Home / Romansa / Jeratan Cinta Wanita Pendendam / Bab 1.  Pertemuan yang tidak disengaja.

Share

Jeratan Cinta Wanita Pendendam
Jeratan Cinta Wanita Pendendam
Author: Yollahidayati21

Bab 1.  Pertemuan yang tidak disengaja.

last update Last Updated: 2023-05-16 11:41:56

“Paman ….!” Clarissa berteriak saat dirinya melihat Bram tergeletak, dalam keadaan dada yang berlumuran darah. 

Brak ….!

Barang bawaan Clarissa jatuh saat dia melihat Bram terluka. Kakinya terasa lemas seketika, bahkan dia melangkah mendekati Bram dengan langkah gontai saat melihat keadaan Bram seperti itu. Dengan deraian air mata Clarissa meraih tangan Bram. “Paman. Apa yang terjadi? Mengapa Paman bisa seperti ini? Siapa yang melakukan semua ini, Paman? Katakan kepada Clarissa.” 

“Pergilah, Clarissa.” Suara Bram terdengar sangat berat menahan sakit di sisa hidupnya. “David Lee telah mengetahui keberadaanmu.”

“Aku tidak mungkin meninggalkan Paman dalam keadaan seperti ini. Kita ke rumah sakit saja Paman, agar Paman bisa sembuh, kita lawan David bersama-sama,” ucap Clarissa. Dia tidak bisa meninggalkan Bram begitu saja. Apalagi selama ini yang merawat dirinya adalah Bram.

“Pergilah Clarissa! Pikirkan ayahmu yang saat ini masih setia menunggumu. Jangan pikirkan diriku jika kamu masih menganggapku sebagai seorang paman. Pergilah!” bentak Bram kepada Clarissa. Dia tidak mau jika David Lee mengetahui keberadaan Clarissa.

Clarissa menutup matanya sejenak. Antara ingin pergi atau tetap diam di samping Bram. Dia ingin sekali Bram tetap hidup, melawan David bersama dengan Bram. 

Clarissa menggelengkan kepalanya. Dia tetap ingin menemani Bram, apapun yang terjadi.

“Clarissa … waktuku tidak lama lagi. Biarkanlah orang yang hampir mati ini menjemput ajalnya. Asalkan kamu tetap hidup, dan membalaskan dendam ku kepada orang bengis itu,” ucap Bram lemah. Dia sudah kehabisan tenaga untuk berbicara.

“Tapi ….” 

“Pergilah, Clarissa!” bentak Bram memotong perkataan Clarissa.

Clarissa mencoba bangkit meninggalkan Bram sendirian di dalam rumah sederhana, yang atapnya hanya terbuat dari tanah liat. Dia menoleh ke belakang melihat keadaan Bram. Air matanya tak henti menetes saat melihat senyum Bram. Clarissa pergi meninggalkan Bram sendirian di rumah yang selama ini menjadi saksi dia berlatih bela diri.

Clarissa melangkah, dan terus melangkah tanpa dia tahu kemana arah tujuannya. Bahkan saat ini dia sama sekali tidak membawa uang sepeserpun. Uangnya habis untuk membeli bahan makanan dari supermarket tadi. Clarissa selalu memikirkan Bram. Hingga tanpa sadar dia berhenti di tengah jalan.

Clarissa hanya mampu menutup matanya saat sebuah mobil Ferrari hitam akan menabraknya. Namun saat dia membuka mata, mobil itu berhenti tepat di depan matanya, dengan jarak yang hanya sejengkal.

Tidak berapa lama keluarlah seorang pemuda tampan dari dalam mobil tersebut, dengan menggunakan pakaian serba hitam, dan kaca mata hitam.

Clarissa memperhatikan sosok pemuda tersebut. Dia merasa pernah melihat pemuda itu. Namun dia lupa di mana dia pernah melihatnya. Perlahan dia mencoba mengingat pemuda yang saat ini berjalan ke arahnya, tetapi tiba-tiba pandangannya menjadi buram berwarna hitam, dan gelap. Hingga membuat tubuh Clarissa terjatuh tepat di dekapan pemuda tersebut.Pemuda itu membawa Clarissa ke Mansionnya.

“Siapa wanita ini? Kenapa dia ada di tengah jalan?”  ucap pemuda yang memiliki nama Leonardo Shu itu.

Tiba di mansion, semua pelayan heran melihat bosnya membawa seorang wanita cantik dalam keadaan pingsan. Biasanya, dia tidak pernah peduli kepada seorang wanita.

“Maaf, Tuan? Siapa gerangan wanita itu? Kenapa dia bisa anda bawa kemari?” tanya salah satu pelayan yang bekerja di mansion Leonardo.

Dengan mata elangnya yang tajam, Leonardo menatap salah satu pelayannya yang berani lancang bertanya kepadanya.

“Siapa kamu? Hingga beraninya kamu menanyakan hal itu kepadaku. Aku adalah bosmu, apapun yang aku lakukan bukanlah urusanmu!” bentak Leonardo membawa Clarissa ke dalam kamarnya.

Leonardo menatap wajah Clarissa dengan sangat intens. Ada rasa kasihan kepada gadis yang baru saja dia temui itu. Dia merasa gadis itu terlalu banyak pikiran. Hingga dia ingin bunuh diri. 

Leonardo mengambil sebuah minyak kayu putih untuk wanita yang saat ini telah berbaring di atas ranjangnya. Dia ingin wanita itu segera sadar, dan langsung pergi dari Mansionnya. Dia tidak mau ada seseorang yang mengganggu hidupnya. Walaupun dia merasa sangat kasihan kepada wanita tersebut.

Clarissa mencium aroma yang menurutnya tidak sedap. Hingga dia terbangun. Matanya tertuju kepada seseorang yang saat ini ada di depannya. Dia langsung terduduk saat ada orang asing menatap wajahnya dingin.

 “Siapa kamu? Sedang apa kamu di sini?” tanya Clarissa yang tidak sadar saat ini dia sedang di tempat siapa.

Kedua sudut bibir Leonardo tertarik mendengar ucapan Clarissa. “Coba kamu perhatikan saat ini kamu sedang berada di mana. Agar kamu tidak asal bicara.” 

Leonardo menatap wajah Clarissa dengan sangat tajam. Namun tatapan itu tidak membuat Clarissa takut sama sekali. Dengan santai dia menatap sekelilingnya. 

“Jadi aku berada di tempatmu? Baiklah aku akan pergi. Minggirlah,” ucap Clarissa berusaha bangkit dari tempat tidur Leonardo.

Leonardo mengernyitkan dahinya. Dia merasa aneh dengan wanita yang belum dia kenal itu. Wanita itu terlihat santai berhadapan dengannya. Bahkan tidak merasa bersalah sama sekali.

 “Kamu mengusirku?! Siapa kamu berani mengusir diriku? Apakah kamu tidak takut denganku?” tanya Leonardo kepada Clarissa. 

“Untuk apa aku takut kepada kamu, Tuan? Sedangkan aku tidak mengenal kamu,” ucap Clarissa. Dia pura-pura tidak tahu siapa Leonardo. Namun sebenarnya dia sudah mengingat siapa Leonardo.

“Tetap berada di sini atau aku akan membunuhmu!” bentak Leonardo. Entah mengapa dia merasa penasaran dengan Clarissa. Dia merasa Clarissa beda dari wanita yang pernah dia jumpai sebelumnya.

Clarissa sedikit heran dengan sikap Leonardo kepadanya. Namun dia mencoba tidak peduli, setidaknya dia bisa masuk ke dalam geng mafia yang dipimpin oleh Leonardo, jika dia bisa mendekati pemuda itu. Namun dia tidak ingin Leonardo curiga kepadanya.

 “Saya tidak pernah takut dengan ancaman seseorang, Tuan. Jika aku ingin pergi, maka aku akan tetap pergi,” ucapnya membalas tatapan Leonardo Shu.

“Siapa kamu? Kenapa kamu terlihat santai saat seseorang akan membunuhmu!” Leonardo sangat penasaran dengan Clarissa.

“Aku adalah gadis biasa yang sudah kehilangan seluruh keluarganya. Jadi mati adalah hal yang tidak patut ditakuti untukku.” 

Leonardo berdiri melangkah sedikit menjauh dari Clarissa. Dia mencoba membelakangi Clarissa.

 “Jadi oleh karena itu, kamu mencoba mengakhiri hidupmu di tengah jalan tadi?" tanya Leonardo menoleh ke arah Clarissa.

Clarissa hanya tersenyum simpul mendengarkan ocehan Leonardo. Dia tidak menyangka jika Leonardo berpikir kalau dirinya sengaja berhenti di tengah jalan untuk bunuh diri. Padahal yang sebenarnya dia tidak pernah berpikir sampai sejauh itu.

“Mungkin apa yang anda katakan itu benar, Tuan. Lalu kenapa anda tidak menabrak aku, tadi? Seharusnya anda tabrak aku. Agar aku bisa menyusul keluargaku.” Clarissa sengaja berpura-pura putus asa di depan Leonardo, agar Leonardo bersimpati kepadanya.

Leonardo mendekati Clarissa dengan mata elangnya. Mata itu memancarkan aura pembunuh di hadapan Clarissa. Namun tetap saja Clarissa terlihat santai di depan Leonardo. Dia ingin tahu apa yang akan Leonardo lakukan kepadanya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dila
kenapa tuh?
goodnovel comment avatar
Bambang Nur Biyan
wah keren kak, benar benar menarik baru aja aku baca jadi ingin lanjut baca terus hehe
goodnovel comment avatar
Susan Dewi
menarik ... Clarissa benar-benar penjerat ulung, dengan tipu daya nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 2. Pergi ke markas Geng Serigala Putih

    Leonardo semakin yakin jika wanita di depannya bukan wanita sembarangan saat melihat ekspresi Clarissa yang biasa saja membuat “Siapa sebenarnya kamu? Kenapa kamu tidak merasa takut sama sekali kepadaku?” tanya Leonardo tepat di hadapan Clarissa. Salah satu sudut bibir Clarissa tertarik saat mendengar ucapan Leonardo yang terkesan penasaran kepadanya. “Clarissa.” Clarissa tidak mengatakan apa pun. Dia ingin Leonardo lebih penasaran kepadanya hingga membuat lelaki itu terjerat dalam genggamannya agar dia lebih mudah untuk membalas dendam kepada David Lee,. Clarissa tahu jika Leonardo Shu adalah keponakan dari istri David Lee. Namun, sayangnya Leonardo Shu tidak tau dengan siapa saat ini dia berhadapan. “Apa pekerjaanmu?” tanya Leonardo Shu dengan menatap Clarissa secara intens. Clarissa dengan santai melangkah menuju ke meja yang ada di kamar Leonardo. Dia mencoba mengambil sebuah pisau buah, mulai memainkan pisau tersebut dengan cara melemparkan ke atas berulang kali. “Menurut

    Last Updated : 2023-05-16
  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 3. Melawan Lima orang terkuat di Geng Serigala Putih

    “Kamu lihat kelima orang itu.” Leonardo menatap Clarissa beralih menunjuk ke arah kelima orang tersebut. “Lawan kelima orang itu. Jika kamu menang, kamu akan bergabung dalam anggota geng ini. Namun, jika kamu kalah, kamu akan mati ditanganku,” lanjut Leonardo Shu dengan bersedekap dada. Kedua sudut bibir Clarissa tertarik mendengar semua tawaran Leonardo. Dia melangkah mendekati Leonardo. Bahkan tidak ada jarak diantara mereka saat ini. “Aku pegang kata-kata, Tuan,” ucap Clarissa tepat di telinga Leonardo. Kemudian dia pergi ke arah Ring. Melihat hal itu Leonardo merasa khawatir. Bagaimana seorang wanita tidak punya rasa takut sama sekali? “Tunggu ....!” Leonardo turun dan mendekati Clarissa. Dia menarik tangan Clarissa membuat Clarissa mengernyitkan dahinya. Clarissa mengibaskan tangan Leonardo Shu. “Lepaskan aku, Tuan! Anda yang menginginkan aku untuk melawan kelima orang itu. Namun, kenapa sekarang anda berubah pikiran?” Leonardo menatap mata Clarissa dengan tajam. “Kamu

    Last Updated : 2023-05-16
  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 4. Mendengar kisah Leonardo Shu

    Mata Clarissa tidak mampu menatap mata Leonardo. Dia menundukan kepala seraya berkata, “Aku….” Clarissa menghembuskan nafas panjang. “Tadi aku terlalu semangat menghajar kelima orang tersebut sampai aku tidak sadar kuku ku menancap telapak tanganku saat aku sedang meninju mereka. “Ambil P3K, William,” ucap Leonardo Shu memperhatikan tangan Clarissa yang terluka. Clarissa hanya mampu menatap Leonardo. Dia sangat yakin kali ini Leonardo Shu sudah mulai tertarik dengannya. Dari cara Leonardo Shu menatapnya sudah terlihat jelas jika Leonardo mulai mengkhawatirkan dia. Senyum Clarissa tidak menghilang dari bibirnya sedari tadi, bahkan ketika Leonardo mulai menatap wajahnya. “Kenapa kamu malah tersenyum? Apa kamu mulai tidak waras?” tanya Leonardo heran kepada Clarissa. “Maaf, Tuan. Aku hanya tersenyum melihat sikap anda yang berlebihan.” Mata Clarissa mulai menatap mata elang milik Leonardo Shu. “Orang yang baru saja ingin membunuhku, saat ini mengkhawatirkanku. Apa menurut Tu

    Last Updated : 2023-05-16
  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 5. Lelaki misterius

    Clarissa dan Leonardo turun di sebuah bangunan berlantai dua yang sangat menyeramkan. Bangunan itu diberi cat warna merah, dipadukan dengan hitam. Lampunya tidak terang. Membuat siapa saja yang ada di sana pasti merinding melihat kesan pertama pada bangunan itu. Apalagi ada patung Serigala yang siap menerkam musuhnya di setiap sudut ruangan.Clarissa melangkah memasuki bangunan itu didampingi Leonardo Shu. “Apa kamu akan berkumpul dengan orang-orang penting di sini?” tanya Clarissa kepada Leonardo. “Iya. Aku juga akan memperkenalkan kamu kepada mereka.” Senyum simpul tak lepas dari bibir Leonardo Shu saat berbicara dengan Clarissa. Dia sudah tidak marah-marah lagi kepada wanita yang saat ini ada di hadapannya.Clarissa bingung harus mengatakan apa untuk menghindari pertemuannya dengan David Lee. Dia merasa belum siap. “Bisakah lain kali?” tanya Clarissa. Berharap Leonardo mau memahami dirinya sebagai anggota baru.Leonardo mulai mengernyitkan dahinya. “Kenapa kamu menolak. Bukankah

    Last Updated : 2023-05-16
  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 6. Sikap Leonardo Shu yang berubah

    Melihat Clarissa, sudut bibir lelaki itu tertarik. Sekuat tenaga dia berusaha menahan diri mengatakan siapa dia sebenarnya. Dia ingin menguji Clarissa, sejauh mana tingkat kewaspadaan gadis itu. “Kenapa Anda diam saja? Jawab pertanyaanku, Tuan.” Clarissa berkata dengan pelan. Tapi, penuh dengan penekanan. “Kalau saya tidak ingin mengatakannya. Apa yang akan Anda lakukan?” Kontan pertanyaan itu membuat hati Clarissa membara. Dia merasa ada api yang membakar seluruh tubuhnya. Dengan cepat dia mengeluarkan karambitnya, mengarahkan ke arah leher lelaki itu. “Katakan, kalau kamu tidak ingin mati ditanganku,” bisik Clarissa di telinga lelaki itu. “Ternyata putri dari tuanku sudah sangat hebat. Dia bahkan tidak pernah takut dengan lawannya.” Kedua alis Clarissa bertempur mendengar ucapan lelaki itu. Tetapi, dia tidak ingin gegabah dalam bertindak. Lirikan matanya yang tajam membuat siapa saja pasti akan gemetar dibuatnya. Persis seperti ayahnya. “Jangan mengelabui aku, Tuan. Aku buka

    Last Updated : 2023-06-08
  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 7. Perdebatan antara Leonardo dan Clarissa

    Leonardo mengambil nafas panjang mendengar pertanyaan Clarissa. Dia mencoba menahan emosinya saat menghadapi Clarissa yang keras kepala. “Jangan memancing emosiku, Clarissa.” “Aku tidak memancing emosimu, Tuan. Aku adalah salah satu anggota di geng mafia yang berada dalam naunganmu bahkan aku adalah wakil pemimpin di Geng Srigala Putih. Namun, kamu tidak mau mengatakan misi itu kepadaku. Lalu apa artinya aku menjadi seorang wakil pemimpin di geng itu?” “Dengarkan aku, Clarissa. Aku cuma ...,” “Lebih baik aku mundur saja, Tuan. Daripada aku hanya menjadi boneka,” ucap Clarissa. Dia ingin tahu bagaimana reaksi Leonardo Shu. Leonardo mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sangat mengkhawatirkan wanita yang saat ini duduk di sampingnya. Namun, ternyata wanita itu sama sekali tidak mengerti. “Oke, aku akan mengatakan semuanya kepadamu. Kita ada misi mengambil berlian permata biru laut yang berada di tangan Mahesa Cao. Seorang bos Mafia yang terkenal sangat kejam. Aku harap kamu tidak ter

    Last Updated : 2023-06-08
  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 8. Terjebak dalam permainan sendiri

    Clarissa duduk menyilangkan kakinya sesaat setelah mengambil minuman dari atas meja. Setiap tegukan jus yang masuk ke dalam bibir Clarissa tak luput dari perhatian Mahesa Cao, membuatnya tidak sabar untuk memiliki Carissa. “Kenapa kamu tidak menjawab, Sayang?” Mahesa berusaha membelai pipi Clarissa. Namun, tangannya ditahan oleh Clarissa. “Jika anda berminat, jangan di sini karena aku tidak suka jadi tontonan." Kedua sudut bibir Mahesa terangkat seketika. Dia menatap Clarissa penuh dengan nafsu. Ia berdiri dan mengulurkan tangannya untuk Clarissa. Clarissa tersenyum menerima uluran tangan lelaki yang sudah masuk ke dalam perangkapnya. Dia berdiri menggandeng tangan lelaki itu, melangkah ke luar club dengan sangat anggun. Membuat siapa saja iri melihat pemandangan tersebut. "Kita akan ke mana, Sayang?" "Terserah, yang jelas aku tidak suka di hotel karena aku ingin berlama-lama berada di sampingmu," ucap Clarissa bergelayut manja. "Baiklah, kalau begitu kita ke markas.” Clarissa

    Last Updated : 2023-06-09
  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 9. Kecemburuan Leonardo Shu

    “Lepaskan aku!" bentak Clarissa kepada lelaki tersebut. Lelaki itu menggelengkan kepalanya. “Ingat ayahmu, Nona Clarissa.” Clarissa menatap lelaki itu. Dari sorot matanya seperti pernah melihat orang itu. "Kamu lagi. Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu seolah-olah tahu siapa aku?" "Tidak penting, Nona. Ayo kita pergi dari sini. Aku ada jalan pintas." Lelaki itu menarik tangan Clarissa. Dia mengajak Clarissa lari dari bangunan yang hampir ludes terbakar. Walaupun dengan banyak rintangan akhirnya mereka bisa keluar dari markas Mahesa Cao. Kedua nafas orang itu tersengal-sengal saat mereka telah sampai di lantai bawah. Clarissa sendiri tidak tahu bagaimana orang itu bisa tahu jika dia berada di markas musuh. "Ayo masuk, Nona. Sebelum mereka mengetahui keberadaan kita," ucap orang itu saat mereka sampai di samping mobil Subaru Impreza putih. Clarissa mengikuti perintah orang tersebut untuk masuk ke dalam mobil tanpa banyak bicara. Sesekali dia menatap lelaki itu. "Kenapa kamu tida

    Last Updated : 2023-06-09

Latest chapter

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 84. akhir dari semuanya

    “Pesan dari David lee, dia tahu kalau aku masih hidup, dan dia ingin membawa aku kepadanya. Lelaki ini mungkin berpikir kalau aku bodoh, Paman.” “Biarkan saja, Clarissa. Kita yang akan membuat dia menjadi orang bodoh. Kamu tinggal di rumah aku akan membawa Zero pergi ke rumahnya, dan buat dia yakin bahwa Zero telah berhasil menjalankan misinya.”Clarissa tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander, dia akan menuruti semua yang dikatakan lelaki itu, mungkin itu seperti sebuah permainan yang sangat menyenangkan. Clarissa sedang asyik memainkan ponsel Zero, sedangkan Alexander langsung pergi bersama anak buahnya yang baru saja datang. Kali ini dia tidak hanya akan memberikan kejutan kepada David, tetapi dia juga akan menyelamatkan Isabella, dan setelah semuanya selesai, Alexander akan menghubungi JUstine untuk menyelamatkan kakaknya.Sesuai dengan rencana, Alexander meminta anak buahnya meletakkan potongan mayat Zero berada di depan pintu mansion David, sedangkan Alexander, d

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 83. Clarissa dan Alexander membunuh Zero

    Mengingat Clarissa dia malah teringat Zero yang sudah mulai tergila-gila kepada wanitanya itu. Entah mengapa dia juga takut jika sebenarnya ini hanya sebuah jebakan dari Zero untuk membuat Clarissa bisa ditangkap David Lee. Leonardo ingin menghubungi Clarissa untuk berhati-hati. Akan tetapi saat ini dia juga tidak memiliki sebuah ponsel untuk menghubungi Clarissa.Leonardo mulai bingung. Dia tidak tahu harus berbuat apa, yang bisa dia lakukan saat ini adalah berharap agar tugas Justine bisa segera karena hanya itu cara dia untuk membuat Clarissa selamat dari Zero.Dia tahu selama ini Zero tidak sungguh-sungguh mencintai Clarissa. Ada maksud dan tujuan tersembunyi dari lelaki itu untuk Clarissa kalau tidak, tidak mungkin lelaki itu menyakiti Clarissa selama ini.Leonardo langsun mempercepat langkahnya agar dia segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tubuhnya terasa sakit, begitu pula dengan kepalanya. Rasa khawatir mulai menghantui di dalam pikirannya. ***“Bagaimana menurut

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 82. Syarat yang di berikan Leonardo ke Justine

    “Syaratnya, kamu harus membebaskan ayah Clarissa.”Justine masih berpikir keras dengan hal itu. Dia tidak mungkin membebaskan pamannya sebelum ibunya bebas dari tangan ayahnya sampai dia hanya bisa diam saat Leonardo mengatakan syarat yang diajukan kepadanya.“Bagaimana? Apakah kamu sanggup? Kamu sudah membunuh Clarissa dan aku sudah kehilangannya, sebagai rasa penyesalanmu aku ingin kamu membebaskan ayahnya.”Justine masih membatu. Dia sendiri tidak tahu harus mengatakan apa untuk menjawab perkataan Leonardo. Dia masih bingung akan semua hal itu. Dia tahu bahwa sampai detik ini dia bersalah dengan Clarissa. Oleh sebab itu, dia membebaskan Leonardo. Apalagi setelah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Rissa Elmer bahwa dia harus meminta maaf dengan cara membebaskan orang yang paling disayang Clarissa waktu Rissa berada di apartemennya.“Kenapa kamu malah diam, Justine? Apa kau tidak mendengarkan apa yang sedang aku katakan?” tanya Leonardo Shu sedikit kecewa.JUstine menghela napas pa

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 81. Justine membebaskan Leonardo Shu

    Justine yang baru saja merebahkan tubuhnya dengan memainkan ponsel, kaget saat mendapatkan pesan suara dari seseorang yang tidak dia kenal. Api amarah mulai menyelimuti hatinya saat mendengar suara orang yang tidak asing baginya berbicara di dalam telepon genggam Justine. “Biadab kamu, Zero!” Justine melempar ponselnya hingga ponsel itu terjatuh di lantai dalam keadaan pecah. Dia benar-benar tersulut emosi. selama ini dia tidak menyangka jika ayahnya sangat peduli dengan Zero, tetapi tidak dengannya. Justine mengambil ponselnya yang lain, lalu dia menghubungi salah satu anak buahnya untuk melepaskan Leonardo. [“Bagaimana kalau tuan David tahu tentang ini, Tuan muda? KIta bisa dimakan habis oleh beliau.”] “Kau ikuti perintahku atau ikuti perintah tua bangka itu?” [“Baik, Tuan.”] Justine langsung menutup sambungan teleponnya. Dia sudah tidak sabar lelaki itu bebas untuk membunuh Zero karena hanya dia yang bisa melawan Zero untuk saat ini. JUstine mengirimkan sebuah pesan kepada ana

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 80. Zero mengajak Clarissa pergi

    Clarissa menatap ke arah pintu dan beralih menatap sang paman, seolah menanyakan siapa yang sedang mengetuk pintunya.“Kenapa kamu malah menatap paman? Kamu tanya kepada paman? Mana mungkin paman tahu. Coba kamu lihat siapa yang datang,” perintah Alexander kepada Clarissa.“Tidak mungkin Justine, kan, Paman? Tadi dia baru saja menghubungiku.”Alexander langsung bingung ketika Clarissa mengira itu adalah Justine. Dia melihat ke sana-sini, mencari tempat untuk bersembunyi.Alexander langsung pergi menuju kamar, dia tidak tahu itu kamar Clarissa atau kamar tamu, yang terpenting baginya adalah mencari tempat persembunyian yang tepat, dengan memerhatikan siapa yang baru saja datang mengunjungi apartemen Clarissa dari balik pintu kamar.Dia terus memerhatikan kedua orang yang saat ini ada di hadapannya, dia melihat setiap gerak -gerik mereka.“Clarissa … aku membutuhkanmu,” ucap Zero duduk di sofa yang ada di ruang tamu.“Kamu kenapa?”“Aku sedang mencari ibuku, Clarissa. Dia diculik oleh s

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 79. Alexander menemui Clarissa

    “Tentu, rencana ini jauh lebih berhasil daripada rencana kita yang sebelumnya. Sebenarnya ini adalah rencanamu, Clarissa. Aku hanya memperbaikinya saja.”Clarissa masih belum paham apa yang dikatakan oleh sang paman. “Aku belum mengerti, Paman.”Alexander berdiri, dia melihat ke sekitar ruangan itu, degan memikirkan apa yang sedang dia bicarakan dengan Clarissa.“Aku pernah dengar sebelum Leonardo ditangkap kembali oleh David, dia telah menculik ibu Zero, istri kedua David Lee. Aku akan membantumu untuk meyakinkan Zero jika sebenarnya, selama ini David lee hanya memanfaatkan dia, sedangkan kamu, kamu buat Justine semakin membenci David Lee karena ibunya di sekap. Buat Justine menyesal karena selama ini telah membantu ayahnya yang selalu menyakiti keluargamu.”Clarissa malah tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander. “Itu adalah rencana yang sudah aku pikirkan sebelumnya, Paman. Walau aku tidak tahu jika Leonardo menculik ibu Zero. Tapi, di mana sekarang ibu Zero? Apakah Davi

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 78. Membakar mayat Arman

    Carissa bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan pemuda itu. Dia tidak mungkin mengatakan jika itu adalah mayat Arman, terpaksa dia harus memikirkan terlebih dahulu alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan salah satu anak buah Nelson tersebut.“Nona Risa kenapa kamu malah diam? Apakah pertanyaanku ada yang salah?”“Bukan seperti itu, tetapi aku rasa kamu tidak perlu menanyakan isi dari kardus itu karena itu bukan urusan kamu, kalau kamu berniat membantuku angkat saja barang itu kedalam bagasi, tetapi kalau kamu tidak berniat membantuku, kamu tidak perlu repot-repot untuk membuang tenagamu.”“Aku hanya ingin tahu saja, Nona. Kalau kamu tidak ingin memberitahukan kepadaku juga tidak masalah.”Lelaki itu berusaha mengangkat kardus tersebut. Namun, kardus itu sangat berat, bahkan beratnya seperti dia memikul satu orang laki-laki yang tenaganya sangat kua. Lelaki itu meletakkan kardus itu kembali. Dia menatap heran ke arah Clarissa. “Kenapa berat sekali Nona? Aku seperti menggendo

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 77. Clarissa membunuh Arman

    Clarissa duduk di samping Arman. Dia mengambil sebuah pisau tajam yang ukurannya terbilang cukup kecil. Dia menancapkan pisau itu di dada Arman dan juga di leher lelaki itu. Dia sudah lama tidak bermain dengan benda tajam akhir-akhir ini. Jadi, kali ini dia merasa bahwa dia cukup puas telah melampiaskan kekesalannya kepada Arman. Akan tetapi, dia juga tidak tahu akan dia bawa kemana mayat Arman. Clarissa kembali berdiri untuk mencari jalan keluar, ketika dia mencoba berpikir tentang cara dia bisa keluar dari semua masalah itu, dia melihat sebuah jendela. Clarissa tersenyum melihat jendela tersebut. Lalu dia melangkah mendekati jendela tersebut. Perlahan dia mulai membuka jendela itu, dan memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja tanpa ada yang melihat kejadian tersebut. Saat dia sudah memastikan semuanya, Clarissa kembali menuju ke arah Arman. Dia ingin membawa Arman keluar dari tempat itu, tetapi dia jua tidak mau jika sampai ada yang melihat Arman. Lalu dia memutuskan untuk

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 76. Clarissa membunuh salah satu anak buah Nelson

    Clarissa memutuskan sambungan telepon. Dia sangat sakit hati mendengar apa yang telah diucapkan pamannya. Selama ini dia berpikir jika sang paman akan selalu ada di sampingnya untuk membela dia, tetapi Alexander masih saja memikirkan Justine. Clarissa bingung ingin cerita dengan siapa, saat ini dia sudah tidak punya siapa-siapa, lalu dia memutuskan untuk pergi ke markas Geng Harimau Putih untuk melampiaskan kekesalannya. Dia pergi dengan mobil yang telah diberikan Nelson kepadanya. Setelah dia sampai di markas, semua orang langsung berkumpul, menyambut dia dengan menundukkan kepala. Mereka terlihat takut saat Clarissa datang dengan raut wajah yang menakutkan.Clarissa duduk di kursi yang biasa digunakan Nelson duduk dengan menatap semua orang yang ada di sana. “Bagaimana, apakah sudah ada perkembangannya tentang pembunuh calon suamiku?”Tidak ada yang menjawab pertanyaan Clarissa, semua orang yang di sana hanya mampu menyembunyikan wajahnya dari Clarissa sampai membuat Clarissa na

DMCA.com Protection Status