Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 93. You Can Understand without Having to Explain

Share

Bab 93. You Can Understand without Having to Explain

Author: Abigail Kusuma
last update Last Updated: 2024-11-11 01:26:02

Samuel melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Pria itu melirik Selena sebentar. Tampak senyuman di wajah Samuel terlukis kala melihat Selana tertidur begitu pulas. Ya, sejak pembicaraan tadi, mereka tak lagi berbicara sepatah kata pun. Bahkan dikala tadi Samuel meminta Selena memberikan kesempatan kedua untuknya, tetap saja wanita itu tak menggubris permintaannya. Samuel menyadari apa yang dia lakukan dulu memang tak akan mungkin dengan mudah termaafkan.

Samuel membawa tangannya membelai pipi Selena. Dulu, Selena memiliki pipi yang tirus. Tubuh begitu langsing. Sekarang setelah Selena pernah melahirkan, wanita itu memiliki tubuh sedikit padat berisi dan membuat Samuel semakin menyukainya.

Tak lama kemudian, mobil yang dilajukan Samuel mulai memasuki halaman parkir mansionnya. Lantas Samuel menoleh pada Selena dan hendak membangunkan. Namun, Samuel mengurungkan niatnya kala melihat Selena yang tertidur begitu pulas. Jarak dari hutan ke mansion memang tak dekat. Tidak heran jika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 94. Love Cannot be Forced

    “Papa? Apa benar besok kita ke London?” Suara Oliver berucap polos seraya melangkah mendekat pada Samuel yang tengah membaca koran di taman belakang mansion. Tepat disaat Oliver mendekat, Samuel langsung menggendong tubuh Oliver dan memindahkannya ke pangkuannya. “Iya, Boy. Besok kita akan ke London. Kita akan bertemu dengan Grandpa-mu.” Samuel mengecupi pipi bulat Oliver. Namun sayangnya jawaban Samuel itu bukan membuat Oliver senang. Melainkan wajah Oliver berubah menjadi muram. “Hey, Boy. Kenapa kau sedih seperti ini?” Samuel mencubit pelan hidung mancung nan mungil Oliver. Wajah Oliver jelas menunjukan kesedihan. Bibir mungil merah jambu Oliver tertekuk. Raut muram terlihat jelas di wajah tampan bocah laki-laki itu. “Kalau nanti aku bertemu Grandpa bersama dengan Papa; Grandpa mau tidak bermain denganku? Aku ingin bermain dengan Grandpa, Papa. Aku ingin disayang Grandpa.” Mata Oliver berkaca-kaca nyaris ingin menangis. “Bukankah aku pernah bilang, laki-laki dilarang menangi

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 95. Prepare for the Worst

    Selena duduk di tepi ranjang dengan raut wajah yang gelisah. Sebentar lagi dia dan Samuel beserta Oliver akan pergi ke London. Sejak tadi malam hatinya menjadi tidak tenang. Bayangan terjadi sesuatu muncul dalam benaknya. Selena akui dia memang akhirnya mengizinkan Samuel bertemu dengan keluarganya tetapi mengizinkan bertemu bukan berarti membuka hatinya. Membuka hati untuk Samuel adalah hal yang harus Selena pikiran jutaan kali. Penderitaan yang dia alami selama lima tahun bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Banyak pengorbanan yang telah dia lakukan. Namun, Selena pun menyadari akan sangat tidak mungkin terus-terusan menutupi tentang Oliver adalah anak Samuel. Mungkin jika Samuel masih belum tahu tentang Oliver; maka dia akan bisa menutupi rahasia ini selamanya. Tapi sekarang berbeda, Samuel telah mengetahui tentang Oliver. Selena menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Sungguh, hati Selena benar-benar merasa tak nyaman. Kekhawatiran dan rasa takut menelusup dalam d

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 96. Prepare for the Worst II 

    Selena menatap ke luar jendela. Kini dia bersama dengan Oliver dan Samuel tengah berada di dalam mobil. Tampak sorot mata Selena menunjukan memiliki jutaan hal yang ada dalam benaknya. Pancaran matanya memancarkan kecemasan yang menyelimuti dirinya. Cemas. Takut. Khawatir. Melebur menjadi satu. Selena seperti sedang mengantarkan sendiri nyawanya. Sungguh, ucapan Vian tadi membuat jantung Selena berpacu begitu keras. “Apa yang kau pikirkan, Selena?” Samuel membawa tangannya membelai pipi Selena. Sejak tadi sebenarnya Samuel bisa melihat kalau ada yang menjadi beban pikiran Selena. Namun, Selena memilih diam. Mungkin karena ada Oliver di tengah-tengah mereka. Itu kenapa Selena tak berani mengeluarkan suara sedikit pun. “Tidak. Aku tidak memikirkan apa pun,” jawab Selena pelan seraya menatap Oliver yang duduk di pangkuannya dengan tertidur pulas. Beruntung, Oliver tertidur. Paling tidak, Oliver tak melihat wajahnya yang muram. Samuel terdiam beberapa saat. Tatapan tak lepas menatap ma

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 97. William’s Anger 

    “Jelaskan apa maksud Oliver!” Suara William berteriak begitu keras dan menggelegar memenuhi ruangan. Sontak membuat para wanita di sana terkejut. Pun Oliver yang memeluk kaki William langsung terkejut. Bocah laki-laki itu tampak menunjukan jelas ketakutannya kala mendengar teriakan William. “William, tenangkan—”“Diam, Marsha!” bentak William keras pada istrinya. Bulir air mata Oliver mulai menetes kala melihat kemarahan William. Oliver melangkah maju seraya menyeka matanya dengan tangan mungilnya. “Grandpa jangan membenci Papa. Aku menyayangi Papa. Kalau Grandpa mau membenciku tidak apa-apa tapi jangan membenci Papa. Aku sayang Papa, Grandpa,” isaknya sesegukan. “Oliver.” Samuel dan Selena hendak menyentuh Oliver, namun dengan sigap Sean menarik kasar tangan Selena agar menyingkir menjauh dari Oliver. Sean melangkah maju tepat di hadapan Samuel. Kini Sean dan Samuel saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Tatapan yang jelas menunjukan kemarahan mereka. “Bawa Oliver masu

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 98. William’s Anger II 

    “Lain kali gunakan dua pisau atau lebih. Satu pisau terlalu mudah untukku.” Suara Samuel menjawab dengan santai dan tenang namun tetap tersirat tegas. Sepasang iris mata cokelat Samuel menatap William yang menunjukan jelas rasa kesal tertahan dalam dirinya. Namun sejak tadi Samuel mampu mengendalikn dirinya. Sorot mata William dan Sean menajam menatap Samuel. Sedangkan Dominic—bungsu laki-laki dari keluarga Geovan itu masih bergeming di tempatnya seraya memberikan tatapan yang memiliki jutaan arti. Dominic terlihat tenang meski wajahnya dingin, tegas, dan arogan. “Lebih baik kau angkat kaki kau dari rumahku. Sebelum aku melayapkanmu dengan tanganku sendiri,” desis William penuh ancaman dan peringatan pada Samuel yang berdiri di hadapannya. Samuel melangkah mendekat pada William. Tak ada sedikit pun rasa takut. Nyatanya Samuel menunjukan jelas tanggung jawabnya. Jika dia takut berhadapan dengan William maka dia tidak akan mungki berani membawa Selena dan Oliver bertemu dengan Willi

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 99. Just Wanna be Loved

    “Sssst.” Samuel sedikit meringis kala Selena mengobati luka lebam di wajahnya. Bibir Samuel sedikit pecah akibat pukulan yang disebabkan oleh William dan Sean. Namun, meski pukulan itu keras tetap saja Samuel masih mampu berdiri tegap dan tak mudah tumbang. “Kenapa kau tidak melawan ketika ayahku dan kakakku memukulmu?” Selena memasukan kembali obat-obat yang dia gunakan ke kotak obat. Lantas wanita itu menatap lekat Samuel. Menunggu jawaban dari Samuel. Selama perkelahian, Selena pikir Samuel akan melawan ayah atau kakaknya. Tapi ternyata tidak. Samuel membiarkan ayah dan kakaknya itu memukul. Bahkan Samuel tidak melakukan pembelaan sedikit pun. Padahal jelas Selena yakin Samuel mampu melawan ayah atau kakaknya itu. Senyuman samar di wajah Samuel terlukis. Lantas pria itu menarik tangan Selena agar duduk didekatnya. Dia tak suka jika berbicara dengan jarak yang jauh. Terlihat Selena sedikit terkejut kala Samuel menarik tangannya. Namun jika Selena memberontak, dia tak tega. Pasaln

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 100. William's Plan

    William duduk di kursi kebesaranya seraya menegak wine hingga tandas. Setelah pertengkaran, pria paruh baya itu memilih menenangkan diri di ruang kerjanya yang ada di mansion. William tak hanya sendiri di ruangan itu tapi Sean—putra sulungnya pun ada di sana. Ayah dan anak itu tengah meminum wine guna meredakan emosi yang terbendung dalam diri. William sengaja berada di ruang kerjanya karen dia tahu kalau dirinya berada didekat istrinya maka yang ada hanyalah perdebatan. Itu kenapa William lebih memilih menghindar demi mengendalikan emosinya.“Dad, harusnya kau membiarkanku membunuh pria berengsek itu!” seru Sean seraya mencengkram kuat gelas di tangannya. Rahang pria itu mengetat. Amarah yang berkobar dalam dirinya tak mampu tertahan. Ya, sejak tadi Sean ingin melenyapkan Samuel dengan tangannya sendiri tapi selalu saja ayahnya menahan. Andai saja ayahnya tak menahan maka Sean akan melampiaskan amarahnya yang telah terbendung selama bertahun-tahun. William mengembuskan napas kasar.

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 101. Get Rid of Ego 

    Samuel berdiri di taman belakang kediaman Keluarga Geovan. Hingga detik ini Samuel belum juga pulang. Bukan tanpa alasan tapi Samuel belum bisa kembali kalau Selena dan Oliver masih berada di sini. Tampak sorot mata Samuel menatap lurus ke depan. Sebenarnya bisa saja Samuel pergi membawa Selena dan Oliver paksa. Akan tetapi Samuel tak mau membuat keributan. Lagi pula Samuel yakin ayah dan kakak Selena itu tak mungkin bisa mengusirnya di malam hari seperti ini, karena jika dirinya tak ada; maka Oliver akan mencarinya. “Kau di sini rupanya?” Dominic melangkah mendekat pada Samuel. Sebelumnya Dominic telah tahu dari pelayan kalau Samuel masih berada di rumah keluarganya. Samuel mengalihkan pandangannya, menatap dingin Dominic. Sorot mata tegas begitu terlihat jelas. “Kau ingin memukulku sepeti apa yang dilakukan kakak dan ayahmu?” tanyanya dingin dan aura wajah tak memiliki keramahan. Senyuman samar di wajah Dominic terlukis. “Kalau aku mau memukulmu sudah sejak saat di New York aku l

Latest chapter

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 140 – Selena's Trapper is Your Ex-Fiancé

    Samuel menatap Selena yang tertidur begitu pulas. Sekitar sepuluh menit lalu, Samuel meminta dokter untuk menyuntikan obat penenang pada Selena agar wanita itu tidur nyaman. Beruntung, Selena pun sejak tadi menuruti semua perkataannya. Lebih tepatnya tubuh Selena begitu lemah sampai membuat wanita itu tak banyak bicara.Saat ini Samuel membawa Selena ke apartemen pribadinya. Dia tak mungkin membawa Selena ke mansion keluarga Geovan. Pasalnya Samuel tak ingin membuat kedua orang tua Selena cemas. Pun di sana ada Oliver. Itu kenapa Samuel lebih memilih membawa Selena ke apartemen pribadinya. Sejenak, Samuel mengembuskan napas panjang. Dalam benaknya terus saja memikirkan bagaimana kalau dirinya sampai datang terlambat. Shit! Samuel mengumpat dalam hati, ingatannya tergali saat Almero hendak menyentuh Selena. Jika mengingat itu semua membuat emosi Samuel terasa begitu terbakar. Harusnya dia membunuh Almero dengan cara yang lebih kejam! Sungguh, membayangkan itu semua membuat Samuel bena

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 139 – The Savior II 

    Brakkkk Suara dobrakan pintu yang begitu keras suskes membuat pintu itu terpental. Refleks, Almero mengalihkan pandangannya kala pintu berhasil terdobrak. Seketika mata Almero terkejut melihat dia sosok pria yang datang menatapnya dengan tatapan penuh amarah. “Berengsek!” Samuel menerjang Almero dengan emosi yang nyaris meledak. Tanpa belas kasihan, Samuel menarik kerah baju Almero, menghajarnya tanpa ampun. BUGH BUGH BUGH BUGH “Mati kau, Sialan!” Samuel menendang perut Almero hingga membuat Almero tersungkur di lantai. Namun, kala Samuel ingin kembali menyerang Almero tiba-tiba anak buah Almero berhamburan datang. Tampak Samuel dan Mateo melangkah mundur. Mateo sejak tadi ingin menolong Miracle tapi dia tak bisa melakukanya sekarang. Kondisinya dikepung seperti ini membuat Mateo harus melumpuhkan anak buah Almero lebih dulu. Napas Mateo memburu. Sorot matanya menajam dan memendung amarah. Darah Miracle memenuhi lantai membuat emosi Mateo tersulit. Fuck! Mateo mengumpat dalam

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 138 – The Savior

    “Tubuhmu. Kesepakatanku dengan Iris adalah aku bisa mencicipi tubuh indahmu, Nona Geovan.” Raut wajah Selena berubah menjadi pucat mendengar apa yang diucapkan oleh Almero. Sepasang iris mata biru Selena melebar tersirat rasa takut yang telah menelusup ke dalam dirinya. Wanita itu menegang dengan rasa cemas yang melanda hebat dirinya. Seketika itu juga jantung Selena berpacu begitu keras akibat ketakutannya. Peluh mulai muncul di pelipisnya. Dalam hati, Selena berharap Samuel atau keluarganya bisa datang tepat waktu menyelamatkan dirinya dan Miracle. “Berengsek! Jaga bicaramu!” maki Miracle emosi. Wanita itu tak bisa lagi menahan amarah kala mendengar ucapan kurang ajar yang diucapkan oleh pria yang bernama Almero Abner. Ini sudah waktunya untuk bertindak. Meski Miracle tahu dirinya akan sulit melawan dalam posisi tangan di borgol tapi tetap saja Miracle akan berjuang sekuat tenaga. Dia tak akan membiarkan terjadi sesuatu hal yang buruk pada saudara kembarnya itu. Almero melirik Mi

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 137 – Arranged Deals

    “Kau—” Mata Selena menatap dua wanita di hadapannya dengan tatapan yang begitu tajam dan tersirat memendung amarahnya. Rahang Selena mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Mati-matian Selena berusaha menahan amarah dalam dirinya. Sudah sejak tadi Selena menduga dalang dibalik ini semua. Tapi Selena tak menyangka ternyata apa yang ada di dalam benaknya adalah sungguhan. “Hi, Selena. Long time no see. Senang sekali aku bertemu denganmu di tempat ini.” Wanita di hadapan Selena itu menyapa sekaligus melukiskan senyuman anggun seraya mengibaskan rambutnya. “Fuck! Jalang sialan! Beraninya kau menjebak saudara kembarku! Apa kau bosan hidup!” Miracle hendak menyerang sosok wanita di hadapannya. Meski tangannya terborgol bisa saja Miracle melompat agar tetap bisa bangun. Bodohnya orang-orang yang menculiknya itu tak mengikat kakinya. Itu yang mempermudah Miracle. “No, Miracle. Please.” Selena langsung mencegah Miracle. Meminta saudara kembarnya itu untuk tenang dan tak terpancing oleh em

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 136 – Looking for a Solution II 

    Pelupuk mata Selena bergerak-gerak. Perlahan Selena mulai membuka matanya. Wanita itu sedikit meringis merasakan tubuhnya terasa sakit. Sayup-sayup, Selena mengendarkan pandangannya di sekitar—melihat dirinya berada di sebuah gudang gelap dan berukuran besar. Selena memijat pelipisnya kala rasa sakit di kepalanya muncul menyerang. Tubuhnya pun nyeridan pegal.“Akh—” Selena meringis merasakan sakit di tengkuk lehernya. Beberapa detik, Selena tampak terdiam berusaha mengingat kenapa dirinya bisa berada di gudang beruangan gelap seperti ini. Lalu … tiba-tiba ketika ingatan di kepala Selena muncul, wanita itu terkejut sekaligus ketakutan mengingat semua yang terjadi. Napas Selena cemas. Namun mati-matian Selena menyingkirkan rasa takut yang telah menelusup ke dalam dirinya. Ya, setakut apa pun dirinya, Selena yakin Samuel ataupun keluarganya pasti akan datang mencarinya. Dalam keadaan seperti ini takut hanyalah sia-sia. Yang Selena bisa lakukan hanya tetap tenang dan mencoba untuk berpiki

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 135 – Looking for a Solution

    Tubuh Selena bergetar ketakutan melihat Miracle jatuh pingsan. Raut wajahnya pucat pasi begitu terlihat jelas. Mata Selena menatap nanar Miracle yang tergeletak tak berdaya di lantai. Jantung wanita itu berdetak tak karuan. Sejenak, Selena berusaha berpikir siapa dalang dibalik semua itu. Pasalnya Selena tak pernah memiliki musuh. Hingga kemudian, tiba-tiba sesuatu muncul dalam benaknya. Sesuatu hal di mana dia mulai tahu siapa dalang dibalik semua ini. Hanya saja Selena masih memiliki keraguan. Beberapa detik, Selena masih diam melihat pria yang bernama ‘Almero Abner’ tertawa melihat Miracle berhasil dilumpuhkan. Napas Selena memburu. Ingin sekali dia melawan tapi Selena tahu kemampuannya. Selena tetap berusaha tenang dan anggun di tempatnya. Dia yakin keluarganya ataupun Samuel pasti akan menemukannya. “Oh, astaga … ini benar-benar lucu. Ternyata istri Mateo De Luca tidak sekuat yang aku bayangkan.” Almero tertawa mengudara. Tawanya begitu puas meledek Miracle yang berhasil dilum

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 134 – Planned Trap II 

    “Nyonya Miracle De Luca, apa yang Anda cari?” Suara berat Almero sontak membuat Miracle terkejut. Refleks, Miracle mengalihkan pandangannya pada Almero. Mengulas senyuman paksaan di wajahnya. Walau hati dan benak Miracle sedang mencurigai sesuatu tapi Miracle tetap menunjukan wajah elegan, anggun, dan berkelas seperti biasanya. “Ah, tidak. Aku hanya sedikit bingung ada restoran baru di sini. Jadi aku mengendarkan pandaganku melihat design restoran kecil ini. Apa kau mengenal pemilik restoran ini, Tuan Almero?” tanya Miracle dengan senyuman penuh arti di wajahnya. Sepasang manik mata biru Miracle tak lepas menatap Almero yang duduk di hadapannya. “Well, saya mengenal pemilik restoran ini. Bahkan sangat mengenal. Dan, ya … restoran ini baru di buka, Nyonya. Itu kenapa restoran ini masih sepi. Tapi khusus hari ini, saya sudah memesan restoran ini. Saya kurang suka keramaian. Terlebih kali ini pembahasan saya dengan Nona Selena sangat penting. Saya ingin fokus dengan project yang saya

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 133 – Planned Trap

    Matahari begitu terik. Selena yang tengah ada di dalam mobil sesekali melihat pemandangan di luar. Cuaca cerah seperti ini harusnya Selena mengajak Oliver berjalan-jalan namun rasanya itu tak mungkin karena siang ini Selena memiliki pertemuan penting dengan rekan bisnisnya. Hanya saja, yang membuat Selena bingung adalah kenapa bisa rekan bisnisnya memilih jalanan yang kecil untuk pertemuan mereka. Selena mengembuskan napas panjang dan menepis hal-hal yang muncul dalam benaknya. Mungkin saja memang rekan bisnisnya sedang berada di wilayah tersebut, itu yang sekarang ada di dalam pikiran Selena. Lagi pula, Selena pun tak akan lama. Sepulang dari bertemu dengan rekan bisnisnya, Selena akan segera mengajak Oliver jalan-jalan sore. Tentu yang Selena fokuskan saat ini adalah Oliver. Pekerjaan akan tetap dia pikirkan tapi tidak sepenting dulu. Oliver adalah segalanya. Selena menyadari kalau selama ini waktunya untuk Oliver sangat kurang. Hal itu yang membuat Selena sekarang ingin fokus memb

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 132 – Almero Abner? 

    “Selena, malam ini Samuel datang kan?” Suara Marsha bertanya seraya menatap putrinya yang tengah membersihkan sayur. Ya, setelah tadi pagi ke supermarket, sekarang Marsha dan Selena berada di dapur menyiapkan makan malam. Khusus kali ini Marsha dan Selena memang ingin masak bersama. Bahkan mereka tak ingin pelayan membantu mereka. “Iya, Mom. Samuel pasti datang. Kalau dia tidak datang nanti Oliver akan merajuk. Belakangan ini Oliver sering manja dengan ayahnya, Mom. Jadi aku juga sedikit kerepotan. Oliver tidak suka jika permintaannya ditolak. Samuel terlalu memanjakan Oliver.” Selena menjawab seraya meniriskan sayuran yang telah dibersihkan itu. Lantas Selena mulai mengolah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk masakannya. Senyuman di wajah Marsha terlukis mendengar apa yang dikatakan oleh Selena. “Wajar saja kalau Oliver manja. Selama ini dia begitu merindukan ayahnya, Selena. Kau harus mengerti. Hampir lima tahun Oliver tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Meski kau telah berjuang

DMCA.com Protection Status