Share

Bab 12

“Kamu merasa aku ini tua bangka yang suka ikut campur?” Hartono tampak marah. Dia langsung mengangkat tangan dan memukul meja.

Dimas, ayah Boris, cepat-cepat menegur, “Boris, kenapa ngomong seperti itu sama Kakek? Cepat tarik kembali kata-katamu, bilang sama Kakek kalau kamu nggak akan bercerai.”

Boris diam dengan wajah tanpa ekspresi. Rosita, ibu Boris, terlihat serba salah, tidak tahu harus berkata apa.

Hartono tertawa sinis, “Bagus, kelihatannya kamu mau jungkir balikkan keluarga ini, kamu bahkan nggak mau dengar kata-kataku lagi. Kalau kamu bersikeras mau cerai, tunggu aku mati dulu baru cerai. Selama aku masih hidup, jangan harap perempuan bernama Tyara itu bisa menginjakkan kaki di rumah ini.”

Hartono sangat marah. Usai berkata, dia mulai terbatuk-batuk. Zola lekas berjalan ke samping Hartono, lalu mengambilkan segelas air hangat untuknya, “Kakek, tenang dulu. Jangan marah ....”

“Zola, aku merasa bersalah pada mendiang kakekmu. Seandainya dari awal aku tahu dia ternyata orang yang nggak tahu berterima kasih, aku nggak akan nikahkan kamu dengannya.”

“Kakek, bukan itu masalahnya.” Zola memasang raut wajah muram dan berkata, “Sebenarnya aku yang ingin cerai. Kami sudah menikah selama satu tahun, tapi sampai sekarang nggak ada perasaan apa pun di antara kami. Aku nggak mau teruskan pernikahan ini dan buang-buang waktu lagi.”

Semua orang spontan terdiam ketika mendengar perkataan Zola. Zola tersenyum tipis dan meminta maaf, “Kakek, Papa, Mama, aku benar-benar minta maaf karena sudah mengecewakan kalian. Aku dan Boris pisah baik-baik. Mulai sekarang, yang berbeda hanyalah kami nggak berstatus sebagai suami istri lagi. Yang lainnya nggak akan berubah. Daripada kami berdua sama-sama nggak bahagia, kenapa nggak melepaskan satu sama lain saja, bukan?”

Hartono berpikir dengan serius. Berbagai perasaan sedang berkecamuk di dalam hatinya. Kemudian, dia menatap Zola sejenak.

“Zola, Kakek harus pikirkan masalah ini dulu. Jadi untuk saat ini aku belum bisa berikan persetujuan padamu.” Hartono berkata dengan suara berat dan serak, “Kalian makan saja, aku lelah.”

Hartono berdiri dari kursinya. Zola tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk membantu sang kakek. Hartono tersenyum tipis padanya, lalu meninggalkan ruang makan dengan bantuan tongkatnya. Dimas yang khawatir segera menyusul sang ayah.

Rosita memelototi Boris sebentar, lalu menatap Zola dengan lembut, “Zola, ayo cepat makan. Kakek nggak akan marah sama kamu. Dia hanya nggak ingin kamu pergi.”

Bibir Zola melengkung membentuk seulas senyum tipis. Rasa bersalah dan kegelisahan meluap dari dalam hatinya. Dia melihat wajah Boris yang muram dari ekor matanya. Pria itu pasti sangat kecewa, bukan? Karena kakeknya tidak setuju, Boris tidak bisa langsung cerai dan menikahi Tyara. Zola hanya bisa tersenyum getir di dalam hati.

Setelah itu, Hartono tidak keluar lagi. Dimas mengatakan kalau sang kakek tidak enak badan, sudah minum obat dan beristirahat.

“Kalian pertimbangkan lagi soal perceraian kalian. Pernikahan bukan permainan anak-anak. Masalah perasaan bisa dipupuk seiring berjalannya waktu. Kalian nggak mau Kakek khawatir dan sedih di usia tuanya, bukan?” kata Dimas.

Zola mengangguk, tapi dia sama sekali tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam masalah ini. Jika bisa, dia juga tidak ingin cerai. Hanya saja, jika dia terus memaksa untuk bersama, bagaimana mungkin ada akhir yang sempurna?

Dalam perjalanan kembali ke Bansan Mansion, Zola dan Boris sama sekali tidak bicara. Suasana di dalam mobil sangat sunyi. Otak Zola dipenuhi dengan adegan ketika dia baru menikah dengan Boris. Alangkah indahnya kalau waktu bisa berhenti pada saat itu.

Saat ini, ponsel Boris tiba-tiba berdering. Dia mengambil ponselnya dan mengangkat telepon. Suara seorang perempuan yang jelas datang dari ujung lainnya, “Boris, bagaimana situasi di sana? Kakek setuju kalian cerai?”

Zola mendengar setiap kata dengan jelas. Senyum sarkasme seketika muncul di bibirnya. Boris pasti benar-benar mencintai Tyara. Kalau tidak, bagaimana mungkin Boris menceritakan semuanya pada perempuan itu?
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Helmi Doang
semoga bori dapat kutukan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status