Share

Bab 348

Penulis: Jus Pir
Zola menyipitkan matanya. Sorot matanya juga meredup ketika dia melihat ke arah Mahendra. Kata-kata yang Boris ucapkan seketika bergema kembali di dalam benaknya. Mendadak ada pertanyaan yang tak ada habisnya muncul di dalam hati Zola.

Apakah Mahendra benar-benar sengaja membuat Audy melakukan kesalahan? Semakin memikirkannya, Zola merasa semakin sulit untuk membayangkan kalau Mahendra benar-benar orang seperti itu. Keraguan yang ada di hatinya membuat Zola merasa sangat tidak nyaman.

Zola tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya menghibur Mahendra dan memintanya untuk tidak memikirkan yang tidak-tidak.

Tidak lama setelah Zola keluar dari ruangan Mahendra, dia menerima telepon dari Boris. “Nanti aku akan jemput kamu. Malam ini kita makan malam di rumah Kakek, oke?”

“Oke.”

“Lagi apa?”

“Kerja.”

Zola tidak tahu mengapa Boris tiba-tiba bertanya seperti itu. Boris hanya bergumam pelan. Kemudian, suasana jadi hening.

Saat ini, di Morrison Group. Tyara ingin bertemu dengan Boris. Namun, bagia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zuriana Hamzah
tyara itu ular boris ... singkirkan secepatnya sebelum dia mengeluarkan bisa lebih byk.. huh geram
goodnovel comment avatar
Hilma Ceka
coba skenariox boris dan zola sama sama mengungkapkan perasaanx
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 349

    Boris menambahkan, “Aku hanya bisa katakan satu hal padamu. Zola satu-satunya perempuan yang akan jadi mama dari anakku.”Mata Tyara tiba-tiba membelalak. Dia spontan bertanya dengan tidak percaya, “Apakah karena ini keinginan Kakek, Om dan Tante, makanya kamu berpikir seperti itu?”“Tyara, aku harap kamu nggak lakukan apa pun yang bisa mengikis rasa bersalahku padamu. Kamu tahu, begitu rasa bersalah terakhir itu hilang, kita berdua akan impas. Aku akui, aku memang pernah berpikir akan menikahi kamu. Setelah kamu sadar, aku memang sudah ingin lakukan hal itu. Tapi keinginan itu sudah hilang setelah kamu kikis pelan-pelan dengan semua perbuatanmu.”Boris mengucapkan setiap kata dengan sangat jelas sehingga membuat Tyara tercengang dan diam seribu bahasa. Boris menatap Tyara tanpa emosi apa pun. Hanya ada tatapan dingin di matanya.“Jadi, kamu pikirkan dengan hati-hati pilihan yang akan kamu ambil,” kata Boris.Tidak diragukan lagi, ucapan Boris merupakan peringatan bagi Tyara untuk tida

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 350

    Ini pertama kalinya Zola kembali ke sana setelah kehamilannya terungkap. Rosita sudah menyuruh orang dapur untuk menyiapkan makanan. Semua makanan yang disiapkan merupakan makanan kesukaan Zola, juga baik untuk ibu hamil.Di meja makan, Hartono mengambil surat yang diantarkan pengacara tadi siang. Dia menyerahkan surat itu kepada Zola dan berkata, “Ini hadiah dari aku untuk kamu dan anakmu. Sejak awal aku mau kasih ke kamu saat kamu nikah dengan Boris. Kali ini nggak boleh tolak.”Hartono memberikan surat pemindahan saham. Dia memberikan dua persen saham pribadinya di Morrison Group kepada Zola dan anak dalam perut Zola. Dua persen saham sudah cukup untuk buat Zola jadi direktur di Morrison Group, lebih banyak dibandingkan saat Boris pertama kali masuk kerja di Morrison Group.Zola langsung tercengang. Dia tidak mengambil surat itu, dia malah menolak. “Kakek, aku nggak boleh ambil.”Hartono spontan memasang wajah cemberut. “Ambil saja. Zola, ini memang sudah seharusnya jadi milik kamu.

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 351

    Begitu mengungkit masalah ini, Rosita merasa bersalah dan tidak enak hati. Awalnya dia ingin langsung menelepon Zola saat itu juga. Namun setelah dipikir-pikir, toh nanti malam Zola akan datang. Jadi dia menunggu sampai sekarang baru berani bicara.Rosita merasa bersalah. “Memang mulutku ini mulut ember. Langsung bilang tanpa tanya kamu dulu. Mama benar-benar minta maaf, La.”“Mama ngomong apa, sih? Kenapa jadi salah Mama?” Zola tersenyum, sama sekali tidak mengambil hati masalah itu. “Nggak apa-apa. Masalah kecil. Mama nggak salah, kok.”“Kamu benar-benar nggak salahkan Mama?”“Tentu saja.”Zola bergelayut manja di tangan Rosita dan meyakinkannya, “Nggak usah masukkan dalam hati, Ma. Mama juga nggak perlu khawatir, oke?”“Zola benar-benar anak yang baik. Seperti bidadari kecil yang baik dan perhatian.”Kali ini giliran Zola yang malu, merasa tidak enak hati dipuji seperti itu oleh ibu mertuanya. Sedangkan tiga pria lainnya hanya diam melihat interaksi antara ibu mertua dan menantu itu

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 352

    Selama ini, Zola tahu kalau dia ada atau tiada tidak masalah bagi Lydia atau keluarga Leonarto. Setelah menikah dengan Boris, orang lain di keluarga Leonarto sedikit lebih baik terhadapnya, kecuali Lydia. Itu pun mereka baik ketika di depan Zola. Tidak ada yang tahu bagaimana sikap mereka di belakang.Namun, Lydia selalu bersikap sangat dingin pada Zola. Kalau kasarnya, sikap Lydia terhadap Zola jauh lebih buruk dari orang asing.Setelah mendengar jawaban Zola, Lydia terdiam sesaat. Kemudian, dia mengulangi pertanyaannya lagi, “Kamu benar-benar hamil?”Zola mengerutkan kening. “Kalau nggak percaya, untuk apa repot-repot telepon dan tanya aku?”“Zola, kenapa kamu nggak beritahu Mama kalau kamu benar-benar hamil? Sekarang kamu lagi di rumah atau di kantor? Aku dan papamu pergi ke tempatmu.”Sikap Lydia berubah drastis. Hal itu membuat Zola terkejut. Tanpa menunggu Zola menjawab, Lydia bertanya lagi, “Lagi di rumah, ya? Kalau begitu aku dan papamu pergi ke sana sekarang juga. Sekarang kam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 353

    Namun, karena itu bukan karena Zola, Zola pun tidak ingin mengungkitnya lagi. Apalagi menggunakan anaknya untuk memaksa Boris.Sikap tegas Zola membuat Jerico dan Lydia sangat marah. Pada akhirnya, terjadi pertengkaran hebat. Sepanjang pertengkaran, Jerico dan Lydia terus menyalahkan Zola. Bahkan, nenek Zola yang berada di unit seberang juga mendengar suara pertengkaran mereka.Setelah melihat Jerico dan Lydia, sang nenek bertanya dengan wajah cemberut tidak senang, “Begini cara kalian jadi orang tua?”Jerico dan Lydia baru berhenti berteriak. Tak lama kemudian, mereka pun pergi. Mereka sama sekali tidak menyapa nenek Zola. Hal itu membuat Zola marah dan kecewa.Zola membantu neneknya duduk, lalu menghibur dengan suara pelan. “Nenek, jangan masukkan ke dalam hati. Mereka ....”“Kamu takut aku sedih?” Nenek menyela perkataan Zola. “Hatiku nggak serapuh itu. Aku sudah tua begini, mana bisa berpikir begitu banyak? Sekarang aku hanya harap kamu baik-baik saja. Kalau soal yang lain, aku sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 354

    Zola tidak menangkap maksud pertanyaan Boris. Dia terdiam sesaat, tapi Boris terlanjur mengartikan sikap diam Zola sebagai jawaban iya.Keduanya bersitatap, lalu Boris berkata dengan pelan-pelan, “Tyara ke perusahaan cari aku untuk bahas soal kontrak.”Setelah mendengar ucapan Boris, Zola baru mengerti. Ternyata yang Boris maksud adalah soal hari itu, di mana Jesse bilang Tyara datang cari Boris ketika Boris sedang bicara dengannya di telepon. Setelah itu, karena pulang ke rumah kakeknya, lalu masalah cari bibi ART, Boris pun tidak pernah mengungkit soal itu sampai sekarang baru diungkit. Sebenarnya, Zola sudah melupakan masalah itu.Zola menatap Boris dan tersenyum tipis, “Boris, kamu lagi kasih aku penjelasan?”Boris juga tersentak. Saat ini, dia baru menyadari apa yang telah dia lakukan. Dia membalas tatapan Zola dan bertanya, “Kala iya, apa yang akan kamu lakukan?”Zola tidak menyangka kalau Boris akan mengakuinya secara terus terang begini. Kalau dulu, Boris pasti sudah menyangkal

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 355

    Yang jelas Jerico tidak mungkin mengambil pilihan kedua. Bagaimanapun juga, usia Jerico sudah tidak memungkinkan untuk membangun usaha dari nol lagi.Itu juga alasan utama mengapa dia berada dalam kesulitan seperti ini. Jika ada sedikit kesempatan saja, dia juga tidak akan putus asa begini.Saat Selena menemui Zola, Zola baru saja selesai rapat. Dia telah memutuskan untuk berpartisi dalam lomba desainer arsitektur. Meskipun dia yang ikut lomba, dia ingin memilih tiga asisten terbaik di perusahaan. Jika Zola bisa masuk tiga besar, maka orang yang akan jadi asistennya juga akan ikut menjadi tenar.Apa yang ada di pikiran Zola sangat sederhana. “Masih ada sedikit waktu sebelum lomba dimulai. Kalau kalian ingin bersaing untuk jadi asistenku, kumpulkan karya desain arsitektur lengkap dalam waktu sepuluh hari aku. Aku dan Pak Mahendra akan menggunakan profesionalisme kami untuk pilih tiga orang. Tentu saja, agar persaingan ini tetap adil, aku akan undang desainer terkenal Mona untuk bantu me

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 356

    Bagaimanapun juga, selembar kertas kosong cepat atau lambat tetap saja akan berubah warna jika terkena energi negatif dalam waktu lama. Belakangan, Zola tidak lagi iri pada Selena. Sebaliknya, dia berusaha melupakan Selena dan keluarga Leonarto.Namun, setelah Zola lupa, mereka datang membawanya kembali. Sikap mereka yang mengusir dan membawanya pulang dengan seenak jidat mereka membuat Zola merasa sangat konyol.Zola sering bertanya pada dirinya sendiri. Dia tidak pernah menyakiti keluarga Leonarto. Dia sungguh tidak mengerti mengapa Selena bertanya padanya apakah hatinya terbuat dari batu.Tatapan Selena menjadi tajam ketika melihat respons dan senyuman tipis di wajah Zola. Ada perasaan aneh di dalam hatinya. Namun bagaimanapun juga, Selena tetap harus menghadapi Zola. Dia harus menyelamatkan keluarga Leonarto. Tanpa keluarga Leonarto, tidak akan ada mereka.Selena mengerutkan kening dan berkata, “Kamu nggak senang dengan Papa dan Mama karena mereka usir kamu saat kamu masih kecil. T

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status