Share

Bab 323

Penulis: Jus Pir
Namun, ucapan Zola terdengar agak kasar di telinga Boris. Karena dia telah melewatkan tiga bulan pertama baru tahu kalau Zola hamil. Jadi selama tiga bulan pertama, apakah Zola kesulitan bergerak atau merasa tidak enak badan?

Boris mengerutkan kening. Wajahnya sedikit muram. Pada akhirnya, dia hanya berkata, “Aku pergi setelah lihat kamu naik ke atas.”

Zola tidak menolak. Dia mengangguk pelan, lalu masuk ke gedung apartemen. Di dalam mobil, Boris berkata dengan acuh tak acuh, “Ke perusahaan.”

Jesse menganggukkan kepala lalu menginjak pedal gas. Boris tiba-tiba bertanya, “Kakek kapan baru boleh keluar dari rumah sakit.”

“Seharusnya besok pagi sudah bisa keluar. Pak Hartono sudah nggak apa-apa. Pak Dimas yang bersikeras minta Pak Hartono diopname satu hari lagi.”

“Hmm. Besok kamu pergi jemput Kakek. Habis itu bawa mamaku ke apartemen Zola.”

Jesse sedikit terkejut, tapi dia tidak bertanya lagi. Dia hanya menganggukkan kepala. Tidak lama setelah Boris pergi, Tedy menghentikan mobilnya di
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 324

    Boris menatap Zola dengan lekat dan berkata dengan lembut, “Aku telepon kamu, tapi kamu nggak angkat. Jadi aku langsung ke sini.”Boris sudah berada di sini selama hampir satu jam. Setelah mengetahui Zola sedang mengawasi pengerjaan di lokasi, dia pun menahan diri untuk tidak masuk dan menunggunya di sini.Saat Zola tidak mengangkat telepon darinya, Boris mengira Zola sedang marah. Karena awalnya Zola sendiri yang mengantarkan sketsa desain, tapi tadi malah asisten Zola yang mengantarkan sketsa desain ke Morrison Group.Setelah mendengar jawaban Boris, Zola segera mengeluarkan ponselnya dan memeriksanya sebentar. Dia mendapati memang ada dua panggilan tidak terjawab. Dua-duanya dari Boris. Zola melihat ponselnya dan menyadari sesuatu.“Maaf, aku nggak tahu sejak kapan jadi mode diam. Aku nggak tahu ada telepon masuk.”Boris terus memperhatikan Zola, tidak melewatkan ekspresi apa pun di wajah perempuan itu. Kemudian, dia membuka pintu mobil dan berkata pada Zola, “Masuk ke dalam mobil d

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 325

    Lagi pula, betapa melelahkannya menjadi diri yang seperti ini. Selesai makan malam, Boris dan Zola awalnya ingin mengobrol dengan sang nenek. Namun, nenek Zola menolak dan berkata, “Boris, kamu temani Zola jalan-jalan saja. Dia lagi hamil, harus sering gerak.”Zola langsung berdalih, “Nenek, aku sudah jalan di lokasi konstruksi sepanjang sore ini. Sudah mencapai batasnya. Tolong jangan paksa aku jalan lagi.”“Aku nggak lihat, jadi itu nggak termasuk.”“Nenek.”Nenek tidak mau mendengarkan Zola. Dia menoleh ke arah Boris dan berkata, “Wanita hamil suasana hatinya sering berubah-ubah. Maklumi saja, ya.”Boris mengangguk. “Aku mengerti.”Pada akhirnya, mereka berdua keluar di bawah pengawasan sang nenek. Sebenarnya, Zola ingin langsung kembali ke unitnya di seberang. Namun, Boris malah berkata, “Nenek pasti masih awasi kita. Kita turun ke bawah jalan satu putaran saja, oke?”Keduanya pun berjalan-jalan di bawah apartemen. Boris mengambil inisiatif bertanya, “Nenek selalu ceria begitu?”“I

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 326

    Selesai minum, Tedy keluar dari klub bersama Boris. Keduanya bertemu Wina yang baru saja tiba di depan pintu masuk. Begitu melihat Tedy, Wina langsung mendekat dan memegang tangan Tedy.“Kamu mabuk, Ted. Ayo, aku antar kamu pulang.”Wina melihat ke arah Boris. Meskipun Zola telah memberinya pelajaran, dia tidak bisa mengabaikan Boris begitu saja. Oleh karena itu, dia mengambil inisiatif menyapa pria itu.“Boris, kamu juga ada di sini. Sudah malam. Aku panggilkan sopir pengganti untuk kamu, ya.”“Nggak perlu.” Boris tidak minum. Dia menatap Tedy dan berkata, “Aku pulang dulu.”Tedy menepis tangan Wina dan segera mengikuti Boris. “Malam ini aku tidur di rumahmu.”Tedy mengabaikan Wina dengan begitu saja di sana. Wina langsung berkata dengan sedih, “Tedy, aku bela-belain datang jemput kamu. Kalau kamu difoto dalam kondisi seperti ini, besok Kakek pasti akan tahu.”“Jadi kamu mau pakai Kakek untuk ancam aku?” Meskipun mabuk, Tedy masih sangat sadar. Dia menatap Wina dengan dingin dan berka

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 327

    “Jadi maksud kamu, kamu nggak ingin pindah dan tinggal bersama kami? Kalau kamu pindah, Kakek pasti akan sangat senang.”“Bukannya aku nggak mau, Ma.”“Kalau begitu pindah saja.”Rosita langsung mengambil keputusan. Zola mengatup bibirnya dan terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku diskusikan dulu dengan Boris, ya.”“Kenapa harus diskusi dengannya? Dia justru ingin kamu pindah,” gumam Rosita.Zola terkejut. “Mama ngomong apa barusan?”“Aku bilang kamu nggak usah diskusi dengan Boris lagi. Kamu ini perempuan. Kamu yang berhak memutuskan. Kamu yang paling berkuasa.”Rosita sangat pandai membujuk orang. Makanya hubungannya dengan Dimas tetap begitu dekat seperti ketika mereka masih muda.Zola pun dibuat tertawa. Namun, Zola tetap tidak menyerah. “Ma, aku mau diskusi sama Boris dulu, karena kebiasaan hidup kami sangat berbeda dengan Mama, Papa dan Kakek. Aku takut akan ganggu kalian. Kami nggak mau kebiasaan lama diubah karena kami punya anak. Bagaimana menurut Mama?”Rosita tidak memaksa lagi

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 328

    “Dia yang bilang ke kamu?” tanya Zola.“Dia nggak bilang ke aku. Tapi dari apa yang dia lakukan jelas-jelas sedang kejar kamu. Gawat, Zola. Kamu jadi incarannya.”Zola memutar bola matanya. “Kamu pergi sana.”Jeni memanyunkan bibirnya. “Nggak tahan aku?”“Memangnya kalau aku tahan, kamu akan tinggal?”“Nggak.”“Kalau begitu, untuk apa aku repot-repot buang air liur?”Keduanya bertengkar dengan cepat, berbaikan dengan cepat juga. Zola mengantar Jeni turun ke bawah. Sudah ada mobil yang akan mengantar Jeni ke bandara. Karena Zola sedang hamil, Jeni bersikeras tidak membiarkan Zola mengantarnya ke bandara. Akan tetapi, Zola meminta Caca untuk mengantar Jeni. Dengan begitu, Zola juga merasa tenang.Setelah mengantar Jeni sampai masuk ke mobil, keduanya saling memandang dan melambaikan tangan. “Hati-hati di jalan. Kalau sudah sampai, telepon aku.”“Oke. Kamu juga harus jaga diri dan anak angkatku dengan baik. Nanti aku akan ke sini lagi temani kamu.”“Oke.”Zola melihat mobil yang membawa J

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 329

    Jarak antara mereka berdua begitu dekat. Di ruangan yang hangat, mereka terlihat sedikit mesra. Zola berusaha untuk tidak melihat Boris. Dia mengerutkan bibirnya dan tetap diam.“Zola, kamu takut banget sama aku?” tanya Boris.“Nggak.”“Lalu kenapa kamu nggak berani lihat aku?”Zola tanpa sadar menaikkan pandangannya. Matanya pun bertemu dengan mata Boris yang hitam, seperti sebuah lubang yang tak berdasar.Zola membuka matanya dan berkata dengan tenang, “Kamu mau ngomong apa?”Boris memandang Zola sebentar. Kemudian, dia mulai membahas hal-hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan. “Mulai malam ini, aku akan bacakan dongeng selama setengah jam setiap malam. Itu akan membantu pertumbuhan janin.”Zola tercengang. “Bukannya mendongeng sebaiknya dilakukan pada trimester terakhir?”“Sekarang dia sudah punya kemampuan sensorik. Jadi aku rasa lebih baik dimulai dari sekarang.”Boris bersikeras, jadi Zola pun tidak berkata apa-apa lagi. Biarkan saja kalau Boris ingin membacakan dongeng. Bo

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 330

    Tyara segera menjelaskan, “Aku nggak ancam kamu. Aku hanya terlalu takut. Boris, aku takut mamaku kenapa-napa. Aku juga takut dengan suasana sepi di rumah sakit. Jadi, kamu datang ke sini temani aku, ya?”“Kalau aku nggak mau pergi ke sana, kamu akan ancam aku dengan nyawamu?”“Nggak, aku hanya ....”“Tyara, kalau kamu berharap bisa menemukan jantung yang cocok untuk mamamu secepatnya, dengarkan aku. Aku akan suruh Jesse ke sana. Kalau butuh apa-apa, katakan saja padanya.”Usai berkata, Boris langsung menutup telepon. Dia meletakkan ponselnya dengan wajah tanpa ekspresi. Selang beberapa detik, Zola keluar dari kamar mandi. Keduanya diam saja, tidak ada yang bicara. Zola duduk di tempat tidur, lalu mengangkat selimut dan berbaring.Boris menatap Zola lekat-lekat, melihat wajahnya yang cantik tidak menunjukkan emosi. Hanya raut wajah datar yang terkesan dingin. Sorot mata Boris spontan menjadi gelap.Boris mengirim pesan kepada Jesse dan menyuruhnya pergi ke rumah sakit sebentar. Setelah

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 331

    Jesse menatap Tyara dengan kesal, tapi dia tidak melakukan apa yang Tyara minta. Melihat Jesse diam saja, Tyara pun bertanya, “Aku suruh kamu telepon Boris. Kamu nggak dengar?”“Bu Tyara terburu-buru pun nggak ada gunanya.”“Apa-apaan kamu ini? Kamu itu hanya seorang bawahan. Ada hak apa kamu bicara seperti itu denganku? Kalau aku suruh kamu telepon ya telepon. Nggak usah banyak bacot. Awas saja kamu, aku akan suruh Boris pecat kamu. Kamu ....”Tyara menunjuk Jesse dengan arogan sembari menaikkan nada suaranya. Namun, sebelum menyelesaikan perkataannya, seseorang membuka pintu kamar pasien dari luar.Wajah Tyara seketika memucat ketika melihat sosok yang berdiri di depan pintu. Dia segera menurunkan tangannya yang sedang menunjuk Jesse. Wajahnya yang penuh amarah seketika berubah menjadi wajah yang lembut dan memelas.“Boris ....”Setelah melihat reaksi Tyara, Jesse ikut menoleh ke belakang dan melihat Boris yang melangkah masuk ke ruangan.“Pak Boris,” sapa Jesse yang tampak sedikit t

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status