Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 104. Grandpa Loves Me

Share

Bab 104. Grandpa Loves Me

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 01:55:48

Pelupuk mata Selena bergerak. Perlahan Selena mulai membuka kedua matanya. Pun Selena merasakan cahaya matahari menyentuh wajahnya. Wanita itu menyipitkan mata sebentar. Lalu mengendarkan pandangannya ke sekitar. Hingga kemudian, tatapan Selena menangkap Samuel yang tertidur pulas di sampingnya. Terdiam. Selena terdiam melihat Samuel yang tertidur di sampingnya. Seketika, ingatan Selena mulai mengingat kemarin dirinya pingsan. Bahkan sepanjang hari, Samuel yang menjaga dan merawatnya.

Selena tak henti menatap Samuel yang terlelap. Dari dalam lubuk hatinya, dia tak tega karena Samuel menjaganya sepanjang malam. Jujur, sampai detik ini Selena tak menyangka akan ada di mana Samuel menemui keluarganya. Padahal dulu, benak Selena hanya memikirkan dirinya hidup berdua dengan Oliver tanpa ada yang menggangunya. Akan tetapi apa yang direncanakan terkadang tak sesuai dengan takdir yang diberikan.

Selena membawa tangannya membelai pipi Samuel. Wanita itu menelusuri setiap inchi wajah Samuel.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 105. New Problem

    Samuel turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam perusahaannya. Hari ini Samuel terpaksa harus meninggalkan Selena dan Oliver di kediaman Keluarga Geovan. Pasalnya ada pekerjaan yang tak bisa dia tunda. Sebenarnya bisa saja Samuel memaksa membawa Selena dan Oliver ikut dengannya tapi itu sangat tidak mungkin. Samuel tak ingin memperkeruh suasana. Bagaimanapun, prioritas utama Samuel adalah kebahagiaan Selena dan Oliver. Jika dia menuruti ego maka yang terjadi hanyalah pertikaian yang tak mengenal ujung. “Selamat pagi, Tuan Samuel.” Sang sekretaris menyapa kala Samuel baru saja keluar dari lift. “Di mana Vian?” tanya Samuel dingin. Biasanya yang menyambut dirinya adalah Vian tapi malah yang ada di hadapannya sekretaris pribadinya. “Tuan Vian sedang keluar sebentar, Tuan. Beliau seperti tergesa-gesar karena harus melakukan hal yang penting. Tapi beliau tadi berpesan pada saya akan segera menemui Anda, Tuan,” jawab sang sekretaris sopan. Samuel terdiam beberapa saat mendengar lap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 106. Interesting Games

    “Tuan Samuel. Terjadi masalah cukup besar di perusahaan keluarga Anda. Pagi ini saham keluarga akan melonjak turun secara drastis. Kerugian yang didapat perusahaan keluarga Anda sangat besar, Tuan. Dalam waktu tiga puluh menit kita tidak bertindak, penurunan saham akan lebih parah.” Raut wajah Samuel berubah kala mendengar ucapan Vian. Tampak pancaran matanya menunjukan jelas keterkejutannya. Napas Samuel memburu. Pria itu mengepalkan tangan kuat-kuat seraya mengumpat dalam hati. Emosi dalan diri Samuel menyulut dirinya membuat dirinya nyaris tak mampu mengendalikan emosinya. Sejenak, Samuel memejamkan mata singkat. Benaknya langsung bekerja. Samuel sangat yakin ayahnya sangatlah berhati-hati dalam memimpin perusahaan. Tidak mungkin dengan mudahnya ayahnya itu tumbang. Beberapa saat Samuel masih tetap terdiam. Dia memikirkan bagaimana mungkin perusahaannya mengalami kerugiaan. Bulan lalu Samuel sudah memeriksa perusahaan keluarganya dalam kondisi sehat bahkan sangat sehat. Saat Sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 107. To Purposely Make Jealous

    *Selena, apa kita bisa bicara sebentar? Aku tahu kau sudah ada di London. Aku mohon berikan waktu untukku bicara padamu—Dean Osbert.* Selena mengembuskan napas panjang membaca pesan dari Dean. Entah sudah tak lagi terhitung berapa puluh kali Dean mengirimkan pesan ingin bertemu dengannya. Namun, Selena memang belum bisa bertemu dengan Dean. Jujur, Selena bingung untuk berbicara dengan Dean. Selena yakin pasti Dean menanyakan tentang hubungannya dengan Samuel. Mengingat sejak kejadian di mana Dean dan Samuel bertengkar, Selena belum sama sekali berkomunikasi dengan Dean. “Maafkan aku, Dean. Maaf aku belum bisa bicara denganmu.” Selena bergumam pelan. Lantas wanita itu memilih untuk meletakan ponselnya ke tempat semula. Terpaksa Selena mengabaikan Dean untuk kesekian kalinya. “Selena?” Suara Samuel memasuki kamar Selena. Refleks, Selena mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Tampak raut wajah Selena terkejut melihat Samuel masih berada di rumah keluarganya. “Kau masih di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 108. I Need Proof Not Bullshit

    “Berengsek!” Selena menghentakan kakinya dengan raut wajah penuh emosi. Amarah telah membakar diri Selena. Wanita itu tak henti-hentinya mengumpat. Sungguh, kalau tahu akan seperti ini lebih baik dia tak usah ikut. Sejenak, Selena berusaha mengatur napasnya meredakan emosi dalam diri. Detik selanjutnya, Selena segera mengambil ponselnya yang ada di dalam tas dan hendak menghubungi taksi untuk menjemputnya. Namun tiba-tiba ada tangan kokoh yang merampas ponselnya. Refleks, Selena mengalihkan pandangannya pada sang pemilik tangan kokoh yang merampas ponselnya. Seketika raut wajah Selena berubah. Sepasang iris mata biru Selena mulai menajam. “Samuel! Kembalikan ponselku!” seru Selena dengan nada tinggi. Dia hendak merampas kembali ponselnya yang ada di tangan Samuel. Tapi sayangnya, Samuel malah menyembunyikan ponsel Selena. Hingga membuat Selena kesulitan merampas ponsel itu. “Maxton! Kau mau apa lagi! Aku sudah memberikan waktu untukmu bersama wanita itu! Kenapa kau di sini? Pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 109. I Need Proof Not Bullshit II 

    Bibir Samuel menyatu dengan bibir Selena. Mereka saling melumat penuh kelembutan dan hasrat yang membara. Degup jantung keduanya begitu kencang begitu terasa kala tubuh mereka saling berdekatan. Tangan Samuel meremas pelan pinggang Selena. Tak hanya diam, Selena pun mengalungkan tangannya ke leher Samuel. Dia memperdalam lumatan itu. Percikan-percikan perasaan yang tak mampu tertahan. Membuat organ dalam tubuhnya bergejolak. Bahkan rasanya Selena tidak ingin melepas bibir Samuel yang tengah menjelajah di atas bibirnya. Hingga kemudian, tanpa sadar tubuh Selena sudah terdorong di atas ranjang. Lantas Samuel menindih tubuh Selena. Pria itu semakin melumat liar di atas bibir Selena. Mencecapi bibir manis itu. Suara desahan terdengar kala Samuel begitu hebat mencium bibir Selena. Tak hanya itu saja tapi tangan nakal Samuel pun memberikan remasan di dada Selena. Membuat Selena melenguh panjang. “S-Samuel … jangan sekarang,” desah Selena kala tangan Samuel tak henti memberikan remasan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 110. Bad News

    “Grandma, Papa dan Mama ada di mana? Kenapa belum pulang?” Suara Oliver bertanya pada Marsha dengan nada polos. Bocah laki-laki itu mengerjapkan mata beberapa kali menatap Marsha. Di samping Oliver ada Joice yang tengah memeluk barbie. “Papa dan Mamamu pasti sebentar lagi pulang, Sayang. Kau tunggu ya, Nak.” Marsha sedikit menundukan kepalanya, menangkup kedua pipi Oliver dan memberikan kecupan bertubi-tubi di pipi bulat Oliver. “Oke, Grandma,” jawab Oliver dengan senyuman di pipi bulatnya. “Oliver, kau tidak berbohong kan? Kau tadi bilang Paman Samuel adalah Papamu. Paman Samuel tidak pernah bercerita padaku kalau dia adalah Papamu,” ucap Joice polos. Bocah perempuan itu tampil cantik dengan dress berwarna ungu. Dress yang sangat pas hingga membuat perut buncitnya sangat terlihat jelas. “Aku tidak mungkin berbohong, Joice. Nanti aku akan tunjukan kalau Paman Samuel-mu memang Papaku.” Oliver melipat tangan di depan dada. Bibirnya tertekuk sebal karena Joice tidak percaya padanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 111. Deep Hatred

    “Tuan William, Tuan Sean. Berita tentang skandal Tuan Samuel Maxton dan Nona Selena telah ada di media. Semua pemberitaan miring tentang Nona Selena sudah muncul. Banyak orang yang menghina Nona Selena sebagai wanita murahan dan wanita penggoda. Akun sosial media Nona Selena diserang publik yang menghina Nona Selena, Tuan. Dan berita ini pun telah berdampak buruk pada perusahaan. Baik Maxton Group dan Geovan Group mengalami kerugiaan yang tinggi akibat berita miring yang tersebar.” Raut wajah William dan Sean begitu terkejut kala mendengar apa yang dikatakan oleh Albert. Tampak ayah dan anak itu menghunuskan tatapan tajamnya pada Albert. Aura kemarahan dan emosi yang menelusup dalam diri begitu terlihat jelas di wajah mereka. “Bagaimana itu bisa terjadi, Albert!” bentak William begitu menggelegar. Albert menelan salivanya susah payah. Buru-buru, dia segera memberikan iPad yang ada di tangannya pada William. Dia memutar video yang menyiarkan berita miring tersebut. *Berita pagi ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 112. Always be the Protector

    “Di mana Oliver dan Joice? Apa mereka masih bermain di taman?” Suara Selena bertanya seraya menatap Samuel yang melangkah mendekat ke arahnya. Kini Selena tengah duduk di kamar bersantai membaca majalah bisnis yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Hari ini Selena memilih bersantai di rumah. Pun hingga detik ini Selena masih belum aktif pada pekerjaannya. Selena masih menyerahkan semua pekerjaannya pada Jenia—asistennya. “Masih … mereka masih bermain di taman.” Samuel duduk tepat di samping Selena. Menatap hangat Selena yang tengah membaca majalah. “Kau sering membaca majalah bisnis? Bukankah isi majalah bisnis kebanyakan hanya isinya tentang keluarga besarmu? Untuk apa kau lihat lagi? Kau pasti jauh lebih tahu dari pada artikel yang dimuat ini.” Senyuman di wajah Selena terlukis mendengar apa yang diucapkan oleh Samuel. Lantas wanita itu menuntup majalah yang ada di tangannya itu dan meletakan ke atas meja. “Aku menyukai setiap media memberitakan tentang kakakku. Di artikel itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 263 – Ending Scene (Tamat) 

    Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 262 – Extra Part V 

    Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 261 – Extra Part IV

    “Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 260 – Extra Part III 

    “Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status