Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 96. Prepare for the Worst II 

Share

Bab 96. Prepare for the Worst II 

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 01:27:02

Selena menatap ke luar jendela. Kini dia bersama dengan Oliver dan Samuel tengah berada di dalam mobil. Tampak sorot mata Selena menunjukan memiliki jutaan hal yang ada dalam benaknya. Pancaran matanya memancarkan kecemasan yang menyelimuti dirinya. Cemas. Takut. Khawatir. Melebur menjadi satu. Selena seperti sedang mengantarkan sendiri nyawanya. Sungguh, ucapan Vian tadi membuat jantung Selena berpacu begitu keras.

“Apa yang kau pikirkan, Selena?” Samuel membawa tangannya membelai pipi Selena. Sejak tadi sebenarnya Samuel bisa melihat kalau ada yang menjadi beban pikiran Selena. Namun, Selena memilih diam. Mungkin karena ada Oliver di tengah-tengah mereka. Itu kenapa Selena tak berani mengeluarkan suara sedikit pun.

“Tidak. Aku tidak memikirkan apa pun,” jawab Selena pelan seraya menatap Oliver yang duduk di pangkuannya dengan tertidur pulas. Beruntung, Oliver tertidur. Paling tidak, Oliver tak melihat wajahnya yang muram.

Samuel terdiam beberapa saat. Tatapan tak lepas menatap ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 97. William’s Anger 

    “Jelaskan apa maksud Oliver!” Suara William berteriak begitu keras dan menggelegar memenuhi ruangan. Sontak membuat para wanita di sana terkejut. Pun Oliver yang memeluk kaki William langsung terkejut. Bocah laki-laki itu tampak menunjukan jelas ketakutannya kala mendengar teriakan William. “William, tenangkan—”“Diam, Marsha!” bentak William keras pada istrinya. Bulir air mata Oliver mulai menetes kala melihat kemarahan William. Oliver melangkah maju seraya menyeka matanya dengan tangan mungilnya. “Grandpa jangan membenci Papa. Aku menyayangi Papa. Kalau Grandpa mau membenciku tidak apa-apa tapi jangan membenci Papa. Aku sayang Papa, Grandpa,” isaknya sesegukan. “Oliver.” Samuel dan Selena hendak menyentuh Oliver, namun dengan sigap Sean menarik kasar tangan Selena agar menyingkir menjauh dari Oliver. Sean melangkah maju tepat di hadapan Samuel. Kini Sean dan Samuel saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Tatapan yang jelas menunjukan kemarahan mereka. “Bawa Oliver masu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 98. William’s Anger II 

    “Lain kali gunakan dua pisau atau lebih. Satu pisau terlalu mudah untukku.” Suara Samuel menjawab dengan santai dan tenang namun tetap tersirat tegas. Sepasang iris mata cokelat Samuel menatap William yang menunjukan jelas rasa kesal tertahan dalam dirinya. Namun sejak tadi Samuel mampu mengendalikn dirinya. Sorot mata William dan Sean menajam menatap Samuel. Sedangkan Dominic—bungsu laki-laki dari keluarga Geovan itu masih bergeming di tempatnya seraya memberikan tatapan yang memiliki jutaan arti. Dominic terlihat tenang meski wajahnya dingin, tegas, dan arogan. “Lebih baik kau angkat kaki kau dari rumahku. Sebelum aku melayapkanmu dengan tanganku sendiri,” desis William penuh ancaman dan peringatan pada Samuel yang berdiri di hadapannya. Samuel melangkah mendekat pada William. Tak ada sedikit pun rasa takut. Nyatanya Samuel menunjukan jelas tanggung jawabnya. Jika dia takut berhadapan dengan William maka dia tidak akan mungki berani membawa Selena dan Oliver bertemu dengan Willi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 99. Just Wanna be Loved

    “Sssst.” Samuel sedikit meringis kala Selena mengobati luka lebam di wajahnya. Bibir Samuel sedikit pecah akibat pukulan yang disebabkan oleh William dan Sean. Namun, meski pukulan itu keras tetap saja Samuel masih mampu berdiri tegap dan tak mudah tumbang. “Kenapa kau tidak melawan ketika ayahku dan kakakku memukulmu?” Selena memasukan kembali obat-obat yang dia gunakan ke kotak obat. Lantas wanita itu menatap lekat Samuel. Menunggu jawaban dari Samuel. Selama perkelahian, Selena pikir Samuel akan melawan ayah atau kakaknya. Tapi ternyata tidak. Samuel membiarkan ayah dan kakaknya itu memukul. Bahkan Samuel tidak melakukan pembelaan sedikit pun. Padahal jelas Selena yakin Samuel mampu melawan ayah atau kakaknya itu. Senyuman samar di wajah Samuel terlukis. Lantas pria itu menarik tangan Selena agar duduk didekatnya. Dia tak suka jika berbicara dengan jarak yang jauh. Terlihat Selena sedikit terkejut kala Samuel menarik tangannya. Namun jika Selena memberontak, dia tak tega. Pasaln

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 100. William's Plan

    William duduk di kursi kebesaranya seraya menegak wine hingga tandas. Setelah pertengkaran, pria paruh baya itu memilih menenangkan diri di ruang kerjanya yang ada di mansion. William tak hanya sendiri di ruangan itu tapi Sean—putra sulungnya pun ada di sana. Ayah dan anak itu tengah meminum wine guna meredakan emosi yang terbendung dalam diri. William sengaja berada di ruang kerjanya karen dia tahu kalau dirinya berada didekat istrinya maka yang ada hanyalah perdebatan. Itu kenapa William lebih memilih menghindar demi mengendalikan emosinya.“Dad, harusnya kau membiarkanku membunuh pria berengsek itu!” seru Sean seraya mencengkram kuat gelas di tangannya. Rahang pria itu mengetat. Amarah yang berkobar dalam dirinya tak mampu tertahan. Ya, sejak tadi Sean ingin melenyapkan Samuel dengan tangannya sendiri tapi selalu saja ayahnya menahan. Andai saja ayahnya tak menahan maka Sean akan melampiaskan amarahnya yang telah terbendung selama bertahun-tahun. William mengembuskan napas kasar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 101. Get Rid of Ego 

    Samuel berdiri di taman belakang kediaman Keluarga Geovan. Hingga detik ini Samuel belum juga pulang. Bukan tanpa alasan tapi Samuel belum bisa kembali kalau Selena dan Oliver masih berada di sini. Tampak sorot mata Samuel menatap lurus ke depan. Sebenarnya bisa saja Samuel pergi membawa Selena dan Oliver paksa. Akan tetapi Samuel tak mau membuat keributan. Lagi pula Samuel yakin ayah dan kakak Selena itu tak mungkin bisa mengusirnya di malam hari seperti ini, karena jika dirinya tak ada; maka Oliver akan mencarinya. “Kau di sini rupanya?” Dominic melangkah mendekat pada Samuel. Sebelumnya Dominic telah tahu dari pelayan kalau Samuel masih berada di rumah keluarganya. Samuel mengalihkan pandangannya, menatap dingin Dominic. Sorot mata tegas begitu terlihat jelas. “Kau ingin memukulku sepeti apa yang dilakukan kakak dan ayahmu?” tanyanya dingin dan aura wajah tak memiliki keramahan. Senyuman samar di wajah Dominic terlukis. “Kalau aku mau memukulmu sudah sejak saat di New York aku l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 102. Get Rid of Ego II

    “Selena.” Suara semua orang berseru kala melihat Selena jatuh pingsan di dalam dekapan Samuel. Tampak semua orang di sana panik. Dengan cepat William dan Sean segera berebut mengambil alih Selena yang ada di dekapan Samuel.“Berikan padaku. Biar aku yang menggendong adikku,” seru Sean seraya menatap dingin Samuel. “Berikan putriku.” William hendak mengambil Selena dari dekapan Samuel. Namun sayangnya Samuel menghalangi William dan Sean yang ingin mengambil alih Selena dari dekapannya. “Biar aku yang menggendong Selena,” jawab Samuel tegas dan penuh penekanan. “Apa-apaan kalian ini! Kalian ingin membunuh putriku! Kenapa kalian bertengkar hanya karena masalah menggendong putriku!” bentak Marsha yang tak habis pikir dengan William, Sean, dan Samuel. Dominic mengembuskan napas jengah melihat perdebatan ini. Detik selanjutnya, Dominic bergerak maju, lalu pria itu mengambil paksa Selena dari dekapan Samuel. Kini Dominic melangkah membawa Selena masuk ke dalam meninggalkan taman itu. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 103. Grandpa? Is That You?

    Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Marsha baru saja kembali dari kamar Oliver memeriksa cucunya itu telah tertidur lelap. Ya, Selena tengah sakit. Sedangkan Samuel menjaga Selena. Itu kenapa Marsha memeriksa cucunya. Beruntung tadi Oliver tidak rewel. Sungguh, Marsha beruntung memiliki cucu yang sangat cerdas. Hanya diberikan pengertian sedikit kalau Selena sedang sakit; maka Oliver langsung patuh. Saat Marsha membaringkan tubuhnya di ranjang. Tatapan Marsha teralih pada William yang baru saja keluar dari kamar mandi. Berapa detik Marsha menatap kesal suaminya itu. “Kenapa kau tidak menemaniku melihat Oliver? Kau ini bagaimana, William! Usiamu sudah tua kenapa kau masih tetap saja keras. Oliver itu cucu kita. Darahmu mengalir di tubuhnya. Kau selalu mendiamkannya. Bersikap acuh padanya. Apa kau tidak memikirkan bagaimana tumbuh kembangnya nanti? Kalau dia dewasa nanti dan mengerti kalau kau membeda-bedakannya dengan yang lain, kau sama saja meninggalkan luka di hati Oliver. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 104. Grandpa Loves Me

    Pelupuk mata Selena bergerak. Perlahan Selena mulai membuka kedua matanya. Pun Selena merasakan cahaya matahari menyentuh wajahnya. Wanita itu menyipitkan mata sebentar. Lalu mengendarkan pandangannya ke sekitar. Hingga kemudian, tatapan Selena menangkap Samuel yang tertidur pulas di sampingnya. Terdiam. Selena terdiam melihat Samuel yang tertidur di sampingnya. Seketika, ingatan Selena mulai mengingat kemarin dirinya pingsan. Bahkan sepanjang hari, Samuel yang menjaga dan merawatnya. Selena tak henti menatap Samuel yang terlelap. Dari dalam lubuk hatinya, dia tak tega karena Samuel menjaganya sepanjang malam. Jujur, sampai detik ini Selena tak menyangka akan ada di mana Samuel menemui keluarganya. Padahal dulu, benak Selena hanya memikirkan dirinya hidup berdua dengan Oliver tanpa ada yang menggangunya. Akan tetapi apa yang direncanakan terkadang tak sesuai dengan takdir yang diberikan. Selena membawa tangannya membelai pipi Samuel. Wanita itu menelusuri setiap inchi wajah Samuel.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 238 – Kelton's Request

    “Aku ingin menikahi putrimu, Tuan Maxton.” Suara lantang dan tegas Dean sukses membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Suasana di tempat itu menjadi hening terselimuti ketegangan. Bahkan Brianna yang berdiri tak jauh dari Dean sampai menganga terkejut mendengar perkataan Dean. Tubuh Brianna membatu tak menyangka akan apa yang dikatakan oleh Dean. ‘Astaga! Apa Dean sudah gila?’ batin Brianna dengan wajah yang resah ketakutan. “Berengsek! Otakmu sudah tidak waras ingin menikahi adikku?” sembur Samuel dengan nada tinggi dan menggelegar. “Aku bukan orang yang suka berbasa-basi. Aku memang ingin menikahi adikmu,” tukas Dean menegaskan. “Fuck!” Samuel langsung menarik kerah baju Dean, dan melayangkan pukulan keras di rahang Dean. BUGHPukulan pertama berhasil Samuel layangkan. Namun, pukulan kedua berhasil ditangkis oleh Dean. Tampak Selena, Brianna, dan Jillian berteriak histeris kala melihat Samuel memukuli wajah Dean. “Samuel!” Kelton maju. Pria paruh baya itu menarik kera

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 237 – I Want to Marry Your Daughter

    Brianna menatap Joice yang tertidur begitu pulas. Wanita itu membelai lembut pipi Joice. Sungguh, Brianna tak tahu bagaimana dirinya harus bersikap. Brianna seperti terjebak di dalam labirin yang menyandra dirinya. Bahkan seolah labirin itu memberikan jalan buntu. Ya, benak Brianna saat ini bukan hanya memikirkan tentang Joice tapi Brianna juga memikirkan tentang Juliet. Sejak kejadian tadi pagi, membuat diri Brianna merasa bersalah pada Juliet. Bagaimana pun Brianna mengerti akan perasaan sakit yang dialami Juliet. Namun, sungguh tak pernah bermaksud melukai Juliet. Brianna mengembuskan napas pelan. Kejadian tadi pagi memang tak bisa dilupakan. Terlebih Juliet sampai menangis. Brianna tak tega. Ingin sekali Brianna menjelaskan pada Juliet kejadian yang sebenarnya tapi Brianna tidak bisa. Pasalnya Dean selalu menghalangi dirinya. “Apa yang harus Mommy lakukan, Sayang? Mommy tidak ingin membuat seseorang terluka.” Brianna membelai lembut pipi bulat Joice. Tak bisa memungkiri kalau B

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 236 – Juliet’s Anger

    “Ya, aku sudah melakukan test DNA. Hasil membuktikan Joice adalah putriku, Brianna. Kau tidak bisa mengelak lagi. She’s also my daughter.” Jantung Brianna nyaris berhenti berdetak mendengar perkataan Dean. Tenggorokan Brianna tercekat. Berkali-kali Brianna menggelengkan kepala meyakinkan semua ini adalah mimpi. Namun, kenyataannya ini bukanlah mimpi. Apa yang Brianna dengar benar-benar nyata. Sejak di mana Brianna mengetahui kalung miliknya berada di tangan Dean; semua hal yang tak pernah Brianna pikirkan pasti akan menjadi sebuah boomerang yang siap menyerangnya sendiri. Tak pernah Brianna sangka akan jadi seperti ini. Namun, bisakah Brianna berlari? “Dean, kau pasti salah. Joice bukan—” “Brianna Maxton! Kau masih mengelak setelah bukti hasil test DNA ada di tanganmu, hah?! Apa kau sudah tidak waras?!” sembur Dean dengan nada tinggi. Brianna memejamkan mata. Sungguh, Brianna tak menyangka akan berada di titik terpojok seperti ini. Lidah Brianna kelu tidak mampu merangkai kata. M

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 235 – She’s Also My Daughter 

    “Shit!” Brianna mengumpat dalam hati seraya memukul setir mobilnya. Raut wajah Brianna berubah dingin dan memendung kekesalan mendalam. Yang membuat Brianna emosi adalah Dean membawa Joice tanpa bilang apa pun padanya. Andai saja Dean bukanlah pria yang menjadi teman kencan satu malamnya dulu, maka Brianna tak akan sekesal ini. Tidak bisa dipungkiri, Brianna takut kalau Dean merampas Joice dalam hidupnya. Selama ini Brianna nyaman akan orang-orang beranggapan Joice adalah anak kandung Ivan. Dan sekarang, Brianna harus menghadapi kenyataan serumit ini. Suara dering ponsel terdengar. Refleks, Brianna mengambil ponselnya—dan menatap ke layar terpampang nama Dwyne—asistennya. Ya, sekitar sepuluh menit lalu, Brianna meminta asistennya untuk mencari nama Dean. Tak mungkin Brianna bertanya pada Samuel ataupun Selena. Masalah akan semakin rumit jika sampai Samuel dan Selena tahu. “Kau sudah mendapatkan alamat Dean?” jawab Brianna kala panggilan terhubung. “Sudah, Nyonya. Saya sudah mendap

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 234 – Brianna Panic

    Suara bell sekolah berbunyi menandakan siswa dan siswi diperbolehkan untuk pulang. Pelajaran pun telah berakhir. Terlihat Joice dan Oliver begitu bersemangat untuk pulang. Terlebih Joice yang sejak tadi mengusap-usap perut buncitnya menandakan bahwa Joice sudah sangat lapar. Memang Joice terkenal dengan tak bisa menahan lapar sedikit. Ditambah di kelas siswa dan siswi dilarang untuk makan. Hanya diperbolehkan minum saja. Tapi minum mana bisa membuat Joice kenyang? “Oliver, ayo cepat sedikit. Aku sudah lapar, Oliver. Sopir pasti sudah menjemput kita di depan kan?” ujar Joice meminta Oliver untuk cepat. Pasalnya, Oliver sangat lama sekali memasukan kotak pensil ke dalam tas. Oliver mendengkus. “Sabar, Joice. Kalau aku diburu-buru nanti ada barangku yang tertinggal.” Bibir Joice mencebik. Gadis kecil itu langsung memiliki inisiatif membantu Oliver—memasukan barang-barang milik Oliver ke dalam tas Oliver. Pun Oliver tak mengomel kala Joice membantunya. “Sudah selesai.” Joice berucap

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 233 – DNA Test Result of Dean and Joice 

    Brianna menatap hangat Joice yang tengah memakan ice cream. Tatapan mata Brianna tak lepas menatap Joice begitu dalam. Tatapan menatap Joice penuh kasih sayang seorang ibu. Mata Brianna hendak mengeluarkan air mata, namun dengan cepat Brianna menahan diri agar tak meneteskan air mata. Brianna tidak mau sampai Joice melihatnya bersedih. Ivan—mantan suami Brianna sekarang telah masuk penjara. Keluarga Maxton dan keluarga Geovan sudah tahu kalau tentang penculikan Brianna dan Selena. Tentu saja William—ayah Selena mengamuk dan sampai datang ke penjara karena ingin memukul Ivan. Pun Kelton juga sampai datang ke penjara karena ingin menghajar Ivan. Namun, Samuel segera mencegah karena Samuel tak ingin masalah semakin rumit. Semua telah berlalu. Masalah tentang Ivan pun telah selesai. Pada akhirnya yang jahat akan mendapatkan balasan dari apa yang telah mereka perbuat. Akan tetapi ada suatu hal yang mengganggu pikiran dan Brianna saat ini. Sesuatu yang selalu membuat Brianna merasakan kek

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 232 – Joice is My Daughter!

    “Bagaimana keadaannya? Tidak ada luka yang serius kan?” Dean bertanya cepat kala dokter baru saja selesai memeriksa keadaan Brianna. Di balik wajah tenang dan diam, raut wajah Dean menunjukan jelas rasa cemasnya akan kondisi Brianna. “Tuan, Anda tidak perlu khawatir. Keadaan Nyonya Brianna baik-baik saja,” jawab sang dokter sopan pada Dean. Dean mengangguk singkat. Sekarang dirinya bisa tenang karena kondisi Brianna baik-baik saja. “Thanks,” jawabnya datar. “Sama-sama, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” Sang dokter segera pamit undur diri dari hadapan Dean. Saat dokter sudah pergi, Dean melangkah mendekat pada Brianna. Lantas, pria itu duduk tepat di tepi ranjang. Menatap Brianna hangat. “Dokter bilang kau baik-baik saja, Brianna. Aku senang kau tidak memiliki luka serius.” Perlahan, Brianna bangun dari ranjang dan segera mengambil posisi duduk agar berhadapan dengan Dean. Refleks, Dean pun membantu Brianna untuk duduk. Pria itu mengambil bantal dan meletakannya ke punggung Briann

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 231 – Revenge Kidnapping II 

    “Kau—” Mata Ivan melebar terkejut melihat sosok pria memakai jaket kulit hitam berdiri di ambang pintu. Tampak sepasang iris mata Ivan menatap tajam sosok pria yang baru saja datang itu. “Siapa kau!” bentak Ivan keras seraya melepaskan Brianna dari cengkraman tangannya.Pria itu tersenyum samar kala Ivan tak mengenali dirinya. Lantas, pria itu melangkah masuk mendekat pada Ivan. “Kau benar-benar tidak mengenaliku?” tanyanya dingin dan menusuk seakan menimbulkan atmosfer menyeramkan. Sayup-sayup mata Selena mulai terbuka seraya memeluk perutnya erat. Suara berat begitu familiar di telinga Selena terdengar. Detik selanjutnya, Selena mengalihkan pandangannya menatap ke sumber suara itu. Seketika mata Selena menyipit terkejut melihat sosok yang dia kenal berdiri di ambang pintu. “D-Dominic?” Tenggorokan Selena nyaris tercekat melihat adik laki-laki bungsunya. Ivan terkejut akan respon Selena yang mengenal sosok pria di hadapannya. Raut wajah Ivan sedikit memucat. Nama ‘Dominic’ mulai

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 230 – Revenge Kidnapping

    *Help me!* Tubuh Samuel menegang dengan sorot mata tajam menatap pesan singat dari Selena. Tampak raut wajah Samuel menunjukan jelas kepanikan dan kecemasan. Dengan gerak yang sangat cepat, Samuel segera menghubungi nomor Selena. Namun, sayangnya nomor Selena sudah tidak lagi aktif. Jantung Samuel berpacu dengan cepat. Pancaran mata Samuel menunjukan rasa khawatir. Terlebih pesan singkat Selena seakan memberikannya sebuah tanda. Samuel tetap berusaha tenang walau rasa cemas dan takut tak kunjung hilang. Tiba-tiba, ingatan Samuel mengingat hari ini Selena akan pergi dengan Brianna ke supermarket. Tanpa menunggu lama, Samuel segera menghubungi nomor Brianna. “Berengsek!” Samuel meremas kuat ponselnya kala yang dia dengar hanyalah suara operator yang memberikannya informasi nomor Brianna tak aktif. Kilat mata Samuel kian begitu tajam. Insting kuatnya sudah menduga terjadi sesuatu dengan Selena dan Brianna. “Samuel, ada apa?” Rava sejak tadi bingung akan wajah Samuel yang menunjukan

DMCA.com Protection Status