Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 97. William’s Anger 

Share

Bab 97. William’s Anger 

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 01:27:23

“Jelaskan apa maksud Oliver!”

Suara William berteriak begitu keras dan menggelegar memenuhi ruangan. Sontak membuat para wanita di sana terkejut. Pun Oliver yang memeluk kaki William langsung terkejut. Bocah laki-laki itu tampak menunjukan jelas ketakutannya kala mendengar teriakan William.

“William, tenangkan—”

“Diam, Marsha!” bentak William keras pada istrinya.

Bulir air mata Oliver mulai menetes kala melihat kemarahan William. Oliver melangkah maju seraya menyeka matanya dengan tangan mungilnya. “Grandpa jangan membenci Papa. Aku menyayangi Papa. Kalau Grandpa mau membenciku tidak apa-apa tapi jangan membenci Papa. Aku sayang Papa, Grandpa,” isaknya sesegukan.

“Oliver.” Samuel dan Selena hendak menyentuh Oliver, namun dengan sigap Sean menarik kasar tangan Selena agar menyingkir menjauh dari Oliver. Sean melangkah maju tepat di hadapan Samuel. Kini Sean dan Samuel saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Tatapan yang jelas menunjukan kemarahan mereka.

“Bawa Oliver masu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 98. William’s Anger II 

    “Lain kali gunakan dua pisau atau lebih. Satu pisau terlalu mudah untukku.” Suara Samuel menjawab dengan santai dan tenang namun tetap tersirat tegas. Sepasang iris mata cokelat Samuel menatap William yang menunjukan jelas rasa kesal tertahan dalam dirinya. Namun sejak tadi Samuel mampu mengendalikn dirinya. Sorot mata William dan Sean menajam menatap Samuel. Sedangkan Dominic—bungsu laki-laki dari keluarga Geovan itu masih bergeming di tempatnya seraya memberikan tatapan yang memiliki jutaan arti. Dominic terlihat tenang meski wajahnya dingin, tegas, dan arogan. “Lebih baik kau angkat kaki kau dari rumahku. Sebelum aku melayapkanmu dengan tanganku sendiri,” desis William penuh ancaman dan peringatan pada Samuel yang berdiri di hadapannya. Samuel melangkah mendekat pada William. Tak ada sedikit pun rasa takut. Nyatanya Samuel menunjukan jelas tanggung jawabnya. Jika dia takut berhadapan dengan William maka dia tidak akan mungki berani membawa Selena dan Oliver bertemu dengan Willi

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 99. Just Wanna be Loved

    “Sssst.” Samuel sedikit meringis kala Selena mengobati luka lebam di wajahnya. Bibir Samuel sedikit pecah akibat pukulan yang disebabkan oleh William dan Sean. Namun, meski pukulan itu keras tetap saja Samuel masih mampu berdiri tegap dan tak mudah tumbang. “Kenapa kau tidak melawan ketika ayahku dan kakakku memukulmu?” Selena memasukan kembali obat-obat yang dia gunakan ke kotak obat. Lantas wanita itu menatap lekat Samuel. Menunggu jawaban dari Samuel. Selama perkelahian, Selena pikir Samuel akan melawan ayah atau kakaknya. Tapi ternyata tidak. Samuel membiarkan ayah dan kakaknya itu memukul. Bahkan Samuel tidak melakukan pembelaan sedikit pun. Padahal jelas Selena yakin Samuel mampu melawan ayah atau kakaknya itu. Senyuman samar di wajah Samuel terlukis. Lantas pria itu menarik tangan Selena agar duduk didekatnya. Dia tak suka jika berbicara dengan jarak yang jauh. Terlihat Selena sedikit terkejut kala Samuel menarik tangannya. Namun jika Selena memberontak, dia tak tega. Pasaln

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 100. William's Plan

    William duduk di kursi kebesaranya seraya menegak wine hingga tandas. Setelah pertengkaran, pria paruh baya itu memilih menenangkan diri di ruang kerjanya yang ada di mansion. William tak hanya sendiri di ruangan itu tapi Sean—putra sulungnya pun ada di sana. Ayah dan anak itu tengah meminum wine guna meredakan emosi yang terbendung dalam diri. William sengaja berada di ruang kerjanya karen dia tahu kalau dirinya berada didekat istrinya maka yang ada hanyalah perdebatan. Itu kenapa William lebih memilih menghindar demi mengendalikan emosinya.“Dad, harusnya kau membiarkanku membunuh pria berengsek itu!” seru Sean seraya mencengkram kuat gelas di tangannya. Rahang pria itu mengetat. Amarah yang berkobar dalam dirinya tak mampu tertahan. Ya, sejak tadi Sean ingin melenyapkan Samuel dengan tangannya sendiri tapi selalu saja ayahnya menahan. Andai saja ayahnya tak menahan maka Sean akan melampiaskan amarahnya yang telah terbendung selama bertahun-tahun. William mengembuskan napas kasar.

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 101. Get Rid of Ego 

    Samuel berdiri di taman belakang kediaman Keluarga Geovan. Hingga detik ini Samuel belum juga pulang. Bukan tanpa alasan tapi Samuel belum bisa kembali kalau Selena dan Oliver masih berada di sini. Tampak sorot mata Samuel menatap lurus ke depan. Sebenarnya bisa saja Samuel pergi membawa Selena dan Oliver paksa. Akan tetapi Samuel tak mau membuat keributan. Lagi pula Samuel yakin ayah dan kakak Selena itu tak mungkin bisa mengusirnya di malam hari seperti ini, karena jika dirinya tak ada; maka Oliver akan mencarinya. “Kau di sini rupanya?” Dominic melangkah mendekat pada Samuel. Sebelumnya Dominic telah tahu dari pelayan kalau Samuel masih berada di rumah keluarganya. Samuel mengalihkan pandangannya, menatap dingin Dominic. Sorot mata tegas begitu terlihat jelas. “Kau ingin memukulku sepeti apa yang dilakukan kakak dan ayahmu?” tanyanya dingin dan aura wajah tak memiliki keramahan. Senyuman samar di wajah Dominic terlukis. “Kalau aku mau memukulmu sudah sejak saat di New York aku l

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 102. Get Rid of Ego II

    “Selena.” Suara semua orang berseru kala melihat Selena jatuh pingsan di dalam dekapan Samuel. Tampak semua orang di sana panik. Dengan cepat William dan Sean segera berebut mengambil alih Selena yang ada di dekapan Samuel.“Berikan padaku. Biar aku yang menggendong adikku,” seru Sean seraya menatap dingin Samuel. “Berikan putriku.” William hendak mengambil Selena dari dekapan Samuel. Namun sayangnya Samuel menghalangi William dan Sean yang ingin mengambil alih Selena dari dekapannya. “Biar aku yang menggendong Selena,” jawab Samuel tegas dan penuh penekanan. “Apa-apaan kalian ini! Kalian ingin membunuh putriku! Kenapa kalian bertengkar hanya karena masalah menggendong putriku!” bentak Marsha yang tak habis pikir dengan William, Sean, dan Samuel. Dominic mengembuskan napas jengah melihat perdebatan ini. Detik selanjutnya, Dominic bergerak maju, lalu pria itu mengambil paksa Selena dari dekapan Samuel. Kini Dominic melangkah membawa Selena masuk ke dalam meninggalkan taman itu. Di

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 103. Grandpa? Is That You?

    Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Marsha baru saja kembali dari kamar Oliver memeriksa cucunya itu telah tertidur lelap. Ya, Selena tengah sakit. Sedangkan Samuel menjaga Selena. Itu kenapa Marsha memeriksa cucunya. Beruntung tadi Oliver tidak rewel. Sungguh, Marsha beruntung memiliki cucu yang sangat cerdas. Hanya diberikan pengertian sedikit kalau Selena sedang sakit; maka Oliver langsung patuh. Saat Marsha membaringkan tubuhnya di ranjang. Tatapan Marsha teralih pada William yang baru saja keluar dari kamar mandi. Berapa detik Marsha menatap kesal suaminya itu. “Kenapa kau tidak menemaniku melihat Oliver? Kau ini bagaimana, William! Usiamu sudah tua kenapa kau masih tetap saja keras. Oliver itu cucu kita. Darahmu mengalir di tubuhnya. Kau selalu mendiamkannya. Bersikap acuh padanya. Apa kau tidak memikirkan bagaimana tumbuh kembangnya nanti? Kalau dia dewasa nanti dan mengerti kalau kau membeda-bedakannya dengan yang lain, kau sama saja meninggalkan luka di hati Oliver. Dia

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 104. Grandpa Loves Me

    Pelupuk mata Selena bergerak. Perlahan Selena mulai membuka kedua matanya. Pun Selena merasakan cahaya matahari menyentuh wajahnya. Wanita itu menyipitkan mata sebentar. Lalu mengendarkan pandangannya ke sekitar. Hingga kemudian, tatapan Selena menangkap Samuel yang tertidur pulas di sampingnya. Terdiam. Selena terdiam melihat Samuel yang tertidur di sampingnya. Seketika, ingatan Selena mulai mengingat kemarin dirinya pingsan. Bahkan sepanjang hari, Samuel yang menjaga dan merawatnya. Selena tak henti menatap Samuel yang terlelap. Dari dalam lubuk hatinya, dia tak tega karena Samuel menjaganya sepanjang malam. Jujur, sampai detik ini Selena tak menyangka akan ada di mana Samuel menemui keluarganya. Padahal dulu, benak Selena hanya memikirkan dirinya hidup berdua dengan Oliver tanpa ada yang menggangunya. Akan tetapi apa yang direncanakan terkadang tak sesuai dengan takdir yang diberikan. Selena membawa tangannya membelai pipi Samuel. Wanita itu menelusuri setiap inchi wajah Samuel.

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 105. New Problem

    Samuel turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam perusahaannya. Hari ini Samuel terpaksa harus meninggalkan Selena dan Oliver di kediaman Keluarga Geovan. Pasalnya ada pekerjaan yang tak bisa dia tunda. Sebenarnya bisa saja Samuel memaksa membawa Selena dan Oliver ikut dengannya tapi itu sangat tidak mungkin. Samuel tak ingin memperkeruh suasana. Bagaimanapun, prioritas utama Samuel adalah kebahagiaan Selena dan Oliver. Jika dia menuruti ego maka yang terjadi hanyalah pertikaian yang tak mengenal ujung. “Selamat pagi, Tuan Samuel.” Sang sekretaris menyapa kala Samuel baru saja keluar dari lift. “Di mana Vian?” tanya Samuel dingin. Biasanya yang menyambut dirinya adalah Vian tapi malah yang ada di hadapannya sekretaris pribadinya. “Tuan Vian sedang keluar sebentar, Tuan. Beliau seperti tergesa-gesar karena harus melakukan hal yang penting. Tapi beliau tadi berpesan pada saya akan segera menemui Anda, Tuan,” jawab sang sekretaris sopan. Samuel terdiam beberapa saat mendengar lap

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 140 – Selena's Trapper is Your Ex-Fiancé

    Samuel menatap Selena yang tertidur begitu pulas. Sekitar sepuluh menit lalu, Samuel meminta dokter untuk menyuntikan obat penenang pada Selena agar wanita itu tidur nyaman. Beruntung, Selena pun sejak tadi menuruti semua perkataannya. Lebih tepatnya tubuh Selena begitu lemah sampai membuat wanita itu tak banyak bicara.Saat ini Samuel membawa Selena ke apartemen pribadinya. Dia tak mungkin membawa Selena ke mansion keluarga Geovan. Pasalnya Samuel tak ingin membuat kedua orang tua Selena cemas. Pun di sana ada Oliver. Itu kenapa Samuel lebih memilih membawa Selena ke apartemen pribadinya. Sejenak, Samuel mengembuskan napas panjang. Dalam benaknya terus saja memikirkan bagaimana kalau dirinya sampai datang terlambat. Shit! Samuel mengumpat dalam hati, ingatannya tergali saat Almero hendak menyentuh Selena. Jika mengingat itu semua membuat emosi Samuel terasa begitu terbakar. Harusnya dia membunuh Almero dengan cara yang lebih kejam! Sungguh, membayangkan itu semua membuat Samuel bena

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 139 – The Savior II 

    Brakkkk Suara dobrakan pintu yang begitu keras suskes membuat pintu itu terpental. Refleks, Almero mengalihkan pandangannya kala pintu berhasil terdobrak. Seketika mata Almero terkejut melihat dia sosok pria yang datang menatapnya dengan tatapan penuh amarah. “Berengsek!” Samuel menerjang Almero dengan emosi yang nyaris meledak. Tanpa belas kasihan, Samuel menarik kerah baju Almero, menghajarnya tanpa ampun. BUGH BUGH BUGH BUGH “Mati kau, Sialan!” Samuel menendang perut Almero hingga membuat Almero tersungkur di lantai. Namun, kala Samuel ingin kembali menyerang Almero tiba-tiba anak buah Almero berhamburan datang. Tampak Samuel dan Mateo melangkah mundur. Mateo sejak tadi ingin menolong Miracle tapi dia tak bisa melakukanya sekarang. Kondisinya dikepung seperti ini membuat Mateo harus melumpuhkan anak buah Almero lebih dulu. Napas Mateo memburu. Sorot matanya menajam dan memendung amarah. Darah Miracle memenuhi lantai membuat emosi Mateo tersulit. Fuck! Mateo mengumpat dalam

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 138 – The Savior

    “Tubuhmu. Kesepakatanku dengan Iris adalah aku bisa mencicipi tubuh indahmu, Nona Geovan.” Raut wajah Selena berubah menjadi pucat mendengar apa yang diucapkan oleh Almero. Sepasang iris mata biru Selena melebar tersirat rasa takut yang telah menelusup ke dalam dirinya. Wanita itu menegang dengan rasa cemas yang melanda hebat dirinya. Seketika itu juga jantung Selena berpacu begitu keras akibat ketakutannya. Peluh mulai muncul di pelipisnya. Dalam hati, Selena berharap Samuel atau keluarganya bisa datang tepat waktu menyelamatkan dirinya dan Miracle. “Berengsek! Jaga bicaramu!” maki Miracle emosi. Wanita itu tak bisa lagi menahan amarah kala mendengar ucapan kurang ajar yang diucapkan oleh pria yang bernama Almero Abner. Ini sudah waktunya untuk bertindak. Meski Miracle tahu dirinya akan sulit melawan dalam posisi tangan di borgol tapi tetap saja Miracle akan berjuang sekuat tenaga. Dia tak akan membiarkan terjadi sesuatu hal yang buruk pada saudara kembarnya itu. Almero melirik Mi

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 137 – Arranged Deals

    “Kau—” Mata Selena menatap dua wanita di hadapannya dengan tatapan yang begitu tajam dan tersirat memendung amarahnya. Rahang Selena mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Mati-matian Selena berusaha menahan amarah dalam dirinya. Sudah sejak tadi Selena menduga dalang dibalik ini semua. Tapi Selena tak menyangka ternyata apa yang ada di dalam benaknya adalah sungguhan. “Hi, Selena. Long time no see. Senang sekali aku bertemu denganmu di tempat ini.” Wanita di hadapan Selena itu menyapa sekaligus melukiskan senyuman anggun seraya mengibaskan rambutnya. “Fuck! Jalang sialan! Beraninya kau menjebak saudara kembarku! Apa kau bosan hidup!” Miracle hendak menyerang sosok wanita di hadapannya. Meski tangannya terborgol bisa saja Miracle melompat agar tetap bisa bangun. Bodohnya orang-orang yang menculiknya itu tak mengikat kakinya. Itu yang mempermudah Miracle. “No, Miracle. Please.” Selena langsung mencegah Miracle. Meminta saudara kembarnya itu untuk tenang dan tak terpancing oleh em

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 136 – Looking for a Solution II 

    Pelupuk mata Selena bergerak-gerak. Perlahan Selena mulai membuka matanya. Wanita itu sedikit meringis merasakan tubuhnya terasa sakit. Sayup-sayup, Selena mengendarkan pandangannya di sekitar—melihat dirinya berada di sebuah gudang gelap dan berukuran besar. Selena memijat pelipisnya kala rasa sakit di kepalanya muncul menyerang. Tubuhnya pun nyeridan pegal.“Akh—” Selena meringis merasakan sakit di tengkuk lehernya. Beberapa detik, Selena tampak terdiam berusaha mengingat kenapa dirinya bisa berada di gudang beruangan gelap seperti ini. Lalu … tiba-tiba ketika ingatan di kepala Selena muncul, wanita itu terkejut sekaligus ketakutan mengingat semua yang terjadi. Napas Selena cemas. Namun mati-matian Selena menyingkirkan rasa takut yang telah menelusup ke dalam dirinya. Ya, setakut apa pun dirinya, Selena yakin Samuel ataupun keluarganya pasti akan datang mencarinya. Dalam keadaan seperti ini takut hanyalah sia-sia. Yang Selena bisa lakukan hanya tetap tenang dan mencoba untuk berpiki

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 135 – Looking for a Solution

    Tubuh Selena bergetar ketakutan melihat Miracle jatuh pingsan. Raut wajahnya pucat pasi begitu terlihat jelas. Mata Selena menatap nanar Miracle yang tergeletak tak berdaya di lantai. Jantung wanita itu berdetak tak karuan. Sejenak, Selena berusaha berpikir siapa dalang dibalik semua itu. Pasalnya Selena tak pernah memiliki musuh. Hingga kemudian, tiba-tiba sesuatu muncul dalam benaknya. Sesuatu hal di mana dia mulai tahu siapa dalang dibalik semua ini. Hanya saja Selena masih memiliki keraguan. Beberapa detik, Selena masih diam melihat pria yang bernama ‘Almero Abner’ tertawa melihat Miracle berhasil dilumpuhkan. Napas Selena memburu. Ingin sekali dia melawan tapi Selena tahu kemampuannya. Selena tetap berusaha tenang dan anggun di tempatnya. Dia yakin keluarganya ataupun Samuel pasti akan menemukannya. “Oh, astaga … ini benar-benar lucu. Ternyata istri Mateo De Luca tidak sekuat yang aku bayangkan.” Almero tertawa mengudara. Tawanya begitu puas meledek Miracle yang berhasil dilum

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 134 – Planned Trap II 

    “Nyonya Miracle De Luca, apa yang Anda cari?” Suara berat Almero sontak membuat Miracle terkejut. Refleks, Miracle mengalihkan pandangannya pada Almero. Mengulas senyuman paksaan di wajahnya. Walau hati dan benak Miracle sedang mencurigai sesuatu tapi Miracle tetap menunjukan wajah elegan, anggun, dan berkelas seperti biasanya. “Ah, tidak. Aku hanya sedikit bingung ada restoran baru di sini. Jadi aku mengendarkan pandaganku melihat design restoran kecil ini. Apa kau mengenal pemilik restoran ini, Tuan Almero?” tanya Miracle dengan senyuman penuh arti di wajahnya. Sepasang manik mata biru Miracle tak lepas menatap Almero yang duduk di hadapannya. “Well, saya mengenal pemilik restoran ini. Bahkan sangat mengenal. Dan, ya … restoran ini baru di buka, Nyonya. Itu kenapa restoran ini masih sepi. Tapi khusus hari ini, saya sudah memesan restoran ini. Saya kurang suka keramaian. Terlebih kali ini pembahasan saya dengan Nona Selena sangat penting. Saya ingin fokus dengan project yang saya

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 133 – Planned Trap

    Matahari begitu terik. Selena yang tengah ada di dalam mobil sesekali melihat pemandangan di luar. Cuaca cerah seperti ini harusnya Selena mengajak Oliver berjalan-jalan namun rasanya itu tak mungkin karena siang ini Selena memiliki pertemuan penting dengan rekan bisnisnya. Hanya saja, yang membuat Selena bingung adalah kenapa bisa rekan bisnisnya memilih jalanan yang kecil untuk pertemuan mereka. Selena mengembuskan napas panjang dan menepis hal-hal yang muncul dalam benaknya. Mungkin saja memang rekan bisnisnya sedang berada di wilayah tersebut, itu yang sekarang ada di dalam pikiran Selena. Lagi pula, Selena pun tak akan lama. Sepulang dari bertemu dengan rekan bisnisnya, Selena akan segera mengajak Oliver jalan-jalan sore. Tentu yang Selena fokuskan saat ini adalah Oliver. Pekerjaan akan tetap dia pikirkan tapi tidak sepenting dulu. Oliver adalah segalanya. Selena menyadari kalau selama ini waktunya untuk Oliver sangat kurang. Hal itu yang membuat Selena sekarang ingin fokus memb

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 132 – Almero Abner? 

    “Selena, malam ini Samuel datang kan?” Suara Marsha bertanya seraya menatap putrinya yang tengah membersihkan sayur. Ya, setelah tadi pagi ke supermarket, sekarang Marsha dan Selena berada di dapur menyiapkan makan malam. Khusus kali ini Marsha dan Selena memang ingin masak bersama. Bahkan mereka tak ingin pelayan membantu mereka. “Iya, Mom. Samuel pasti datang. Kalau dia tidak datang nanti Oliver akan merajuk. Belakangan ini Oliver sering manja dengan ayahnya, Mom. Jadi aku juga sedikit kerepotan. Oliver tidak suka jika permintaannya ditolak. Samuel terlalu memanjakan Oliver.” Selena menjawab seraya meniriskan sayuran yang telah dibersihkan itu. Lantas Selena mulai mengolah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk masakannya. Senyuman di wajah Marsha terlukis mendengar apa yang dikatakan oleh Selena. “Wajar saja kalau Oliver manja. Selama ini dia begitu merindukan ayahnya, Selena. Kau harus mengerti. Hampir lima tahun Oliver tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Meski kau telah berjuang

DMCA.com Protection Status