Home / Romansa / Jerat Pesona Wanita Panggilan / Tidur Bareng Aku Nggak Cukup, Nai?

Share

Tidur Bareng Aku Nggak Cukup, Nai?

Author: Dwina
last update Last Updated: 2023-07-15 16:15:46

"Mungkin ini akan terdengar gila dan aneh… tapi kamu yang membuat semua menjadi serumit ini, Kal…"

"Tapi bukan berarti kamu harus pergi dari rumah ini dan tinggal di apartemen milik Rakha juga, Nai…," protes Kala kembali menaikkan oktaf suaranya. "Nggak harus tidur bareng dia juga!"

Mendengar tudingan Kala tersebut, tentu saja Rinai tergelak karenanya. Jika Rinai mengatakan akan tinggal di apartemen Rakha—bukan berarti Rinai dan Rakha akan tinggal dan tidur bareng juga, kan?

Namun, Rinai memilih untuk tidak menanggapinya. Rinai merasa begitu penat untuk menjelaskan lebih panjang lagi pada Kala, semua akan percuma dan hanya buang-buang waktu saja. Sikap keras kepala dan egois Kala seakan telah mendarah daging, hingga sekeras apapun usaha Rinai untuk menjelaskan—dipastikan Kala akan tetap dengan pemikirannya sendiri.

Mereka terdiam untuk beberapa menit, hingga akhirnya terdengar helaan nafas panjang yang meluncur dari bibir Kala, sebelum tangannya terulur untuk menyugar rambutnya sendir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Ciuman Panas Kala dengan Lisa

    "Mas, cold brew malt-nya satu ya.""Lie, aku mau kita menikah."Lisa yang baru saja memesan minuman favoritnya itu cukup terkejut mendengar Kala membisikkan kalimat itu di telinganya—pernikahan juga sempat menjadi wacana sepintas lalu yang pernah disarankan manajer dan juga staf dari agensinya.Meskipun hubungan mereka hanya sebatas media play, tapi sadar atau tidak, mereka jadi lebih intens dalam berinteraksi di luar urusan pekerjaan. Dan sejujurnya, Lisa pun menyukai putra tunggal dari pemilik agensi di mana dia terikat kontrak selama tujuh tahun ini.Perempuan mana yang tidak akan tertarik dengan Kalantara Kafeel, pelantun lagu yang selalu berhasil membuat penggemar merasa hanyut dalam luka dan kesedihan dalam setiap lagu yang dinyanyikan, juga penyanyi dinanti-nanti oleh penggemarnya sepanjang waktu."Bisa lebih privasi lagi nggak sih, bahas hal sebesar ini?" balas Lisa setelah membiarkan Kala menyelesaikan pembayaran, lalu berdiri di pinggir counter di mana biasanya barista akan

    Last Updated : 2023-07-16
  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Adegan Panas yang Terjeda

    Tersungging senyum di wajah Lisa saat melihat bagaimana menggebunya hasrat Kala bersamanya. Apalagi saat satu tangan pria itu meremas kuat dadanya sedari tadi, saat pintu unitnya terbuka.Ternyata menaklukkan seorang Kalantara tidak sesulit yang Lisa bayangkan sebelumnya, dia pikir Kala memang begitu setia pada istrinya. Bahkan pria itu rela menentang perintah Shakira hanya demi menikahi Rinai yang tak lain adalah seorang wanita panggilan saat itu."Berhentilah sebelum aku melarangmu untuk berhenti.""Kenapa?" Kala mengangkat wajahnya dari belahan dada Lisa yang tengah ia jelajahi sejak beberapa menit yang lalu dan jujur saja, dia belum puas menikmatinya.Lisa membuka kancing kemeja Kala satu per satu, gerakan lambat tapi Kala mengamatinya dengan tatapan tajam. "Karena aku nggak mau kamu berhenti, saat aku justru makin menginginkannya. Kamu bisa berhenti sekarang atau nggak sama sekali—argh, damn it!"Kala terkekeh pelan saat Lisa—perempuan yang baru saja mendesah sambil memaki, saat

    Last Updated : 2023-07-17
  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Rahasia yang Masih Rinai Jaga

    Hari terus bergulir dan berganti, akan tetapi Rinai masih saja digantung tanpa tali oleh suaminya—tidak diceraikan, juga tidak disentuh sama sekali. Tinggal serumah, tapi tidak lagi sekamar.Makin hari, Kala makin menjaga jarak dengan istrinya. Dan itu sudah berlalu hampir sebulan lamanya, sejak Kala dan Lisa kepergok oleh Rakha. Pikirannya selalu ingin menyakiti Rinai dengan diamnya, bersikap dingin seakan tak lagi mendambakan Rinai sebagai pendamping hidupnya."Hari ini aku harus temani Rakha ke Bandung, ada meeting di hotel milik keluarganya," beritahu Rinai meskipun dia yakin, bahwa Kala tidak sepeduli itu dengannya.Sesuai dugaan Rinai, suaminya sama sekali tidak menanggapinya. Pria itu tampak sibuk dengan layar gawainya, dan sesekali akan tersenyum manis entah karena alasan apa—bukan untuk Rinai tentunya.Melihat perubahan sikap Kala yang seperti ini, terkadang membuat Rinai makin lelah untuk terus mendampingi lelaki itu. Tapi setiap kali Rinai membahas perceraian, Kala selalu m

    Last Updated : 2023-07-18
  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Perhatian Rakha untuk Rinai

    "Tumben banget kesiangan, Nai."Rinai yang sedang merapikan pakaiannya di depan pintu itu pun, langsung berjengit kaget mendengar Rakha menegurnya. Perempuan itu langsung menoleh ke arah Rakha yang pagi berpakaian begitu rapi, rambut yang disisir rapi ke arah samping—ditemani senyum kecil yang begitu jarang ia pamerkan, kecuali di hadapan Rinai.Bahkan, setiap kali pegawai lain menceritakan tentang boss mereka yang dingin, arogan, dan galak—Rinai selalu ingin menyangkalnya, sebab Rinai tidak pernah melihat sosok seperti itu pada diri Rakha. Di mata Rinai, Rakha adalah pria hangat dan juga ramah."Kamu lagi sakit, ya?" tanya Rakha menatap khawatir saat menempelkan punggung tangannya di kening Rinai, terlihat jelas ada kekhawatiran pada manik matanya. "Kalau sakit, kamu bisa cuti aja padahal…"Enggan dijadikan bahan gosip di kantor, Rinai pun bergegas untuk menepis tangan Rakha dan langsung menggeleng. "Aku nggak sakit kok, cuma…" Rinai sengaja menggantung kalimatnya, tengah menimbang-n

    Last Updated : 2023-07-18
  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Kamu itu DUNIA-NYA Rakha

    Sesekali, Rinai mencuri pandangan ke arah Rakha yang duduk di sampingnya. Lelaki itu terlihat begitu gelisah dan juga sibuk menghubungi seseorang melalui ponselnya. Namun, tampaknya panggilan itu tidak mendapat respons hingga Rakha terdengar menghela napas berulang kali.Rinai semakin dibuat penasaran, sebab setahu Rinai… Rakha belum pernah menikah, oh, atau jangan-jangan Rakha memang sudah menikah begitu hubungan mereka berakhir?Entahlah, makin Rinai pikirkan, Rinai justru makin merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Nggak mungkin kalau yang ada di hatinya ini adalah rasa cemburu, bukan? Ah, nggak mungkin kok. Rinai terus menepis dan menyangkal hal aneh itu dari dalam kepalanya."Kha," panggil Rinai setelah menimbang-nimbang, bahkan hampir dua puluh menit perjalanan mereka menuju kediaman mewah milik keluarga Rakhayasa, keduanya tak saling bersuara.Rakha menoleh ke arah Rinai, tatapan mata mereka bertemu dan Rinai menemukan kesedihan di manik lelaki itu."Waradana itu…""Anakku,"

    Last Updated : 2023-07-18
  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Mami untuk Anaknya Rakha

    "Kalau mamamu tahu siapa aku yang sebenarnya… aku yakin, senyum itu bakal pudar dan aku akan kembali dibenci, juga dijauhi."Rakha yang sedang berjalan di samping Rinai itu pun dengan refleks menoleh ke samping, melirik Rinai yang juga menoleh kepadanya. Lantas, senyum kecil terbersit di sudut bibir Rakha seiring tangannya yang terulur untuk mengacak puncak kepala perempuan itu. "Mamaku nggak kayak gitu kok," ujar Rakha menenangkan Rinai.Namun, kalimat itu tentu saja tidak serta merta membuat hati Rinai tenang. Sebab Rinai tahu, mantan wanita panggilan sepertinya akan tetap dipandang hina dan kotor—terlepas dari alasan apapun yang membuatnya masuk ke lubang itu."Kalau mamaku terbukti nggak ilfeel sama kamu…" Rakha melirik Rinai dan kembali tersenyum saat menambahkan, "kamu mau tinggalkan Kala dan menikah sama aku, memangnya?" goda Rakha yang langsung menuai satu cubitan di lengannya."Dasar," celetuk Rinai.Rakha hanya terkekeh. Langkah mereka berdua terhenti tepat di depan sebuah k

    Last Updated : 2023-07-19
  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Mendampingi Suami Pre-wedding

    "Katanya mau berangkat subuh," celetuk Rinai saat Rakha baru keluar dari kamarnya pukul setengah delapan pagi.Sementara Rinai sudah bangun sejak pukul empat, buru-buru mandi dan mengganti pakaian (yang telah disiapkan oleh Rakha melalui ART rumahnya), entah kapan pria itu membeli semuanya untuk Rinai."Jangan gampang percaya kalau Rakha bilang dia bakal bangun subuh, Nai."Rinai langsung menoleh ke arah sumber suara, di mana perempuan paruh baya yang kemarin selalu memuji kecantikan Rinai itu berdiri. Tanpa pikir panjang, Rinai bergegas bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Hanim untuk menyalaminya dengan hormat."Bangun jam tujuh kayak sekarang aja udah prestasi yang luar biasa untuk seorang Rakhayasa Langit," sambung Hanim mengulum senyumnya karena berhasil membuat putra bungsunya mengerucutkan bibir dengan manja. "Ayo, Nai. Duduk lagi, kita sarapan dulu. Menghadapi anak mama yang super nyebelin ini butuh tenaga soalnya."Rinai mengangguk sungkan sebelum akhirnya duduk di ha

    Last Updated : 2023-07-19
  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Rinai Hanya Wanita Kotor

    Are you happy to do this?”Langkah Rinai terhenti di ambang pintu kaca di hadapannya. Ia tahu pemilik suara di belakang punggungnya. Dengan aroma parfum yang khas dan juga sangat familier di hidungnya, tentu saja semua tidak terasa asing. Rinai terlihat enggan untuk berbalik. “Harusnya aku menanyakan hal ini,” sahutnya dengan malas.Kala tersenyum kecil, terlihat angkuh dan juga penuh kepuasan ketika membalik badan Rinai agar berhadapan dengannya. "Bagaimana rasanya melihat suami sendiri tengah bermesraan dengan wanita lain? Bagaimana rasanya menyaksikan suami sendiri memeluk dan mencium bibir wanita lain, Nai?" tanya Kala seakan tak punya perasaan.“Kamu serius sama pertanyaanmu itu, Kal?” Rinai justru ikut balik bertanya. “Aku nggak marah kok melihat bagaimana eratnya kamu memeluk Lisa. Aku nggak cemburu, justru aku jijik.”Dengan malas-malasan, Rinai melangkah menuju balkon, tempat di mana Lisa telah menunggunya. Mendorong dada Kala yang mencoba untuk menghalanginya. Dan Kala pun

    Last Updated : 2023-07-20

Latest chapter

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Kecemburuan Dua CEO

    "Kita kan nggak bisa memilih, pada siapa hati ini akan jatuh."Rakha menatap mata Rinai dengan lekat. "Ya, kita nggak pernah bisa memilih tentang jatuh cinta. Tapi kita bisa memutuskan, siapa yang akan menetap dan bertahan di hati kita. Dan aku tahu, aku nggak cukup berarti untukmu kan, Nai?""Hm?""Karena pada akhirnya kamu memilih untuk pergi dan meninggalkanku tanpa penjelasan," jawab Rakha dengan tenang."Untuk kebahagiaan kamu, Kha.""Untuk kebahagiaanmu, bukan aku."Rinai mengulas senyum tipis seraya mengangguk pelan. Seakan tengah mengiyakan pernyataan Rakha barusan. "Kamu harus melepaskan sesuatu agar kamu bisa memulai hal yang baru.""Seperti kamu yang memulai semua dengan Sambara?" tembak Rakha."Mungkin," dusta Rinai yang sebenarnya belum memulai hubungan dengan siapa pun.Mendengar jawaban Rinai, tentu saja itu membuat pikiran Rakha langsung menggila. Ia condongkan wajahnya pada perempuan itu, lebih dekat dan lebih rapat lagi. Rakha tancapkan tatapan matanya, tepat di mani

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Tidak Adil Rasanya, Nai...

    "Nai…" Langkah Sambara terhenti di ambang pintu masuk hotel mewah, tempatnya akan bertemu klien penting hari ini. Tangannya bergerak cepat menahan pergelangan Rinai, lalu tersenyum bimbang ke arah perempuan yang justru mengerutkan keningnya dengan heran. "A—aku boleh minta tolong, nggak?""Hm? Kenapa? Tolong apa?" balas Rinai dengan balik bertanya. "Kamu sakit? Pusingnya kumat? Atau gimana? Diare lagi? Panic attack-nya kumat-kah?" todong Rinai dengan cemas, mengusap-usap lengan dan bahu Sambara dengan khawatir.Di tempatnya, Sambara mengangguk samar. Meminta Rinai menggenggam jemarinya—seperti biasa setiap kali dia panik—hanya saja, kali ini Sambara tidak benar-benar sedang mengalami gejala panic attack seperti biasa.Dengan cemas, Rinai menautkan jemari mereka tanpa ragu sedikitpun. "Tenang, Sam… Ada aku di sini, kamu nggak sendiri kok. Tenang ya, tarik napas dalam dan lepaskan perlahan," ucap Rinai berusaha menenangkan Sambara yang mengikuti ucapan wanita itu tanpa pikir panjang.Beb

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Cintaku Tertinggal di Masa Lalu

    Tiga tahun telah berlalu…"Jangan takut membuka hati hanya karena masa lalumu. Trauma bisa dipulihkan, jadi jangan abaikan orang-orang yang ingin mendekatimu hanya karena ketakutanmu mengulang kisah pahit di masa lalu."Rinai tetap fokus pada layar laptopnya, mengabaikan pria yang sedari tadi berdiri di sampingnya—bahkan, berada di sisinya puluhan bulan terakhir."Rinai… semua orang ada masanya, setiap masa, pasti ada orangnya. Kamu pernah dengar itu, kan?" bisiknya lagi meksipun dia tahu, Rinai akan tetap mengabaikannya. "Nai, biarkan aku menjadi orang yang akan menghapus jejak-jejak luka di hatimu. Siapa tahu, akulah orang yang dijadikan Tuhan sebagai jawaban dari doa-doa yang selalu kamu minta."Suara tawa Rinai memecahkan keheningan yang sedari tadi berusaha diciptakan olehnya. Beberapa kali pukulan pelan melayang ke lengan lelaki yang ikut terkekeh melihat bagaimana kedua mata Rinai terpicing karena tawanya. Meskipun berulang kali menyatakan cinta, dan berulang kali juga diabaika

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Dia Mati, Tapi Tidak Dengan Traumaku

    "Nai.""Hm?" Rinai bergumam pelan, tanpa menoleh ke arah Rafko yang berdiri tepat di belakangnya.Tampak ragu, tapi akhirnya Rafko menceritakan apa yang baru saja ia temukan di layar gawainya. Sembari mengarahkan portal berita yang sejak tadi ia baca. "Angkasa ditemukan tewas di kamarnya," jelas Rafko.Awalnya Rinai terlihat enggan untuk mengamati layar ponsel yang Rafko sodorkan ke arah matanya, tetapi kalimat sepupunya itu berhasil menyita perhatian Rinai hingga dia bergerak refleks untuk meraih benda pipih itu dan menggulir layarnya.Keningnya mengerut, lantas menggigit ujung bibirnya berulang kali. Jemarinya terus mencari-cari berita yang berkaitan dengan insiden tersebut."Pihak kepolisian sudah menyatakan kalau Angkasa bunuh diri, tapi beberapa rumor aneh juga lagi beredar di Indonesia."Rinai mengangkat wajahnya, menatap Rafko dengan wajah bingung dan penuh tanda tanya.Seolah tahu maksud dari tatapan itu, Rafko pun segera mengatakan, "Ada rumor yang mengatakan kalau Angkasa se

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Menghamili Wanita yang Sama

    "Jawab pertanyaanku, Pa!" desak Kala setelah mendorong ayahnya ke arah balkon kamar pria tersebut. "Apa benar papa telah memerkosa Rinai dan membuatnya hamil?!"Sorot amarah dan kebencian tidak bisa dipungkiri dari tatapan mata Kala saat ini. Ia melotot, seolah akan memakan Angkasa hidup-hidup saat ini juga."Jawab!" hardiknya lagi."Omong kosong macam apa itu, Kal?" Angkasa berusaha untuk membantahnya. "Mana mungkin papa melecehkan istrimu sendiri. Kamu tahu sendiri kan kalau Rinai itu mantan pelacur, jadi—"Kala mencekik leher sang ayah, membuat pria paruh baya tersebut tidak bisa melanjutkan kalimatnya. "Papa melecehkan dia jauuuuh sebelum Rinai menjadi wanita panggilan," tuding Kala kembali berapi-api. "Dan papalah yang membuat Rinai terjerumus dalam dunia gelap itu. Papa yang menghancurkan hidup Rinai, sampai dia putus asa dan akhirnya memilih jalan untuk melacur. Karena papa, semua karena papa!"Mendengar bagaimana lantangnya suara putranya ketika menguak tentang dosa-dosanya, A

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Pelacur Pribadi

    +628137232—Nai, kamu ke mana? Kamu kok nggak ngomong kalau kamu akan pergi?+628137232—Nggak begini caranya Nai… Aku nggak akan cegah kamu untuk meninggalkanku, tapi aku terlalu khawatir tentang keadaanmu. Kabari aku begitu kamu baca pesan ini. Kamu tahu kan, kamu adalah duniaku. Kamu adalah impianku, dan aku menunggumu tak peduli harus menghabiskan jutaan menit untuk bisa memilikimu.Rakha menghela napas panjang setelah mengirimi pesan yang tidak pernah mendapat respons, bahkan setelah sebulan berlalu dan Rakha masih terus melayangkan pesan itu pada Rinai.Lelaki itu mendekatkan gawai ke telinganya, dan tetap sama… Nomor Rinai di luar jangkauan dan bahkan whatsapp-nya pun tidak pernah aktif lagi. Membuat Rakha frustasi berulang kali, setiap hari."Kamu ke mana sih, Nai?" lirih Rakha melirik ke arah jendela ruang kerjanya. Menatap gedung menjulang tinggi yang sejajar dengan tempat duduknya saat ini, namun pikirannya tidak berada di tempat tersebut.Makin frustasi, Rakha mencengkram ke

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Keputusan Rinai Untuk Pergi

    "Rinai nggak turun buat makan, Mbak?"ART yang tengah menyiapkan sarapan untuk Rakha dan Waradana pun sempat menghentikan kegiatannya sejenak, sebelum ia menaruh pelan gelas berisi susu untuk Waradana di atas meja."Hm? Tumben banget Rinai kesiangan," ucap Rakha berniat untuk menyusul Rinai ke kamarnya di lantai dua.Namun, jawaban dari sang ART berhasil menghentikan langkah Rakha, bahkan membuat Rakha mematung untuk beberapa detik lamanya. "Ibu Rinai udah keluar dari jam lima subuh, Pak."Kening Rakha mengkerut. "Rinai pergi jogging?" tanya Rakha membalikkan badan, menatap penasaran ke arah ART-nya yang langsung menggeleng.Tanpa pikir panjang lagi, langkah lelaki itu langsung memburu menuju kamar Rinai. Tak peduli anak tangga itu hampir saja membuatnya tersungkur. Begitu sampai di lantai atas, tangannya mendorong kuat pintu kamar yang tertutup rapat—kosong—bahkan tidak ada sehelai pakaian pun yang tersisa di sana.Rakha memeriksa semua lemari dan juga kamar mandi, namun hasilnya tet

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Bergelut Dengan Hasrat Panas

    "Tadi aku ketemu Kala.""Oh iya?" Rakha bersikap seolah tidak melihat adegan manis antara Kala dan Rinai siang tadi. Dia tidak ingin Rinai merasa diikuti, juga tidak ingin terkesan begitu posesif padanya.Rinai mengangguk pelan, juga menimbang-nimbang apakah dia akan menceritakan apa yang Kala tanyakan dan curigai, atau memilih untuk diam serta menyimpannya serapat mungkin. Toh juga kenyataannya—Rinai tidak pernah hamil dan melahirkan anak Rakha seperti yang Kala tuduhkan itu.Akhirnya, Rinai pun memutuskan untuk memendam semuanya. Tidak ingin memperkeruh suasana dengan menceritakan pada Rakha."Lepas rindu, ya?" tebak Rakha yang langsung menuai tatapan kesal Rinai kepadanya. "Bercanda, Nai…"Perempuan itu mengerlingkan kedua bola matanya. Lalu menggelengkan kepalanya berulang kali seraya berdecak pelan. "Bercandanya mancing emosi banget ya, Boss…"Rakha terkekeh. Setidaknya, hubungannya dan Rinai sedikit membaik dan perempuan itu tak lagi membahas tentang Jennie—Rakha benar-benar tid

  • Jerat Pesona Wanita Panggilan   Dia Bukan Anakku

    "Ya nggaklah!" bantah Rinai tak habis pikir, kenapa Kala menanyakan hal seperti itu kepadanya. "Dari sekian banyak pertanyaan yang bisa kamu tanyakan, kenapa justru memilih hal konyol ini. Aku sama Rakha memang pernah dekat dan bahkan…" Ia menghembuskan napasnya perlahan sebelum melanjutkan, "Kami pernah FWB-an, tapi bukan berarti aku pernah hamil anak Rakha dan menyerahkan anak itu kepadanya."Kala mendengarkan penjelasan Rinai dengan saksama, akan tetapi hati kecilnya menolak untuk percaya dengan apa yang dikatakan oleh mantan istrinya tersebut. Sudah dua hari Kala menyelidiki hal tersebut, namun hasilnya masih nihil.Itulah alasannya dia memilih untuk bertanya kepada yang bersangkutan, tapi Rinai menyangkal semuanya. Membuat rasa penasaran di hatinya kembali tergelitik dan justru ingin mencari tahu lebih dalam lagi. Sebab, beberapa hari lalu Kala sempat berpapasan dengan ibunya Rakha dan juga ada Waradana di sana—mata Waradana mengingatkan Kala pada Rinai, membuatnya semakin merind

DMCA.com Protection Status