Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 60. The Most Selfish Man

Share

Bab 60. The Most Selfish Man

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 00:05:02

“Kenapa kau baru pulang jam segini, Selena? Ke mana saja kau?”

Suara lantang Samuel membentak Selena dengan keras. Tampak Selena masih bergeming di tempatnya. Sepasang iris mata biru Selena menatap dingin dan tajam Samuel yang berani membentak dirinya.

“Apa urusannya kalau aku pulang malam? Kau itu memangnya siapa berani mengaturku? Dan kenapa kau bisa masuk ke dalam rumahku?”

Selena menjawab dengan nada tegas dan lebih tinggi satu oktaf. Sorot matanya menatap tajam Samuel. Geraman kemarahan terlihat di wajah Selena. Sungguh, dia tak mengerti kenapa bisa Samuel bisa masuk ke dalam kamar ini. Bahkan tadi saat bertemu dengan pelayan pun tak memberitahukan tentang kedatangan Samuel.

“Kalau kau bukan ibu dari anakku, maka aku tidak akan pernah peduli jam berapa kau pulang! Dan kau masih tanya kenapa aku bisa masuk ke dalam rumahmu? Aku rasa omongan orang yang mengatakan kau cerdas itu salah besar! Aku jelas ke sini karena ingin bertemu dengan Oliver! Aku menemani Oliver sampai dia tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 61. The Real Culprit

    Samuel mengembuskan napas kasar seraya memejamkan mata singkat. Pria itu berusaha meredakan emosi yang terbendung dalam dirinya. Perdebatannya dengan Selena membuat amarahnya tersulut. Benak Samuel hanya terpenuhi Selena dekat dengan Dean. Shit! Sampai kapan pun Samuel tak akan pernah membiarkan Selena mencari ayah baru untuk Oliver. Oliver adalah anaknya dan miliknya. Seberengsek-berengsek dirinya, dia tetap ayah Oliver. Samuel merogoh saku celananya. Pria itu mengambil kunci mobil. Lalu melangkahkan kakinya keluar dari lobby apartemen di mana penthouse milik Selena berada. Namun … tiba-tiba langkah Samuel terhenti kala melihat sosok pria berpostur tinggi kekar sama sepertinya. Hanya saja wajah pria itu masih terlihat muda. “Kau?” Langkah Dominic terhenti kala berpapasan dengan Samuel. Sepasang iris mata Dominic menatap lekat Samuel. Kedua pria itu saling melemparkan tatapan dingin. Aura ketegasan begitu terlihat jelas pada kedua pria itu. Ya, yang ada di hadapan Samuel adalah Dom

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 62. Samuel's Anger

    “Maida Taya … manager dari Nona Iris, tunangan Anda yang telah menjebak Nona Selena.” Suara Vian berucap dengan nada pelan namun tersirat tegas. Seketika raut wajah Samuel berubah. Sepasang iris mata cokelat Samuel menyorot begitu tajam kala mendengar apa yang diucapkan oleh Vian. Otot rahang pria itu mengetat menunjukan jelas geraman kemarahan. “Jelaskan semua informasi yang kau dapatkan!” seru Samuel dengan nada menahan luapan emosinya. Vian terdiam beberapa saat. Lantas dia mulai memberanikan diri menatap Samuel dengan tatapan yang begitu hati-hati. “Tuan Samuel, pelayan yang mengantarkan minuman pada Nona Selena dan Tuan Dean Osebert adalah orang suruhan Maida, manager dari tunangan Anda. Untuk tujuan drai penjebakan ini saya belum menemukannya, Tuan. Tapi besar dugaan saya Maida Taya diminta oleh Nona Iris untuk menjebak Nona Selena. Seperti yang Anda tahu kalau beberapa hari lalu Nona Iris menyerang Nona Selena. Pasti ada dendam yang timbul di hati Nona Iris pada Nona Selena,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 63. Selena's Sarcastic Words

    “Kau terlihat dekat dengan Samuel Maxton. Apa kau memiliki hubungan khusus dengannya?” Suara Dominic bertanya seraya memasuki ruang makan seraya menatap Selena yang tengah menyiapkan sarapan pagi. Dia sengaja bangun lebih awal dari Oliver karena ingin mengajak kakaknya itu bicara. Jika ada Oliver di tengah-tengah mereka pasti Dominic kesulitan untuk bertanya. “Dominic? Kau sudah bangun?” Selena berusaha tenang kala melihat sang adik datang. Tentu dia mendengar pertanyaan Dominic. Hanya saja dia menunjukan seolah tak terjadi apa pun. Dan memasang wajah polos yang tak mengerti jelas maksud pertanyaan sang adik. “Aku bangun lebih awal karena ingin bertanya padamu. Sekarang jawab pertanyaanku tadi,” ucap Dominic dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Selena menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. “Aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan Samuel. Hanya sebatas pekerjaan saja. Berhenti berpikir yang tidak-tidak.” Lalu Selena mulai menata makanan yang dia buat ke atas meja. W

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 64. Executing the Plan

    Suara ketukan palu dari sang hakim menandakan persidangan telah usai. Yagil Upton—pria yang telah melakukan hampir melakukan tindakan pelecehan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Hukuman yang cukup ringan karena Samuel sebelumnya memberikan banyak bukti yang bisa membuat Yagil Upton lebih lama lagi berada di dalam penjara. Namun, dalam kejadian ini Yagil Upton mengakui kesalahannya yang mabuk sampai terjadi tindakan tercela. Sang hakim pun akhirnya bijak dalam menjatuhkan hukuman untuk Yagil Upton. Tampak Selena sejak tadi menatap Samuel yang begitu membelanya. Tak tanggung-tanggung, Samuel sampai menggebrak meja kala berdebat dengan pengacara Yagil Upton. Membisu. Selena diam dan tak mampu mengeluarkan kata. Tak menampik Samuel sangat hebat di persidangan. Bahkan lawannya pun sering dibuat bungkam ketika Samuel sudah memberikan fakta yang ada. Sedangkan Selena? Bohong rasanya jika Selena tidak mengagumi Samuel. Selama persidangan bukan inti permasalahan yang Selena perhatikan. T

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 65. Kidnapper

    “Aku baru saja mendapatkan kabar kalau ada salah satu perusahaan asal Jepang yang memakai jasa Nicholas Design Interior. Kemungkinan pembangunan akan dimulai bulan depan. Tapi aku minta pada kalian memperhatikan dengan detail apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Penataan ruangannya, pemilihan wallpaper, nuansanya. Semua aku ingin kalian perhatikan detail. Jangan sampai ada kesalahan apalagi sampai membuat pelanggan kecewa.” Suara Selena berucap dengan nada yang begitu tegas memimpin meeting. Tatapannya menatap seluruh para karyawannya dengan begitu serius. Pagi ini, Selena sudah disibukan dengan meeting penting membahas project baru yang dia terima. “Baik, Nona. Kami akan pastikan semuanya berjalan dengan baik. Kami pun akan menuruti keinginan client. Anda jangan khawatir, Nona.” Seorang manager marketing menjawab ucapan Selena dengan sopan dan tegas. Dia menjawab mewikili para karyawan lainnya. “Good, meeting cukup sampai di sini saja. Meeting selanjutnya akan diadakan minggu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 66. I'd Rather Die Than Be Yours

    New York, USA. Selena melangkah buru-buru keluar dari bandara. Wanita itu memakai kaca mata hitam serta menundukan kepalanya menghindari paparazzi yang mengincarnya. Meski bukan berasal dari kalangan selebirity tapi Selena kerap diincar oleh paparazzi. Semua karena nama besar keluarganya membuat Selena merasa resah setiap kali pergi ke mana-mana.Saat Selena tiba di lobby, wanita itu buru-buru masuk ke dalam taksi. Tak lama kemudian, taksi yang membawa Selena mulai meninggalkan lobby bandara. Ya, Selena sengaja meminta pada Jenia jangan sampai ada yang tahu dirinya berada di New York. Terpaksa Selena menutupi keberangkatannya ke New York. Alasannya karena Selena tidak mau keluarganya mencurigai sesuatu. Lebih baik Selena mencari aman. Sampai kapan pun Selena tak akan membiarkan keluarga besarnya tahu tentang Samuel. Suara dering ponsel menandakan pesan masuk terdengar. Selena segera mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Lantas dia membuka pesan masuk yang baru saja dikirimkan o

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 67. Samuel's Promise

    Samuel meremas kuat-kuat rambutnya. Rasa takut menelusup dalam dirinya kala membayangkan tadi Selena memotong urat nadi di hadapannya. Samuel mengumpat dalam hati. Dia tak menyangka Selena sampai berani untuk melakukan hal seperti itu. Dan untuk pertama kalinya Samuel merasakan jantungnya seperti ingin berhenti bedetak melihat darah bercucuran keluar dari tangan Selena. Tak dipungkiri rasa takut, cemas, dan khawatir telah melebur menjadi satu dalam diri Samuel.Ceklek. Pintu terbuka. Dokter keluar dari kamar Samuel. Refleks, Samuel berjalan cepat menghampiri sang dokter yang berdiri di ambang pintu. “Bagaimana keadaan Selena?” tanya Samuel cepat dan pancaran mata yang menunjukan kepanikannya.“Nona Selena baik-baik saja. Beruntung goresan pisau tidak sampai melukai urat nadinya. Sekarang Nona Selena masih belum sadarkan diri. Tapi Anda tidak perlu khawatir. Tidak lama lagi Nona Selena pasti akan sadar, Tuan,” jawab sang dokter memberitahukan pada Samuel tentang keadaan Selena. Napa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 68. Successful Threat

    Pelupuk mata Selena bergerak bercampur dengan ringisan sakit di area pergelangan tangannya. Perlahan Selena mulai membuka matanya. Wanita itu mengerjapkan mata beberapa kali. Hingga ketika Selena sudah membuka mata, tiba-tiba dia melihat dirinya berada di sebuah kamar megah yang bukan kamarnya. Tampak raut wajah Selena berubah. Sepasang iris mata birunya menunjukan jelas keterkejutan. “Kau sudah sadar?” Suara berat dari arah sisi kiri membuat Selena segera mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Seketika tatapan Selena berubah menjadi tajam melihat sosok pria yang tengah duduk di sofa seraya menyesap kopi di tangannya. “Kau—” “Jangan lukai lagi dirimu. Bagaimana kalau urat nadimu putus? Kau sendiri yang mengatakan tidak mau Oliver memiliki ibu baru tapi kenapa kau malah mempermudah Oliver mendapatkan ibu baru?” Belum juga Selena menyelesaikan ucapannya, Samuel langsung memotong ucapan Selena. Nada bicara Samuel tegas dan penuh penekanan. Selena terdiam beberapa saat menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 232 – Joice is My Daughter!

    “Bagaimana keadaannya? Tidak ada luka yang serius kan?” Dean bertanya cepat kala dokter baru saja selesai memeriksa keadaan Brianna. Di balik wajah tenang dan diam, raut wajah Dean menunjukan jelas rasa cemasnya akan kondisi Brianna. “Tuan, Anda tidak perlu khawatir. Keadaan Nyonya Brianna baik-baik saja,” jawab sang dokter sopan pada Dean. Dean mengangguk singkat. Sekarang dirinya bisa tenang karena kondisi Brianna baik-baik saja. “Thanks,” jawabnya datar. “Sama-sama, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” Sang dokter segera pamit undur diri dari hadapan Dean. Saat dokter sudah pergi, Dean melangkah mendekat pada Brianna. Lantas, pria itu duduk tepat di tepi ranjang. Menatap Brianna hangat. “Dokter bilang kau baik-baik saja, Brianna. Aku senang kau tidak memiliki luka serius.” Perlahan, Brianna bangun dari ranjang dan segera mengambil posisi duduk agar berhadapan dengan Dean. Refleks, Dean pun membantu Brianna untuk duduk. Pria itu mengambil bantal dan meletakannya ke punggung Briann

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 231 – Revenge Kidnapping II 

    “Kau—” Mata Ivan melebar terkejut melihat sosok pria memakai jaket kulit hitam berdiri di ambang pintu. Tampak sepasang iris mata Ivan menatap tajam sosok pria yang baru saja datang itu. “Siapa kau!” bentak Ivan keras seraya melepaskan Brianna dari cengkraman tangannya.Pria itu tersenyum samar kala Ivan tak mengenali dirinya. Lantas, pria itu melangkah masuk mendekat pada Ivan. “Kau benar-benar tidak mengenaliku?” tanyanya dingin dan menusuk seakan menimbulkan atmosfer menyeramkan. Sayup-sayup mata Selena mulai terbuka seraya memeluk perutnya erat. Suara berat begitu familiar di telinga Selena terdengar. Detik selanjutnya, Selena mengalihkan pandangannya menatap ke sumber suara itu. Seketika mata Selena menyipit terkejut melihat sosok yang dia kenal berdiri di ambang pintu. “D-Dominic?” Tenggorokan Selena nyaris tercekat melihat adik laki-laki bungsunya. Ivan terkejut akan respon Selena yang mengenal sosok pria di hadapannya. Raut wajah Ivan sedikit memucat. Nama ‘Dominic’ mulai

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 230 – Revenge Kidnapping

    *Help me!* Tubuh Samuel menegang dengan sorot mata tajam menatap pesan singat dari Selena. Tampak raut wajah Samuel menunjukan jelas kepanikan dan kecemasan. Dengan gerak yang sangat cepat, Samuel segera menghubungi nomor Selena. Namun, sayangnya nomor Selena sudah tidak lagi aktif. Jantung Samuel berpacu dengan cepat. Pancaran mata Samuel menunjukan rasa khawatir. Terlebih pesan singkat Selena seakan memberikannya sebuah tanda. Samuel tetap berusaha tenang walau rasa cemas dan takut tak kunjung hilang. Tiba-tiba, ingatan Samuel mengingat hari ini Selena akan pergi dengan Brianna ke supermarket. Tanpa menunggu lama, Samuel segera menghubungi nomor Brianna. “Berengsek!” Samuel meremas kuat ponselnya kala yang dia dengar hanyalah suara operator yang memberikannya informasi nomor Brianna tak aktif. Kilat mata Samuel kian begitu tajam. Insting kuatnya sudah menduga terjadi sesuatu dengan Selena dan Brianna. “Samuel, ada apa?” Rava sejak tadi bingung akan wajah Samuel yang menunjukan

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 229 – Help Me! 

    “Selena, hari ini aku tidak ke kantor. Rencananya siang ini aku ingin menyiapkan makan siang untuk Joice dan Oliver pulang sekolah nanti. Apa kau mau menemaniku ke supermarket? Ada beberpa bahan makanan yang tidak ada.” Brianna melangkah menghampiri Selena yang berada di ruang tengah—sedang melihat pelayan yang tengah menata lukisan dan pajangan yang baru saja Selena beli. “Kau hari ini tidak ke kantor, Brianna?” tanya Selena memastikan dengan senyuman di wajahnya. Ya, sudah beberapa hari ini, Selena tinggal di rumah mertuanya. Semua atas permintaan Samuel. Tentu Selena hanya menuruti keinginan sang suami. Lagi pula, Oliver pun bisa dekat dengan Joice. Jadi Selena tak bisa menolak. Brianna mengangguk. “Iya, Selena. Hari ini aku tidak ke kantor. Aku ingin memasak untuk Joice dan Oliver. Kau mau tidak menemaniku ke supermarket? Ada beberapa bahan makanan yang kosong. Aku sedang tidak ingin menyuruh pelayan.” Selena kembali tersenyum. “Tentu aku akan menemanimu, Brianna. Aku juga jenu

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 228 – Harold's Report

    Samuel duduk di kursi kebesarannya dengan pikiran menerawang lurus ke depan. Sepasang iris mata cokelat gelap Samuel terhunus tajam dan tersirat memendung amarah. Rahang Samuel mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Benak Samuel sejak tadi memikirkan perkataan Dominic. Perkataan di mana, Dominic memperingati dirinya kalau Brianna tengah berada dalam bahaya. Tentu Samuel akan langsung memercayai perkataan Dominic. Selama ini, Dominic bukanlah pria yang suka bermain-main. Hanya saja yang ada dalam pikiran Samuel adalah siapa yang berani memiliki niat mencelakai adiknya. Selama ini, Brianna tidak memiliki musuh. Pun Samuel yakin, Brianna tak memiliki teman yang menaruh dendam padanya. Sifat Brianna nyaris sama dengan Selena. Brianna bukan orang yang suka membuat masalah. Saat Samuel tengah berpikir tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Refleks, Samuel mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan segera menginterupsi untuk masuk. Tampak Vian—asisten Samuel melangkah masuk ke dalam

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 227 – Dominic’s Arrival

    Hari yang ditunggu-tunggu Joice telah tiba, hari di mana Joice diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Sejak tadi para pelayan sudah sibuk membawakan barang-barang milik Joice menuju mobil. Meski hanya beberapa hari saja tapi nyatanya barang-barang Joice cukup banyak. Tidak hanya pakaian tapi juga banyak mainan. Tak heran jika banyak sekali koper yang dibawa oleh para pelayan. “Mom, ayo kita pulang. Aku ingin segera pulang, Mom,” ucap Joice tak sabar. Gadis kecil itu tengah duduk di kursi roda, menunggu untuk dibawa pulang. “Tunggu Paman Samuel ya, Nak,” jawab Brianna sambil mengelus pipi Joice. Joice menganggukan kepalanya. “Iya, Mom.” “Sabar ya, Sayang. Nanti pasti Paman Samuel datang. Tadi Paman Samuel sedang bicara sebentar dengan dokter,” jawab Selena seraya membelai rambut Joice. “Iya, Bibi cantik,” balas Joice riang. Di ruang rawat Joice hanya ada Selena, Brianna, dan Oliver. Sedangkan seluruh keluarga menunggu di rumah. Baik keluarga Selena ataupun keluarga Samuel menunggu

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 226 – Joice’s Dad

    “Selena, Brianna, aku dan Juliet pamit dulu. Kabari aku kalau Joice sudah diperbolehkan pulang.” Dean berujar berpamitan pada Selena dan Brianna. Sudah hampir satu jam, Dean dan Juliet berada di ruang rawat Joice. Sekarang sudah waktunya Dean membawa Juliet pergi. Pasalnya, keadaan Juliet pun belum sepenuhnya pulih. “Besok Joice sudah boleh pulang, Dean,” balas Brianna dengan senyuman di wajahnya. “Besok Joice sudah diperbolehkan pulang?” ulang Dean memastikan. Raut wajahnya sedikit terkejut mendengar Joice sudah diperbolehkan pulang. “Benar, Dean. Besok Joice sudah diperbolehkan pulang,” sambung Selena hangat. “Ah, aku senang sekali mendengarnya. Akhirnya Joice boleh pulang,” ujar Juliet tulus dan tatapan begitu bahagia. Paling tidak, Juliet tahu kalau keadaan Joice sudah membaik. Terbukti Joice sudah diperbolehkan pulang oleh sang dokter. Dean tersenyum. “Aku dan Juliet senang mendengarnya. Kalau begitu kami permisi. Besok kami akan datang lagi ke sini.” “Terima kasih sudah me

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 225 – DNA Test Results II 

    *Tuan Samuel, maaf mengganggu Anda. Saya hanya ingin memberitahu Anda kalau test DNA antara Nona Joice dan Tuan Dean sudah ada di tangan saya, Tuan. Saat ini saya ada di ruangan dekat dengan ruang rawat Nona Joice, Tuan.*Raut wajah Samuel berubah membaca pesan masuk dari Vian. Samuel meremas kuat ponsel di tangannya. Manik mata cokelat gelap Samuel berkilat menujukan geraman kemarahan tertahan yang tak bisa meluap. Samuel mengatur napasnya, meredakan emosi dalam diri. Samuel menyadari dirinya masih berada di ruang rawat Joice. Sesaat, Samuel mengalihkan pandangannya pada Dean yang tengah mengajak Joice berbicara. Beberapa detik Samuel menatap dalam interaksi antara Dean dan Joice. Manik mata Joice mirip dengan Dean—yang memiliki manik berwarna abu-abu. ‘Shit! Tidak mungkin!” Samuel menepis apa yang ada dipikirannya. Samuel yakin kalau Dean bukanlah ayah kandung Joice. Samuel mengembuskan napas panjang, membuang pandangannya tak lagi menatap Dean. Saat ini Samuel berpura-pura di ha

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 224 – DNA Test Results

    “Jadi benar kalau putriku besok sudah diperbolehkan pulang, Dok?” Brianna bertanya pada sang dokter yang berdiri di hadapannya. Raut wajah Brianna sumiringah bahagia kala mendengar dari sang dokter kalau Joice sudah diperbolehkan pulang. Sang dokter menganggukan kepalanya. “Benar, Nyonya. Putri Anda sudah diperbolehkan untuk pulang.” “Terima kasih, Dokter,” jawab Brianna dengan senyuman di wajahnya. Mata Brianna memancarkan kilat tasa bahagia yang tak terhingga. Pun Selena yang sejak tadi ada di sisi Brianna turut berbahagia mendengar Joice diperbolehkan untuk pulang. “Baiklah, kalau begitu saya permisi.” Dokter segera pamit undur diri dari hadapan Brianna dan Selena. “Mommy, lihat kan? Dokter sudah memperbolehkanku pulang. Aku pintar dan kuat, Mommy. Aku sudah banyak makan. Jadi aku cepat sehat,” ucap Joice kala sang dokter sudah pergi meninggalkan ruang rawatnya. Selena dan Brianna mengalihkan pandangan mereka pada Joice yang duduk di ranjang sambil meminum susu cokelat. Di sam

DMCA.com Protection Status