenek dengan sorot penuh amarah.“Memangnya nggak? Karena cucumu itu memanfaatkan suaminya, Boris, untuk menguasai rumah sakit. Kalau bukan karena nenek tua sepertimu. Mamaku pasti sudah bisa menjalani operasinya sekarang. Kamu sedang mencelakai orang, kamu akan dapat balasannya!”“Tyara! Diam!” seru Zola dari arah luar ruang rawat.Dia berjalan masuk dengan raut datar. Kedua bola matanya menatap Tyara dengan lekat. Zola menunjuk ke arah pintu dan dengan dingin berkata, “Kamu sembarangan bicara apa? Kamu gila? Cepat keluar!”“Kenapa? Kamu takut aku membongkar semua kelakuanmu di depan nenekmu? Zola, karena kamu berani melakukannya, kenapa nggak berani mengakuinya?”Tyara terlihat tidak mau pergi. Dia tertawa dingin dan menyalahkan Zola atas semua yang terjadi.“Tyara, kamu nggak boleh asal bicara. Kalau kamu ada bukti, keluarkan saja! Kalau nggak ada, jangan asal bicara! Segera keluar!”Zola mendengus dingin dan menunjuk Nenek sambil berkata, “Zola, kamu menggunakan cara
Banyak orang berbisik-bisik. Setelah mendapat gangguan berulang kali dari Tyara, Nenek akhirnya memutuskan untuk menolak operasi.“Biarkan mamanya dulu yang melakukan pencocokan. Kalau nggak, Nenek juga nggak bisa tenang. Lagi pula Nenek juga sudah tua, nggak penting bisa hidup berapa lama lagi. Tapi kita nggak boleh melakukan sesuatu yang membuat orang lain mencemooh.”Sikap Nenek sangat tegas dan Zola juga tidak mampu membujuknya. Dia menyalahkan semua ini pada sosok Tyara. Zola menelepon Tyara dan memperingatkan,“Tyara, lebih baik kamu berdoa agar nenekku baik-baik saja. Kalau nggak, aku nggak akan membiarkanmu begitu saja. Meski aku mempertaruhkan segalanya, aku juga akan membuatmu membayar apa yang kamu lakukan.”Tyara dengan dingin menyangkal tuduhan itu dan berusaha melepaskan diri dari tanggung jawab. "Itu karena nenekmu yang nggak sehat, apa hubungannya denganku? Lagi pula, kata-kata itu bukan kutujukan padanya. Di sana ada banyak orang, kamu pikir hanya ada nenekmu saja?”“A
“Tyara, kamu sedang mengancamku?”“Iya, aku sedang mengancammu.”Orang di seberang telepon berkata, “Sudah kubilang, urusan kita nggak ada hubungannya dengan Zola. Jangan melibatkan orang yang nggak bersalah hanya untuk memperkuat posisimu di hati Boris? tindakan seperti itu hanya akan membuat lelaki makin membencimu.”“Cukup, aku nggak perlu kamu mengajariku. Kamu hanya perlu kasih tahu aku kapan bisa buat Zola dan Boris berselisih hingga akhirnya cerai. Kalau aku nggak menikah dengan Boris, kamu pikir kita bisa mendapatkan semua yang ada di Morrison Group?”“Tyara, aku sudah bilang, apa pun yang berkaitan dengan Grup Morrison jangan bicarakan di telepon. Kamu mau rencanamu bocor sebelum terwujud?” Suara lelaki itu terdengar penuh penekanan.“Aku tahu,” kata Tyara.Namun, di dalam hatinya merasa lelaki itu terlalu berhati-hati. Ponselnya tidak masalah dan nyaris tidak pernah lepas dari dirinya. Akan tetapi, lelaki itu tetap tidak tenang dan kembali mengingatkan,“Tyara, aku serius. Ak
Aroma khas milik lelaki itu menyebar memenuhi penciumannya dan membuat Zola tidak nyaman. Namun, ada suatu perasaan yang sulit dijelaskan. Dia menunduk dan tidak melihat Boris.Boris mendengus dingin dan berkata, “Jadi benaran nggak rindu aku? Nggak mau berbaikan denganku juga?”“Siapa suruh kamu mengancamku? Kamu mengancamku dengan menggunakan Nenek. Kamu tahu apa arti Nenek buatku?”“Bagaimana denganmu? Kamu ancam aku dengan bayi di perutmu. Apakah bayi itu nggak penting buatmu?”“Itu karena ….”“Apa pun alasannya, aku nggak ingin dengar ancaman seperti itu lagi, oke?”Zola tidak berbicara lagi. Boris mengangkat dagunya dan berkata, “Jawab aku. Oke?”Perempuan itu mencebik dan berkata, "Jadi sekarang menurutmu ini salahku dan kamu nggak salah?"Boris mengernyit bingung dengan cara berpikir perempuan ini. Bukankah sekarang mereka sedang membicarakan masalahnya? Kenapa tiba-tiba berbalik ke arah dirinya?Sebelum Boris sempat menjawab, perempuan itu kembali berkata, "Besok aku akan memb